PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
memainkan peran secara cepat. Adapun tujuan pendidikan yaitu sebagai gambaran
tentang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Tujuan pendidikan
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan
yang maha esa, muliah, sehat, berilmu, cukup, kreatif, serta bertanggung jawab.
Pendidikan dibagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan non formal,
sebanyak 1.357nan jiwa, yang terdiri dari 4 dusun. Jumlah sekolah di Desa
Desa ini sangat rendah di lihat dari jumlah lulusan SD SMP,SMA bahkan lulusan
kemajuan bangsa melihat persaingan global antar negara semakin lama semakin
maju karena tuntutan zaman yang tambah modern. Jika tingkat pendidikan
masyarakat rendah maka sulit bagi negara untuk mampu bersaing dengan negara
1
lain. Selain itu tingkat pendididakan yang rendah menghambat majunya sebuah
lain. Selain itu tingkat pendidikan yang rendah menghambat majunya sebuah
pegertian sebagai berikut: Pendidikan adalah suatu proses pegalaman yang terus
kehidupan itu adalah merupakan proses pertumbuhan atau kehidupan yang tepat
tanpa di batasi oleh usia. Proses pendidikan itu adalah suatu proses penyesuaian
yang terus menerus, pada fase yang menabah pertumbuhan seseorang konsep
pegalaman, ini berarti bahwa kegiatan akan berjalan dengan baik dan mencapi
yang telah ditetapkan apabila anak sebagi subjek berpartisipasi secara aktif dalam
Realitanya masih banyak orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan untuk
anaknya sehingga banyak anak yang putus sekolah menjadi masalah yang cukup
serius karena ironisnya dengan usaha pemerintah yang gencar untuk memajukan
pendidikan nasional. Putus sekolah merupakan jurang yang menghabat anak untuk
ekonomi, pendidikan orang tua, kurangnya minat anak untuk bersekolah, anak
dari banyaknya anak yang putus sekolah di jenjang pendidikan SD, SMP,SMA
dan kurangnya lulusan sarjana. Bahkan pegawai atau pekerja yang bekerja di
sekolah maupun instansi lain merupakan guru atau pegawai yang dikirim dari luar
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
berikut:
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
a. Pengertian Pendidikan
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi perannya dimasa yang
akan datang. pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 60 ayat (1) menyatakan bahwa
pegembangan pribadi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya”. Hal
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
negara.
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak peserta didik, agar
pendidikan sudah tidak asing lagi, karena disadari bahwa sebenarnya segala
berasal dari bahasa latin yaitu peadagoige, yang berarti pendidikan. Pegertian itu
juga merupakan hasil saduran dari kata yunani yaitu peadagogos yang berarti
baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam
berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam
b. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 pasal 31, ayat (3)
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia “.
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
antara lain:
kurang mendukung”.
lingkungan rumah tangga. Hal ini didukung oleh rendahnya pendidikan dan
pemahaman orang tua mengenai pengasuhan anak. Selain itu, didukung oleh
rendahnya pengertian orang tua dalam memahami tahap tumbuh kembang anak.
Dapat dikatakan bahwa pendidikan formal yang diperoleh orang tua dapat
kekerasan fisik dan verbal dalam pengasuhan dirumah. Dapat digambarkan bahwa
semakin rendah tingkat pendidikan orang tua, maka semakin tinggi tindak
kekerasan fisik dan verbal pada anak. Hal ini tentu akan merugikan anak sebagai
individu yang lemah dan membutuhkan perlindungan dan kasih sayang dari orang
tua. Membutuhkan perlindungan dan kasih sayang dari orang tua.Menurut
(Muhamad Ali,2009:2)
sekolah, diantaranya yang berasal dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan
karena malas untuk pergi sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi
sehingga anak tidak bias bersosialisasi dengan baik dalam pergaulan dengan
diajak bermain seperti playstasion samapi akirnya membolos dan tidak naik
yaitu:(1) adat istiadat dan ajaran-ajaran tertentu, (2) karena kecilnya pendapatan
orang tua murid, (3) jauhnya jarak antara rumah dan sekolah (4) lemahnya
kemampuan murid untuk meneruskan belajar dari satu kelas ke kelas selanjutnya
pernikahan, namun dikarenakan usia tersebut termasuk dalam usia sekolah, maka
pernikahan usia dini itu pun dihadirkan karena akan mengganggu pendidikannya.
perlindungan anak dan Hak Asasi Manusia, namun pernikahan usia dini
timbulnya persoalan resiko terjadinya penyakit pada wanita serta resiko tinggi
berbahaya saat melahirkan, baik pada ibu maupun pada anak yang akan
diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu
mengikuti pendidikan disekolah dasar (SD) sampai kelas 5, disebut putus sekolah
‘’putus sekolah adalah terputusnya proses belajar belajar mengajar seseorang atau
sekelompok orang secara formal tidak lagi mengikuti kegiatan pendidikan yang
berhentinya seseorang murid baik ditengah-tengah tahun ajaran atau pada akhir
pendidikan sesuai dengan jenjang waktu yang sistem persekolahan yang diikuti
A. Faktor internal
diutamakan karena rasa minat kesekolah tidak ada (Malas). Kurangnya minat anak
untuk bersekolah merupakan persoalan yang utama bagi anak putus sekolah yang
ada di Desa Masari,karena faktor ini berasal dari dalam diri anak itu sendiri yang
Penyebab anak putus sekolah bukan hanya disebabkan oleh latar belakang
pendidikan orang tua, juga lemahnya ekonomi keluarga tetapi juga datang dari
dirinya sendiri yaitu kurangnya minat anak untuk bersekolah atau melanjutkan
sekolah. Anak usia wajib belajar semestinya menggebu-gebu ingin menuntut ilmu
pengetahuan namun karena sudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik
dari orang tua terutama tentang pendidikannya, jarak tempat tingal anak dengan
B. Faktor Eksternal
Kebanyakan adalah persoalan ekonomi, orang tua siswa tidak mampu membiayai
yang sedang sekolah melakukan kerja untuk membantu orang tuanya mencukupi
waktu memasuki malam, ada juga sampai malam. Terkadang ada juga dilakukan
bisa dari ikut berjualan di pasar, jualan koran, cari pasir, memecah batu, membuat
Pada kasus anak putus sekolah karena alasan ekonomis dan anak yang
akhirnya banyak terkuras dalam kerja tersebut, sementara proses belajar yang
dengan jumlah anggota keluarga besar. Itu membuat sang anak menjadi berfikir
terlalu keras pula, sementara sekolah tak bisa diabaikannya dan menuntutnya
selanjutnya, orang tuanya mendorong anaknya fokus dalam kerja saja, sementara
sang anak tersebut tentu tidak punya pilihan lain, melihat kondisi orang tuanya
baik,sebaliknya anak juga dapat mempelajari hal-hak yang buruk.jika anak berada
anaknya,maka secara tidak langsung anak juga akan terpengaruh ke hal-hal yang
tetanga dapa menjadi patokan dalam sebuah keluarga terhadapa pola hidup
keluarganya.
Pendidikan orang tua anak yang mempuyai anak putus sekolah di Desa
tidak memiliki tamatan sekolah dasar, oleh sebab itu rendahnya pendidikan orang
Latar belakang pendidikan orang tua yang rendah merupakan suatu hal
dalam usia sekolah. Akan tetapi ada juga orang tua yang telah mengalami dan
tinggi tetapi anaknya masih saja putus sekolah, maka dalam hal ini kita perlu
mengkaitkannya dengan minat anak itu sendiri untuk sekolah, dan mengenai
berbulan-bulan bahkan kalau sampai tahunan, hal ini tentu pendidikan anak
menjadi terabaikan.
dan mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada
di masa yang akan datang. Namun, di desa Ogobayas masih banyak yang belum
desa Ogobayas masih banyak anak-anak yang seharusnya masih duduk di bangku
tidak penting. Mereka sekolah yang penting sudah bisa baca tulis mereka itu
Menurut muhamad Rifai ‘i( 2014 :203-204 ) Ada juga anak putus sekolah krana
sang anak memiliki musuh, baik itu seniornya, teman seangkatanya, adik kelasnya
mengakibatkan kerusakan fisik atau cacat fisik dan itu mengakibatkan bukan
hanya berurusan dengan tata tertib sekolah, dengan kelurga pihak korban,tapi juga
mahsiswa
dampak yang akan dialami atau diterima baik bagi anak itu sendiri,
masyarakat dan bangsa di masa yang akan datang. Menurut Abdul Halik
A. Dampak Negatif
Anak yang mengalami putus sekolah tentu nya tidak akan mendapatkan
depan, salah satu nya dalam mecari pekerjaan. Saat ini untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak sangat sulit karena setiap pekerjaan memiliki syarat-syarat
tertentu, tidak kecuali syarat pendidikan. Jika anak tidak memiliki pendidikan
yang cukup baik tentu akan menjadi kendala untuk mendapatkan pekerjaan,
putus sekolah biasanya memiliki moral yang buruk sehingga mereka akan
bergaul dengan bebas, teman sebaya sering kali menjadi faktor utama bagi
dari usahanya serta berkeinginan megerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
kemampuan memilih.
dengan baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui latihan yang
dilakukan secara terus-menerus dan dilakaukan sejak dini. Latihan tersebut
2. Penelitian Terdahulu
suatu karya yang teruji keilmiahany. Baik secara metode, konsep, maupun teori.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil revensi yang relevan dengan penelitian
penulis diantaranya :
sekolah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan populasi penelitian
120 orang anak putus sekolah dan pegambilan sampel 15% dari populasi yaitu
menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
masyarakat, dan faktor jarak antara rumah dan kesekolah yang sangat jauh.
2.) Muh.Azwar Astak (2016) “ Peranan orang Tua dalam Membina Karakter
bagaimana peranan orang tua dalam membina karakter anak putus sekolah di Desa
ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan peranan orang tua dalam
orang tua yang memiliki anak putus sekolah derusia dibawah 21 tahun dan belum
Utara yang berjumlah 16 Kepala Keluarga dan sampel dalam penelitian ini adalah
angket. Hasil observasi, wawancara, dan angket dijadikan sebagai dasar untuk
pada umumnya orang tua anak putus sekolah yang berada di Desa Towara
dengan cukup maksimal dalam membina karakter anak mereka yang putus
sekolah meskipun ada sebagaian kecil orang tua tidak terlalu memperhatikan
kegiatan yang dilakukan anak mereka pada saat diluar rumah. Adapun bentuk
peran yang dilakukan orang tua yang berada di Desa Towara Kacaman Petasia
Kabupaten Morowali Utara dalam membina karakter anak putus sekolahyaitu :
tetap mendidik anak, memahami karakter yang dimiliki anak, tetap menamkan
nilai-nilai agama kepada anak, tetap mengajarkan aturan atau norma yang berlaku
menyimpang.
3.) Dedy Melky (2016) “Studi Tentang Anak Putus Sekolah pada Usia Wajib
Selatan dan upaya yang dilakukan dalam menangulangi Anak Putus Sekolah di
Kacamatan Kulawi Selatan. Adapun tujuan yang inggin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan Anak putus
Sekolah dan mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat Anak Putus Sekolah
pada usia wajib belajar di Kacamatan Kulawi Selatan. Subyek dalam penelitian
ini berjumlah 22 orang Anak Putus Sekolah. Dalam penelitian ini teknik
Sementara analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Analisis hasil
Selatan adalah faktor Ekonomi dan Motivasi diri yang kurang dari anak. Dampak
yang ditimbulkan oleh Anak Putus Sekolah adalah maraknya kenakalan remaja,
dan kasus-kasus kenakalan remaja semakin marak. Upaya yang dilakukan dalam
menanggulangi Anak Putus Sekolah melalui berbagai program telah dilaksankan
oleh Pemerintah baik program anak Putus Sekolah yaitu Program paket A maupun
Muh.Azward Astak (2016) dan Dedy Melky (2016), teryata penelitian yang
penelitian, serta hasil penelitian tetapi memiliki persamaan pada subjek penelitian.
adalah tentang judul yang dimana peneliti akan meneliti tentang Faktor dan
(2016) adalah tentang judul yang dimana peneliti akan meneliti Faktor dan
terdahulu meneliti tentang Peranan Orang Tua dalam Membina Karakter Anak
Utara.
adalah tentang judul yang dimana peneliti akan meneliti Faktor dan Dampak
Penyebab Anak Putus Sekolah pada Masyarakat di Desa Masari Kecamatan Parigi
Studi tentang Anak Putus Sekolah pada Usia Wajib Belajar di Kecamatan Kulawi
penelitian akan dilakukan oleh peneliti yaitu terdapat pada subjek penelitian,
adapun subjek penelitian yaitu anak yang putus sekolah dan orang tua anak yang
putus sekolah.
peneliti lakukan, yaitu pada kajian yang berkaitan dengan anak putus sekolah dan
metode, dan sebagainya. Sedangkan kontribusi penulis dalam penelitian ini adalah
lebih menfokuskan penelitian terhadap faktor dan dampak penyebab anak putus
sekolah.
3. Kerangka Kenseptual
Putus sekolah adalah ketika anak atau peserta didik memutuskan untuk
tertentu. Putus sekolah ini dapat terjadi karena adanya beberapa faktor, yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputu kurangnya minat anak
orang tua, lemahnya ekonomi keluarga dan anak memiliki persoalan disekolah.
beberapa dampak positif maupun negatif. Menurut Mutiara farah dalam Herry
Gunawan (2019:21-23), ada tiga dampak negatif dan satu dampak positif prilaku
anak putus sekolah. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil satu dampak negatif
Dan dampak positifnya yaitu anak lebih mandiri, berbakti kepada orang tua dan
a. Lemahnya
ekonomi
keluarga
Sekolah Menengah b. Lingkungan
Atas (SMA) tempat tinggal
c. Kasus
pernikahan dini
diusia remaja
d. Kenakalan di
lingkungan
sekolah dan
luar sekolah
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertlis atau lisan dari orang-orang
penelitian adalah sebagai berikut : “Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
masalah”.
3. Subyek Penelitian
Parigi Moutong. Maka untuk mendapatkan informasi yang akurat dan diakui
penelitian ini adalah anak yang menempuh pendidikan dimasyarakat pada tingkat
SD, SMP, SMA dengan jumlah 10 orang dan Kepala Desa Ogobayas Kecamatan
tidak akan memperoleh hasil tanpa adanya data, oleh karna itu pengumpulan data
menjadi objek peneliti (orang tua anak yang tidak menempuh kejenjang
c.) Dokumentasi
penelitian ini berupa gambar atau foto-foto yang berhubungan dengan pelaksaan
menjelaskan data yang dijabarkan dalam kalimat dan ditunjukan dengan tabel
dikumpulkan, penulis lansung melakukan analisis data dengan cara reduksi data,
Reduksi data dilakukan dengan cara memilih dan memisahkan data hasil
wawancara dengan observasi yang di peroleh dari lapangan yang sesuai dengan
Moutong.
kesimpulan untuk ditindak lanjut, dalam hal ini informasi atau data dilakukan
dengan cara wawancara dengan informan yang telah ditetapkan sebagai subyek
penelitian.
Verifikasi data dilakukan dengan cara, data yang suda disusun dalam
1. Hasil Penelitian
Ogobayas menurut bahasa Lauje (Bahasa local) terbagi dua arti yaitu Ogo
artinya air sedangkan Bayas artinya pasir. Jadi Ogobayas dapat diartikan air pasir,
dan lebih dimaknai sebagai air yang keluar dari pasir. Sekitar tahun 1920 desa
Ogobayas masih dikenal dengan nama “Boya Ogobayas” yang masih dihuni oleh
suku yang dikenal dengan suku Tambalate, mereka berasal dari wilayah
sebagai tempat tinggal untuk mencari hidup dengan bekerja sebagai buruh :
namun suku Tambalang ini dalam kurun waktu awal belum menetap (Masih
waktu sekitar tahun 1923 tujuan suku Tambalate ini dihambat oleh suku Lauje dan
Kaili yang tidak setuju dengan misi mereka, sehingga terjadi sengketa antar dua
suku sampai mengakibatkan perang antara suku Lauje dan suku Tambalate, yang
dikenal pada waktu itu dengan perang Tambalate. Suku Tambalate menyerah
dengan membuat perjanjian disuatu tempat dan bersumpah untuk tidak melakukan
perang lagi, dengan menjadikan Bolagan sebagai daerah pemisah kedua suku
tersebut. Dan tempat itu mereka namai dengan nama Bolagan, yang sekarang
sudah menjadi bagian desa Moubang. Dan sebagai batas desa Ogobayas bagian
dimasuki lagi sekelompok masyarakat suku Kaili yang pada saat itu dipimpin oleh
salah seorang tokoh petani sebagai kepala suku bernama Lamakasih yang berasal
dari tanah Kaili BoyaogePalu dengan maksud membuka hutan rimba di Ogobayas
Namun keberadaan para petani pada saat itu terasa sangat jauh untuk
gerombolan dan tentara Permesta sampat tahun 1960. Setelah berlalu gangguan
gerombolan dan Permesta, pada tahun 1960 sampai 1970 desa Ogobayas masih
dikenal dengan nama Boya Ogobayas dan pada tahun itu juga masyarakat mulai
berdatangan untuk membuka lahan perkebunan dan telah menjadi petani tetap
keluarga, selaku kepala Boya pada waktu itu Almarhum MK kami sampai tahun
1982 dan tahun 1982 berubahlah status Boya menjadi rukun keluarga (RK),
selanjutnya pada tahun itu juga dimekarkan menjadi dua RK yaitu RK 4 dan RK 5
1985 berubah status RK 4 dan RK 5 dilebur menjadi satu wilayah dan berubah
status menjadi sebuah Dusun dan diberi nama dusun 5 Ogobayas kepala wilayah
pada suatu jabatan oleh Abdul Hanau 1999. Pada tahun 2007 pemerintah desa
Mepanga dengan kepala desa yang menjabat saat itu Bapak Nasrun Hamzah,
Dusun 5 Ogobayas dimekarkan menjadi satu desa. Dan pada tanggal 1 januari
tahun 2008 desa Ogobayas resmi sebagai sebuah defintif baru di wilayah
kecamatan Mepanga dengan kepala desa Bapak Abdul Hanau hingga tahun 2015
dan dilanjutkan oleh Bapak Asmadi. SH selaku pelaksanaan tugas kepala desa
hingga 10 maret 2016, berdasarkan hasil kepala desa yang dilaksanakan pada
tanggal 10 maret yang ditetapkan melalui surat keputusan Bupati Parigi Moutong
tentang kepala desa terpilih Bapak Anwar Sadad Nirwan S.Kom sebagai kepala
maret 2020 dengan Visi Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam membangun
berikut :
c. Keadaan Penduduk
Menurut data yang diperoleh dari desa Ogobayas tahun 2019 berjumlah
1.357 jiwa. yang terdiri dari penduduk laki-laki 682 jiwa, sedangkan perempuan
berjumlah 675 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dirinci dalam table berikut:
Table 2 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
secara keseluruhan di Desa Ogobayas berjumlah 1.357 jiwa dengan jumlah 358
KK. Penduduk laki-laki berjumlah 683 jiwa, sementara permpuan berjumlah 675
perempuan.
d. Keadaan Pendidikan
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dalam memajukan tingkat
1. Tamat SD 123
2. Tamat SMP 96
3. Tamat SMA 81
4. Sarjana 5
jenjang perguruan tinggi berjumlah 5 Orang, dan yang terakhir adalah jumlah
anak putus sekolah berjumlah 150 orang. Anak-anak yang putus sekolah ada yang
bekerja, membantu orang tua dan sebagian besar memilih untuk menikah diusia
dini.
2. Ruang Guru 1
3. Ruang kelas 6
4. Perpustakaan 1
6. Ruang UKS 1
faktor pendukung untuk kenyamanan belajar para siswa. Namun, di Sekolah Dasar
yang terletak di Desa Ogobayas masih banyak fasilitas yang kurang mendukung
untuk pembelajaran para siswa. Dimana fasilitas yang ada masih kurang memadai.
Fasilitas Sekolah
No. Jumlah Keterangan
2. Ruang Guru 1
3. Ruang kelas 3
4. Perpustakaan 1
6. Ruang Komputer 1
7 Ruang Laboratorium 1
8. Ruang UKS 1
9. Mushollah 1
Jumlah 15
menunjukkan proses belajar dan mengajar di SMP Inpres 2 Mepanga salah satu
faktor pendukung untuk kenyamanan belajar para siswa. Namun, di SMP Inpres 2
Mepanga yang terletak di desa Ogobayas masih kurang memadai fasilitas yang
ada di sekolah. Di mana banyak komputer dan fasilitas lain yang sudah rusak
2. Ruang Guru 1
3. Ruang kelas 3
4. Perpustakaan 1
6. Ruang UKS 1
7. Mushola 1
8. Kamar mandi/Wc 2
Jumlah 11
belajar para siswa. Namun, di MA yang terletak di desa Ogobayas ini masih
sebagai petani kebun (kakao, cengkeh dan kelapa) dan beternak. Selain itu,
menyebabkan orang tua berkerja keras untuk mencukupi kebutuhan sehari –hari
anggap meringankan bebean orang tua anak di ajak untuk berkerja sehingga
Kondisi anak putus sekolah di desa ogobayas, Jumlah anak putus sekolah
Ogobayas
oleh factor ekonomi keluarga yang rendah, karena sebagian besar perekonomian
masyarakat Ogobayas hanya Bertani yang penghasilannya tidak menentu sehingga
tua anak di ajak untuk berkerja sehingga menimbulkan dalam bangku sekolah
dalam waktu yang cukup lama. Faktor penyebap anak putus sekolah sebagai
berikut :
A. Faktor internal
diutamakan karena rasa minat kesekolah tidak ada (Malas). Kurangnya minat
anak untuk bersekolah merupakan persoalan yang utama bagi anak putus
sekolah yang ada di Desa Masari,karena faktor ini berasal dari dalam diri anak
Menurut Slameto, 2002 Dalam Reddy, 2013 orang tua yang kurang/tidak
anaknya, misalnya acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan
sama sekali akan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak
memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tau kemajuan belajar
anaknya kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain dapat menyebabkan
anak kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin hasil yang didapatkan tidak
memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studynya. Hal ini dapat terjadi pada
anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan
tua yang kurang jarak antar tempat tinggal anak dengan sekolah yang jauh,
fasilitas sekolah yang kurang, dan pengaruh lingkugan sekitarnya. Minat yang
Saya sebagai ibu rumah tangga dan suami saya sebagai petani mempunyai
7 orang anak. 3 diantaranya tidak melanjutkan pendidikan. Anak saya
tidak melanjutkan pendidikan karena mereka sudah merasa malas datang
kesekolah sehingga tidak datang tepat waktu dan itupun datang sesuka
mereka pada jam berapa. Terkadang saya tahunya anak saya telah
berangkat ke sekolah tapi ternyata dia malah berkeliaran di luar
lingkungan sekolah karena mengikuti ajakan temannya yang tidak jelas
tujuannya. Saya melihat minat anak saya kurang untuk pergi kesekolah dia
lebih memilih pergi bersama teman-temannya. Walaupun sudah diberikan
nasihat dan teguran oleh gurunya tapi tidak didengarkan. Jadi saya sebagai
orang tuanya juga sudah berusaha sebisanya tapi kembali lagi kepada
anaknya yang sudah tidak mau lagi melanjutkan sekolahnya. Sehinggga
dia akhirnya putus sekolah”.
menngatakan bahawa:
Sama halnya yang di ungkapakan oleh Andi anak putus sekolah: (08 Maret 2020)
Saya anak kedua dari tiga orang bersudara penyebab saya berhetih sekolah
karna saya tidak memiliki keinginan lagi untuk sekolah,kalwa saya
mengikuti pelajaran saya seing sakit kemudian juga kurannya biyaya untuk
sekolah saya berhetih sekolah 2015 kelas 3 SMP,dan jarak kesekolah cukup
jauh dari rumah saya dan pendapatan orang tua saya tidak menetu perbulan
Sama halnya di ungkapkan oleh ibu Fatmah (07 maret 2020 )
Pekerjan saya sebagi ibu rumah tangga suami saya sebagi petanianak saya ada
tiga orang,anak pertama saya putus sekolah karna tidak punya biyaya untuk
melajutkan ke SMA,sedangkan anak kedua saya putus sekolah SMP, Sebab
dia tidak mampu lagi mengikuti pembelajaran karan anak saya seing sakit.
Sama halnya yang di ungkapakan oleh ibu Asriana (02 maret 2020)
Saya sebagi ibu rumah tanggadan suami saya sebagi petani, saya memiliki tiga
orang anak, anak kedua saya berhenti sekolah kelas 4 SD, saya bertanya
kepada anak saya kenapa berhenti sekolah, dan alas an yang dia berikan
yaitu karena malas setiap hari jalan kaki ke sekolah dikerenakan jarak
rumah ke sekolah 1 Km. selain malas jalan kaki anak tersebut juga malas
bangun pagi, itulah falktor yang menyebabkan anak tersebut berhenti
sekolah.
A. Faktor Eksternal
pendidikan dan pembelajaran. Ada banyak anak usia sekolah yang terhambat
Berikut hasil wawancara dengan orang tua anak yang bernama IbuCumia
Saya mempunyai 7 orang anak, dari 7 orang anak itu 3 diantaranya putus
sekolah dan selebihnya melanjutkan pendidikan hanya sampai jenjang
SD dan SMP . Saya tidak melanjutkan pendidikan anak-anak saya
dikarenakan ekonomi yang lemah dan penghasilan perbulan yang tidak
menentu apalagi kebutuhan sehari-hari dalam keluarga juga banyak.
Sehingga pendidikan mereka hanya sampai itu saja. Dengan berentinya
sekolah anak-anak saya, mau bagaimana lagi karena memang ekonomi
keluarga kami lemah sehingga tidak bisa melanjutkan pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi. Dan menurut saya pendidikan itu memang
penting tapi karena ekonomi kami tidak mendukung jadi pendidikan anak-
anak saya hanya sebatas itu. Setelah anak-anak saya berhenti sekolah
mereka ada yang membantu saya di kebun, ada yang merantau, dan ada
juga yang bekerja serabutan untuk mencari uang.”
Berikut hasil wawancara dengan orang tua anak yang bernama ibu Hadija
Saya sebagi ibu rumah tangga saya memiliki tujuh orang anak ,anak
pertma sampe ketiga sudah menikah dan ikut dengan suaminya mereka
anak kempat yang putus sekolah karna kurangnya biyaya untuk
melajutkan sekolhnya sebenarnya dia juga masi memiliki keinginan untuk
sekolah akan tetapi kurangnya biyaya dalam keluarga saya,anak saya
memeutuskan berhetih sekolah untuk membatu saya berjualan
baik,sebaliknya anak juga dapat mempelajari hal-hak yang buruk.jika anak berada
dilingkungan masyarakat yang berpendidikan,antusias terhadap anak-
anaknya,maka secara tidak langsung anak juga akan terpengaruh ke hal-hal yang
tetanga dapa menjadi patokan dalam sebuah keluarga terhadapa pola hidup
keluarganya.
Berikut hasil wawancara dengan orang tua anak yang bernama ibu
Saya sebagai ibu rumah tangga dengan suami sebagai petani mempunyai 6
orang anak tersebut 3 diantaranya tidak melanjutkan pendidikan
sedangkan 2 orang anak lainnya ada yang melanjutkan sampai jenjang
SMA 2 orang, 1 orang SMP, dan 1 orang hanya sampai dijenjang SD.
Anak saya tidak melanjutkan pendidikan karena mereka sering saya
melihat bersama teman-temannya yang juga tidak bersekolah. Kadang
mereka datang kerumah untuk mengajak anak saya pergi keluar rumah
tanpa tujuan yang jelas. Sehingga menyebabkan anak saya juga ikut-ikutan
bersama mereka yang tidak bersekolah dan terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.Akibatnya pendidikan mereka terputus dan harus menikah di
usia dini yang seharusnya usia mereka masih duduk di bangku sekolah.”
Sama halnya yang di ungkapkan juga oleh anak yang putus sekolah yang
Mengatakan bahwa :
Berikut ini hasil dari wawancara orang tua anak putus sekolah beliau
bernama hernia (04 maret 2020 )
Saya mempunyai 2 anak ,anak yang pertma saya berhetih sekolah karna
anak saya pergaulanya tidak bisa dia bilang lagi karna dia sering bergaual
dengan temn-temnayang tidak sekolah dia sangat gampang di bujuk
temnanaya dengan melakukan hal –hal yang tidak baik seperti perkelahian
dan lain lain-lain
penelitian menujukan sebagian besar orang tua rendahnya pendidikan anak yang
orang tua tidak semua memiliki tamatan sekoalah dasar,oleh sebab rendahnay
pendidikan orang tua menyebabkan kurangnya peduli kepedulian orang tua untuk
Saya sebagai seorang ayah . Pendidikan terkahir saya hanya sekolah dasar itupun
hanya sampai kelas 3 SD. Sya mempunyai 6 orang anak, saya menyetujui
keputusan anak saya untuk bnerhenti bersekolah karna menurut saya, setinggi
apapun mereka bersekolah tetap saja akhirnya akan berkerja sebagai petani seperti
saya ini.
Sama halnya diungkapkan oleh tika Saya berhenti bersekolah karna saya kasian
melihat orangtua saya dalam membiayai biaya sekolah saya,karna saya masih
mereka.
dan mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada
di masa yang akan datang. Namun, di desa Ogobayas masih banyak yang belum
desa Ogobayas masih banyak anak-anak yang seharusnya masih duduk di bangku
maret 2020)
Berikut hasil wawancara dengan ibu Mirna , belia (06 maret 2020)
mengatakan bahwa :
Sama halnya di ungkapkan oleh Aldi mengatakan bahwa (10 maret 2020)
Menurt saya anak –anak di desa Ogobayas ini pendidikanya masi kurang
pertama saya melihat pergaulan anak- anak tersebut dan kuranganay
dorogang dari Orang tua mereka yang saya liahat ada beberpa orang tua
merka,mereka megajak anak merka berkebun orang tua mera bilang yang
pentig sudah bisa menulis dan memebaca
3. Pembahasan
Setelah menyajikan data dari hasil penelitian yang didapatkan dari teknik
A. Faktor Internal
Menurut Slameto, 2002 Dalam Reddy, 2013 orang tua yang kurang/tidak
anaknya, misalnya acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan
sama sekali akan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak
memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tau kemajuan belajar
anaknya kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain dapat menyebabkan
anak kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin hasil yang didapatkan tidak
memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studynya. Hal ini dapat terjadi pada
anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan
ungkapkan oleh anak putus sekolah yang bernama Fatmawati, mengatakan bahwa
antara kedua orang tua saya sehingga saya tidak ada motivasi dari orang tua saya
dan motivasi dari dalam diri saya. Saya merasa orang tua saya tidak lagi
mempunyai keluarga dan kehidupan yang baru sehingga saya merasa diabaikan
oleh mereka. Saya hanya tinggal bersama nenek saya dan merawatnya karena
beliau sudah tua. Padahal saya sebenarnya masih ingin melanjutkan sekolah saya
tapi dari kedua orang tua saya seperti tidak mendukung jika saya melanjutkan
sekolah jadi, sayapun merasa tidak minat lagi sekolah karena tidak adanya
untuk bersekolah juga diakibatkan oleh kurangnya dukungan dan motivasi dari
kedua orang tua dan keluarga sehingga mempengaruhi juga kepada minat anak
untuk bersekolah. Kedua orang tua hanya sibuk pada urusannya masing-masing
untuk pergi sekolah dan akhirnya memilih putus sekolah. Berikut kesimpulan
1.) Saya sebagai ibu rumah tangga dan suami saya sebagai petani mempunyai 7
kesekolah sehingga tidak datang tepat waktu dan itupun datang sesuka
mereka pada jam berapa. Terkadang saya tahunya anak saya telah berangkat
karena mengikuti ajakan temannya yang tidak jelas tujuannya. Saya melihat
minat anak saya kurang untuk pergi kesekolah dia lebih memilih pergi
oleh gurunya tapi tidak didengarkan. Jadi saya sebagai orang tuanya juga
sudah berusaha sebisanya tapi kembali lagi kepada anaknya yang sudah
sekolah”
2.) Penyebab berhenti saya sekolah karena terjadi perceraian antara kedua orang
tua saya. Sehingga saya tidak ada motivasi dari orang tua saya dan motivasi
dari dalam diri saya. Saya merasa orang tua saya tidak lagi memperhatikan
sehingga saya merasa diabaikan oleh mereka. Saya hanya tinggal bersama
nenek saya dan merawatnya karena beliau sudah tua. Padahal saya
sebenarnya masih .ingin melanjutkan sekolah tapi dari kedua orang tua saya
seperti tidak mendukung jika saya melanjutkan sekolah jadi, sayapun merasa
tidak minat lagi sekolah karena tidak adanya dukungan dari kedua orang
3.) Saya bersaudara 5 orang dari 5 orang bersaudara saya anak keempat.
yang jauh dan orang tua saya lebih suka saya membantu orang tua saya ke
kebun untuk mencari sayur-mayur dan berjualan di pasar saja daripada saya
harus jauh-jauh ke sekolah. Mulai dari pagi saya membantu berjualan
sayuran di pasar. Dan terkadang kalau saya tidak berjualan saya mengupas
4.) Saya sebagi ibu rumah tanggadan suami saya sebagi petani, saya memiliki
tiga orang anak, anak kedua saya berhenti sekolah kelas 4 SD, saya
bertanya kepada anak saya kenapa berhenti sekolah, dan alas an yang dia
berikan yaitu karena malas setiap hari jalan kaki ke sekolah dikerenakan
jarak rumah ke sekolah 1 Km. selain malas jalan kaki anak tersebut juga
malas bangun pagi, itulah falktor yang menyebabkan anak tersebut berhenti
sekolah.
5.) . Saya berhentih sekolah karna saya malas,saya lebih memilh menjaga adik
B. Faktor Eksternal
sekolah dalam satu jenjang tertentu. Berdasarkan hasil wawncara dan observasi
yang di lakuakan peneliti bahwa faktor penyebab anak putus sekolah pada
masyarakat di desa ogobayas kecamatan mepanga yaitu faktor ekonomi. Hal ini
terjadi karena sebagian besar anak –anak yang ada di Desa Ogobayas lebih
keseklolah karena kehidupan orang tua anak yang putus sekolah tersebut sebagian
besar hanya berkja di kebun yang penghasilanya tidak menetu bahkan hanya pasa-
pendidikan dan pembelajaran. Ada banyak anak usia sekolah yang terhambat
berikut :
1.) Saya mempunyai 7 orang anak, dari 7 orang anak itu 3 diantaranya putus
ekonomi yang lemah dan penghasilan perbulan yang tidak menentu apalagi
mereka hanya sampai itu saja. Dengan berentinya sekolah anak-anak saya,
Dan menurut saya pendidikan itu memang penting tapi karena ekonomi
kami tidak mendukung jadi pendidikan anak-anak saya hanya sebatas itu.
Setelah anak-anak saya berhenti sekolah mereka ada yang membantu saya di
kebun, ada yang merantau, dan ada juga yang bekerja serabutan untuk
mencari uang.”
2.) Saya 7 orang bersaudara dan saya anak pertama dari 7 bersaudara. Penyebab
saya berhenti sekolah karena orang tua saya tidak mampu lagi membayar
uang sekolah, saya berhenti sekolah pada tahun 2016 kelas 4SD di
orang tua, saya juga masih ada adik-adik saya yang masih kecil yang harus
mengajak bermain bersama karena saya sudah berhenti sekolah tidak seperti
sekolah saya bisa membantu orang tua saya bekerja sehingga bisa membantu
saya.
3.) Saya sebagi ibu rumah tangga saya memiliki tujuh orang anak ,anak pertma
sampe ketiga sudah menikah dan ikut dengan suaminya mereka anak kempat
sebenarnya dia juga masi memiliki keinginan untuk sekolah akan tetapi
4.) Saya berhentih sekolah kelas 1 SMA karna Ekonami dalam keluarga saya
baik,sebaliknya anak juga dapat mempelajari hal-hak yang buruk.jika anak berada
anaknya,maka secara tidak langsung anak juga akan terpengaruh ke hal-hal yang
tetanga dapa menjadi patokan dalam sebuah keluarga terhadapa pola hidup
keluarganya.
permasalahan dampak negatif anak putus sekolah dan dampak positif kepada
keluarga dan masyarkat dampak positif seperti membantu orang tua di rumah
walaupun anak putus sekolah memberikan dampak negatif namun tidak begitu
di masyarakat ogobayas.
Berikut hasil wawancara dengan orang tua anak yang putus sekolah
1.) Saya sebagai ibu rumah tangga dengan suami sebagai petani mempunyai 6
2 orang anak lainnya ada yang melanjutkan sampai jenjang SMA 2 orang, 1
orang SMP, dan 1 orang hanya sampai dijenjang SD. Anak saya tidak
untuk mengajak anak saya pergi keluar rumah tanpa tujuan yang jelas.
pendidikan mereka terputus dan harus menikah di usia dini yang seharusnya
karna saya sering bergaul dengan anak yang tidak bersekolah sehingga saya
melakukan hal –hal yang merugikan masa depan saya. Teman-teman saya
banyak mengajak saya untuk berbuat hal yang tidak seharusnya, misalnya
mereka datang kerumah berpamitan dengan orang tua pergi belajar. Tapi
yang negatif. Sehingga penyebab saya putus sekolah salah satu faktornya
3.) Saya mempunyai 2 anak ,anak yang pertma saya berhetih sekolah karna anak
saya pergaulanya tidak bisa dia bilang lagi karna dia sering bergaual dengan
dengan melakukan hal –hal yang tidak baik seperti perkelahian dan lain lain-
lain
4.) Saya berhetih sekolahtahun 2015 karna saya sering melakuan kesalahan di
sekolah seperti tidak tepat wakru kesekolah dan seing bolos dan orang tua
saya sering mendapat laporan dari temna- temna saya di situ orang tua sya
dan mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada
di masa yang akan datang. Namun, di desa Ogobayas masih banyak yang belum
desa Ogobayas masih banyak anak-anak yang seharusnya masih duduk di bangku
tidak penting. Mereka sekolah yang penting sudah bisa baca tulis mereka itu
1.) Desa Ogobayas ini pendidikan mereka masih rendah karena saya melihat
penting, mereka lebih memilih pergi ke kebun atau bekerja membantu orang
yang akhirnya kata mereka perempuan akan kembali juga kedapur dan laki-
2.) pada penelitian ini di Desa Ogobayas masih rendah karena saya melihat di
desa Ogobayas ini masih banyak anak-anak yang tidak mementingkan soal
tua merekapun tidak memaksa mereka untuk bersekolah tinggi karena itu
semua dikembalikan kepada anak apakah mereka mau lanjut sekolah
ataupun tidak. Dan anak-anak mereka memilih untuk tidak bersekolah lagi.
ogobayas ini masi bayak anak –anak yang berhetih sekolah kalaw melihat
dari sisi ekonmai ada orang tua mereka yang mamapu akan tetapi keiginan
4.) kurang pertama pergaulan anak- anak , kuranganay dorogang dari Orang
tua, Penulis melihat ada beberapa orang tua yang megajak anak merka
1. Kesimplan
a. Faktor Ekonomi Keluarga, Hal ini terjadi karena sebagian besar anak–anak
kehidupan orang tua anak yang putus sekolah tersebut sebagian besar hanya
c. Faktor Kurangnya Minat Anak untuk Bersekolah, hal ini di sebabkan oleh
2. Saran
berikut:
bersekolah.
2. Seharusnya anak yang berasal dari keluarga ekonomi lemah harus lebih
semangat untuk sekolah kejenjang yang lebih tinggi agar nantinya bisa
3 Aparat Desa disarankan untuk memberikan sanksi yang tegas untuk anak-anak
3 Bagi orang tua yang memiliki anak putus sekolah hendaknya bisa membatasii
pergaulan anak-anaknya agar tidak terjerumus hal –hal yang tidak di inginkan
DAFTAR PUSTAKA
Sarfa Wassahua (2016) analisis faktor penyebab anak putus sekolah dikampung di
kampong wara negeri hative kecil kota ambon .jurnal online diakses pada
06 aguastus 2020
Noor Rizqa. (2015). Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Tingkat Smp Di
Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 201.
Noor Rizqa. (2015). Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Tingkat Smp Di
Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun
2014. Universitas Tadulako ( Tidak diterbitkan).
Setiadi, Elly, M. (2006). Ilmu Sosual dan Budaya Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.
Surya Brata .(2002). Metode Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo persada.
Siti Maryam (2017:116) gambaran pendidikan orang tua dan kekerasan pada anak
dalam keluarga di gempong geulanggan tengah kec.kota juang kabupaten
bireuan.diakses pada 11 juni 2020
LAMPI
RAN
Lampiran 1
Hasil observasi
Dokumentasi Penelitian
Wawancara kepada anak Putus sek
Nama : Maryam
PPKn
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya.
Apabilah dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini
hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sangsi sesuai aturan yang berlaku.
Maryam
Stb.A321 16 099
Lampiran 8
BIODATA PENULIS
I UMUM
1. Nama : Maryam
2. TTL : Mepangga, 6 januari 1996
a. Ayah : Hanis
b. Ibu : Min
5. Agama : Islam
6. Alamat : Mepangga
II Pendidikan