Anda di halaman 1dari 3

TEKS PIDATO PERSUASIF

1. Adinda Nasywaa Salsabila (01)


2. Alya Farrah Sajida (04)
3. Carin Aqiilah Martiansyah (08)
4. Irdina Nafisa Fawaz (18)
5. Rizka Ramadhanty (36)
6. Salsabila Alina Viandini (37)

Gangguan Mental
Bagian Pidato Teks Pidato
Assalamualaikum wr. wb. Alhamdulillahirabbil’alamin,
Wabihii nasta’in ala umuriddunnya waddhin, Ashallatu
wassalamu ‘alal ashrafil anbiyai walmursalim, wa’ala alihi wa
ashabhihi ajma’in ama ba’du. Yang terhormat Ibu Leni
Lukmawati S.Pd serta teman-teman yang saya cintai dan
Pendahuluan
banggakan. Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. karena
berkat rahmat-Nya kita dapat berkumpul di sini. Pada
kesempatan kali ini saya, Salsabila Alina dan saya, Carin
Aqiilah akan mewakili kelompok kami untuk berpidato dengan
tema “Gangguan Mental”
Memperkenalkan diri Kami berdiri disini mewakili suara-suara mereka yang sudah
yang mengesankan tak lagi terdengar.
Banyak orang beranggapan bahwa gangguan mental hanyalah
Latar belakang utama angin lalu yang hanya dirasakan sebentar. Padahal, gangguan
mental ini bukanlah masalah sepele yang bisa didiamkan.
Masih banyak orang kurang mengetahui dengan baik soal
mental illness dan kurang peduli soal gangguan mental, itu
sebabnya masih sedikit orang yang mengetahui tentang
Pengantar ke pokok
gangguan mental. Masih banyak orang meremehkan kesehatan
persoalan dengan model
mental dan bahkan melakukan diskriminasi terhadap orang
repetisi
yang menderita penyakit mental, contohnya depresi. Masih
banyak orang menganggap depresi hanyalah bentuk dari
mencari perhatian atau sensasi.
Kami merasa takut bahkan hanya untuk membicarakan apa
yang kami rasakan hanya karena tidak mau dianggap
Model repetisi dengan
berlebihan. Kami merasa takut berkumpul dengan orang lain
pengulangan “saya
karena merasa dikucilkan. Bahkan salah satu dari kami pernah
berada“ “saya merasa
dikucilkan oleh teman-teman sekelasnya hingga depresi dan
takut...“
akhirnya menyayat leher dan tangannya sendiri.
Kami ingin orang-orang mengetahui perasaan yang kami alami,
Inti repetisi tapi sekarang kami bahkan tidak tahu apakah orang lain ingin
membuka matanya untuk hal-hal seperti ini.
Pertanyaan empati Masihkah kalian tidak menghiraukan kami dan hanya
(ethos) memikirkan diri sendiri?
Semua ini sudah sering terjadi di sekitar kita. Tetapi kalian
masih menganggap enteng dan tidak peduli akan dampak
Penyajian fakta yang gangguan mental. Saya sendiri bukan psikolog atau psikater,
terbantahkan (pathos dan saya hanyalah anak yang pernah merasakan gangguan mental.
logos) Anda tidak pernah merasakannya, bahkan anda tidak peduli dan
tidak tahu bagaimana cara mengatasinya, tetpi anda membuat
orang lain merasakannya.
Kami bukan hanya ingin diperhatikan, tetapi kami ingin kalian
Inti pidato untuk dunia tahu bahwa gangguan mental adalah bukan sesuatu yang patut
diremehkan.
Argumen-argumen Saya ingin menanyakan, bagaimana jika anda disakiti oleh
(ethos, pathos, logos) orang lain secara verbal walaupun hanya beberapa kali?
Mungkin kalian merasa biasa saja dan hanya menganggap itu
hanyalah sekedar candaan. Tetapi, apakah kalian tidak tahu
bahwa tidak semua orang bisa menerima candaan tersebut?
Apakah kalian tidak berfikir bahwa kata-kata yang kalian
lontarkan akan menyakiti orang lain? Kalian bahkan tidak tahu
orang yang kalian ejek berakhir membenci dirinya sendiri
karena ejekan kalian tersebut. Di lingkungan kita bahkan sudah
banyak orang yang melakukan bunuh diri, tetapi apakah kalian
akan peduli pada korban sebelum ia melakukan bunuh diri?
Kebanyakan orang hanya menutup mata dan beranggapan
mereka dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Tetapi
masalahnya, kami tidak tahu harus berbuat apa, tidak tahu harus
bersandar kepada siapa, karena tidak ada yang peduli dan
percaya kepada kami. Kami ingin keluar dari gangguan mental
ini, tetapi kami bahkan tidak tahu bagaimana cara
mengatasinya.
Sebelum kami mengalami gangguan mental ringan, kami juga
hanya memandang sebelah mata tentang gangguan mental.
Namun, setelah mengalaminya kami jadi mengetahui
bagaimana rasanya berada dalam titik terendah dalam
kehidupan. Rasa dikucilkan, benci pada diri sendiri,
diremehkan, direndahkan, bahkan menyakiti diri sendiri, adalah
hal yan pernah dialami oleh kami. Rata-rata menyakiti diri
Argumen-argumen sendiri hanya untuk sekedar mencari perhatian orang lain,
(ethos, pathos, logos) karena merasa tidak dipedulikan dan diperhatikan oleh orang
lain. Atau bisa aja mereka menyakiti orang lain yang bahkan
tidak terlibat dalam permasalahan hanya untuk mendapat
kepuasan tersendiri dan perasaan lega di dalam dirinya. Tetapi,
yang paling ditakuti adalah ketika dia menyakiti atau bahkan
membunuh seseorang, banyak orang yang trauma atas kejadian
tersebut dan pada akhirnya memutuskan untuk mengakhiri
hidup mereka yang berharga itu.
Kita harus peduli terhdap orang-orang yang memiliki kelainan
atau gangguan mental. Bantu mereka semampu kita. Jangan
olok-olok mereka. Karena itu tidak akan memperbaiki keadaan,
Pesan penutup melainkan malah memperburuk keadaan. Jika kalian tidak bisa
membantu mereka, maka setidaknya berhenti menghina
mereka. Sekian dari kami, semoga pidato kami kali ini dapat
mengubah pola pikir kalian terhadap gangguan mental.
Terimakasih, wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum
Salam penutup
wr. wb.

Anda mungkin juga menyukai