Anda di halaman 1dari 9

BA

SERTIFIKASI GURU DALAM B


JABATAN 3

A. Latar Belakang

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan
Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru menyatakan guru
adalah pendidik professional. Guru yang dimaksud meliputi guru kelas, guru mata
pelajaran, guru bimbingan dan konseling/konselor, dan guru yang diangkat dalam
jabatan pengawas satuan pendidikan. Guru profesional dipersyaratkan memiliki
kualifikasi akademik yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan
menguasai kompetensi sebagaimana dituntut oleh Undang-undang Guru dan Dosen.
Pengakuan guru sebagai pendidik profesional dibuktikan melalui sertifikat pendidik yang
diperoleh melalui suatu proses yang disebut sertifikasi.
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu
guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada satuan pendidikan formal
secara berkelanjutan. Guru dalam jabatan yang telah memenuhi persyaratan sertifikasi
dapat mengikuti sertifikasi melalui: (1) Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung
(PSPL), (2) Portofolio (PF), (3) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), atau (4)
Pendidikan Profesi Guru (PPG). Khusus sertifikasi guru dalam jabatan melalui PPG
diatur dalam buku panduan tersendiri.
Pelaksanaan kegiatan sertifikasi guru dalam jabatan akan melibatkan banyak
instansi yang terkait. Agar dapat dilakukan penjaminan mutu terhadap mekanisme dan
prosedur pelaksanaan sertifikasi guru tersebut, maka diperlukan Pentunjuk Teknis
Pelaksanaan Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan.

B. Dasar Hukum

Profesi Keguruan – PPGT SMK Kolaboratif 18


Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar


Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi


bagi Guru dalam Jabatan.

7. Keputusan Mendiknas Nomor .../... /2011 tentang Pembentukan Konsorsium


Sertifikasi Guru (KSG).

8. Keputusan Mendiknas Nomor 075/2011 tentang Penetapan Perguruan Tinggi


Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

9. Surat Edaran Ketua KSG Nomor 1357/D/T/2009, tanggal 10 Agustus


2009 tentang Kesepakatan Rapat KSG tanggal 17 Juli 2009.

10. Surat Edaran Ketua KSG Nomor 1876/D/T/2009, tanggal 19 Oktober


2009, tentang Kesepakatan Rapat KSG tanggal 14 Oktober 2009.

C. Tujuan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan melalui
penilaian portofolio ini disusun sebagai acuan bagi instansi yang terkait terutama
Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru/Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK)1, Lembaga Pejaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dinas
pendidikan dinas provinsi/kabupaten/kota agar memperoleh kesamaan persepsi dan
prosedur penyelenggaraannya di lapangan.
1

Profesi Keguruan – PPGT SMK Kolaboratif 19


D. Sasaran
Pedoman ini diperuntukkan bagi pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang meliputi: (1) LPTK penyelenggara sertifikasi
guru dalam jabatan, (2) dinas pendidikan provinsi, (3) LPMP, (4) dinas pendidikan
kabupaten/kota, (5) asesor, (6) guru peserta sertifikasi, dan (7) pihak-pihak lain yang
terkait.

E. Alur Sertifikasi Guru Dalam Jabatan


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk memperoleh
sertifikat pendidik dilaksanakan melalui: (1) penilaian portofolio; (2) pendidikan dan
latihan profesi guru; (3) pemberian sertifikat pendidik secara langsung; atau (4)
pendidikan profesi guru.

Untuk meningkatkan kualitas proses sertifikasi guru dan menjamin guru yang
lulus sertifikasi memiliki kompetensi sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor
14 Tahun 2005 dan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008; maka dilakukan perbaikan
proses sertifikasi guru tahun 2011. Perbaikan tersebut menyangkut: (1) mekanisme
registrasi dan penyelenggaraan sertifikasi, (2) penataan ulang substansi dan rubrik
penilaian portofolio, (3) substansi pelatihan, strategi pembelajaran, dan sistem penilaian
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Penyelenggaraan sertifikasi guru tahun 2011 dibagi dalam 3 (tiga) pola sebagai
berikut.

1. Penilaian Portofolio (PF)


Penilaian portofolio dilakukan melalui penilaian terhadap kumpulan berkas
yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio mencakup: (1)
kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4)
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan
pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8)
keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang

Profesi Keguruan – PPGT SMK Kolaboratif 20


kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang
pendidikan.
Sertifikasi guru pola PF diperuntukan bagi guru dan guru yang diangkat
dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang telah memenuhi persyaratan
akademik dan administrasi serta memiliki prestasi dan kesiapan diri untuk
mengikuti proses sertifikasi melalui pola itu. Sementara itu, bagi guru yang telah
memenuhi persyaratan akademik dan administrasi namun tidak memiliki kesiapan
diri untuk mengikuti sertifikasi melalui pola PF, dibolehkan mengikuti sertifikasi pola
PLPG.
2. Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung (PSPL)
Pemberian sertifikat pendidik secara langsung didahului dengan verifikasi dokumen.
Peserta sertifikasi guru pola PSPLsebagai berikut.
a. Guru yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan
tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan
dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya dengan
golongan paling rendah IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara
dengan golongan IV/b.
b. Guru kelas yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari
perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi
yang relevan dengan tugas yang diampunya dengan golongan paling rendah
IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.
c. Guru bimbingan dan konseling/konselor yang sudah memiliki kualifikasi
akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang
kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas bimbingan dan
konseling dengan golongan paling rendah IV/b atau yang memenuhi angka
kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.
d. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas pada satuan pendidikan yang
sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi
terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan
tugas kepengawasan dengan golongan paling rendah IV/b atau yang
memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau

Profesi Keguruan – PPGT SMK Kolaboratif 21


e. Guru yang sudah mempunyai golongan paling rendah IV/c, atau yang
memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.
3. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
PLPG diperuntukan bagi guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata
pelajaran, guru bimbingan dan konseling/konselor, serta guru yang diangkat dalam
jabatan pengawas satuan pendidikan yang memilih:(1) sertifikasi pola PLPG, (2)
pola portofolio tetapi tidak lulus tes awal atau tidak lulus penilaian portofolio, atau
tidak lulus verifikasi berkas portofolio, dan (3) PSPL tetapi berstatus tidak memenuhi
persyaratan.PLPG diharapkan dapat memfasilitasi terpenuhinya standar kompetensi
guru. Beban belajar PLPG sebanyak 90 jam pembelajaran dan dilaksanakan dalam
bentuk perkuliahan dan workshop menggunakan pendekatan pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM). Workshop dilaksanakanuntuk
mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran.
Uji kompetensi dalam bentuk Penilaian Portofolio (PF), Pemberian
Sertifikat Pendidik secara Langsung (PSPL), dan Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru (PLPG) bagi peserta sertifikasi guru dilakukan oleh Rayon LPTK
Penyelenggara Sertifikasi Guru. Rayon LPTK Penyelengara terdiri atas LPTK Induk
dan LPTK Mitra dan didukung oleh perguruan tinggi yang memiliki program studi
relevan dengan bidang studi/mata pelajaran. Penyelenggaraan sertifikasi guru
dikoordinasikan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Secara umum, alur
pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2011 disajikan pada Gambar 1.

Profesi Keguruan – PPGT SMK Kolaboratif 22


Gambar 1: Alur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan
1. Guru berkualifikasi akademik S-2/S-3 dan sekurang-kurangnya golongan IV/b
atau guru yang memiliki golongan serendah-rendahnya IV/c, mengumpulkan
dokumen2 untuk diverifikasi asesor Rayon LPTK sebagai persyaratan untuk
menerima sertifikat pendidik secara langsung. Penyusunan dokumen mengacu
pada Pedoman Penyusunan Portofolio (Buku 3).LPTK penyelenggara sertifikasi
guru melakukan verifikasi dokumen. Apabila peserta dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan (TMP), maka secara otomatis menjadi peserta sertifikasi pola PLPG.

2. Guru berkualifikasi S-1/D-IV; atau belum S-1/D-IV tetapi sudah berusia 50 tahun
dan memiliki masa kerja 20 tahun, atau sudah mencapai golongan IV/a; dapat
memilih pola PF3 atau PLPG sesuai dengan kesiapannya melalui mekanisme
pada SIM NUPTK.

3. Bagi guru yang memilih pola PF, mengikuti prosedur sebagai berikut.

a. Peserta wajib mengikuti tes awal secara online.Tes awal online


dikoordinasikan oleh KSG melalui website http://ksg.dikti.go.id yang hanya
dapat dibuka di ICT Center Rayon LPTK penyelenggara sertifikasi guru.

b. Peserta dinyatakan lulus tes awal apabila mencapai skor sama dengan atau
lebih tinggi dari batas kelulusan yang ditetapkan oleh KSG.

c. Peserta yang lulus tes awal mendapatkan printout bukti kelulusan dari ICT
Center dan diwajibkan menyusun portofolio4. Fotokopi bukti kelulusan tes
awal dilampirkan dalam bendel portofolio. Peserta yang tidak lulus dalam tes
awal secara otomatis menjadi peserta sertifikasi pola PLPG.

d. Portofolio yang telah disusun diserahkan kepada Rayon LPTK melalui dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota untuk dinilai oleh asesor.

2
Dokumen berupa: (1) photocopy ijazah, (2) surat tugas atau surat izin belajar, (3) surat keputusan pangkat/golongan terakhir,
(4) surat keputusan tugas mengajar, (5) surat rekomendasi sebagai peserta sertifikasi pola PSPL dari dinas pendidikan. Untuk
selanjutnya berkas yang disusun oleh peserta sertifikasi pola PSPL disebut dokumen.
3
Untuk menyederhanakan terminologi, selanjutnya dalam buku ini disebut penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik
yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai selama menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam
interval waktu tertentu.
4
Tenis penyusunan portofolio dan jenis berkas yang disusun mengacu pada Pedoman Penyusunan Portofolio (Buku 3).

Profesi Keguruan – PPGT SMK Kolaboratif 23


1) Apabila hasil penilaian PF peserta sertifikasi guru dapat mencapai batas
kelulusan, dilakukan verifikasi terhadap berkas PF yang disusun 5. Apabila
hasil verifikasi mencapai batas kelulusan dan dinyatakan lulus, guru yang
bersangkutan memperoleh sertifikat pendidik. Sebaliknya, apabila hasil
penilaian PF tidak mencapai batas kelulusan, guru secara otomatis
menjadi peserta sertifikasi pola PLPG.

2) Apabila skor hasil penilaian PF mencapai batas kelulusan, namun secara


administrasi masih ada kekurangan maka peserta harus melengkapi
kekurangan tersebut (melengkapi administrasi atau MA 6) untuk
selanjutnya dilakukan verifikasi terhadap berkas PF yang disusun.
Sebaliknya, apabila hasil penilaian PF belum mencapai batas kelulusan,
guru yang bersangkutan secara otomatis menjadi peserta pola PLPG.

3) Peserta PLPG terdiri atas guru yang memilih (1) sertifikasi pola PLPG, (2)
pola portofolio tetapi tidak lulus tes awal atau tidak lulus penilaian
portofolio, atau tidak lulus verifikasi berkas portofolio, dan (3) PSPL tetapi
berstatus tidak memenuhi persyaratan. Waktu pelaksanaan PLPG
ditentukan oleh Rayon LPTK sesuai ketentuan yang tertuang dalam
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
(Buku 4).

F. Mekanisme Sertifikasi Guru Dalam Jabatan


Penyelenggaraan sertifikasi guru dalam jabatan melibatkan berbagai institusi
pemerintah yaitu Ditjen Dikti, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP & PMP), Ditjen Dikmen, Ditjen
Dikdas, Ditjen PAUDNI, LPTK, LPMP, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota. Hubungan kerja antar institusi penyelenggara sertifikasi
disajikan pada Gambar 2.

5
Proses verifikasi dilakukan dengan memanggil guru tersebut ke LPTK melalui dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.
6
Misalnya ijazah belum dilegalisasi, pernyataan peserta pada portofolio sudah ditandatangani tanpa dibubuhi materai, dan
sebagainya.

Profesi Keguruan – PPGT SMK Kolaboratif 24


Gambar 2
Hubungan Kerja antar Institusi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Hubungan kerja dan aktivitas antar dan setiap institusi penyelenggara sertifikasi
guru dalam jabatan sebagaimana Gambar 3.1 dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG): (a) merumuskan standar proses dan mutu
lulusan sertifikasi guru dan (b) melaksanakan harmonisasi dan sinkronisasi
kebijakan sertifikasi guru. Ditjen Dikti dan Badan PSDMP & PMP menetapkan
standar pelaksanaan sertifikasi guru dalam bentuk Panduan Sertifikasi Guru (Buku
1 sd. Buku 4).
2. Badan PSDMP & PMP melakukan sosialisasi panduan sertifikasi guru kepada
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota.
3. Badan PSDMP & PMP melakukan sosialisasi mekanisme kontrak kepada LPMP
dan Rayon LPTK.
4. LPMP melakukan kontrak kerja tentang pelaksanaan sertifikasi guru dengan Rayon
LPTK.
5. LPMP dan dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota melaksanakan koordinasi
tentang prosedur dan penetuan kuota peserta sertifikasi guru tahun 2011 tiap
kabupaten/kota.

Profesi Keguruan – PPGT SMK Kolaboratif 25


6. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota menampilkan data guru yang telah
memenuhi persyaratan sertifikasi dari SIM-NUPTK, menetapkan peserta sertifikasi
guru tahun 2011 sesuai dengan kuota, kemudian menyampaikan kepada guru.
7. Guru peserta sertifikasi pola PSPL menyusun dokumen. Guru peserta sertifikasi
pola PF mengikuti tes awal online, menyiapkan portofolio dan mengikuti verifikasi.
Guru peserta sertifikasi pola PLPG menyiapkan berkas PLPG yang diperlukan.
Selanjutnya, dokumen, portofolio, dan berkas PLPG diserahkan kepada dinas
pendidikan privinsi/kabupaten/ kota.
8. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota menyerahkan dokumen, portofolio, dan
berkas PLPG ke Rayon LPTK.
9. Rayon LPTK melaksanakan sertifikasi mencakup kegiatan: tes awal online,
verifikasi dokumen, menilai dan verifikasi portofolio, dan melaksanakan PLPG. Hasil
sertifikasi dilaporkan kepada KSG secara online.
10. Rayon LPTK mengumumkan hasil sertifikasi kepada guru atau melalui dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota.
11. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota meneruskan hasil sertifikasi guru kepada
guru.
12. Ditjen PAUDNI, Dikdas, dan Dikmen menerbitkan nomor registrasi guru (NRG) bagi
guru yang lulus sertifikasi.

Profesi Keguruan – PPGT SMK Kolaboratif 26

Anda mungkin juga menyukai