Makalah Kelompok 8 (Masyarakat Madani Dan Kesejahtraan Umat)
Makalah Kelompok 8 (Masyarakat Madani Dan Kesejahtraan Umat)
Nama Kelompok 8 :
1. ADIKI TEGUH PRAMONO
2. ANGGI YUPITA NANDASARI
3. BAGUS HERMAWAN
4. DANDI KURNIAWAN
5. DEVA IRNAWATI
6. DIAN IDAYATI
7. NURDIANITA SYAMSU
8. NURUL AJIJAH
9. WAHYU SAPUTRA
10. YASMINE ADINDA
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah bahasa Indonesia tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa
Indonesia ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
2
DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................4
Bab 2 : Pembahasan
2.1 PENGERTIAN DAN KONSEP MASYARAKAT MADANI.......................5
2.2 PERAN UMAT ISLAM DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI... 6
2.3.SISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT.................6
2.4 MANAJEMEN ZAKAT.................................................................................7
2.5 MANAJEMEN WAKAF.................................................................................8
Bab 3 : Penutup
3.1 Kesimpulan....................................................................................10
3.1 Saran..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan Masyarakat Madani adalah Berkembangnya modal manusia (human
capital) dan modal sosial (social capital) yang kondusif bagi terbentuknya
kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan terjalinya
kepercayaan dan relasi sosial antarkelompok.
Bab II
Pembahasan
4
Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep
“civil society”. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada
konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad.
Perbedaan antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society
merupakan buah modernitas, dan gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan
Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan
petunjuk Tuhan. Maka dapat dikatakan masyarakat madani adalah masyarakat
yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam
penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta menjunjung tinggi nilai-nilai
etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah.
Meski Alquran tidak menyebutkan secara langsung bentuk masyarakat yang ideal namun
tetap memberikan arahan atau petunjuk mengenai prinsip-prinsip dasar dan pilar-pilar
yang terkandung dalam sebuah masyarakat yang baik. Secara faktual, sebagai cerminan
masyarakat yang ideal kita dapat meneladani Rasulullah dalam menumbuhkembangkan
konsep masyarakat madani di Madinah.
5
politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat Islam menjadi kelompok umat
terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir pada masa itu,
seperti Ibnu Sina, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain.
6
kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu.
Maka Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah.”
Dalam ukuran tauhid, seseorang boleh menikmati penghasilannya sesuai dengan
kebutuhannya. Kelebihan penghasilan atau kekayaannya harus dibelanjakan
sebagai sedekah karena Alah. Sebagaimana Firman Allah dalam QS. An-nisa ayat
114, yang artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah,
atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. dan
barangsiapa yang berbuat demikian Karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak
kami memberi kepadanya pahala yang besar.”
Dalam ajaran Islam ada dua dimensi utama hubungan yang harus dipelihara, yaitu
hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia dalam
masyarakat. Dengan melaksanakan kedua hubungan itu dengan baik, maka hidup
manusia akan sejahtrera baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amiin....
Zakat dibebankan atas harta yang telah mencapai nisab dan haul kepada orang
yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Zakat juga berarti
kebersihan, setiap pemeluk Islam yang mempunyai harta cukup banyaknya
menurut ketentuan (nisab) zakat, wajiblah mengeluarkan zakatnya.
Dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti berkah,
tumbuh, bersih, dan baik. Menurut istilah fikih zakat berarti sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada yang berhak. Orang yang
wajib zakat disebut “muzakki”,sedangkan orang yang berhak menerima zakat
disebut ”mustahiq.” Zakat merupakan pengikat solidaritas dalam masyarakat dan
mendidik jiwa untuk mengalahkan kelemahan dan mempraktikan pengorbanan
diri serta kemurahan hati.
Allah telah berfirman dalam QS. al-Baqarah ayat 110, yang artinya: “Dan
Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.
Adapun harta-harta yang wajib dizakati itu yaitu: harta berharga, hasil pertanian,
binatang ternak, harta perdagangan, harta galian (harta rikaz).
Sedangkan orang-orang yang berhak menerima zakat adalah: Fakir, Miskin, Amil,
Muallaf, Riqab, Gharim, Fi sabilillah, Ibnussabil.[3]
7
negatif bagi pelakasanaan zakat di kalangan umat Islam. Hal inilah yang
tampaknya diinginkan Pemerintah Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, di Aceh satu-satunya badan resmi yang mengurus
masalah zakat. Pada masa orde baru barulah perhatian pemerintah terfokus pada
masalah zakat, yang berawal dari anjuran Presiden Soeharto untuk melaksanakan
zakat secara efektif dan efisien serta mengembangkannya dengan cara-cara yang
lebih luas dengan pengarahan yang lebih tepat. Anjuran presiden inilah yang
mendorong dibentuknya badan amil di berbagai provinsi.
1. Pengertian Wakaf
8
Istilah wakaf beradal dari “waqb” artinya menahan. Sedangkan menurut istilah
wakaf ialah memberikan sesuatu barang guna dijadikan manfaat untuk
kepentingan yng disahkan syara’ serta tetap bentuknya dan boleh dipergunakan
diambil manfaatnya oleh orang yang ditentukan (yang meneriman wakaf).
Sebagaimana hadits: Abu Hurairah r.a. menceritakan, bahwa Rasullullah SAW
bersabda, “Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah masa ia
melanjutkan amal, kecuali mengenai tiga hal, yaitu: Sedekah jariyah (waqafnya)
selama masih dipergunakan, ilmunya yang dimanfaatkan masyarakat, dan anak
salehnya yang mendo’akannya.” (Riwayat Muslim).
2. Rukun Wakaf
a. Yang berwakaf, syaratnya: berhak berbuat kebaikan dan kehendak sendiri
b. Sesuatu yang diwakafkan, syaratnya: kekal dan milik sendiri.
c. Tempat berwakaf (yang berhak menerima hasil wakaf itu).
d. Lafadz wakaf.
3. Syarat Wakaf
a. Ta’bid, yaitu untuk selama-lamanya/tidak terbatas waktunya.
b. Tanjiz, yaitu diberikan waktu ijab kabul.
c. Imkan-Tamlik, yaitu dapat diserahkan waktu itu juga.
4. Hukum Wakaf
Pemberian wakaf tidak dapat ditarik kembali sesudah diamalkannya. Dan
pemberian harta wakaf yang ikhlas karena Allah akan mendapatkan ganjaran
terus-menerus selagi benda itu dapat dimanfaatkan oleh umum.[5
Bab III
PENUTUP
9
3.1 KESIMPULAN
Dalam mewujudkan masyarakat madani dan kesejahteraan umat haruslah berpacu
pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan kita harus mengetahui apa yang dimaksud
dengan masyarakat madani itu dan cara menciptakan suasana pada masyarakat
madani tersebut yang terdapat pada pada zaman Rasullullah.
Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada potensi
manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang ada di
dalam diri manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat
madani. Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam
membangun agama Islam maka akan semakin baik pula hasilnya.
Di dalam Islam mengenal yang namanya zakat, dengan zakat ini kita dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat hingga mencapai derajat yang disebut
masyarakat madani. Selain itu, ada pula wakaf, wakaf selain untuk beribadah
kepada Allah juga dapat berfungsi sebagai pengikat jalinan antara seorang muslim
dengan sesama. Jadi wakaf mempunyai tiga fungsi yakni fungsi ibadah, fungsi
sosial dan fungsi ekonomi. Insya Allah dengan menjalankan syariat Islam dengan
baik dan teratur kita dapat memperbaiki kehidupan bangsa ini secara perlahan.
3.2 Saran
Dengan mengetahui dan memaknai maksud masyarakat madanidan kesejahteraan
umat, diharapkan masyarakat, pemerintah, dan lainnyamampu menerapkannya,
terutama di Indonesia, sebagai masyarakatmuslim kedua terbesar di dunia.
Dengan begitu, kesenjangan antaramasyarakat, dan antara masyarakat dengan
pemerintah dapat dikurangi.
Demikian karya ilmiah yang dapat penyusun sajikan. Kritik dan saran yang
konstruktif sangat penyusun harapkan demi perbaikan selanjutnya. Dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amiiinn..
Daftar Pustaka
10
http://makalahkite.blogspot.co.id/2013/12/masyarakat-madani-dan-kesejahteraan-
umat.html
https://fixguy.wordpress.com/makalah-masyarakat-madani/Prasetyo
http://weningtprasetyo-story.blogspot.co.id/2015/03/masyarakat-madani-dan-
kesejahteraan-umat.htmlWisnu
11