A. Definisi
Interaksi obat merupakan efek suatu obat yang disebabkan bila dua obat atau
lebih berinteraksi dan dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap pengobatan.
Hasilnya berupa peningkatan atau penurunan efek yang dapat mempengaruhi outcome
terapi pasien (Yasin et al., 2005).Menurut Tatro (2006) interaksi obat dapat terjadi
minimal melibatkan 2 jenis obat, yaitu :
a. Obat obyek, yaitu obat yang aksinya atau efeknya dipengaruhi atau diubah oleh
obat lain.
b. Obat presipitan, yaitu obat yang mempengaruhi atau mengubah aksi atau efek
obat lain.
a. Duplikasi yaitu ketika dua obat yang sama efeknya diberikan, efek samping
mungkin dapat meningkat.
b. Opposition yaitu ketika dua obat dengan aksi berlawanan diberikan bersamaan
dapat berinteraksi, akibatnya menurunkan efektivitas obat salah satu atau
keduanya.
c. Alteration yaitu ketika suatu obat mungkin dirubah melalui absorbsi, distribusi,
metabolisme, dan ekskresi oleh obat lain.
a. Interaksi Farmakokinetik
Merupakan interaksi yang terjadi apabila satu obat mengubah absorbsi,
distribusi, biotransformasi atau eliminasi obat lain. Absorpsi dapat diubah jika obat
pengubah pH atau motilitas diberikan secara bersamaan, seperti yang tampak pada
pengobatan antitukak atau antidiare tertentu (tetrasiklin dan kation divalen,
kolestiramin dan obat anion). Perubahan distribusi dapat disebabkan oleh kompetisi
untuk ikatan protein (ikatan obat sulfa dan bilirubin pada albumin) atau pergeseran
dari tempat ikatan-jaringan (digitalis dan pemblok kanal kalsium atau kuinidin). Pada
perubahan biotransformasi atau metabolisme, sebagai contoh induksi digambarkan
dengan jelas oleh pengobatan antikonvulsan utama, yaitu fenitoin, karbamazepin
dan barbiturat, sedangkan inhibisi dapat ditimbulkan oleh antimikroba kuinolon,
makrolida, dan golongan azol. Pada perubahan ekskresi dapat pula dimodifikasi oleh
obat pengubah pH urin, seperti pada inhibitor karbonat anhidrase, atau mengubah
jalur sekresi dan reabsorpsi, seperti yang disebabkan oleh probenesid. Interaksi
farmakokinetika secara umum menyebabkan perubahan konsentrasi obat aktif atau
metabolit dalam tubuh, yang memodifikasi respon terapeutik yang diharapkan
(Ashraf, 2012).
b. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik terjadi antara obat-obat yang mempunyai efek
samping yang serupa atau berlawanan. Interaksi ini disebabkan oleh kompetisi pada
reseptor yang sama atau terjadi antara obat-obat yang bekerja pada sistem fisiologi
yang sama. Interaksi farmakodinamik dapat diekstrapolasi ke obat lain yang
segolongan dengan obat yang berinteraksi, karena penggolongan obat memang
berdasarkan persamaan efek farmakodinamiknya. Disamping itu, kebanyakan efek
farmakodinamik dapat diramalkan kejadiannya, karena itu dapat dihindarkan bila
dokter mengetahui mekanisme keja obat yang bersangkutan (Ganiswara, 1995).
Menurut Stockley et al (2003) kemungkinan efek yang dapat terjadi pada
interaksi farmakodinamik antara lain :
1. Sirnegisme atau penambahan efek satu atau lebih obat.
2. Efek antagonisme satu atau lebih obat.
3. Penggantian efek satu atau lebih obat. Interaksi obat yang umum terjadi
adalah sirnegisme antara dua obat yang bekerja pada sistem, organ, sel atau
enzim yang sama dengan efek farmakologi yang sama. Sebaliknnya
antagonisme terjadi bila obat yang berinteraksi memiliki efek farmakologi
yang berlawanan.
Hal ini mengakibatkan pengurangan hasil yang diinginkan dari satu atau
lebih obat (Fradgley, 2003).
A. Beberapa makanan dapat membuat enzim-enzim bekeja lebih cepat atau lebih
lambat, baik dengan memperpendek atau memperpajang waktu yang dilalui obat di
dalam tubuh. Jika makanan mempercepat enzim obat akan lebih singkat berada di
dalam tubuh dan dapat menjadi kurang efektif. Namun jika makanan memperlambat
enzim maka dapat menyebabkan efek samping yang tidak dikehendaki. Interaksi
obat juga berpengaruh terhadap hasil tes laboratorium seperti gula darah, ureum,
kreatinin.
1. Makanan yang meningkatkan efek beberapa obat. Obat yang efeknya dapat
ditingkatkan oleh makanan dan biasanya harus digunakan bersama dengan
makanan agar didapatkan efek yang tetap.Oba tjantung β bloker Digunakan
untuk mencegah angina, untuk menormalakan kembali denyut jantung yang
tidak beraturan, dan untuk menaggulangi tekanan darah tinggi. Nama paten
pemblokbeta: Tenormin, Inderal, lopresor. Karbamazapin (tagretol) antikonvulsa
yang digunakan untuk mencegah serangan Diazepam (Valium) suatu
transkuliansia Diuretika digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan
layu jantung. Nama paten diuretika yang berinterakasi : Anhydron, Aquatag,
aquetnsin, diucardin, diulo, diuril, enduron, hydromox. Hidralazine (apresoline)
digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi. Nitrofurantoin
(furadantin, Macrodantin) suatu anti mikroba digunakan untuk mengobati infeksi
saluran kemih.Fenitoin (dilantin) suatu anti konvulsann digunakan untuk
mencegah serangan Spironolakton (aldactazide, aldactone) suatu diuretika
digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu Jantung.
2. Makanan yang menurunkan efek beberapa obat.
Makan obat berikut ini satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan untuk
mencegah interaksi yang mungkin menurunkan efekobat: Kaptoril(capoten)
digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu jantung
Antibiotika (lihat bab Infeksi untuk nama paten)Pengecualian antibiotika yang
tidak dipengaruhi oleh makanan Amoksisilin (amoksil,larotid,polymox)
Bakampisilin (spectrobid) Doksisilin (doxcychel) Hetasalin (Versapen) Eritromisin
estolat (liosone) Eritromisin salu tenteric (E-mycin,Ery-Tab) Minosiklin (minocin).
8. Sate sapi atau hamburger dengan obat asma turunan teofilin Efek obat asama
dapat berkurang obat asama membuka jalan udara di paru-paru dan
mempermudah pernapasan penderita asma akibatya : asma mungkin tidak
terkendali dengan baik.
10. Makanan berserat banyak dengan digoksin Efek digoksin berkurang digoksin
digunakan untuk mengobati layu jantung dan untuk menormalkan kembali
denyut jantung yang tak beraturan akibatya kondisi yang diobati mungkin tidak
terkendali dengan baik Gunakan digoksin satu jam sebelum atau sesudah makan
yang berserat seperti :Sari buah prem, seralia beras, makanan dari gandum,biji-
bijian,sayuran mentah,sayuran berdaun.
11. Kayumanis (licorice) dengan obat tekanan darah tinggi Efek obat tekanaan darah
mungkin dilawan. Akibatnya tekanan darah mungkin tidak terkendali dengan
baik.
C. Absorpsi Obat
Absorpsi obat adalah suatu proses pergerakan obat dari tempat pemberian ke
dalam sirkulasi umum dalam tubuh (Ritschel, 1986). Bahan Dalam peristiwa ini obat
dapat sampai di jaringan atau organ setelah obat tersebut melewati, membran
(Shargel dan Yu, 1985).
Shargel, L. and Yu, A.B.C., 1985, Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 2 Ed., 67-70,
Appleton- Century-Crofts, Norwalk.
Swarbrick, J., 1970, Current Concept in the Pharmaceutical Sciences :Biopharmaceutics, 58-84,
Lea & Febiger, Philadelphia.