Trauma Muskuloskeletal
Trauma Muskuloskeletal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ligamen, otot, dan cairan sinovial. Seluruh komponen ini berfungsi sebagai
Tulang diselimuti oleh jaringan yang kaya akan darah dan diselimuti
Seperti jaringan lain, tulang akan berdarah dan sakit ketika cedera.
bantalan untuk tulang agar dapat bergerak atau berporos satu samalain.
dengan tulang.
B. Tujuan
mengancam nyawa.
trauma.
1
5. Mengenali dan menangani bila pasien mengalami tanda syok karena
perdarahan (circulation).
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PERDARAHAN
memancar.
c. Penanganan
1) Perdarahan Luar:
Penekanan langsung.
3
Elevasi/ tinggikan posisi luka lebih tinggi dari
permukaan jantung.
Evakuasi segera.
2) Perdarahan Dalam:
Evakuasi segera.
2. AMPUTASI
a. Definisi
4
untuk disambungkan kembali, tutup luka dengan kain bersih/
hipotermi.
3. DISLOKASI
Spain
5
Strain (Kram Otot)
Rest = istirahat.
2. Balut tekan
5. LUKA TUSUK
Trauma yang diakibatkan oleh benda tajam (trauma tajam). Lebar luka
aktif maju yang cepat atau suatu dorongan pada tubuh dengan sebuah
6
6. PATAH TULANG (FRACTURE)
a. Defenisi
tulang dan sendi, baik sebagian atau seluruh tulang termasuk tulang
b. Etiologi
Klasifikasi Fraktur :
Klasifikasi etiologis
Fraktur traumatic
Klasifikasi klinis
7
Fraktur terbuka dibagi atas 3 derajat (menurut R.
Gustino), yaitu :
Derajat I :
- Kontaminasi minimal.
Derajat II :
- Laserasi >1 cm
- Kontaminasi sedang.
Derajat III :
Klasifikasi radiologis
dengan dislokasi.
8
Konfigurasi : fraktur transfersal, fraktur oblik, fraktur
c. Manifestasi Klinis
2) Nyeri pembengkakan.
5) Deformitas.
d. Pemeriksaan Penunjang
kerusakan vaskuler.
9
4) Hitung darah lengkap : Hemokonsentrasi mungkin meningkat,
terhadap peradangan.
klirens ginjal.
e. Penatalaksanaan
sekeliling tulang.
f. Imobilisasi (Pembidaian)
10
dilakukan pemeriksaan status neurovaskular atau Denyut,
DRABC
Jika pasien tidak sadar jangan beri makan atau minum. Jika
1. Nyeri akut b.d agen injury fisik, spasme otot, gerakan fragmen
11
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai
darah kejaringan.
h. Discharga Planning
ada keluhan.
12
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
klien/asuransi kesehatan.
klien di gunakan:
presipitasi nyeri.
gambarkan klien.
3) Region apakah rasa sakit bisa reda apakah rasa sakit menjalar
terhadap klien.
13
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat Psikososial
masyarakat.
14
terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang
3) Pola Eliminasi
juga dikaji ada kesulitan atau tidak. Pola Tidur dan Istirahat
4) Pola Aktivitas
perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu
15
5) Pola Hubungan dan Peran
bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul
16
Pada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya,
efektif.
g. Pemeriksaan Fisik
lebih mendalam.
1) Gambaran Umum
17
2) Secara sistemik dari kepala sampai kelamin
a) Sistem Integumen
b) Kepala
c) Leher
d) Muka
tak oedema.
e) Mata
f) Telinga
g) Hidung
18
Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,
i) Thoraks
simetris.
j) Sistem pernafasan
onchi.
k) Sistem Kardiovaskuler
mur-mur.
l) Sistem pencernaan
hernia.
19
Palpasi : Tugor baik, tidak ada defands
gelombang cairan.
kali/menit.
pembesaran lymphe.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen injury fisik, spasme otot, gerakan fragmen
darah kejaringan.
trauma (fraktur).
20
3. Intervensi
No Diagnosis NOC NIC
1 Nyeri akut NOC NIC
Definisi : pengalaman sensori dan emosional yang Pain level Pain management:
tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan Pain control - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan Comport level termasuk lokasi, karakteristik, kualitas, dan faktor
sedemikian rupa (internasional association for the Krikteria hasil: presipitasi.
study of pain): awitan yang tiba- tiba atau lambat dari Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, - Observasi reaksi nonverbal dari ktidaknyamanan.
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang mampu menggunakan teknik nonfarmakologi - Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk
dapat diantisipasi/diprediksi dan berlangsung selama untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) mengetahui pengalaman nyeri pasien.
6 bulan. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri evaluasi
Batasan karakteristik: menggunakan management nyeri pengalaman nyeri masa lampau.
Perubahan selera makan Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, - Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
Perubahan tekana darah frekuensi dan tanda nyeri) tentang ketidakefektifan control nyeri masa lampau.
Perubahan frekuensi jantung Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
Perubahan prekuensi pernapasan berkurang menemukan dukungan.
Laporan isyarat - Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Diaphoresis
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
Perilaku distraksi (mis:gelisah, meregek,
menangis) - Kurangi faktor presipitasi nyeri.
Masker wajah (mis: mata kurang bercahaya, - Pilih dan lakukan pengan nyeri (farmakologi,
tampak kacau, gerakan mata berpencar, atau tetap nonfarmakologi, dan interpersonal).
pada satu focus meringis) - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
Sikap melindungi area nyeri intervensi.
Focus menyempit (mis:gangguan presepsi nyeri, - Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi.
hambatan proses berpikir, penurunan interaksi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
dengan orang dan lingkungan)
Indikasi nyeri yang dapat diamat - Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
Perubahan posisi untuk menghindari nyeri - Tingkatkan istirahat.
Sikap tubuh melindungi - Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan
Dilatasi pupil tidakan nyeri tidak berhasil.
Melaporkan nyeri secara verbal - Monitor penerimaan pasien tentang managemen nyeri.
Gangguan tidur Analgesic administration
Faktor yang berhubungan: - Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
Agen cedera (mis: biologis, zat kimia, fisik, nyeri sebelum pemberian obat.
psikologis - Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi.
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dari
analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri.
- Tentukan analgesic pilihan, rute pemberian, dan dosis
optimal.
- Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur.
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesic pertama kali.
- Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri
hebat.
- Evaluasi efektivitas analgesic, tanda dan gejala.
2 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer NOC NIC
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang Circulation status Peripheral Sensation Management (Manajemen
dapat mengganggu kesehatan. Tissue perfusion: cerebral sensasi perifer)
Batasan karakteristik: kriteria hasil: - Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
Tidak ada nadi Mendemonstrasikan status sirkulasi yang terhadap panas/dingin/tajam/tumpul.
Perubahan fungsi motorik ditandai dengan: - Monitor adanya paretese.
Perubahan karakteristik kulit (warna, elastisitas, Tekanan systole dan diastole dalam rentang - Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
rambut, kelembapan, kuku, sensasi, suhu) yang diharapkan ada isi atau laserasi.
Indek ankle-brakhial <0,90 Tidak ada ortostatik hipertensi - Gunakan sarung tangan untuk proteksi.
Perubahan tekanan darah diektermitas Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan - Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung.
intrakranial tidak lebih dari 15mmHg
Waktu pengisian kapiler > 3 detik - Monitor kemampuan BAB.
Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang
Klaudikasi - Kolaborasi pemberian analgetik.
ditandai dengan:
Warna tidak kembali ketungkai saat tungkai - Monitor adanya tromboplebitis.
diturunkan Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan - Diskusikan menenai penyebab perubahan sensasi.
Kelembapan penyembuhan luka perifer kemampuan
Penurunan nadi Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan
Edema orientasi
Nyeri ektermitas Memproses informasi
Bruit femoral Membuat keputusan dengan benar.
Menunjukkan fungsi sensori motorik cranial
Pemendekan jarak total yang ditempuh dalam uji
yang utuh: tingkat kesadaran membaik, tidak
berjalan enam detik
ada gerakan gerakan involunter
Pemendekan jarak bebas nyeri yang ditempuh
dalam uji berjalan enam detik
Perestesia
Warna kulit pucat saat elevasi
Faktor yang berhubungan:
Kurang pengetahuan tetang faktor pemberat
(mis., merokok, gaya hidup monoton, trauma,
obesitas, asupan garam, imobilitas)
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit
(mis,. diabetes, hiperlipidemia)
Diabetes mellitus
Hipertensi
Gaya hidup nonoton
Merokok
Syok management
- Monitor fungsi neurologis
- Monitor fungsi renal (e.g BUN dan Cr lavel)
- Monitor tekana nadi
- Monitor status cairan , input dan output
- Catat gas darah arteri dan oksigen dijaringan
- Monitor EKG, sesuai
- Memanfaatkan pemantauan jalur arteri untuk
meningkatkan akurasi pembacaan tekanan darah,
sesuai
- Menggambarkan gas darah arteri dan memonitor
jaringan oksigenasi
- Memantau tren dalam parameter hemodinamik,
(mis: CVP, MAP, tekanan kapiler pulmonan/ arteri)
- Memantau faktor penentu pengiriman faktor
oksigen (mis: PaO2 kadar hemoglobin SaO2,CO),
jika tersedia
- Memantau tingkat karbon dioksida sublingual dan /
atau tonometry lambung, sesuai
- Memonitor gejala gagal pernapasan ( mis: rendah
PaO2, peningkatan PaO2 tingkat, kelelahan otot
pernapasan)
- Monitor nilai LAB (mis: CBC dengan diferensial)
koagulasi propil, ABC, tingkat laktat, budaya, dan
propil kimia)
- Masukan dan memelihara besarnya kebosanan akses
IV
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tiga, yaitu pada tulang terjadi fraktur, pada sendi terjadi sprain dan
dislokasi, dan pada otot dapat terjadi strain dengan penegakan diagnosanya
B. Saran
SOS Profesional. 2015. Manual Book Basic Trauma – Cardiac Life Support.
Jakarta: SOS Profesional.
http://id.wikipedia.org/wiki/Fraktur_tulang