Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG KELUARGA BARU MENIKAH

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Aini Novia Rahmawati (10218001)


2. Alfiyandri Satria Nugraha (10218002)
3. Amik Setiyo Budianti (10218003)
4. Fransiska Diah Amarta (10218035)
5. Galih Ardiyanto (10218036)
6. Galuh Ayu Wibowo (10218037)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan rahmat -Nya, kami dapat
menyusun makalah yang berjudul “Makalah Keluarga Baru Menikah” dengan lancar. Adapun maksud
penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas Keperawatan Keluarga.

Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat Ibu Paramita Ratna,
S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing materi dalam pembuatan makalah ini, teman - teman yang
membantu dalam proses pembuatan, serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan
karya tulis ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Harapan kami bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan seputar keluarga baru menikah sehingga kedepanya pembaca bisa
mengantisipasi kemungkinan yang dapat terjadi. Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh
dari sempurna dengan keterbatasan yang kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima
dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.

Kediri, 28 Desember 2020

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus
mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam
melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya.

Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga
memerlukan tugas perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah) ialah ketika masing –
masing individu laki – laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarganya masing – masing.

Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari –
hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
Masing – masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai membina
hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial lainnya.

I. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keluarga ?
2. Jelaskan konsep tentang keluarga ?
3. Jelaskan tentang keluarga pemula ?
4. Jelaskan tugas perkembangan dan masalah yang terjadi pada keluarga pemula ?

II. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep pemula (baru menikah)
2. Untuk mengetahui kewajiban suami dan istri yang mempengaruhi proses keperawatan, tugas
perkembangan dan masalah – masalah yang terjadi pada keluarga pemula (baru menikah)
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga baru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga Dan Keluarga Pemula ( Baru Menikah)

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan
anaknya atau ibu dan anaknya. (UU.No 10, 1992). Keluarga adalah kumpulan dua orang/lebih hidup
bersama dengan terikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing – masing
(Friendman 1998). Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu
dirawat, ia mendefiniskan keluarga sebagai kelompok yang mengindentifikasi diri dengan
anggotannya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah – istilah
khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian
rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.

Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yan komprehensif,
yaitu sebagai “dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan – ikatan kebersamaan dan berintiman ”.
Hariyanto, 2005. Keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari
keluarga. Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang atau lebih,
memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya
peran masing – masing dan mempertahankan suatu budaya.

Ciri – ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada
ikatan batin, tanggung jawab masing – masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota
keluarga, interaksi dan tinggal dalam suatu rumah. Ciri – ciri struktur keluarga :

1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain.


2. Ada keterbatasan.
3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing – masing.

Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang/lebih, memiliki
ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing
dan mempertahankan suatu budaya. Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut: Diikat tali perkawinan,
adahubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil keputusan,
kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah. Ciri-ciri struktur keluarga:

1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain.

2. Ada keterbatasan
3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.

B. Tujuan Dasar Keluarga:

Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini memiliki pengaruh yang
begitu kuat terhadap perkembangan individu – individu yang dapat menentukan keberhasilan
kehidupan individu tersebut. Keluarga berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara
masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat dengan
memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran anggotanya menerima peran di
masyarakat (Supriadi, 1999) Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang
menyangkutkebutuhan fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga diharapkan dapat
bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai anggota masyarakat (Supriadi,
1999).

Saat ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki fungsi perantara, namun keluarga tetap
menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang memperhatikan secara total segi –segi
kehidupan anggotanya. Prioritas tertinggi yang menjadi perhatian keluarga adalah kesejahteraan
anggotanya, kelompok lain seperti temankerja, teman sekolah, majelis dan LSM tidak menaruh
perhatian secara keseluruhanhidup individu, mereka sebatas satu segi seperti kerjasama, persahabatan,
keterlibatandalam urusan sekolah atau pengajian atau produktivitas dan prestasi di sekolah (Supriadi,
1999).

C. Struktur keluarga (ikatan darah) :

1. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu berasal dari jalur ayah.

2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana
hubungan itu berasal dari jalur ibu.

3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami.

5. Keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan sanak
saudara baik dari pihak suami dan istri.

D. Tipe Keluarga yaitu:


Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipekeluarga tradisional
dan non tradisional atau bentuk normative dan non normative. Sussman (1974), Macklin (1988)
menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut:

1. Keluarga Tradisionala.

a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga yang melakukan
perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau orangtua tiri.

b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau karier keduanya.

c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian.

d. Bujangan dewasa sendirian.

e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.

f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan anak-anaknya sudah
berpisah.

2. Keluarga Non Tradisional

a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak

b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hokumtertentu.

c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai


pasangan yang menikah.

e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan monogamy dengan
anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang sama.

E. Fungsi keluarga yaitu

1. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu
anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.

2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme
koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.

3. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh kembangkan anak dan meneruskan
keturunan.

4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nyadan kepentingan di
masyarakat.
5. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit

F. Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan (Duval) (Sociologikal Perspektive)

1. Keluarga baru menikah/pemula Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.

a. Membangun perkawinanyangsaling memuaskan.

b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

c. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social

d. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan


rencana punya anak.

2. Keluarga Dengan anak baru lahir

a. Persiapan menjadi orang tua.

b. Adaptasi keluarga baru.

c. Interaksi keluarga

d. Hubungan Seksual

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah, Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun,
dan berakhir ketika anak berusia lima tahun.

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman.

b. Membantu anak untuk bersosialisasi.

c. Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga internal dan luar.

d. Pembagian tanggung jawab.

e. Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak

4. Keluarga dengan anak usia sekolah, dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan
mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.

a. Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar.

b. Mempertahankan keintiman pasangan.


c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat

5. Keluarga dengan anak remaja, dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung
selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggaldirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.

a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab

b. Mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga

c. Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan.

d. Persiapan perubahan Sistem peran

6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa, ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah
orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap
ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah
yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh
anak –anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.

a. perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended

b. pertahankan keintiman pasangan

c. membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru

d. penataan kembali peran orangtua

7. Keluarga usia pertengahan, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.

a. pertahankan kesehatan Individu dan pasangan usia pertengahan

b. hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya

c. meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia tua, dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.

a. Pertahankan suasana saling menyenangkan.

b. Adapatasi perubahan : kehilangan pasangan keluarga.


c. Pertahankan keakraban pasangan

II. Tugas perkembangan keluarga baru menikah/pemula.

A. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via perkawinan
yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing :

a. Mempersiapkan keluarga yang baru

b. Butuh penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari

c. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.

d. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing menghadapi
perpisahan dengan keluarga, keluarga sendiri danorangtuanya, mulai membina hubungan baru
dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan.

B. Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula adalah :

1. Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru,
Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan. Peran berubah. Fungsi baru diterima.
Belajar hidup bersama sambil penuhikebutuhan kepribadian yang mendasar. Saling
menyesuaikan diri terhadap halyang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam
mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan
kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.

2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan menghadapi tugas


memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan
dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.

3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan yaitu
penyesuaian seksual dan peran perkawinan

C. Masalah-masalah umum yang terjadi pada keluarga Pemula

Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan emosional, kecemasan,
kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah
perkawinan. Untuk mengatasinya perlu ada penyuluhan dan konseling keluarga berencana,
penyuluhan dan konseling prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya juga terjadi perselisihan
dalam keluarga karena kedua pasangan baru menikah belum bisa menyesuaikan diri dengan
kehidupan yang baru, dengan peran dan fungsi yang berbeda.

III. Masalah keperawatan kesehatan keluarga

1. Komunikasi keluarga disfungsional

2. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan (krisis) menjadi orangtua,konflik peran


orangtua.

3. Perubahan penampilan peran.

4. Gangguan citra tubuh.

5. Koping keluarga tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan koping


keluarga.

6. Risiko terhadap tindak kekerasan.

7. Perilaku mencari bantuan kesehatan.

IV. Proses Keperawatan keluarga

Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan
keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu,
konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi
dalam lima tahap proses keperawatanyang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi
masalah keluarga danindividu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana
pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004) dengan
melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluargayaitu dengan mengadakan kontrak
dengan keluarga, menyampaikan maksud dantujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatankeluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi
kebutuhan-kebutuhankesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan
keluarga. Friedman (1998: 55) menjelaskan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima
langkah dasar, meliputi :
1. Pengkajian

Menurut Suprajitno (2004) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian
merupakan langkah awal pelaksanaan asuhankeperawatan keluarga. Agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuaidengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan
bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno : 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara
sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga ,diklasifikasikan dan dianalisa
(Friendman, 1998).

a. Pengumpulan data :

 Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga.

 Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga

b. Pengkajian Lingkungan

 Karakteristik rumahKarakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,


typerumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengansumber air, sumber
air minum yang digunakan serta denah rumah.

 Karakteristik tetangga dan komunitas RW, menjelaskan mengenai karakteristik tetangga


dan komunitassetempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,aturan/kesepakatan
penduduk setempat, budaya setempat yangmempengaruhi kesehatan.

 Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan


kebiasaankeluarga berpindah tempat.

 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, menjelaskan mengenai waktu


yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan
sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.

 Sjm Sistem pendukung keluarga, yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.

c. Latar belakang budaya/kebiasaan keluarga

 Kebiasaan makan, kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi
olehkeluarga.

 Pemanfaatan fasilitas kesehatan, perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas


kesehatanmerupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.

 Pengobatan tradisional, merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan


yang diinginkan

d. Status Sosial Ekonomi

 PendidikanTingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalammengenal suatu


penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan
untuk mengambil keputusandalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.

 Pekerjaan dan Penghasilan, penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh


terhadapkeluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angotakeluarga yang
sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998)
mengemukakan bahwa ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada
keluarga

e. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk riwayat
perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan
kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap
psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.

f. Aktiftas

Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap terjadinya suatu
penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
g. Struktur keluarga

 Pola komunikasi, Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasiena
dalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik
diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tehnik
tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa
kepedulian yang tinggi.

 Struktur Kekuasaan, kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisikesehatan,


kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.

 Struktur peranMenurut Friedman (1998), anggota keluarga menerima dankonsisten


terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak
ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai
dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.

h. Fungsi keluarga

 Fungsi afektif Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga itu
sendiri.

 Fungsi sosialisasi.Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam


bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan
pada anggotanya, maka akanmengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan
inimengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.

 Fungsi kesehatanMenurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatihanak


untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumahuntuk berhubungan dengan
orang lain diluar rumah.

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji
adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi: pen
gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab danyang mempengaruhinya serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
2. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah:

a. Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah

b. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.

d. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit

e. Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.

f. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.

g. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

h. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah.

3. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yangsakit, termasuk


kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat, yang perlu dikaji adalah

a. Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang dibutuhkan untuk
menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.

b. Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.

c. Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.

d. Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yangdiperlukan

e. Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga

f. Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara lingkungan


dimasa mendatang.

g. Apakah keluarga mempunyai upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

h. Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana pandangan
keluarga akan fasilitas tersebut.
i. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan dan
rehabilitasi).

j. Bagaimana falsafah hidup keluarga yang berkaitan dengan upaya perawatan dan
pencegahan.

Anda mungkin juga menyukai