Anda di halaman 1dari 76

 

Latar Belakang 
•   Ema
Email
il gigi merupa
merupakan
kan suatu jar
jaringa
ingan
n yan
yangg men
mengalam
galamii pros
proses
es min
minera
eralis
lisasi
asi yang 
sangat tinggi sehingga
tubuh manusia. Email disebut
tersusunsebagai jaringan
dari ion kalsiumterkeras
(Ca2+ ), dari
ion seluruh jaringan
fosfat (PO 3- dalam
4  ), dan ion
hidroksida (OH )- yang tersusun kedalam kalsium hidroksiapatit.

•   Erosi merupakan demineralisasi jaringan keras gigi yang berhubungan


berhubungan dengan asam
ekstrinsik dan intrinsik yang berasal dari minuman asam atau makanan asam dan
bukan karena bakteri.
•   Faktor eksternal penyebab erosi gigi berasal dari luar mulut seperti mengkonsumsi
makanan dan minuman dengan pH asam. Ulkus peptikum atau gangguan lambung 
kronis merupakan contoh faktor internal penyebab erosi gigi.
 

Latar Belakang 
•  Fosfat merupakan mineral kedua terbanyak ditemukan dalam tubuh setelah
kalsium. Sekitar 85% fosfat pada tubuh manusia tersimpan di tulang dan gigi,
sisany
sisanyaa ter
terseb
sebar
ar di sel dan jar
jaringa
ingan
n lai
lainny
nnyaa pad
padaa tub
tubuh.
uh. Fosf
osfat
at ber
bersam
samaa
dengan kalsium dibutuhkan untuk membentuk dan memperbaiki struktur
tulang dan gigi.
 

Latar Belakang 
•   Rumput laut atau Ganggang tergolong kedalam makroalga yang dapat ditemukan di wilayah pesisir antara air laut yang
mengalami pasang surut (tidal) dan di daerah terendam (sub-tidal) dengan kedalaman yang terdapat cahaya matahari
sebesar 0,01%. Alga telah diklasifikasikan menjadi empat kelas berdasarkan kandungan zat warna yang dimiliki, yaitu
alga coklat (Phaeophyta), alga hijau (Chlorophyta), alga merah (Rhodophyta) dan alga biru-hijau (Cyanophyta).


  Di wilayah Sulawesi Selatan sendiri, tepatnya di Desa
Desa Punaga di Kabupaten Takalar,
Takalar, mayoritas masyarakatnya bekerja
sebagai nelayan dan petani rumput laut. Akan tetapi, untuk budidaya alga cokelat di desa tersebut belum dibudidayakan
oleh masyarakat dikarenakan masih dianggap sebagai sampah atau limbah.
 

Latar Belakang 
•   Sargassum   dan   Padina   adala
adalah
h jen
jenis
is alga cok
coklat
lat yan
yangg mem
mempun
punyai
yai akt
aktiv
ivita
itass
ekstrakk yan
ekstra yangg rel
relati
atiff leb
lebih
ih tin
tinggi
ggi dib
diband
anding
ing jen
jenis
is alga lai
lainny
nnya.
a. Ber
Berdas
dasark
arkan
an
hasil penelitian Candraraj (2013), menunjukkan bahwa ekstrak dari rumput
laut coklat  Sargassum ilicifolium  memiliki
  memiliki aktivitas anti-inflamasi yang bekerja
pada dosis sedang.
•   Ha
Hasisill pe
peneneli
liti
tian
an Sa
Sari
ri (2
(201
016)
6) memenynyat
atak
akan
an di
diam
amet
eter
er zo
zona
na ha hamb
mbat
at ya
yang 
ng 
dihasilkan
diha silkan ekstr
ekstrak 
ak   Padina
Padina austra lis   Hauck
australis  Hauck ter
terhad
hadap
ap bak
bakter
terii   Porphyromonas 
 gingivalis  pada
 pada lima cawan petri sebesar 91,0 mm dengan nilai rerata 18,2 mm.
 

Latar Belakang 
•   Sedangkan hasil dari Baleta tahun 2016, menyatakan daya hambat ekstrak 
alga spe
spesie
siess   Sargassum
Sargassum crassifolum   terhadap
crassifolum  terhadap bak
bakter
terii Str
Strepto
eptococ
coccus
cus mu
mutan
tanss
dengan pelarut kloramfenikol sebesar 32 mm dengan nilai rerata 2,65 mm.
•   Sehingga berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas kedepannya potensi

ekstrak darialternatif
antibakteri alga coklat dapat
dalam digunakan karies
pencegahan dalam kedokteran gigi sebagai bahan
 

Rumusan Masalah

Bagaimana kadar fosfat yang terlarut


terlar ut dari email gigi setelah direndam kedalam
ekstrak alga coklat Sargassum sp. dan Padina sp. secara in vitro ?
 

 Tujuan
 Tujuan Penelitian
Penelitian

•   Untuk mengetahui berapa


berapa kadar fosfat pada ekstrak alga coklat Sargassum sp.
dan Padina sp. sebelum dan setelah dilakukan perendaman gigi.
 

Hipotesis Penelitian

•   Terdapat nilai kadar fosfat


fosfat yang terlarut dari email gigi pada ekstrak  Sargassum 
 Sargassum 
sp. dan Padina  sp.
 sp. setelah dilakukan perendaman gigi.
 

Manfaat Penelitian
•   Mendapatkan informasi
informasi ilmiah mengenai kadar fosfat yang telarut dari email
gigi setelah direndam kedalam ekstrak alga coklat Sargassum sp. dan Padina sp.
secara in vitro.
•   Menjadi acuan penelitian apakah ekstrak
ekstrak alga coklat Sargassum sp. dan Padina 

sp. aman digunakan pada email gigi sebagai bahan dasar pasta gigi.
•   Menjadi dasar ilmiah untuk
untuk penelitian lebih lanjut.
lanjut.
 

Email Gigi
Email gigi merupakan substansi yang paling keras pada tubuh manusia. Email
gigi dibentuk oleh sel yang disebut dengan sel ameloblas, yang berasal dari
lapisan embrionik yang dikenal sebagai lapisan ektodermis.
ektoder mis. Ameloblas
memiliki perluasan hingga mencapai dentinoenamel junction  (DEJ).
 (DEJ). Email
menutupi mahkota anatomis dari gigi dan ketebalannya bervariasi pada
beberapa permukaan gigi. Email gigi lebih tebal pada sisi insisal dan oklusal
gigi dan semakin menipis kearah cementoenamel junction (CEJ).
 

Komposisi
Komposisi Email
•   Bahan Anorganik
Anorganik = 95% - 98%
•   Bahan
Bahan Or
Organ
ganik
ik = 1% - 2%
•   Air = 4%
•   Mine
Mineral
ral Lain
Lainnya
nya = Dalam jumla
jumlah
h sangat sedik
sedikit
it
 

Struktur Email
Email terbentuk dari milyaran enamel rods  dan   dan prisma
emai
em ail,
l, ya yan
ng me meruruppak
akan
an st stru
rukt
ktuur komp mpo onenen
n
terbes
terbesarny
arnya.
a. Ko
Kompo
mponennen stru
struktu
ktural
ral pri
prisma
sma ema
emailil
yang
yang kec ecil
il di
dise
sert
rtai
ai dedeng
ngan
an krkris
ista
tall ap
apat
atit
it ya
yang 
ng 
memanjang dan terdapat berbagai variasi ukuran
dan ben
bentu tuk.
k. Kri
Krista
stall apa
apatit
tit dib
dibent
entuk
uk dal
dalam
am pol
polaa
yang
yang be berb
rbededaa da
dann mememb
mbererik
ikan
an kek ekua
uata
tan
n da dan
n
identitas struktural pada prisma email.   (Sumber: Nylen MU MU,, Eanes ED, Omnell
KA: J Cell Biol, vol 18, 1963, Rockefeller
Universityy Press in Sturdevant’s art &
Universit
dentistry. 4th Ed. 2002.
science of operative dentistry.
p.18)
 

•   Demineralisasi email gigi disebabkan


disebabkan oleh kontak langsung
langsung yang
berkelanjutan antara permukaan gigi dengan substansi asam. Telah lama
diketahui bahwa
bahwa demineralisasi dari email gigi akan terjadi jika pH didalam
rongga mulut mencapai batas kritis atau nilai pH mencapai 5,5.

  Asam yang terdapat


sumbernya, dalam
antara lain mulut dapat
mulut
dihasilkan dibagi asidogenik
oleh bakteri menjadi tigadalam
menjadi berdasarkan
mulut,
sumber ekstrinsik berupa bahan makanan atau minuman asam dan sumber
intrinsik contohnya asam lambung
lambung..
 

•   Demineralisasi oleh asam akan mengakibatkan ion hidrogen berikatan


dengan ion fosfat pada hidroksiapatit menjadi HPO42- dimana ion
tersebut tidak dapat seimbang dengan ikatan hidroksiapatit normal
karena hidroksiapatit normal mengandung PO43- dibandingkan dengan
HPO42- sehingga sebagian kristal hidroksiapatit email akan larut. Mineral
yang larut berdampak pada struktur email yang tidak teratur dan diikuti
hilangnya ketebalan email gigi.
 

Kelarutan Fosfat terhadap email gigi


•   Pada gigi yang mengalami paparan oleh asam, ion hidrogen (H+) mengikat mineral fosfat
dari email gigi dikarenakan fosfat lebih mudah mengikat ion hidrogen. ion fosfat yang
tersisa (PO43-) dapat berikatan dengan ion kalsium dengan rasio perbandingan
perban dingan 2:3,
membentuk kalsium fosfat yang terlarut. Proses ini terjadi pada kisaran pH rendah dan
 berkontribusi dengan asam terhadap demineralisasi.

•   Berdasarkan hukum aksi massa,


massa, reaksi pelarutan hidroksiapatit oleh unsur hidrogen
 penyebab asam yaitu :

Ca10(PO4)6(OH)2 + 8H+ ↔ 10Ca2+ + 6HPO42- + 2H2O


 

Alga Coklat (Phaeophyta)
Coklat (Phaeophyta)

 Alga cokelat atau phaeophyta , termasuk kedalam makroalga yang paling banyak 


ditemukan, terutama di daerah pesisir pantai. Alga
Alg a coklat mengandung 
pigmen fotosintesis, termasuk klorofil   a dan c, β - carotene , violaxanthin , dan
anthin .
 fucoxanthin 
 fucox

 Warna
 Warna alga
secara cokelatmenutupi
dominan disebabkan olehhijau
warna adanyadaripigmen
pigme n cokelat
klorofil ( 
pada jaringan.  ), yang
 fucoxanthin 
Jumlah
pigmen fucoxanthin  menentukan
 menentukan warna dari spesies yang berbeda
 

Karakteristik dan Habitat Sar


Sargassum
gassum sp.
sp.
Spesies sargassum  memiliki
 memiliki tingkat morfologi yang cukup kompleks dan berbentuk talus
yaitu tidak dapat dibedakan batang, daun dan akarnya. Bentuk talus pada  sargassum 
umumnya berbentuk silindris atau gepeng, cabangnya rimbun menyerupai pohon di
darat, mempunyai gelembung udara yang umumnya soliter, panjangnya dapat
mencapai 7 meter, dan berwarna coklat kuning kehijauan.

Sargassum sp. tumbuh pada perairan tropis dengan substrat dasar batu karang atau
bebatuan yang cukup
cuku p besar. Sargassum  tumbuh
 tumbuh dari daerah pasang-surut (intertidal),
terendam (subtidal) sampai kedalaman 0,5 sampai 10 meter, dengan suhu perairan
27,25 –  29,3ºC dan salinitas 32 –  33,5%.
 33,5%.
 

 Taksonomi
 Taksonomi Alga Coklat Sargassum sp.
•   Kingdom : Plantae
•   Divisi : Phaeophyta
•   Kelas : Phaeophyceae
•   Bangsa : Fucales
•   Famili : Sargassaceae
•   Genus : Sargassum 
•   Spesies : Sargassum sp.   (Sumber : dokumentasi pribadi)
 

Kandungan Sargassum sp.
•  Sargassum sp. memiliki kandungan karbohidrat, protein, asam amino, asam
lemak, dan abu. Rumput laut ini juga mengandung vitamin-vitamin, seperti
seper ti
 vitamin A, B1, B2, B6, B12, dan C; betakaroten; serta mineral, seperti
kalsium, fosfor, kalium, natrium, zat besi, dan yodium.

 Alga cokelat Sargassum  memiliki
 memiliki kandungan yang sering diekstraksi dan
dimanfaatkan,yaitu asam alginat. Sargassum  juga
 juga memiliki kandungan pigmen
fotosintesis yang beragam, salah satu diantaranya adalah fukosantin, dan juga
kandungan bioaktif lainnya seperti phlorotanin, diterpenoid, dan flavonoid.
 

Manfaat Sar
 Sargassum
gassum sp.
sp.

•   Sargassum  yang
 yang telah dikeringkan, banyak dimanfaatkan sebagai bahan
kosmetik, bahan pangan, dan bahan obat-obatan. Metabolit sekunder dari
 Alga coklat adalah hidrokoloid
hidrokoloid yang berupa alginat dimanfaatkan sebagai
sebagai
 gelling agent , agen pengemulsi, pensuspensi, pendispersi yang berguna dalam
industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik, maupun industri lainnya
seperti cat, tekstil, pakan ternak.
 

Karakteristik dan Habitat Padina sp.


Padina  juga
 juga sering disebut dengan nama alga merak, termasuk dalam phaeophyta 
dengan karakteristik bentuk alga meringkuk, cabang seperti kipas dari satu
tangkai. Tinggi tanaman sekitar 15 cm, sering terbagi tidak teratur, dan
bercabang.. Permukaan daun tersusun dari struktur menyerupai
bercabang menyer upai kipas yang
mengandung kalsium (kalsifikasi) dan memutih, tetapi bagian batang, tangkai
dan akar yang juga berbentuk talus berwarna kuning kecokelatan.
kecokelatan.
Padina  hidup
 hidup pada habitat dengan substrat berbatu di laut, terutama rataan
bebatuan atau terumbu yang dangkal.
 

 Taksonomi
 Taksonomi Alga Coklat (Phaeophyta)
P adi na sp
sp..
•   Kingdom : Plantae
•   Divisi : Phaeophyta
•   Kelas : Phaeophyceae

  Bangsa : Dictyotales
•   Famili : Dictyotaceae
•   Genus : Padina 
•   Spesies : Padina sp.   (Sumber : dokumentasi pribadi)
 

Kandungan Padina sp.
•   Kandungan pada
pada alga cokelat
cokelat Padina sp ditemukan terdapat kandungan
kalsium karbonat, sterol, triterpenoid, flavon
f lavonoid,
oid, alkaloid, serta alginat.
 Triterpenoid
 T riterpenoid dan steroid.
•   Kandungan bioaktif tersebut memiliki aktivitas biologis seperti bakterisida,
bakterisida,
fungisida, antiviral, sitotoksik, analgesik, antikanker
antikanker,, kardiovaskular dan
antialergi.
 

Manfaat Padina sp.

  Khasiat Senyaw
Senyawa
cokelat Padina spa. biologis dan kimia
dapat digunakan yang terkandung
sebagai terkandung dalam
antibakteri, alginat
antikanker
antikanker, alga
, antioksidan
dan dalam mengatasi kelainan kelenjar dan penurunan tekanan darah tinggi. ting gi.
•   Oleh karena itu, potensinya
potensinya cukup besar untuk dapat
dapat dikembangkan sebagai
sebagai
obat-obatan yang akan menambah nilai ekonomisnya. Ditambah melalui
pengembangan dan eksplorasi pengolahan bahan aktif, akan dapat diketahui
khasiat atau kegunaan lainnya seperti bahan makanan.
 

Spektrofotometer Ultra Violet dan Visible (UV-Vis)

Spektrofotometri
anorganik dengan merupakan
meng gunakan
menggunakan metode pengukuran
prinsip penyerapan kadar suatu
cahaya unsur
optik oleh atom
atau ion anorganik seperti kalsium dalam larutan
lar utan atau langsung pada sampel
padat berupa serbuk. Alat ini dapat digunakan untuk melihat erosi pada
enamel dan dentin secara
s ecara kuantitatif.
 

•   Salah satu contoh instrumentasi analisis spektrofotometri adalah


adalah
spektrofotometer UVUV-Vis.
-Vis. Alat ini digunakan untuk penentuan
konsentrasi senyawa-
senyawa-senyawa
senyawa yang dapat menyerap radiasi pada
daerah sinar ultraviolet (200 –  400
 400 nm) atau daerah sinar tampak 
(400 –  800 nm)
nm).. Ana
Analis
lisis
is ini dap
dapat
at dig
diguna
unaka
kan
n den
dengan
gan pen
penent
entuan
uan
absorbansi dari larutan sampel yang diukur.
•   Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis
UV-Vis adalah aplikasi dari
Hukum Lambert-Beer
 

 Jenis Penelitian
Penelitian
 Jenis penelitian
penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium  dengan
 dengan jenis studi
quasi experimental.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan pre test and post test with control group design.
 Waktu
 Waktu Penelitian
September –  Oktober
 Oktober 2017
 Tempat
 Tempat Penelitian
Penelitian
1.   Laboratorium Konservasi
Konservasi Fakultas Kedokteran
Kedokteran Gigi Universitas
Universitas Hasanuddin
Hasanuddin
2.   Laboratorium Biofarmaka Fakultas Farmasi Universitas
Universitas Hasanuddin
Hasanuddin
 

 Variabel
 Variabel Penelitian
Penelitian
•   Variabel Sebab/ Independen : Email Gigi Premolar 1 rahang atas
•   Variabel Akibat/ Dependen : Kadar fosfat yang larut dari email gigi

  Vari
riab
abel
el Ken
end
dal
alii : Lam
amaa Per
eren
enda
dama
man
n Sa
Samp
mpel
el,,Volu
lume
me,p
,pH
H,
Konsentrasi
•   Vari
ariabe
abell tak ter
terke
kenda
ndalili : Temp
empera
eratur
tur dan kel
kelemb
embapa
apan
n ruan
ruangan.
gan.

Metode Sampling
Simple Random Sampling 
 


 Jumlah Sampel

Rumus Frederer : (n-1) ≥ 15


(t-1) (n-1)

(4-1) (n-1) ≥ 15

3 (n-1) ≥ 15
3n - 3 ≥ 15
Keterangan : 3n ≥ 15 + 3
t = jumlah kelompok  3n ≥ 18
n = jumlah sampel n ≥ 6
 

Kriteria Sampel
Kriteria Inklusi : ●  Gigi premolar permanen
per manen rahang atas.
●  Gigi post  ekstraksi
 ekstraksi karena alasan penyakit periodontal.

 Gigi post  ekstraksi
 ekstraksi karena alasan ortodontik.

Kriteria Eksklusi : ● Gigi yang mengalami


meng alami karies, abrasi dan erosi

 Gigi yang mengalami fluorosis
● Gigi yang mengalami fraktur mahkota

●  Gigi sulung 
 


 Definisi Operasional Variabel
1. Ekstrak alga coklat Sargassum sp. dan Padina sp. adalah bahan uji yang
diaplikasikan pada gigi premolar permanen
per manen kemudian diukur peningkatan
kadar fosfat yang terlarut dari email gigi.
2. Kelarutan fosfat (PO4 ) adalah selisih pada ekstrak  Sargassum
 Sargassum sp, Padina sp.
asam sitrat dan akuades
akuades saat perendaman gigi
gigi selama 24 jam dikurang
dikurang kadar
fosfat sebelum perendaman (0 menit), kadar fosfat selama 48 jam dikurang 
kadar fosfat selama 24 jam dan kadar fosfat selama 72 jam dikurang dengan
kadar fosfat 48 jam.
 

 Alat Bahan

1. Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu®, Jepang) 1. Gigi premolar rahang atas


2. Rotary Evaporator ( Büchi®,
Büchi®, Jerman) 2. Alga coklat Sargassum  sp.
 sp.
3. Timbangan Analitik (Sartorium®, Amerika Serikat) 3. Alga coklat Padina  sp.
 sp.

4. Handpiece High Speed (Pana Air®, Jepang) 4. Akuades


5. Bur intan fisur lurus 5. pelarut etanol 70%

6. Carborundum disc (Edenta®, Swiss) 6. Ammonium molibdat (Merck®, Jerman)


7. Wadah plastik individual 7. Asam askorbat (Merck®, Jerman)
8. Brush 8. Asam sitrat

9. Pinset 9. Asam sulfat pekat


10. Gelas Ukur (Pyrex®, Jepang) 10. Kalium dihidrogen fosfat (Merck®, Jerman)
Jerman)

11. Labu Ukur (Pyrex®, Jepang)


12. Pot Obat/Urine
13. pH indikator (Suncare® Amerika Serikat)
14. kertas saring 
15. pipet tetes
16. Batang pengaduk 
 

 Alat Ukur
Spektrofotometer Ultra Violet –  Visible
 Visible Light (UV
(UV-VIS)
-VIS) dalam satuan absorbansi
 Jenis Data
Data
Data Primer.
Pengolahan Data
SPSS versi 20 untuk  windows.
 windows.
 Analisis Data
Data dari hasil penelitian ini akan dianalisis dengan Sistem  Statistical Package Social
Science (SPSS) dengan menggunakan uji Kruskall-Wallis  yang
 yang sebelumnya diawali
dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov  dilanjutkan
 dilanjutkan dengan uji homogenitas Levene.
Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
 

Preparasi mahkota gigi premolar


•   Gigi yang akan diuji adalah sebanyak 24 gigi premolar rahang atas.
atas. Gigi
premolar kemudian dipisahkan akar dan mahkota pada 2mm dibaw dibawahah
cementoenamel junction  dengan
 dengan menggunakan carborundum disc dan bur fisur.
•   Mahkota gigi premolar
premolar kemudian
kemudian dibersihkan menggunakan brush dan
pumis, lalu dikeringkan dengan semprotan udara. Pada ruang pulpa juga
dibersihkan dengan file  dan
 dan semprotan air saline.
•   Permukaan mahkota
mahkota gigi yang akan tertanam di resin diambil diambil patokan pada
bagian cementoenamel junction  di
 di sisi bukal sejajar servikal
ser vikal gigi, yang kemudian
kemudian
dimiringkan 45º. sehingga hanya bagian bukal yang akan berkontak dengan
ekstrak.
 


  Kemud
Kemudian
ian sampel mahkota gigi premolar direndam kedalam
kedalam wadah akuades
selama 24 jam sampai
s ampai sampel mahkota gigi akan digunakan pada perendaman
kedalam ekstrak.
•   Selanjutnya mahkota
mahkota gigi premolar dibagi menjadi
menjadi 4 kelompok secara acak 
dan sama banyak (menggunakan metode simple random sampling  ).
•   Kelompok 1 (Mahkota
(Mahkota gigi untuk air akuades) sebagai kontrol negatif 
Kelompok II (Mahkota gigi untuk bahan ekstrak 100% Sargassum sp. ),
 ),
Kelompok III (Mahkota gigi untuk bahan ekstrak 100% Padina sp.. ),dan
 ),dan
Kelompok IV (Mahkota gigi untuk asam sitrat 1%) sebagai kontrol positif.
positif.
•   Setiap sampel dalam setiap kelompok
kelompok ditempatkan di pot obat yang
yang berisi
masing-masing cairan dengan volume yang sama dan diberi label nomor urut.
 

Pembuatan
Pembuatan Ekstrak Alga Coklat  Sargassum sp. dan  Padina sp.
•   Pengambilan bahan uji
uji yaitu ekstrak alga
alga coklat Sargassum
coklat Sargassum sp. dan  Padina sp.
yang diperoleh dari kawasan pantai punaga Kabupaten Takalar.
•  Sargassum sp. dan
dan Padina
 Padina sp. yang telah diperoleh dicuci dengan air laut sambil
s ambil
menghilangkan lumpur yang masih menempel. Setelah itu, dicuci lagi dengan air
mengalir
meng alir hingg
hinggaa bersi
bersih
h dan diker
dikeringka
ingkan
n selam
selamaa 7 hari. Setel
Setelah
ah dikeri
dikeringkan
ngkan
kemudian dipotong-potong dalam ukuran kecil dan ditimbang hingga mencapai
 berat 200 g.


  Kemudian Sargassum
Kemudian Sargassum sp. dan
sp. dan Padina
 Padina sp. yang
sp. yang telah ditimbang dilakukan
ekstraksi secara maserasi dengan direndam dengan pelarut alkohol dan
didiamkan selama 2-3 hari serta ditutup dengan aluminium foil agar tidak terjadi
 penguapan dan kontaminasi.
kontaminasi. Hasil maserasi kemudian disaring menggunakan
menggunakan
kertas saring dan ditampung kedalam labu erlenmeyer.
 

Pembuatan Ekstrak Alga Coklat Sarg Sargassu


assumm sp. dan Pa Padin
dinaa sp.
•  Pengambilan bahan uji yaitu ekstrak alga coklat Sargassum sp. dan  Padina sp. yang diperoleh
dari kawasan pantai punaga Kabupaten
K abupaten Takalar.
Takalar.
•   Sargassum sp. dan Padina sp. yang telah diperoleh dicuci dengan air laut sambil menghilangkan

lumpur yang masih


masih menempel. Setelah itu,
itu, dicuci lagi dengan air mengalir hingga bersih
dan diker
dikeringkan
ingkan selam
selamaa 7 hari. Setela
Setelah
h diker
dikeringkan
ingkan kem
kemudian
udian dipoto
dipotong-po
ng-potong
tong dalam
ukuran kecil dan ditimbang hingga mencapai berat 200 g.

•   Kemudian Sargassum sp. dan Padina sp. yang telah ditimbang dilakukan

ekstraksi
didiamkansecara maserasi
selama 2-3 haridengan direndam
serta ditutup dengan
dengan pelarut alkohol
aluminium foil agardan
tidak 
terjadi penguapan dan kontaminasi. Hasil maserasi kemudian disaring 
menggunakan kertas saring dan ditampung kedalam labu erlenmeyer
erlenmeyer..
 

  Prosedur selanjutnya, dilakukan ekstraksi dengan menggunakan  rotar


 rotaryy evaporator dengan suhu
50º C selama 4 jam untuk memperoleh ekstrak kental. Ekstrak kemudian diencerkan
menggunakan akuades dengan perbandingan konsentrasi tetap 100%.
•   Sebelum dilakukan perendaman dengan ekstrak, ekstrak di ukur nilai pH dengan
menggunakan pH meter.
 

Persiapan Pengujian
1. Pembuatan larutan induk fosfat 500 ppm 
Larutkan 2,195 g kalium dihidrogen fosfat anhidrat, KH 2PO4 dengan 100 mL air akuades dalam labu ukur
1000 mL.
 Tambahkan air akuades sampai tepat
te pat tanda tera dan dihomogenkan
2. Pembuatan larutan baku fosfat 10 ppm
Pipet 2 mL larutan induk fosfat 500  ppm  dan
 dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
 Tambahkan air suling sampai tepat pada tanda
tand a tera dan dihomogenkan.

3. Pembuatan larutan kerja fosfat

Pipet
masing ke 0 mL;
dalam labu5 ukur
mL; 20
250mL dan 25 mL larutan baku fosfat yang mengandung 10 ppm dan masukkan masing-
mL.
 Tambahkan air akuades sampai tepat
te pat tanda tera kemudian dihomogenkan sehing ga diperoleh kadar fosfat
fosfa t
0,0 ppm; 0,2 ppm; 0,4 ppm; 0,8 ppm dan 1 ppm.
 

4. Pembu
Pembuatan
atan Kurva Kalibrasi
•   Pengoptimalan alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk alat untuk pengujian
pengujian kadar fosfat;
fosfat;
•   Pipet 50 mL larutan kerja dan masukkan masing-masing ke dalam erlenmeyer
erlenmeyer
•   Tambahkan
Tambahkan 1 tetes indikator fenolftalein. Jika terbentuk warna merah
merah muda, tambahkan tetes demi tetes
H2SO4 5N sampai warna hilang;

  Tambahkan
Tambahkan 8 mL larutan dan dihomogenkan;
•   Masukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer,
spektrofotometer, baca dan catat serapannya pada gelombang 817 nm
dalam kisaran waktu 10 sampai 30 menit;
•   Buat kurva kalibrasi dari data dan membuat persamaan garis lurusnya.
5. Pembu
Pembuatan
atan larutan asam sulfat 5N

  Masukkan 70 mL
pada penangas es. asam sulfatlarutan
Encerkan pekat ke dalamairgelas
dengan erlenmeyer
suling yang
sampai 500 mLberisi
d an 300
dan mL air akuades dan diletakkan
dihomogenkan.
6. Pembu
Pembuatan
atan larutan kalium antimonil tartrat
•   Larutkan 1,3715 g kalium antimonil tartrat dengan 400 mL
mL air suling dalam labu ukur 500 mL. kemudian
kemudian
tambahkan akuades hingga tepat tanda tera dan dihomogenkan.
 

7. Pembuatan larutan ammonium molibdat


•   Larutk
Larutkan
an 20 g ammonium molibdat dalam 500 mL air akuades dan dihomogenkan.
8. Larutan asam askorbat 0,1 M
•   Larutk
Larutkan
an 1,76 g asam askorbat dalam 100 mL air akuades.

9. Larutan camp
campuran
uran
•   Campurkan secara
secara berturut-turut 50 mL asam sulfat 5N,
5N, larutan kalium antimonil
antimonil tartrat, 15 mL
larutan ammonium molibdat dan 30 mL asam askorbat.
 

Pengu
Pengukuran
kuran kadar fosfat
•  Pipet 50 mL masing-masing
masing-masing ekstrak dan larutan, kemudian masukkan masing-
masing ke dalam erlenmeyer;
•   Tambah
Tambahkan
kan 1 tetes fenolftalein. Jika terbentuk merah muda tambahkan tetes demi
tetes asam sulfat 5N sampai warna hilang.
•   Tambah
Tambahkankan 8 mL larutan campuran dan dihomogenkan;
•   Masukkan ke dalam kuvet
kuvet alat spektrofotometer,
spektrofotometer, baca dan catat serapannya pada
panjang gelombang 817 nm dalam kisaran waktu 10 sampai 30 menit.
•   Dilakukan pengukuran kadar fosfat dari masing-masing sampel dengan
menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 817 nm.
•   Data yang didapatkan dari hasil pengukuran
pengukuran masing-masing
masing-masing sampel dicatat.
•  Analisis Data.
 

 Telah dilakukan penelitian mengenai uji kadar fosfat yang terlarut dari email gigi yang
direndam dalam ekstrak alga cokelat  sargassum sp. dan  padina sp. dengan menggunakan
metode asam askorbat dengan pereaksi ammonium molibdat, kalium antimonil tartrat dan da n
asam sulfat kemudian diukur menggunakan
mengguna kan spektrofotometer.
Penelitian ini dilakukan di Laboratarium Biofarmaka Fakultas Farmasi Universitas
Hasanuddin pada tanggal 9 Oktober 2017 –  10 10 November 2017.
Sebelum dilakukan penelitian di laboratorium, terlebih dahulu dibuat kurva kalibrasi
untuk pengukuran fosfat yang telah ditentukan absorbansinya yaitu sebesar 0, 0.2, 0.4, 0.6,
0.8 dan 1 ppm  dengan
 dengan menggunakan larutan standar kalium dihidrogen fosfat. Selain itu,
masing-masing bahan perlakuan juga diukur pH-nya menggunakan pH indikator.
 

Tabel 5.1 Distribusi pH kelompok ekstrak  Sargassum


  Sargassum sp., Padina sp  dan kelompok kontrol menggunakan pH

indikator .

pH ind
indika
ikator
tor adalah
adalah sal
salah
ah sat
satu
u alat
alat uku
ukurr yan
yangg dig
diguna
unakan
kan dal
dalam
am mel
meliha
ihatt der
deraja
ajatt kea
keasam
saman
an
dan kebasaan yang ada dalam benda cair. Berdasarkan tabel diatas pH aquades adalah 6,
kemudian pH ekstrak  Sargassum
 Sargassum sp.adalah 5, pH ekstrak  Padina
 Padina sp. adalah 5 dan pH larutan asam
sitrat adalah 2.
 

Pengukuran Kadar fosfat


Hasil Pengukuran f osfat
Pengukuran
Pengu kuran kadar fosfat dilakukan dengan alat Spektrofotometer UV-
UV-
 Vis dengan panjang gelombang absorbansi
absorbansi sebesar 817 nm dan dihitung 
absorbansinya selama 10 menit per sampel. Hasil pengukuran kadar fosfat
dapat dilihat pada lampiran tabel 5.2.
 Tabel
 T abel 5.2 Hasil pengukuran kadar fosfat terhadap perendaman
perendaman gigi
masing-masing perlakuan dengan metode asam askorbat menggunakan
meng gunakan
sepektrofotometer UV-Vis
UV-Vis pada absorbansi panjang gelombang
g elombang 817 nm.
 

Gambar 5.1. Grafik rerata perbandingan kadar fosfat dengan perendaman gigi pada ekstrak  Sargassum
 Sargassum sp., Padina sp. dan
kelompok kontrol selama 1,2 dan 3 hari.

0.2

0.18

0.16

0.14 0.142 Sargassum sp.

0.12
0.113  Aquades

0.1

0.08
0.0765   0.0813 Padina sp.

0.0716
0.06  Asam sitrat 1%

0.04 0.041 0.0436 0.044


0.031 0.028
0.02
0.018 0.021
0 0
Sebelum Perendaman
0
Perendaman 1 Hari
0
Perendaman 2 Hari Perendaman 3 Hari
 

Pada gambar
mengalami 5.1, yang
perubahan ketigaterus
kelomeningkat.
kelompok
mpok sampelPadaselain asam sitrat
kelompok tidak 
aquades
aquades, ,
hasilnya memiliki nilai yang konstan hingga
hing ga hari ke-2, kemudian mengalami
peningkatan kadar fosfat sebesar 0.021 pada hari ke-3.

sangatSelanjutnya pada
sedikit yaitu 0,01kelompok   Sargassum
 Sargassum
di hari ke-1 sp. awaln
kemudian awalnya
turunyamenjadi
meng alami
mengalami
0.04 kenaikan
di hari ke-
2 dan kembali meningkat di hari ke-3 sebesar 0.07.
Sedangkan pada kelompok  padina
 padina sp. pada hari pertama mengalami
penurunan sebesar 0.02 menjadi 0.18 , kemudian di hari ke-2 dan ke-3
kembali meningkat menjadi 0.044.
Kemudian kelompok asam sitrat 1% kadar fosfat yang diukur terus
Kemudian
mengalami peningkatan dan tertinggi di hari ke-2 sebesar 0.11.
 

Hasil Uji Statistik 

  Peneliti
Penelitian
an ini juga dilakukan uji statistik untuk
untuk dapat mendapatkan
kesimpulan mengenai hipotesis yang telah ditentukan yaitu dengan
signifikansi penelitian
penelitian sebesar 95%. Uji pertama
pertama yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu uji normalitas dan homogenitas agar
agar dapat ditentukan
ditentukan uji

selanjutnya akan digunakan uji parametrik atau uji nonparametrik.


 

Uji Normalitas dan Homogenitas


Pada Penelitian ini, untuk melihat sebaran data terdistribusi normal/tidak, dilakukan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov dan juga Shapiro Wilk, sedangkan untuk melihat varian data sama/tidak dilakukan uji
homogenitas  Levene.
 

  Syarat dalam melakukan uji statistik parametrik adalah dengan melihat


distribusi data yang normal dan varian yang sama antar kelompok.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas diatas, maka data data tersebut
tidak memenuhi untuk
untuk dilakukan uji
uji statistik parametrik.
parametrik. Maka selanjutnya

akan dilakukan uji statistik nonparametrik yaitu uji beda Kruskall -Wallis .


 

Berdasarkan tabel 5.6 diatas,


diatas, pada
pada ΔH1 kelompok  Padina 
 Padina   dan Asam Sitrat memiliki nilai p=0.002<0.05
p=0.002<0.05
sehingga
sehing ga menunjukkan perbedaan yang bermakna,.Sedangkan
bermakna,.Sedan gkan pada kelompok aquades memiliki nilai 1, nilai
p>0.05 menunjukkan
menunjukkan asumsi tidak terdapat perbedaan bermakna kadar fosfat pada waktu tersebut.
Kemudian pada ΔH2 pada kelompok Asam Sitrat dan Padina  memiliki
  memiliki nilai masing-masing p=0.004<0.05
dan p=0.035 <0.05, sehingga
sehingga kelompok Asam sitrat dan Padina  diasumsikan
 diasumsikan terdapat perbedaan bermakna pada
 waktu pengukuran
pengukuran tersebut. Sedangkan
Sedangkan pada
pada kelompok
kelompok Aquades
Aquades tidak terdapat perbedaan
perbedaan bermakna dikarenakan
dikarenakan
nilai p kelompok yaitu p=1>0.05.
Selanjutnya pada hasil ΔH3, pada kelompok  Sargassum 
 Sargassum  nilai
 nilai p sebesar 0.198, kelompok  Padina 
 Padina  sebesar
 sebesar 0.053

dan kelompok asam sitrat sebesar 0.078. masing-masing kelompo


kelompokk tersebut memiliki nilai p>0.05 sehingga
diasumsikan ketiga sampel tersebut tidak terdapat perbedaan
perbedaan yang bermakna pada perubahan kadar fosfat di
rentang waktu hari ke-2 dan ke-3. Sedangkan pada aquades mempunyai nilai p=0.002<0.05 sehingga diasumsikan
memiliki perbedaan yang bermakna pada rentang hari ke-2 dan ke-3. Hal ini dikarenakan adanya perubahan nilai

pada kontrol negatif yang konstan hingga


hingga hari ke-2 tetapi meningkat
meningkat 0.02 di hari ke-3.
pada kontrol negatif yang konstan hingga
hingga hari ke 2 tetapi meningkat
meningkat 0.02 di hari ke 3.
 

Penelitia
Penelitian
n ini merupakan
mer upakan eksperimental laboratoris dengan tujuan untuk 

menghitung kadar  Sargassum 


ekstrak alga coklat fosfat yang terlarut
 sp.
 sp. dari  sp.
dan Padina  email gigi
sp. dan setelah direndam
dibandingkan dengan
larutan asam sitrat 1%. Kadar fosfat tersebut diukur dengan menggunakan
spektrofotometer uv-vis yang sebelumnya direaksikan dengan menggunakan
meng gunakan
metode asam askorbat.
Prinsip penetapan kadar fosfat dengan metode asam askorbat adalah
terbentuknya asam fosfomolibdat hasil reaksi dari amonium molibdat, kalium
antimonil tartrat dan ortofosfat. Asam fosfomolibdat tersebut direduksi oleh
asam askorbat membentuk kompleks molibden berwarna biru.
 

•   semakin pekat
pekat warna
warna biru tersebut
tersebut maka kadar fosfat
fosfat yang
yang diukur
diukur akan

menjadi lebih tinggi. sampel


pada masing-masing Sebelumdan
dilakukan pengukuran,
waktu berbeda cairan sebanyak
diencerkan yang diambil
2x
pengenceran dengan. Hal ini karena ekstrak alga coklat ini memiliki warna
kepekatan yang sangat tinggi sehingga pada saat radiasi oleh alat
spektrofotometer menyebabkan
menyebabkan absorbsi sinar oleh kompleks molibden
molibden dari
gelombang cahaya yang diradiasi oleh spektrofotometer menjadi tidak dapat
diserap dengan optimum dan hasil menjadi tidak kuantitatif
kuantitatif..
 

•   Berdasarkan tabel 5.1 terlihat


terlihat perbandingan pH antara
antara kelompok
kelompok kontrol
positif dengan bahan ekstrak  Sargassum 
 Sargassum  sp.
 sp. dan Padina  sp.
 sp. yang cukup jauh
berbeda. Dengan
Dengan melihat pH kritis
kritis yaitu 5,5, dimana larutan akan mencapai
titik kejenuhan terhadap mineral yang ada pada gigi, Jika pH larutanlar utan dibawah
pH kritis,
kritis, maka akan terjadi ketidakjenuhan
ketidakjenuhan dan mineral yang yang ada pada gigi
yaitu kalsium dan fosfat akan cenderung larut hingga
hing ga mencapai titik 
kejenuhan.
•   Hal ini disesuaikan dengan grafik rerata hasil absorbansi
absorbansi pada gambar 5.1
dimana   Sargassum  yang
 yang mengalami penurunan absorbansi di hari ke-2 sebesar
0.04 sedangkan pada Padina  juga
 juga mengalami penurunan absorbansi di hari ke-
1pada
sebesar 0.02.ekstrak 
awalnya Berdasarkan penjelasan tersebut,
 dan Padina 
 dan
 Sargassum 
 Sargassum  dapat disimpulkan
  telah mencapai
 telah bahwa
titik kejenuha
kejenuhan,
n,
dimana akan terjadi proses presipitasi mineral fosfat pada email gigi yang
direndam sehingga hasil absorbansi fosfat akan menurun pada hari
selanjutnya.
 

Kemudian
Kemud ian
yang dihitung pada hari
kembali ke-3 perendaman,
mengalami Ekstrak 
peningkatan
 Sargassum  dan
 Sargassum  dan   Padina 
dan hampir mendekati nilai
absorbansi awal ( baseline 
 ). Pada kelompok 
baseline  kelompok  Sargassum 
 Sargassum  mengalami
 mengalami peningkatan
absorbansi dari hari ke-2 ke hari ke-3 sebesar 0.03 sedangkan pada absorbansi

ekstrak sebesar
Padina  sebesar 0.02 tersebut
alga coklat dari harijuga
ke-2memiliki
ke hari ke-3. Hal ini asam,
kandungan disebabkan padadiduga
sehingga
kandungan asam tersebut memungkinkan untuk mendemineralisasi kembali
mineral yang telah mengalami pesipitasi.

Hal ini berbeda dengan kontrol asam sitrat yang memiliki pH 2, hasil
absorbansi terus meningkat
meningkat hingga hari ke-3 sebesar 0.14. hal ini disebabkan
keasaman yang tinggi
ting gi tersebut menyebabkan ketidakjenuhan terhadap email
sehingga proses demineralisasi terus terjadi.
 

Berdasarkan
memiliki konsentrasikonsentrasi,
100% tidakekstrak alga coklat
kuat untuk
 Sargassum  dan
melarutkan email  dangigi
 Padina  yang
dan yang
hanya
dapat melarutkan fosfat awal pada kedua ekstrak tersebut yang mengalami
meng alami
presipitasi di hari ke-1 atau ke-2 perendaman gigi. Dibandingkan dengan

 Asam sitratmelarutkan
kuat untuk yang hanya email
memiliki
gigi.konsentrasi
konsentrasi 1%, larutan ini terbukti lebih

Hal ini sejalan dengan pernyataan oleh Abbas (2014) bahwa asam sitrat
memiliki kemampuan untuk menarik ion kalsium dan fosfat dari permukaan
per mukaan
email gigi dengan konsentrasi minimum yang terdapat pada minuman
bersoda. Sedangkan pada alga coklat diketahui hanya memiliki kandungan
asam askorbat dan lebih bersifat sebagai antioksidan dan sumber vitamin.
 

Berdasarkan
uji kadar grafik
fosfat yaitu pada
antara gambar
sebelum 5.1 di bab 4,
perendaman (  Perbandingan rerata hasil
 pre test) yang merupakan
baseline dengan hari ke-3 perendaman (   post test) yang memiliki rerata
absorbansi hampir sama dengan baseline, sehingga selama waktu penelitian

tidak
kadarada ditemukan
fosfat perubahan
hampir tidak ada. yang berarti dikarenakan selisih hasil uji
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian oleh Khoirina (2014) yang
melakukan uji kadar fosfat yang terlarut dari email gigi setelah direndam
dengan minuman energi, hasilnya kadar fosfat yang terlarut dari email gigi
mengalami peningkatan yang bermakna seiring dengan perendaman gigi
kedalam minuman energi.
 

Hasil penelitian
Ramadhani ini melakukan
(2013) yang juga berbeda
ujidengan hasil penelitian
kadar fosfat oleh isotonik 
pada minuman
dan asam folat selama 60 menit. Hasilnya menunjukkan nilai yang bermakna
kadar fosfat gigi dalam minuman yang mengandung asam folat mulai larut lar ut

pada menitdan
titik jenuh ke 15 mencapai
menurun kelarutan
hingga terting gi pada menit ke 30 merupakan
tertinggi
60 menit.
Sehingga berdasarkan kedua hasil penelitian diatas yang dibandingkan
dengan penelitian ini, diasumsikan tidak terdapat kadar fosfat yang terlarut
dari email gigi pada perendaman kelompok ekstrak 100% Sargassum  sp  sp. dan
Padina  sp,
 sp, melainkan terjadi proses presipitasi atau remineralisasi di hari ke-1
atau ke-2 perendaman gigi pada kedua ekstrak alga coklat tersebut.
 

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain;
•  Tidak terdapat kadar fosfat
fosfat yang terlarut dari email gigi dari hasil uji
uji kadar
fosfat dengan aplikasi perendaman email gigi kedalam ekstrak alga alg a coklat
Sargassum  sp
 sp. dan Padina  sp. selama 3 hari.
•  Alga Coklat Sargassum  sp.
 sp. memiliki kadar fosfat yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Alga coklat Padina  sp.
 sp.
•   Penggunaan bahan alga cokelat
cokelat Sargassum  sp.
 sp. dan Padina  sp.
 sp. aman digunakan
sebagai bahan dasar pasta gigi dikarenakan sifat erosifnya yang sangat rendah.
 


  Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
lanjut mengenai kadar kalsium yang terlarut
terlarut
dari email gigi setelah direndam dengan ekstrak alga coklat Sargassum  sp.
 sp. dan
Padina  sp.
 sp. secara in vitro.
•   Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
lanjut mengenai gambaran mikro email gigi
yang direndam dengan ekstrak alga coklat Sargassum sp. dan Padina sp. secara
in vitro.

Anda mungkin juga menyukai