Laporan Keuangan Neraca Dan Realisasi Anggaran
Laporan Keuangan Neraca Dan Realisasi Anggaran
Kabupaten Gunungkidul
Disusun Oleh :
Selvira Nurinda
20180430032
ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2021
Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang menganut sistem otonomi daerah dalam pelaksanaan
pemerintahannya, dimana daerah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah
tangga daerahnya sendiri namun tetap dikontrol oleh Pemerintah Pusat dan Undang-Undang.
Penerapan otonomi daerah diatur oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang didalamnya memuat tentang pengelolaan
keuangan dalam rangka penyelenggaran pemerintahan. Pengelolaan keuangan daerah harus
sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas yang dilakukan dengan tertib dan
disiplin, karena seluruh aktivitas pembangunan negara di bidang apapun selalu menggunakan
uang negara, baik pembangunan ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan,
maka dari itu sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan pemerintah daerah
terhadap rakyat atas wewenang yang diberikan negara kepada daerah, Pemerintah Daerah harus
membuat laporan keuangan Pemerintah Daerah.
Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) berbasis kas untuk mewujudkan tata kelola keuangan Pemerintah Daerah
yang transparan dan akuntabel, tetapi standar tersebut diganti oleh standar baru pada tahun 2010
yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) berbasis akrual. Dalam prosesnya, Pemerintah Indonesia tidak serta-merta dapat langsung
melakukan peralihan dari sistem akuntansi berbasis kas ke sistem akuntansi berbasis akrual,
maka dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 pasal 7 ayat 1 menyebutkan bahwa
penerapan SAP berbasis akrual dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP berbasis kas
menuju akrual menjadi penerapan SAP berbasis akrual. Ketentuan ini juga ada pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 di lampiran 1 dan lampiran 2. Lampiran 1 menguraikan
Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual yang mulai akan diterapkan paling lambat 4
(empat) tahun semenjak Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 ini ditetapkan, dan
Lampiran II menguraikan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis kas menuju akrual yang
diterapkan untuk pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran sampai dengan tahun 2014. Dengan
adanya standar Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 yang mengatur pelaporan keuangan
seluruh Pemerintah Daerah, maka akan tercipta keseragaman dalam hal penyajian laporan
keuangan, sehingga daya banding dalam penyajian laporan keuangan pun dapat tercipta. Selain
itu, Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 membuat laporan keuangan yang disusun
menjadi lebih transparan dan akuntabel.
Landasan Teori
Menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010, Standar Akuntansi Pemerintahan,
yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintah.
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti pendapatan diakui pada saat kas di
terima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja
diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas
pelaporan (PP No.71 tahun 2010).
Basis Akrual untuk neraca berarti aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat
pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memerhatikan saat kas atau setara kas di
terima atau di bayar (PP No.71 tahun 2010).
SAP berbasis akrual di terapkan dalam lingkungan pemerintah yaitu pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan (PP No.71 Tahun 2010).
Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis kas menuju akrual terdapat empat
laporan keuangan pokok yang harus dilaporkan, yaitu
Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta,
dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 atau sekitar 46,63
% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di sebelah
tenggara kota Yogyakarta (Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39
km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa. Letak
geografi: 110 21’ sampai 110 50’ BUJUR TIMUR 7 46’ sampai 8 09’ LINTANG SELATAN.
Batas Wilayah:
Zona utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200 m - 700 m di atas permukaan
laut. Keadaannya berbukit-bukit, terdapat sumber-sumber air tanah kedalaman 6 m - 12 m dari
permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol dengan bataun induk vulkanik dan sedimen
taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan
Kecamatan Ponjong bagian utara.
2. Zona Tengah
Zona tengah disebut wilayah pengembangan Ledok Wonosari, dengan ketinggian 150 m - 200 m
diatas permukaan laut. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam
dengan bahan induk batu kapur, sehingga meskipun musim kemarau panjang, partikel-partikel
air masih mampu bertahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi dimusim kemarau kering.
Kedalaman air tanah berkisar antara 60 m - 120 m di bawah permukaan tanah. Wilayah ini
meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah dan Kecamatan
Semanu bagian utara.
3. Zona Selatan
Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu (Duizon gebergton atau Zuider
gebergton), dengan ketinggian 0 m - 300 m di atas permukaan laut. Batuan dasar pembentuknya
adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut (Conical limestone) dan merupakan
kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zona Selatan ini meliputi
Kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang,
Ponjong bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan.
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Gunungkidul
Laporan realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengungkapkan kegiatan
keuangan Pemerintah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBD. Dalam hal ini disajikan
informasi mengenai perhitungan atas pelaksanaan kegiatan yang telah dianggarkan dalam satu
tahun anggaran meliputi pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Pendapatan diklasifikasikan
berdasarkan pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah.
Belanja terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga, dan transfer. Kemudian
terdapat pula pos surplus/defisit yang memuat informasi mengenai selisih lebih/kurang antara
pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Klasifikasi untuk pembiayaan
berdasarkan penerimaan daerah, pengeluaran daerah, pembiayaan neto. Terakhir pos sisa lebih
pembiayaan anggaran (SiLPA) yang berisi informasi selisih lebih antara realisasi penerimaan
dan pengeluaran selama satu periode pelaporan
Penutup
Demikian laporan keuangan pemerintahan Kabupaten Gunungkidul. Laporan keuangan ini
merupakan gambaran secara menyeluruh tentang pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah
dalam rangka pelaksanaan APBD Kabupaten Gunungkidul. Laporan keuangan ini berisi tentang
laporan realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 dan
2018 dan laporan realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir sampai dengan 31 Desember
2019 dan 2018.
Laporan keuangan pemerintahan Kabupaten Gunungkidul pada tahun berikut secara lengkap
terdiri dari neraca dan laporan realisasi anggaran.
Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa laporan keuangan yang kami sajikan masih belum
sempurna seperti yang diharapkan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari berbagai
pihak, dengan maksud untuk penyempurnaan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintahan
Kabupaten Gunungkidul untuk periode yang akan mendatang.