Anda di halaman 1dari 58

BIODATA MAHASISWA

A. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Afrianti Br Keliat
2. NIM : 17 01 044
3. NIK : 1207216904990003
4. NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) : 9996413253
5. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 29 April 1999
6. Jenis Kelamin : Perempuan
7. Agama : Katolik
8. Program Studi : Teknik Kimia
9. Jalur Pendaftaran : Testing
10. Kewarganegaraan : Indonesia
11. Jenis Pendaftaran : Reguler
12. Mulai Semester : I (Satu)
13. Alamat : Dusun I Lantasan Baru
Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang
14. No. Telepon : 0812 6067 3595
15. Email : afriantikeliat027@gmail.com
16. Jenis Tinggal : Rumah
17. Alat Transportasi : Angkutan Umum

B. DATA ORANG TUA/WALI


1. AYAH
a. Nama : Alamta Keliat
b. NIK : 1207210112600001
c. Tempat, Tanggal Lahir : Deli Tua, 1 Desember 1960
d. Pendidikan : STM
e. Pekerjaan : Petani
2. IBU
a. Nama : Mardiana Barus
b. NIK : 1207214506630001
c. Tempat, Tanggal Lahir : Deli Tua, 31 Desember 1963
d. Pendidikan : S1
e. Pekerjaan : PNS
3. WALI
a. Nama :-
b. NIK :-
c. Tempat, Tanggal Lahir :-
d. Pendidikan :-
e. Pekerjaan :-
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA AKHIR

“PERHITUNGAN JUMLAH STEAM YANG DIBUTUHKAN


PADA PROSES PELUMATAN BUAH KELAPA SAWIT DI
UNIT DIGESTER PT. SOCFINDO BANGUN-BANDAR”

Oleh :

AFRIANTI BR KELIAT
NIM. 17 01 044

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Ir. Yunianto , MT Tanggal : ………………


NIP. 19600619199003 1 003

Pembimbing II

Ir. Rosmiati, M.Si Tanggal : ……………….


NIP. 19590604198303 2 003

Medan, Agustus 2020


Politeknik Teknologi Kimia Industri
Program Studi Teknik Kimia
Ketua Program Studi

Yenny Sitanggang, ST, MT


NIP. 19721026200112 2 002

ii
ABSTRAK

PT. Socfin Indonesia merupakan pabrik yang mengolah TBS menjadi


CPO, dimana pabrik ini mengolah buah kelapa sawit hasil kebun sendiri. Proses
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO terdiri dari beberapa unit salah satunya
unit digester. Digester merupakan ketel aduk yang terdiri dari bejana yang
dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan brondolan
agar lebih mudah dikempa dalam screw press. Proses ini bertujuan untuk
memisahkan perikarp dengan biji. Proses pelumatan ini membutuhkan steam
untuk pemanasan, tempratur pada digester dipertahakan pada (95 -100) ̊̊̊C. Jenis
steam yang digunakan pada proses pelumatan di digester adalah saturated
steam. Berdasarkan hasil analisa data diperoleh jumlah steam yang dibutuhkan
untuk proses pelumatan buah kelapa sawit di digester yaitu utuk data 1 sebesar
400,97858159 Kg/Jam, data 2 yaitu 388,04378863 Kg/Jam serta untuk data ke 3
sebesar 413,91337454 Kg/Jam.

Kata Kunci: brondolan, digester, steam

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya kepada kita semua. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir Yang berjudul Perhitungan Jumlah
Steam Yang Dibutuhkan pada Proses Pelumatan Buah Kelapa Sawit di Unit
Digester PT. Socfindo Bangun-Bandar.
Adapun maksud dan tujuan Karya Akhir ini merupakan salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi dalam mencapai derajat Ahli Madya Diploma
Tiga ( D-III ) di Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan.
Dalam penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Poltak Evencus Hutajulu, ST, MT selaku Direktur Politeknik
Teknologi Kimia Industri Medan.
2. Pembantu Direktur I, II dan III Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan.
3. Ibu Mahyana, SE selaku Kepala Sub Bagian Administrasi Akademik
Kemahasiswaan dan Kerjasama Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan.
4. Ibu Yenny Sitanggang, ST, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia
dan Ibu Harmileni, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Teknik Kimia yang
telah membantu penulis dengan memberikan arahan dan bantuan sehingga
penulisan Karya Akhir ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Ir. Yunianto, MT selaku Pembimbing I dan Ibu Ir. Rosmiati, M. Si
selaku Pembimbing II yang telah membantu penulis dalam memberikan
arahan dan dukungan sehingga penulisan Karya Akhir ini dapat diselesaikan.
6. Bapak Ir. Adil Barus, M.Si selaku Dosen Wali yang telah membantu penulis
dalam memberikan arahan dan dukungan sehinga penulisan Karya Akhir ini
dapat diselesaikan.
7. Bapak/Ibu selaku tim penguji yang memberikan saran dan kritik demi
kesempurnaan karya akhir ini.

iv
8. Bapak dan Ibu Dosen Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan yang telah
memberikan ilmunya ke pada pemulis selama mengikuti perkuliahan.
9. Pihak Industri PT. Socfin Indonesia Bangun-Bandar khusunya kepada Bapak
I Made Yogiarta, Bapak H. Ahmad Sibli, Bapak Edward Saragih, Ibu Evi dan
Ibu Rita yang telah memberi kesempatan kepada saya sehingga Karya Akhir
ini dapat diselesaikan dengan baik.
10. Bapak A. Keliat dan Ibu M. Barus orang tua yang tercinta, tak lupa juga
kepada abang saya Esron Keliat, adik saya Inka Noviana Barus yang selalu
memberi semangat, motivasi dan mendoakan sehingga Karya Akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik. Serta teman-teman tercinta Hidrogen TK A dan
teman-teman stambuk 17 Politeknik Teknologi Kimia Industri yang telah
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
Dalam penyusunan Karya Akhir ini penulis menyadari bahwa ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih. Semoga Karya Akhir ini bermanfaat bagi kita terutama bagi
Mahasiswa PTKI Medan.

Medan, Agustus 2020


Penulis

AFRIANTI BR KELIAT
NIM 17 01 044

v
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ............................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

ABSTRAK .......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 3
1.3.1. Tujuan Penelitian .................................................................. 3
1.3.2. Manfaat Penelitian ................................................................ 3
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA.............................................................................. 4
2.1. Kelapa Sawit .................................................................................... 4
2.2. Tandan Buah Segar .......................................................................... 6
2.3. Proses Pengolahan Tandan Buah Segar Menjadi CPO ................. 7
2.4. Digester ............................................................................................ 11
2.4.1. Bagian-Bagian Digester ....................................................... 13
2.4.2. Prinsip Kerja Digester .......................................................... 14
2.5. Uap Air (Steam) ............................................................................... 16
2.6. Neraca Massa dan Energi ................................................................ 17
2.7. Kajian Relevan ................................................................................. 20
2.8. Kerangka Konseptual ...................................................................... 23
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 24

vi
DAFTAR ISI (Lanjutan)
Halaman

3.1. Tempat dan Waktu .......................................................................... 24


3.1.1. Tempat Penelitian ................................................................. 24
3.1.2. Waktu Penelitian ................................................................... 24
3.2. Pengumpulan Data ........................................................................... 24
3.2.1. Alat dan Bahan ..................................................................... 24
3.2.2. Metode ................................................................................... 25
3.3. Analisa Data ..................................................................................... 26
BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ......................................... 27
4.1. Analisa Data ..................................................................................... 27
4.1.1. Perhitungan Panas Yang Diserap Oleh Brondolan ............. 30
4.1.2. Perhitungan Panas Yang Dilepas Steam ............................. 30
4.1.3. Perhitungan Kapasitas Panas Steam .................................... 31
4.1.4. Perhitungan Kebutuhan Steam ............................................. 33

4.2. Pembahasan ...................................................................................... 35


BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 36
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 36
5.2. Saran ................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

1. Digester ............................................................................................................. 12

2. Kerangka Konseptual ...................................................................................... 23

3. Diagram Digester ............................................................................................ 29

viii
DAFTAR TABEL
Halaman

1. Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah ...................................................... 5

2. Data Proses Pelumatan Brondolan di Digester ........................................... 27

3. Komposisi Brondolan di Digester ............................................................... 28

4. Nilai Panas Jenis (Cp) .................................................................................. 28

5. Tabulasi Data ................................................................................................ 34

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Tabel Heat Capacity of Liquid ................................................................. 37

2. Tabel Heat Capacity of Gas ...................................................................... 38

3. Properties Saturated Steam (SI Units) ...................................................... 39

4. Nilai Pans Jenis (Cp) .................................................................................. 40

5. Diagram Alir PMKS PT. Socfindo Bangun Bandar ................................ 41

6. Surat Permohonan Praktek Kerja Lapangan ............................................. 42

7. Surat Diterima Praktek Kerja Lapangan ................................................... 43

8. Surat Selesai Praktek Kerja Lapangan ...................................................... 44

9. Kuisioner Praktek Kerja Lapangan ........................................................... 45

10. Lembar Penilaian PKL ............................................................................ 46

11. Lembar Asistensi Karya Akhir ................................................................ 47

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) merupakan tumbuhan
tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan dan habitat aslinya
adalah daerah semak belukar. Tanaman ini istimewa karena seluruh bagian
tanaman ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan yang utama dieksplorasi
dari tanaman ini adalah minyak. PT. Socfindo Bangun Bandar Dolok Masihul
merupakan pabrik kelapa sawit yang mengolah tandan buah kelapa sawit
menjadi Crude Palm Oil (CPO) .
Tujuan utama dari proses pengolahan kelapa sawit adalah menghasilkan
minyak kelapa sawit dari daging buah. Pengolahan kelapa sawit terdiri dari
unit-unit pengolahan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya
dan pengolahan ini dilakukan secara bertahap. Adapun proses pengolahan
kelapa sawit menjadi minyak melalui beberapa proses dimulai dari
penerimaan buah, perebusan, pemipilan, pelumatan, pengempaan, pemurnian
minyak dan pengolahan biji.
Di pabrik kelapa sawit untuk mengolah TBS (Tandan Buah Segar)
menjadi CPO (Crude Palm Oil) membutuhkan adanya peran dari uap (steam)
oleh karena itu, pada pabrik kelapa sawit (PKS) harus memiliki pembangkit
uap untuk memenuhi kebutuhan steam untuk proses pengolahan kelapa
sawit. Dimana steam dibutuhkan untuk proses perebusan, pemanasan minyak
dan untuk pembangkit tenaga di pabrik.
Salah satu alat pengolahan kelapa sawit yang membutuhkan adanya
steam pada proses pelumatan adalah digester. Digester biasanya disebut
dengan ketel aduk yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat
perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah
dikempa dalam screw press. Proses ini bertujuan untuk melepaskan dan
memisahkan brondolan buah dari tandannya. Digester dilengkapi dengan

1
2

pisau-pisau (Long Arm dan Short Arm) yang berfungsi untuk meranjang buah
sehingga terjadi pelepasan perikrap dan biji sambil pemecahan kantong-
kantong minyak.
Proses pelumatan dibantu dengan pemanasan yang memiliki tempratur
antara 95 ̊̊̊C -100 ̊̊̊C. Suhu adonan yang diharapkan adalah 90 ̊̊̊C dengan alasan
bahwa pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar dari
kantong-kantong minyak, sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah
menjadi minyak dan cairan lainnya. Kebutuhan steam adalah panas yang
dibutuhkan pada suatu proses pengolahan.
Pada proses pelumatan di digester dibantu dengan steam yang berasal
dari BPV (Back Pressure Vessel) yang mana ini dihasilkan dari unit boiler.
Steam yang dimasukkan ke dalam digester dilakukan dengan cara diinjeksikan
menggunakan pipa-pipa steam.
Jika jumlah steam yang diinjeksikan berlebihan maka akan dapat
mengakibatkan kandungan minyak yang terdapat di dalam buah kelapa sawit
akan rusak dan terikut air kondensat sehingga rendemen yang diperoleh
tidak sesuai parameter pabrik. Apabila jumlah steam yang diinjeksikan
kurang ke digester maka sulit untuk memisahkan minyak dari daging buah
sehingga akan menghambat jalannya proses pengolahan.
Sehubung hal di atas dan memandang betapa perlu dan pentingnya
steam dalam pengolahan TBS menjadi CPO maka penulis tertarik untuk
mempelajari, membahas dan mengambil judul karya akhir, dengan judul:

“ PERHITUNGAN JUMLAH STEAM YANG DIBUTUHKAN PADA


PROSES PELUMATAN BUAH KELAPA SAWIT DI UNIT
DIGESTER PT. SOCFINDO BANGUN-BANDAR”
3

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Berapakah jumlah panas yang diserap brondolan di unit digester ?


2. Berapakan perubahan entalpi steam?
3. Berapakah jumlah kebutuhan steam yang dibutuhkan di unit digester
untuk melumatkan brondolan kelapa sawit?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jumlah panas yang diserap brondolan di unit
digester.
2. Untuk mengetahui perubahan entalpi steam.
3. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan steam yang dibutuhkan di
unit digester untuk melumatkan brondolan kelapa sawit

1.1.2. Manfaat Penelitian


1. Untuk menambah wawasan mengenai proses pengolah TBS
menjadi CPO.
2. Untuk memberikan gambaran kebutuhan steam pada proses
pelumatan brondolan di unit digester.
3. Untuk memberikan gambaran akibat jika kebutuhan steam yang
diberikan berlebih atau kurang di unit digester
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis quinensis Jacq) merupakan tumbuhan


tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan dan habitat aslinya
adalah daerah semak belukar. Kelapa sawit yang sudah dibudidayakan
terdiri dari dua jenis: E.guineensis dan E. oleifera. Kelapa sawit berkembang
biak dengan cara generative. Buah sawit matang pada kondisi tertentu dan
embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar
(radikula), (Sibuea, 2004)

Kelapa sawit merupakan salah satu sumber minyak nabati. Potensi


kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 provinsi. Luas
perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.
Produksinya juga terus meningkat seiring bertambahnya luas perkebunan
kelapa sawit,(Dianto, 2017).

Tanaman kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1848 dari


Afrika dan pokok kelapa sawit ini kemudian di tanam di Kebun Raya Bogor.
Setelaha diadakan pengamatan dan penelitian terhadap pohon-pohon yang
berasal dari bibit tersebut serta keturunannya, maka diambil langkah-langkah
pengembangan untuk pengembangan kelapa sawit yang dilakukan oleh
petani perkebun. TBS pertahun dengan berat berkisar antara 3-40 kg per
tandan, tergantung umur tanaman. Dalam satu tanda, terdapat 100-300
brondolan dengan berat setiap brondolan berkisar 10-20 gram.,( Fauzi,Yan,
2008).

Varietas tanaman kelapa sawit cukup banyak yang sudah dikenal.


Jenis varietas dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging
buah, atau berdasarkan warna kulit buahnya. (Sibuea ,2004)

4
5

Kelapa sawit mempunyai beberapa jenis atau varietas yang dikenal


sebagai Dura (D), Tenera (T), Pesifera (P). Ketiga jenis ini dapat dibedakan
dengan cara memotong buahnya secara memanjang atau melintang. Dura
memiliki inti besar dan bijinya tidak dikelilingi sabut dengan ekstraksi
minyak sekitar 17-18 %. Deli dura memiliki inti besar dan cangkang tebal
serta dipakai oleh pusat-puat penelitian untuk memproduksi jenis tenera.
Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dan pesifera, memiliki
cangkang tipis dengan cicin serat di sekeliling biji, serta ekstraksi minyak
sekitar 22 – 25 %. Pesifera tidak mempunyai cangkang degan inti kecil
sehingga tidak dikembangkan sebagai tanaman komersial. (Pahan,Iyung,
2007)
Sedangkan jenis kelapa sawit dilihat dari warna kulitnya dibagi
menjadi 3 yaitu, nigrescens, vireacens dan abescens. Karakteristik dari
ketiga jenis kelapa sawit tersebut dapat dilihat dari tabel 1.

Tabel 1. Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah


Varietas Warna Buah Muda Warna Buah Masak
Nigrescens Ungu Kehitam hitaman Jingga Kehitam-hitaman

Vireacens Hijau Jingga kemerahan, tapi


ujung buah tetap hijau

Abescens Keputih-putihan Kekuning-kuningan dan


ujungnya ungu kehitaman

Sumber : Fauzi,Y, 2012


Kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang penting.
Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat
menjanjikan. Di masa depan, minyak bukan hanya mampu menghasilkan
berbagai hasil industri yang dibutuhkan manusia seperti minyak goeng,
mentega, sabun, kosmetik dan lain-lain. Tetapi, juga dapat menjadi substansi
bahan bakar minyak yang saat ini sebagian besar bahan bakar minyak
6

dipenuhi dengan minyak bumi yang sumbernya tidak dapat


dibaharui,(Setymidjaja, 2006).
Tanaman kelapa sawit memiliki banyak kegunaan. Hasil tanaman ini
dapat digunakan pada industri pangan, tekstil, kosmetik, farmasi dan
biodiesel. Selain itu limbah dari pabrik kelapa sawit seperti sabut, cangkang,
dan tandan kosong kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar dan pupuk organik. Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak
kelapa sawit (CPO – crude palm oil) dan inti kelapa sawit (PK - Palm
Kernel) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang
menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia,( Dianto,2017)
Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang
berasal dari daging buah berwarna merah. Jenis minyak ini dikenal dengan
minyak sawit kasar atau CPO. Sedangkan minyak yang kedua berasl dari
inti kelapa sawit, yang tidak berwarna yang dikenal sebagai minyak inti
kelapa sawit atau PKO. CPO dan PKO merupakan bahan industri olahan
kelapa sawit dimana kualitasnya menentukan daya gunanya untuk diolah
menjadi produk akhir industri dan konsumen rumah tangga.,(Pahan, Iyung,
2007).

2.2. Tandan Buah Segar

Produk utama kelapa sawit adalah buah segar. Produk ini diolah di
pabrik kelapa sawit (PKS) untuk diambil minyak dan intinya. Pengolahan
tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah dan inti (kernel) yang
bermutu baik adalah tujuan utama dari pengolahan. Tanaman kelapa sawit
menghasilkan tandan yang mengandung minyak sekitar 25 % dan inti
sekitar 7 %.
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga
merah tergantung bibit yang digunakan. Buah sawit terdiri dari tiga lapisan :
- Eksokrap, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
- Mesokrap, serabut buah
- Endoskrap, cangkang pelindung inti
7

Masaknya buah dalam suatu tandan tidak sekaligus tetapi berangsur-


angsur. Tandan buah dinyatakan matang jika brondolana telah lepas dan jatuh
secara alami dari tandanya. Proses pembentukan minyak pada daging buah
(mesokrap) berlangsung selama 3-4 mingu, yaitu tingkat matang morfologis.
Yang dimaksud dengan matang morfologis adalah buah telah matang dan
kandungan minyaknya telah optimal. (Pahan,Iyung, 2007)

2.3. Proses Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Menjadi CPO


Pengolahan kelapa sawit di pabrik bertujuan untuk memperoleh
minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup
panjang dan memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan
tandan buah segar (TBS) atau brondolan dari tempat pengumpulan hasil
(TPH) ke pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil sampingnnya.
Hingga diperoleh minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit.(Heryani, 2017)
Proses pengolahan kelapa sawit terdiri dari beberapa stasiun antara lain:

1. Stasiun Penimbangan (Weight Bridge)


2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
3. Stasiun Pemipilan (Stripper)
4. Stasiun Janjangan Kosong
5. Stasiun Penebahan (Digester)
6. Stasiun Pengempaan (Screw Press)
7. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
8. Stasiun Kernel (Pengolahan Biji)
Berikut ini pembahasan masing-masing setiap stasiun yang ada di
PT. Socfindo Bangun Bandar antara lain :
1. Stasiun Penimbangan (Weight Bridge)
Penimbangan TBS di jembatan timbang merupakan langkah awal
untuk proses pengolahan kelapa sawit. PT Socfindo Bangun Bandar
menggunakannya, proses penimbangannya sistem digital dimana di
bagian bawah timbangan terdapat 4 buah Loadcell yang terletak pada
8

bagian ujung timbangan. Loadcell berfungsi sebagai sensor penghantar


pada komputer. Kapasitas dari jembatan timbang tersebut maksimal 40
ton, lebih dari 40 ton maka penimbangan akan mengalami error.
 Sortasi Tandan Buah Segar (TBS)
TBS yang sudah tiba di pabrik dilakukan kegiatan penyortiran
TBS yang berfungsi untuk mengetahui kualitas (kematangan buah
kelapa sawit )TBS yang masuk ke pabrik dan sebagai laporan ke kebun.
 Loading Ramp
Tandan Buah Sawit yang telah disortir dimasukkan ke Loading
ramp. Loading ramp berfungsi sebagai tempat penampungan TBS
sementara, untuk memasukkanya ke lori dan memisahkan sampah dari
TBS. Lori adalah tempat atau wadah untuk menampung dan membawa
TBS dengan alat transportasi wheel tractor menuju unit sterilizer. Lori
di PT Socfindo Bangun Bandar berkapasitats 2,5 Ton.

2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)


Proses perebusan merupakan proses pengolahan awal sebelum
kelapa sawit diolah menjadi CPO dan inti sawit. Karena itu, proses ini
harus dijaga agar berjalan baik. Sterilizier adalah bejana uap bertekanan
yang berfungsi untuk merebus TBS dengan menggunakan uap basah.
Adapun tujuan dari proses perebusan (sterilizer) yaitu:
1. Untuk mengurangi peningkatan asam lemak bebas (ALB) karena
pemanasan saat perebusan dapat mematikan aktivitas enzim lipase yang
dapat meningkatkan kadar ALB.
2. Melunakan daging buah sehingga mempermudah proses pelumatan buah
pada digester sehingga minyak mudah keluar dari seratnya.
3. Untuk menurunkan kadar kandungan air dalam buah.
Waktu perebusan buah yang dibutuhkan 80 menit dengan suhu
perebusan 110 oC - 130 oC. Dengan tekanan (2,8-3) kg/cm2 , proses
perebusan ini menggunakan sistem trippel peak.
9

3. Stasiun Pemipilan (Stripper)


Buah sawit hasil rebusan dari sterilizer diangkut dan dituangkan ke
dalam stripper. Stripper adalah alat yang berbenyuk drum yang
digunakan untuk memisahkan brondolan dari tandannya dengan cara
membanting buah ke dinding drum stripper dengan bantuan hoisting
crane. Sebelum masuk ke dalam stripper, buah rebus akan dilewatkan
melalui autifeeder yang berfungsi untuk mengatur pemasukan buah ke
dalam drum. Drum stripper digerakkan dengan elektromotor untuk
menghasilkan putaran dengan kecepatan 24 rpm.
4. Stasiun Janjangan Kosong
Janjangan kosong akan keluar ke drum stripper dan masuk ke empty
bunch conveyor. Janjangan dari empty bunch conveyor akan masuk ke
bunch press. Di unit ini janjang kosong dipress dengan menggunakan satu
buah screw. Minyak akan keluar dari bunch press menuju crude oil tank,
sedangkan janjang yang sudah dipress akan dibawa oleh conveyor menuju
empty bunch hoper yang selanjutnya akan dibawa truk ke composting.
5. Stasiun Penebahan (Digester)
Digester adalah alat yang digunakan untuk melumatkan brondolan
agar lebih mudah untuk memisahkan daging dengan biji sebelum
memasukki screw press. PT Socfindo Bangun Bandar memiliki 3 unit
digester dengan kapasitas masing-masing 10 ton. Digester yang digunakan
pada saat proses sebanyak 2 digester. Pengisian brondolan pada digester
minimal 3/4 .
Di dalam digester diinjeksikan steam yang berfungsi sebagai
pemanas, suhu yang dipertahankan di digester 90 0C-95 0C. Selanjutnya
brondolan yang telah lumat kemudian dialirkan masuk ke screw press. Di
dalam digester terdapat agitator yang berbentuk parang 5 tingkat dengan
dua bilah pengaduk. Digester juga dilengkapi dengan siku-siku penahan.
Pada proses pengadukan kecepatan putarannya sebesar 28 rpm sampai
dengan 30 rpm.
10

6. Stasiun Pengempaan (Screw Press)


Screw press adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak
dari serabut atau memisahkan minyak dari brondolan yang sudah
dilumatkan dari digester. Pada screw press, brondolan atau buah akan
dipress oleh dua screw dengan beban 30 Ampere dan akan dipress oleh 2
screw dengan putaran 9-10 rpm dan tekanan 50 bar. Suhu pengepressan
di screw press sebesar 90 0C - 950C. Pada mesin screw press penggunaan
tekanan juga harus tepat jika tekanan terlalu tinggi maka akan banyak nut
yang pecah. Apabila tekanan terlalu rendah akan menyebabkan ampas
kempa masih basah, kehilangan minyak pada ampas dan biji akan
bertambah serta pembakaran dalam dapur ketel uap tidak sempurna.
7. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Stasiun pemurnian adalah tahap terakhir pengolahan minyak.
Minyak kasar yang mengandung campuran minyak, air dan padatan bukan
minyak (NOS = Non Oil Solid) hasil dari stasiun pengempaan dikirim ke
stasiun ini untuk diproses lebih lanjut. Secara umum proses pemurnian
minyak berlangsung dengan mengalirkan minyak menuju saringan getar
(vibrating screen) agar zat pengotor tidak dialirkan ke dalam tangki
penampungan minyak (crude oilo tank). Suhu minyak akan dipertahankan
pada temperatur 90 – 95 oC. Selanjutnya minyak dari COT dikirim ke
tangki pengendapan (Continuous Settling Tank)/ Clarifier Tank.
Di dalam Clarifier Tank, minyak kasar terpisah menjadi minyak
dan sludge karena proses pengendapan. Hasil pemisahan di CST seperti
fase sludge akan di alirkan menuju sludge tank, dimana sludge merupakan
fasa campuran yang masih mengandung minyak sehingga memerlukan
pengolahan lanjutan untuk pengutipan kembali minyak yang masih
terkandung. Sedangkan fase oil (minyak) akan dialirkan menuju ke oil
tank. Oil tank adalah tank yang berfungsi untuk menampung minyak dari
CST serta memanaskan minyak pada suhu 95-100 0C dengan tujuan untuk
mengurangi kadar air. Yang kemudian di kirim ke vacum dryer untuk
mengurangi kadar air dan memurnikan minyak produksi (Crude Palm Oil)
11

8. Stasiun Kernel (Pengolahan Biji)


Stasiun kernel merupakan stasiun pengolahan press cake hasil dari
screw press. Proses pemisahan bertujuan untuk pemisahan fiber dari nut,
pemecaan nu, pemisahan shell dan kernel. Pengolahan inti sawit yaitu
pengurangan kadar air dan kadar kotoran dalam inti sawit. Produk utama
dari stasiun kernel ini adalah inti sawit (kernel) serdangkan untuk fiber
dan shell sebagai produk sampingan yang akan digunakan sebagai bahan
bakar di boiler.

2.4. Digester
Alat ini sering disebut ketel aduk yang terdiri dari bejana yang
dilengkapi dengan alat peranjang dan pemanas, yang tujuan utamanya untuk
mempersiapkan brondolan agar lebih mudah dikempa dalam screw press
sehingga minyak dapat dengan mutu baik. Brondolan yang telah terpipil dari
stasiun pemipilan (stripper) kemudian dibawa ke stasiun pelumatan atau
digester. Pada proses pengadukan brondolan akan dilumatkan untuk
melepaskan daging buah dari biji melalui proses pemanasan oleh steam
pada dinding alat tersebut.
Digester yang berupa bejana atau sebuah tangki vertikal yang
dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah
sehingga terjadi pelepasan perikrap dan biji sambil pemecahan kantong-
kantong minyak. Pisau pencacah berputar sekitar 28-30 rpm yang digerakkan
oleh motor listrik. Di dalam bejana ini tempratur dipertahankan sebesar
(90-95) 0C dimana pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan mudah
keluar dari kantong-kantong minyak, sedangkan yang masih berbentuk
emulsi akan pecah menjadi minyak.
Di dalam digester terdapat agitator yang berbentuk parang 5
tingkat dengan dua bilah pengaduk. Digester juga dilengkapi dengan siku-
siku penahan. Proses pemanasan yang dilakukan dengan uap untuk mencapai
tempratur yang diharapkan membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Umpan
yang masuk harus dijaga seimbang dengan yang keluar. Untuk mencapai
12

hasil pelumatan yang baik maka pengisian pada digester harus ¾ dari
volume digester tersebut.
Umumnya digester diinjeksikan dengan menggunakan steam yang
bertekanan 3 kg/cm2 yang diberikan dari BPV (Back Pressure Vessel).
Pemakain tekanan 3 kg/cm2 dalam jacket mantel dapat menyebabkan
pemanasan yang berlebihan terhadap buah yang kontak dengan dinding
bejana. Oleh sebab itu tekanan diturunkan 2 kg/cm 2.
Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan pengadukan menjadi
campuran yang homogen antar nuts dengan daging buah yang telah terpisah
akan keluar melalui bagian bawah digester sudah berupa bubur. Pada digester
yang dilakukan proses ekstraksi pertama untuk mengusahakan keluarnya
minyak dari brondolan buah kelapa sawit. Hasil cacahan tersebut langsung
masuk ke alat pengempaan yang berada persis di bawah digester,(Suandi,
2016).

Sumber : PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar Dolok Masihul


Gambar 1. Digester
13

2.4.1. Bagian-Bagian Digester


a. Electromotor
Berfungsi untuk mengubah energy listrik menjadi energi
mekanik yang berguna untuk memutar shaft untuk pengadukan.
b. Kopling
Berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros
penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti.
c. Vertical Shaft Icw Stirring Arm
Vertical Shaft Icw Stirring Arm Merupakan alat untuk
mengaduk brondolan. Vertical Shaft harus simetris dan terhubung
dengan gear box melalui kopling. Vertical Shaft berpenampang
wajik dan dilengkapi dengan alur untuk mengunci stirring arm
melalui baut dan mur. Pemasangan pisau-pisau pengaduk berbentuk
letter huruf S dan berputar searah jarum jam.
d. Body
Berfungsi sebagai wadah/tempat di dalam proses pengadukan
berjalan. Tubuh silinder/tabung terbuat dari plat besi.
e. Steam Pipe Instalation
Berfungsi mendistribusikan steam ke digeseter untuk
mengkondisikan proses pelumatan di 95 ̊̊̊C.
f. Termometer
Thermometer ini dipasang pada dinding digester, yang
berfungsi untuk mengukur dan menunjukkan besarnya tempratur
dalam proses pelumatan di digester yang diakibatkan oleah steam.
g. Outer Plate
Outer Plate adalah dinding bagian luar digester yang
berfungsi untuk menopang bagian konstruksi digester. Outer Plate
berbentuk silinder tegak berbaan mild steel
h. Lapisan Rock Wall (Glass Wall)
Lapisan Rock Wall merupkan lapisan isolator panas
setebal 50 mm, lapisan terluar dilapisi dengan aluminium foil.
14

Tujuan pemasangan isolator panas agara panas dari Mass Passed


to Digester (MPD) yang bersumber dari steam injekction tidak
terbuang akibat dinding digester yang bersinggungan langsung
dengan udara. Dengan suhu pengadukan yang konstan akan
memaksimalkan proses pengadukan.
g. Chute
Chute merupakan jalur keluaran pelumatan dari digester ke
screw press Chute umumnya berbentuk kotak memanjang ke
bawah. Chute dilengkapi dengan klep keluaranyang berupa alat
yang bergerak naik turun untuk membuka dan menutup aliran
digester. Di bagian atas chute dipasang pipa 1 inchi untuk
memasukkan air panas ke dalam corong. Air panas dimasukkan
jika umpan digester sangkut dan di akhir olahan untuk
membersihkan corong.

2.4.2. Prinsip Kerja Digester


Mesin dioperasikan terlebih dahulu, lalu dimasukkan steam
dengan tempratur lebih kurang 122 ̊̊̊C melalui pipa masuk (inlet pipe).
Setelah suhu di dalam tabung digester merata, buah brondolan
dimasukkan ke dalam digester melalui conveyor. Dengan adanya
electromotor yang dihubungkan ke roda gigi reducer melalui sabuk
dan selanjutnya daya dan putaran diteruskan oleh kopling ke poros
utama, putaran yang sampai pada poros utama 28-30 rpm. Di dalam
mesin ini brondolan diaduk dengan menggunakan pisau yang ada pada
poros utama.
Di dalam mesin digester juga dilengkapi dengan pisau tetap
yang berfungsi sebagai stater. Jadi buah atau brondolan tidak diputar
melainkan dibenturkan dengan mesin tetap dengan pisau-pisau inilah
akan memecah atau membuka susunan daging buah dan juga
melunakkan buah dengan sempurna. Steam yang masuk melalui inlet
15

pipe dapat diatur dengan memutar katup steam (steam valve). (Andika,
2011)
Adapun tujuan dari proses pelumatan brondolan pada digester
sebagai berikut:
1. Mencegah terjadinya penumpukan dalam digester sehingga lebih
lebih mudah bergerak terutama ke dalam alat kempa.
2. Memindahkan panas dari mantel, yakni mengatur agar adonan
bergantian dalam mengabsorbsi panas.
3. Untuk melumatkan buah sehingga lebih mudah dikempa di screw
press dan kehilangan minyak yang terjadi semakin kecil.
4. Mengeluarkan minyak yang di permukaan sel yang pecah.
Penambahan steam sangat mempengaruhi kondisi buah kelapa sawit
dan hasil akhir berupa CPO.
Apabila kelebihan steam:
1. Daging buah menjadi lebih lunak sehingga dapat mempermudah
digester untuk dipisahkan daru kernel.
2. Daging buah yang sangat matang dan terlalu lunak menyebabkan
minyak sulit terpisahkan dari daging buah.
3. Merangsang terjadinya proses oksidasi pada minyak yang
menyebabkan kerusakan mutu.
Apabila kekurangan steam:
1. Daging buah masih keras dan sulit memisahkan antara daging buah
dengan kernel.
2. Pengadukan brondolan lebih lama.
3. Minyak belum seluruhnya dapat dipisahkan dari daging buah.
4. Biji sulit dipisahkan dalam creaker.
Dalam pengadukan perlu diperhatikan beberapa faktor yakni :
a. Bentuk pisau dibuat sedemikian rupa yaitu dapat mengangkat dan
menekan buah dengan cara menyapu. Pisau pengadukan mudah
mengalami korosi oleh asam, maka pisau dibuat dari mangan silika.
16

b. Jumlah pisau pengadukanyang lebih banyak akan menyebabkan


pelumatan yang berlebihan sehingga terjadi penggenangan minyak
di dasar screw press tentu akan meperkecil gaya gesek buah dengan
pisau.,(Naibaho,Ponten,2016)

2.5. Uap Air (Steam)


Steam atau uap air yaitu fase gas dari air yang terbentuk ketika air
mendiudih. Untuk mengubah air dari fase liquid (cair) menjadi fase gas
(stream) diperlukan energy panas untuk menaikan tempratur air yang biasa
disebut sebagai sensible heat . Pada tekanan atmosfer titik didih air adalah
100 ̊̊̊ C seadangkan apabila tekanan pada system dinaikan maka energy panas
yang dibutuhkan juga ikut naik. Pada saat perubahan fase cair menjadi steam,
tempratur air tidak akan naik meskipun dengan penambahan panas,
penambahan panas digunakan untuk merubah fase air dari cair ke gas.
Uap air tidak berwarna bahkan tidak terlihat apabila dalam keadaan
murni kerinng. Kebanyakan pemakaian steam ini digunakan untuk
pemanasan, pemekatan, pemisahan komponen berdasarkan titik didihnya dan
lain-lain. Alasan menggunakan steam sebagai media pemanas adalah karena
mempunyai panas laten yang bernilai tinggi, kurang korosif, dan harganya
murah. Uap air dipakai pertama kali sebagai fluida kerja oleh James Watt
yang terkenal sebagai penemu mesin Uap Torak.,(Purba,Jhonas, 2015)
Beberapa jenis steam antara lain sebagai berikut:
a. Wet Steam (Uap Basah)
Yaitu steam yang terdiri atas air 20 % dan steam 80 %. Steam ini
terbentuk pada suhu 150 ̊̊̊C. Steam ini menghasilkan butiran air pada suhu
ebullition.
b. Saturated Steam (Uap Jenuh)
Yaitu uap basah yang dipanaskan sehingga mencapai keadaan
jenuh. Bila kalor ditambahkan pada uap semakin bersifat kering sehingga
mencapai titik jenuh. Steam ini terbentuk pada suhu 150 ̊̊̊C sampai 300 ̊̊̊C.
Ketika saturated steam mendingin akan terjadi proses pengembunan.
17

c. Superheated Steam (Uap Kelewat Jenuh)


Yaitu steam yang dibuat dari saturated steam yang dipanaskan
kembali dalam boiler sampai suhu ± 700 °C. Steam ini benar-benar kering
sehingga benda yang anda semprot dengan superhetad steam tidak akan
basah. Ketika suhu turun maka superheated steam akan kembali berubah
menjadi saturated steam tahap awal. (Sukarman, 2010)

2.6. Neraca Massa dan Energi


a. Neraca Massa
Neraca massa adalah suatu perhitungan yang tepat dari semua
bahan-bahan yang masuk dan yang keluar dalam waktu tertentu.
Pernyataan tersebut sesuai dengan hokum kekekalan massa yakni :
massa tidak dapat dimusnahkan.
Prinsip umum neraca massa adalah membuat sejumlah persamaan
yang saling tergantung satu sama lain. Adapun persamaaan neraca massa
sebagai berikut:

Massa masuk = Massa keluar + Massa yang terakumulasi


(Reklaitis, 1942)

b. Neraca Energi
Neraca energi adalah persamaan matematis yang menyatakan
hubungan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar suatu
system yang berdasarkan pada satuan waktu operasi.
Adapun konsep dari neraca energy sebagai berikut:

Energi Masuk ke Sistem = Energi keluar + Akumulasi Energi


dari Sistem dalam Sistem

(Wuryanti, 2016)
18

Energi proses pengolahan buah kelapa sawit dihitung dengan langkah


sebagai berikut :
1. Panas Sensibel

Panas yang diperlukan untuk menikkan suhu suatu bahan


seberat 1 kg sebanyak 1 ̊̊̊C. Panas ini merupakan panas yang diserap
suatu bahan atau zat sehingga mengalami perubahan tempratur. Efek
ini berhubungan dengan kapasitas panas. Dalam hal ini transfer panas
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Q = m.Cp.∆T
Keterangan :
Q = Kalor (Kkal/Jam)
m = Laju alir massa (Kg/Jam)
Cp = Kapasitas Panas (Kkal/Kg K)
∆T = Perubahan Tempratur (K)

2. Panas Laten

Panas laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah fase


(wujud) dari suatu zat tanpa disertai perubahan tempratur. Nilai dari
panas laten ini berbeda, menurut bahan dan perubahan fasenya.
Besarnya panas yang dibutuhkan dapat dilihat dari persamaan yaitu
sebagai berikut:
Q = m. L

Keterangan:
Q = Kalor (Kkal/Jam)
m = Massa ( Kg/Jam)
L = Panas Laten stem (Kkal/Kg)
19

3. Effektifitas

Effektifitas merupakan perbandingan energi yang diterima oleh


suatu bahan untuk olahan dengan panas yang dilepas oleh steam.
Untuk menghitung effektifitas dapat dirumuskan sebagai berikut:

ɛ = Panas bahan untuk diolah x 100 %


Panas dilepas steam

4. Kebutuhan Steam

Kebutuhan steam adalah jumlah steam yang dibutuhkan pada


suatu proses pengolahan,(Sitepu, 2011). Besarnya kebutuhan steam
dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut :

Qsteam = m x ∆H
Keterangan :
m = Kebutuhan steam (Kg/Jam)
∆H = Entalpi (Kkal/Kg)
20

2.7. Kajian Relevan


Penelitian yang relevan sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh:
1.Tri Anggitya Purnama Dewi
Judul Penelitian : Perhitungan Jumlah Steam yang Dibutuhkan
Untuk Melumatkan Buah Kelapa Sawit Pada Unit
Digester Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Pulu Raja.

Tahun Penelitian : 2017

Penelitian ini dilakukan unutk mengetahui kebutuhan steam pada


proses pelumatan buah kelapa sawit (brondolan) pada unit digester.
Karena di dunia industry pengolahan kelapa sawit menjadi CPO sangat
dibutuhkan peranan uap (steam).
Unit digester di pabrik kelapa sawit PTPN IV Pulu Raja berputar
dengan putaran 30 rpm dengan suhu steam yang digunakan pada digester
sebsar 122 ̊̊̊C dengan teakan steam yang diijeksikan 2,016 Kg/cm2 . Di
dalam digester terdapat 6 pisau pelumat, 5 set pisau pada bagian atas untuk
mengaduk dan 1 set pisau bagian bawah untuk mempermudah pelumatan
dan mendorong biji yang masih tercampur dengan serat ke alat press.
Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh pemakaian steam yang
dibutuhkan di unit digester pada proses pelumatan buah kelapa sawit
(brondolan) dengan basis waktu pengambilan data selama 1 jam sebanyak
13050 Kg/Jam yaitu sebesar 34,0083 Kg/Jam dengan jumlah panas yang
dilepas steam sebesar 276554,37 Kkal/Jam dan panas yang diserap
brondolan sebesar 235071,22 Kkal/Jam.
21

2. Tekad Sitepu
Judul Penelitian : Analisa Kebutuhan Uap pada Sterilizer Pabrik
Kelapa Sawit Dengan Lama Perebusan 90 menit
Tahun Penelitian : 2011

Analisa kebutuhan uap dengan menggunakan perangkat lunak


komputer. Sistem perebusan menggunakan tripple peak. Media panas
yang digunakan adalah uap basah yang berasal dari sisa pembuangan
turbin uap yang bertekanan 3 Kg/cm2 dan tempratur 132,88 ̊̊̊C . Apabila
tempratur yang digunakan di atas 132,88 ̊̊̊C akan mengakibatkan buah
menjadi hangus atau kegosongan sehingga kualitas minyak CPO rusak dan
bila di bawah 132,88 ̊̊̊C akan mengakibatkan enzim-enzim masih aktif.
Analisa dengan dua kondisi tekanan. Kondisi A: Dalam sistem dua
dimensi, 2 2 Tekanan 2,0 kg/cm , tekanan 2,6 kg/cm. Kualitas uap keluar
sterilizer: 0 %, 5 %, 10 %, 15 %, 20 %, 25 % Kondisi B; dimana : 2 2
Tekanan 1,0 kg/cm , tekanan 3,4 kg/cm , dan tekanan 4,0 kg/cm Kualitas
uap keluar sterilizer: 0 %, 5 %, 10 %, 15 %, 20 %, 25 %. Maka diperoleh
kesimpulan yaitu Kebutuhan uap akan meningkat pada pengeluaran
kondesate dengan kualitas lebih besar. Sebaliknya kebutuhan uap baik itu
pada kualitas akan menurun apabila kualitas uap di kondensat menurun
dan bertambahnya tekanan uap masuk uap sterilizer maka kebutuhan uap
relative bertambah.
22

3. Denny Wiyono

Judul Penelitian : Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu


PTP Nusantara XIII (PERSERO)

Tahun Penelitian : 2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemenuhan


kebutuhan uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII. Penelitian menggunakan
pendekatan studi eksperimen, yaitu suatu metode yang dengan sengaja
mengusahakan timbulnya variabel yang selanjutnya dikontrol dan dilihat
pengaruhnya terhadap suatu perlakuan. Dalam pabrik minyak sawit (PMS)
Parindu dengan kapasitas olah 60 ton TBS/jam. Distribusi Uap Yang
Digunakan PMS Parindu. Jumlah uap yang dihasilkan oleh 2 (dua) buah
ketel uap yang dioperasikan pada PMS Parindu akan didistribusikan dan
digunakan untuk pengolahan kelapa sawit pada setiap stasiun pengolahan
yang membutuhkan uap. Jumlah pendistribusian uap pada setiap stasiun
pengolahan adalah sebagai berikut: 1) Stasiun Perebusan / Sterillizer.
Kebutuhan uap: 230 Kg/ton TBS 2) Stasiun Kempa / Screw Press.
Kebutuhan uap : 40 Kg/ton 3) Stasiun Pemurnian Minyak. Kebutuhan uap:
120 Kg/ton 4) Stasiun Pengeringan Biji. Kebutuhan uap : 25 Kg/ton TBS
(25 Kg/ton TBS × 60 ton TBS/jam = 1,5 ton uap/jam); 5) Stasiun
Pengeringan Inti. Kebutuhan uap : 55 Kg/ton 6) Cake Breaker Conveyor
(CBC). Kebutuhan uap :30 Kg/ton TBS 7) Pompa Air umpan (Turbin).
Kebutuhan uap : 70 Kg/ton 8) Tangki Timbun. Kebutuhan uap : 50 Kg/ton
TBS 9) Dearator. Kebutuhan uap : 50 Kg/ton
23

3.8. Kerangka Konseptual

Gambar 2. Kerangka Konseptual


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian atau Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan
di pabrik kelapa sawit PT. Socfindo Bangun Bandar, Dolok Masihul-
Sumatera Utara.
3.1.2. Waktu Penelitian
Praktek Kerja Lapangan dilakukan pada tanggal 15 Juli s/d 8
Agustus 2019.

3.2. Pengumpulan Data


3.2.1. Alat dan Bahan
a. Alat
Pengoperasian digester didukung oleh beberapa alat
instrument yang terkait dalam operasi kerja yang meliputi:
1. Digester
Adapun spesifikasi dari digester sebagai berikut :
Merek : APINDO
Kapasitas : 10 ton
Kecepatan Pisau : 28-30 rpm
2. Thermometer
Thermometer ini dipasang untuk mengukur dan
menunjukkan besaran tempratur pada proses pelumatan di
digester yang diakibatkan oleh steam .
3. Manometer
Manometer dipasang di dinding digester yang berfungsi
untuk mengukur tekanan steam yang masuk ke dalam digester.

24
25

b. Bahan

1. Brondolan (Buah Kelapa Sawit)


Brondolan (Buah Kelapa Sawit) sebagai bahan olahan pada
proses pelumatan yang telah melewati proses perebusan dan
pemipilan.
2. Steam (Uap Air)
Steam (uap air) digunakan sebagai media penghantar panas,
steam yang digunakan berasal dari BVP.

3.2.2. Metode

Dalam pengumpulan data penganalisaan data, penulis


menggunakan tiga metode kerja sebagai berikut:

1. Study Literatur
Metode ini merupakan studi kepustakaan yang terdiri dari
pengambilan teori-teori serta rumus-rumus dari berbagai sumber
bacaan seperti buku, karya ilmiah mahasiswa, jurnal ilmiah,
sumber dari internet dan laporan PKL sebagai bahan pertimbangan
dan refrensi yang menyangkut dengan karya akhir ini.
2. Survey Lapangan
Metode ini merupakan metode penelitian yang dilakukan di tempat
penelitian dengan cara:
a. Melakukan Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan Tanya jawab dengan
pembimbing lapangan, operator tentang proses pengolahan
Tandan Buah Segar (TBS) hingga menjadi Minyak Mentah
(CPO) serta inti kelapa sawit di Pabrik Kelapa Sawit PT.
Socfindo Bangun Bandar.
b. Melakukan Observasi
Dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder (secara
tidak langsung) dengan meninjau ke lapangan dan melakukan
26

pengamatan objek permasalahan yakni pada proses pelumatan di


unit digester.serta mengumpulkan data yang belum diketahui
terhadap objek yang diteliti

3. Diskusi
Yaitu bimbingan dengan dosen pembimbing yang
dilakukan dengan tanya jawab mengenai data yang diperoleh dan
pembahsan selama penyusunan dari karya akhir. Disamping itu
dilakukan juga wawancara dengan para pekerja dan tenaga ahli di
bagian digester.

3.3. Analisa Data


Penelitian ini berdasarkan pada pengamatan secara langsung dan
informasi yang didapatkan dari pembimbing/tekniker dan operator lapangan
beserta pihak laboratorium. Analisa yang dilakukan selama pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) meliputi:
1. Mengetahui kapasitas brondolan yang diolah pada unit digester.
2. Mengetahui Tempratur brondolan yang masuk dan temparatur brondolan
yang keluar dari digester (C)
3. Mengetahui tekanan steam dan tempratur steam yang diinjeksikan ke
dalam digester.
4. Mengetahui tempratur kondensat yang keluar dari digester.
5. Mengetahui kandungan bahan olahan (%).

Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah steam yang dibutuhkan


pada proses pengolahan brondolan di unit digester yaitu sebagai berikut :
Q = m.Cp.∆T
Keterangan :
Q = Kalor (Kkal/Jam)
m = Laju alir massa (Kg/Jam)
Cp = Kapasitas Panas (Kkal/Kg K)
∆T = Perubahan Tempratur (K)
BAB 4

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data

Tabel 2. Data Proses Pelumatan Brondolan di Digester

Brondolan Steam Condensat

mBrondolan T1 T2 ∆T PS Ts Tc
Data
(Kg/Jam)
( ̊̊̊C) ( ̊̊̊C) ( ̊̊̊C) (Kg/cm2) ( ̊̊̊C) ( ̊̊̊C)

1 14950 63 94 31 2,3 125 89

2 14950 65 95 30 2,3 125 89

3 14950 65 97 32 2,3 125 89

Sumber Data : PT Socfin Indonesia Bangun Bandar Dolok Masihul

Keterangan:

mBrondolan : Laju Massa Masuk (Kg/Jam)

T1 : Tempratur Brondolan Masuk ( ̊̊̊C)

T2 : Tempratur Brondolan Keluar ( ̊̊̊C)

∆T : Selisih Tempratur Brondolan Masuk dan Keluar ( ̊̊̊C)

PS : Tekanan Steam ( Kg/cm2)

Ts : Tempratur Steam Masuk ( ̊̊̊C)

Tc : Tempratur Condensat Keluar ( ̊̊̊C)

27
28

Tabel 3. Komposisi Brondolan di Digester


No. Komposisi Persentase (%)

1. Air 6,51

2. Cangkang 9,32

3. Inti 7,72

4. Lumpur 21,26

5. Minyak 36,73

4. Serat 18,46

Total 100

Sumber Data: Labolatorium PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar

Tabel 4. Nilai Panas Jenis (Cp)


No. Komposisi Cp (Kkal/Kg ̊C)

1. Air 1,00

2. Cangkang 0,42

3. Inti 0,39

4. Lumpur 0,38

5. Minyak 0,53

6. Serat 0,42

Sumber Data: Simalongo, Radetua


29

Steam

Ts 125 ̊̊̊ C

Umpan 14950 Kg/Jam Ps 2,3 Kg/cm2

Brondolan Masuk DIGESTER Produk

(90 – 95) ̊̊̊ C T= 94 ̊̊̊ C


T = 63 ̊̊̊ C

Condensat
T= 89 ̊̊̊ C

Gambar 3. Diagram Digester


30

Persamaan Neraca Energi di Digester

Qin = Qout

Qbm + Qs = Qp + Qc

Qs  Q c = m ̊̊̊× ̊̊̊∆H ̊̊̊……………….. ̊̊̊(1)

Qbm + ( m ̊̊̊× ̊̊̊∆H) ̊̊̊ = Qp

m ̊̊̊× ̊̊̊∆H ̊̊̊ ̊̊̊ ̊̊̊ = Qp  Qbm ……………….(2)

Qp  Qbm = mbrondolan × Cpbrondolan× ̊̊̊∆Tbrondolan … (3)

Maka:

msteam × ̊̊̊∆H = mbrondolan × Cpbrondolan× ̊̊̊∆Tbrondolan

Maka msteam dari persamaan 2 yaitu :


Qp  Qbm
msteam = …………………………………..(4)
∆H

4.1.1. Perhitungan panas yang diserap oleh brondolan

Berdasarkan data tablel 3 dan tabel 4 makan Cp dari brondolan yang


masuk ke digester sebagai berikut:

Cpbrondolan = (%air. Cpair) + (% cangkang. Cp cangkang) + (%inti Cp inti) +

(% lumpur Cp lumpur) + (% minyak. Cp minyak) + (%serat. Cp serat)

= (6,51 % × 1 Kkal/Kg ̊̊̊C ) + (9,32% × 0,42 Kkal/Kg ̊̊̊C ) +


(7,72 % × 0,39 Kkal/Kg ̊̊̊C) + (21,26 % × 0,38 Kkal/Kg ̊̊̊C)
+ (36,37 % × 0,53 Kkal/Kg ̊̊̊C ) + (18,46 % ×
0,42Kkal/Kg ̊̊̊C)
= 0,485433 Kkal/Kg ̊̊̊C

Berdasarkan persamaan (3) maka:


QBrondolan = mbrondolan × CpBrondolan × ∆Tbrondolan

= 14950 Kg/Jam × 0,485433 Kkal/Kg ̊̊̊C ×31 ̊̊̊C

= 224973, 92385 Kkal/Jam


31

4.1.2. Perhitungan Perubahan entapi Steam

Berdasarkan persamaa 1:

Q s  Qc = m ̊̊̊× ̊̊̊∆H ̊̊̊……………….. ̊̊̊(1)

∆H = ∫ ̊̊̊CpdT ̊̊̊ (∆T ̊̊̊> ̊̊̊50K)

∆T ̊̊̊ ̊̊̊perubahan ̊̊̊ ̊̊̊fasa steam ke kondensat ∆T ̊̊̊< ̊̊̊50K, ̊̊̊Maka ̊̊̊digunakan ̊̊̊

Cp rata-rata.

Grafik Perubahan Fasa Steam ke Kondensat

140 TSteam=125
120 100 100
A TKondensat = 89
Tempratur ̊C

100
80 B C
Penurunan D
Kondensasi
60 Suhu
Penurunan
40 Suhu
20
0
A B C D
Kalor (Q)

m ̊̊̊× ̊̊̊∆H ̊̊̊ ̊̊̊ ̊̊̊ = Qp  Qbm

𝐐𝑨𝑩 + 𝐐𝑩𝑪 + 𝐐𝑪𝑫 = Qp – Qbm


a. Perhitungan Panas Sensible Uap (QAB)
QAB = 𝒎 × 𝑪𝒑 × ∆𝑻
Heat Capacity of Gas
Cp = a + bT+cT 2+ dT3+ eT4
No. Koefisien Capacities (Cp(T)) Joule/mol K
1. A 33,933
2. B -8,4186 ×10-3
3. C 2,9906 ×10-5
4. D -1,7825 ×10-8
5. E 3,6934 ×10-12
Sumber : Chemical Prperties Handbook (Carl L. Yaws)
32

T 1 = 125+273= 398 K
T2 = 100+273= 373 K
𝑇 = 385,5 K
∆𝑇 = 25 K
QAB = 𝑚 × 𝐶𝑝 × ∆𝑇
= 𝑚 × { a + bT+cT 2+ dT3+ eT4}× ∆𝑇
= 𝑚 × {(33,933 J/mol K) + (-8,4186 ×10-3 J/molK
× 385,5 K) + (2,9906 ×10-5 J/mol K × 385,52) +
(-1,7825 ×10-8 J/mol K × 385,53 ) + (3,6934 ×10-12
J/mol K ×385,54)} × (25 K)
= 𝑚 × (−854,8838923 J/mol )
= 𝑚 × −11,35095835 Kkal/Kg

b. Perhitungan Panas Laten perubahan air dari fasa uap ke fasa Cair
(QBC)
Panas Laten pada 100 ̊̊̊C = 2257 Kj/Kg
(Sumber: Tabel Properties of Saturated Steam (SI Units)
Tempratur Table)
QBC =𝒎 × 𝐋
= 𝑚 × 2257 Kj/Kg
= 𝑚 × 539,423 Kkal/Kg

c. Perhitungan Panas Sensible Air (QCD)


QCD = 𝒎 × 𝑪𝒑 × ∆𝑻
Heat Capacity of Liquid
Cp = a + bT+cT 2+ dT3
No. Koefisien Capacities (Cp(T)) Joule/mol K
1. A 92,053
2. B -3,9953 ×10-2
3. C -2,1103 ×10-4
4. D 5,3469 ×10-7
Sumber : Chemical Prperties Handbook (Carl L. Yaws)
33

T 1 = 100+273 = 373 K 𝑇 = 367,5 K


T2 = 89 + 273 = 362 K ∆𝑇 = 11 K
QCD = 𝑚 × 𝐶𝑝 × ∆𝑇
= 𝑚 × { a + bT+cT 2+ dT3}× ∆𝑇
= 𝑚 × {(92,053J/mol K) + (-3,9953 ×10-2J/mol K ×
367,5 K) + (-2,1103×10-4J/mol K × 367,52) +
(5,3469×10-7J/mol K × 367,53)} × (11 K)
= 𝑚 × (−829,48484 J/mol )
Kkal
= 𝑚 × (−11,01371538 Kg
)

4.1.3. Perhitungan Kebutuhan Steam

𝐐𝑨𝑩 + 𝐐𝑩𝑪 + 𝐐𝑪𝑫 = Qp – Qbm


(𝑚 × 𝐶𝑝 × ∆𝑇) + (𝑚 × 𝐿) + (𝑚 × 𝐶𝑝 × ∆𝑇) = Qp – Qbm
(𝑚 × −11,35095835 Kkal/Kg) + = 264675,20453 Kkal/Jam
(𝑚 × 539,423 Kkal/Kg) +
(𝑚 × −11,01371538 Kka/Kg)
𝑚 × 561,06219679 Kkal/Kg = 264675,20453 Kkal/Jam

Berdasarkan persamaan 4, maka diperoleh jumlah steam yaitu:

Qp  Qbm
msteam =
∆H
224973,92385 Kkal/Jam
=
561,78767373 Kkal/Kg

= 400,97858159 Kg/Jam

Maka jumlah steam yang dibutuhkan pada proses pelumatan di unit


digester sebanyak 400,97858159 Kg/Jam
34

Tabel 5. Tabulasi Data

Data Massa Brondolan Steam Condensat


Brondolan
(Kg/Jam) Q brondolan Massa Steam
T1 T2 ∆T PS Ts Tc (Kkal/Jam) (Kg/Jam)

( ̊̊̊C) ( ̊̊̊C) ( ̊̊̊C) (Kg/cm2) ( ̊̊̊C) ( ̊̊̊C)

1 14950 63 94 31 2,3 125 89 224973, 92385 400,97858159

2 14950 65 95 30 2,3 125 89 217716,7005 388,04378864

3 14950 65 97 32 2,3 125 89 232231,1472 413,91337454


35

4.2. Pembahasan

Digester adalah suatu alat aduk brondolan dimana terjadinya proses


pelumatan yakni adanya pelepasan perikap dan biji. Digester terdiri dari
bejana yang dilengkapi dengan alat-alat peranjang dengan cara memutar
pisau yang dipasang pada dinding digester dan digerakkan oleh motor listrik
Untuk mempermudah proses pelumatan diperlukan pemberian panas berupa
steam pada digester. Adapun tujuan dari pemberian panas pada digester
yaitu untuk memecahan kantong-kantong minyak yang terkandung dalam
daging buah sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi
minyak sehingga pada proses pengutipan minyak di screw press diperoleh
hasil yang maksimal sehingga menghindari oil losses yang terperangkap pada
fiber. Oleh karena itu, temperatur pada digester harus selalu dipertahankan
pada temperatur (90 - 95) oC. Dengan proses pelumatan di digester ini
diharapkan tidak ada brondolan yang utuh.
Apabila steam yang disuplai kurang tidak mencapai suhu yang dicapai
maka akan menyebabkan pemisahan minyak dari daging buah sawit dan
pelepasan serat tidak sempurna sehingga akan mengalami losses, akibatnya
akan menghambat jalannya proses pengolahan. Namun sebaliknya jika
pemanas yang di suplai lebih maka akan berdampak minyak tergenang dalam
digester dan proses pelumatan buah kelapa sawit terhambat yang
mengakibatkan kerugian. Untuk mengoptimalkan proses pengolahan
berondolan kelapa sawit pada unit digester maka sangat perlu digunakan
steam yang sesuai dengan keperluan pada unit digester.
Steam yang diberikan dengan tekanan 2,3 Kg/cm2 dengan tempratur
125 ̊̊̊C dan tempratur kondensat 89 ̊̊̊C. Lama pemanasan yang berlangsung
selama 30 menit. Berdasarkan perhintungan dari neraca energi pada unit
digester diperoleh jumlah maka steam yang dibutuhkan utuk data 1 yaitu
steam yang dibutuhkan sebesar 400,97858159 Kg/Jam Untuk data ke 2
steam yang dibutuhkan sebesar 388,04378863 Kg/Jam. Serta untuk data
yang ke 3 steam yang dibutuhkan sebesar 413,91337454 Kg/Jam.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat disimpulkan:
1. Jumlah panas yang diserap oleh brondolan yaitu 224973, 92385 Kkal/Jam
217716,7005 Kkal/Jam dan 232231,1472 Kkal/Jam

2. Perubahan entalpi dari steam ke kondensat yaitu 561, 78767373 Kkal/Kg

3. Jumlah steam yang dibutuhkan pada proses pelumatan buah kelapa sawit
di unit digester PT Socfin Indonesia Dolok masihul yaitu utuk data 1
sebesar 400,97858159 Kg/Jam, data 2 yaitu 388,04378863 Kg/Jam serta
untuk data ke 3 sebesar 413,91337454 Kg/Jam.

5.2. Saran

Pada proses pelumatan brondolan di digester harus diperhatikan


jumlah steam yang disuplai agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit,
agar proses pelumatan di digester tidak terganggu.

36
DAFTAR PUSTAKA

Andika. 2011. Perencanaan Mesin Digester Untuk Pabrik Kelapa Sawit


Kapasitas 10 Ton TBS/Jam. Universitas Medan Area: Medan

Dewi, Tri Anggitya Purnama. 2017. Perhitungan Jumlah Steam Yang Dibutuhkan
Untuk Melumatkan Buah Kelapa Sawit pada Unit Digester Pabrik
Kelapa Sawit PTPN IV Pulu Raja. PTKI: Medan

Dianto, Fajar, dkk. 2017. Pengolahan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq) Pelantaran Agro Estate Kota Warigin Timur, Kalimantan Tengah.
IPB: Bogor

Fauzi, Yan, dkk. 2012. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya: Depok

Heryani, Hesty dan Agung Nugroho. 2017. CCP dan CP Pada Proses
Pengolahan CPO dan CPKO. Depublish : Yogyakarta

Naibaho, Ponten M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian


Kelapa Sawit: Medan

Pahan, Iyung. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Penebar Swadya: Depok
Purba, Jhonas. Perancangan Boiler Pipa Api Untuk Perebusan Bubur Kedelai
pada Industri Tahu Kapasitas Uap Jenuh 160 Kg/Jam. Riau: Universitas
Pasir Pengairan.

Reklaitis, G. V. dan Daniel R. Schneider. 1942. Introduction to Material and


Energy Balances. USA: John Wiley & Sons, Inc

Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa sawit : Teknik Budidaya, Panen dan Pengolahan.


Kanisius: Yogyakarta

Sibuean, Posman. 2014. Minyak Kelapa Sawit Teknologi & Manfaatnya untuk
Pangan Nutrasetikal. Penerbit Erlangga: Medan

Simalango, Redetua. 2019. Perancangan Ketel Uap Untuk Pabrik Kelapa Sawit
dengan Kapasitas 30 Ton/Jam. UHN: Medan

Sitepu, Tekad. 2011. Analisa Kebutuhan Uap Pada Sterilizer Pabrik Kelapa
Sawit Dengan Lama Perebusan 90 Menit. Fakultas Teknik USU: Medan
Suandi, Agus, dkk. 2016. Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas
Olah 30 Ton/Jam di PT. Bio Nusantara Teknologi. Universitas
Bengkulu: Bengkulu

Sukarman. 2010. Steam dalam Pembuatan Pakan Untuk Komoditas Akultur. Balai
Riset Ikan Hias: Depok

Tim PTKI Medan. 2016. Pedoman Penulisan Laporan PKL Proposal Karya
Akhir dan Karya Akhir Mahasiswa Program Diploma III. PTKI: Medan

Winnoyo, Denny. 2013. Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP
Nusantara XIII (PERSERO).Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak:
Pontianak

Wuryanti, Sri. 2016. Neraca Massa dan Energi. Politeknik Negeri Bandung:
Bandung

Yaws, Carl L. 1999. Chemical Properties Handbook Physical, Thermodynamic,


Enviromental, Transport, Safety, and Health Related Properties for
Organic and Inorganic Chemicals. Lamar University: Beamont, Texas
37

Lampiran 1

Heat Capacity of Liquid


38

Lampiran 2
Heat Capacity of Gas

Sumber data: Yaws, Carl L. 1999. Chemical Properties Handbook


39

Lampiran 3

Properties Saturated Steam (SI Units): Temprature Table (Continued)


40

Lampiran 4

Nilai Panas Jenis (Cp)

No. Komposisi Cp (Kkal/Kg ̊C)

1. Air 1,00

2. Cangkang 0,42

3. Inti 0,39

4. Serat 0,42

5. Minyak 0,53

6. Lumpur 0,38

Sumber Data: Simalongo, Radetua


41

Lampiran 5
Flow Sheet Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. Socfindo Bangun Bandar

Sumber: PT Socfindo Bangun Bandar


42

Lampiran 6
Surat Permohonan Praktek Kerja Lapangan
43

Lampiran 7
Surat Diterima Praktek Kerja Lapangan
44

Lampiran 8

Surat Selesai Praktek Kerja Lapangan


45

Lampiran 9

Kuisioner Praktek Kerja Lapangan


46

Lampiran 10

Lembar Penilaian PKL

Anda mungkin juga menyukai