Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Sains Volume 21 Nomor 2 Mei 2019

Laju Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup


Jenis Karang Acropora Sp. dengan Metode Penempelan
Fragmen yang Berbeda
Ary Yancer Jimi Erika , Ramses* , Lani Puspita
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Riau Kepulauan

Intisari: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup
karang Acropora sp dengan metode penempelan fragmen klem plastik dan semen. Sebanyak 64
fragmen Aropora sp setinggi 9-9.5 cm untuk diujikan pada dua metode penempelan fragmen.
Laju pertumbuhan karang Acropora sp menggunakan metode penempelan klem plastik lebih
tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode penempelan semen. Tingkat kelangsungan
hidup karang acropora sp menggunakan metode penempelan semen lebih baik jika dibandingkan
dengan metode penempelan klem plastik, yaitu 100% untuk metode penempelan dengan semen
dan 78% untuk metode penempelan klem plastik.

Kata Kunci: Laju Pertumbuhan, Tingkat Kelangsungan Hidup, Klem Plastik, Media Semen,
Terumbu Karang

Abstract: This study aims to determine the growth rate and survival of Acropora sp corals by
attaching plastic and cement clamp fragments. As many as 64 Aropora sp fragments as high as 9-
9.5 cm to be tested on two methods of attaching fragments. Acropora sp coral growth rate uses a
method of sticking plastic clamps higher than using the cement attachment method. The survival
rate of coral acropora sp using the cement attachment method is better than the method of
attaching plastic clamps, which is 100% for the method of attachment with cement and 78% for
the method of attaching plastic clamps.

Keywords: Growth Rates, Survival Rates, Plastic Clamp, Cement of Media, coral reefs.

*Corresponding Author: ramses.firdaus@gmail.com

1 PENDAHULUAN al., 2017). Eksploitasi karang secara ilegal untuk


keperluan perdagangan berdampak pada

E kosistem terumbu karang adalah ekosisistem


pesisir yang kaya akan keanekaragaman
hayati. Ekosistem ini memiliki manfaat yang besar
kerusakan ekosistem terumbu karang secara luas,
dan dapat menyebabkan kepunahan spesies
karang dan hilangnya fungsi ekologis ekosistem
bagi kehidupan di dalamnya, juga bagi terumbu karang secara lokal (Ramses, 2018).
kebutuhan manusia. Ekosistem terumbu karang Selain itu kerusakan ekosistem karang juga dapat
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Nilai ekonomi disebabkan akibat faktor alam berupa gempa,
terumbu karang di perairan Kecamatan Selat badai taufan, tsunami, el nino, kadar garam yang
Nasik adalah sebesar Rp 112.624.393/tahun/ha tidak normal, kurangnya cahaya, bioerosi,
atau 27.387 $ US/tahun/ha (Sjafrie, 2010). kompetitordan predasi (Anwar et al., 2014).
Meski memiliki nilai yang tinggi, kerusakan Terumbu karang dengan kriteria baik
ekosistem terumbu karang terus perlangsung dan hanya tersisa 5,3 % dari luas terumbu karang
menjadi perhatian banyak peneliti. Laju Indonesia (Suharsono, 2008). Selanjutnya
kerusakan terumbu karang di Indonesia dari diperkirakan Indonesia hanya memiliki 5,23
aktivitas manusia utamanya adalah kegiatan persen kondisi terumbu karang dalam kondisi
destructive fishing seperti penggunaan racun ikan sangat baik, dan 24,26 persen baik, dan apabila
dan dinamit (Arini, 2013). Kegiatan antropogenik tidak diantisipasi maka kekayaan dan potensi
lainnya yang mempengaruhi kehidupan karang terumbu karang akan hilang (Coremap II, 2009).
yaitu limbah padat (sampah) (Wahyulfatwatul, et

© 2019 JPS MIPA UNSRI 106


Ary Y.J.E., dkk/ Laju Pertumbuhan... JPS Vol. 21 No.2 Mei 2019

Lebih jauh lagi, diprediksi pada tahun 2030-an, Setiap meja semai ditempatkan pada stasiun
diperkirakan lebih dari 90% terumbu karang penelitian yang telah ditentukan dengan
dunia akan terancam oleh kegiatan manusia, kedalaman 3 meter.
naiknya suhu dan pengasaman air laut, dengan Substrat yang di gunakan dalam
hampir 60% menghadapi ancaman tingkat tinggi, penelitian ini adalah substrat dari bahan mortar
sangat tinggi, atau genting (Burke et al., 2012). (campuran semen dan pasir). Dua model substrat
Upaya pelestarian dan pemulihan yang berbeda digunakan pada penelitian ini.
ekosistem terumbu karang terus ditingkatkan Model pertama (metode ikat) bagian tengah
melalui berbagai program dan penelitian. Salah substrat dibuat patok tiang menggunakan pipa
satunya adalah kegiatan dan penelitian tentang PVC berdiameter ± 2 cm dan tinggi ± 10 cm.
transplantasi karang. Dalam kegiatan
transplantasi karang, metode penempelan
frakmen karang menjadi unsur terpenting dalam
keberhasilan kegiatan transplantasi. Penempelan
dapat dilakukan dengan semen, berbagai perekat
epoxy, paku, kabel baja antikarat, kabel, dan
kabel pengikat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan laju pertumbuhan dan
tingkat kelangsungan hidup karang Acropora sp
dengan metode penempelan fragmen yang
berbeda.

2 METODOLOGI Gambar 1. Konstruksi Substrat Penempelan


Fragmen Karang: (a) Model 1,
Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan dan (b) Model 2.
Budidaya Karang Perairan Pulau Layang, Sedangkan model kedua (metode
Kelurahan Sekanak Raya, Kecamatan Belakang penempelan semen) bagian tengah substrat tidak
Padang, Kota Batam berada pada titik koordinat dibuat patok tiang, melainkan hanya diberi
1006’50.49”N dan 103050’49.01” E. Pengamatan lubang sedalam ± 1 cm sebagai tempat
pertumbuhan karang dilakukan selama 2 bulan, penempelan fragmen. Jumlah substrat yang
mulai dari bulan April 2018 - Juni 2018. Jenis dibuat pada penelitian ini sebanyak 64 buah
karang yang digunakan adalah Acropora sp yang untuk 2 jenis perlakuan. Beberapa sampel yang
didapat dari hasil budidaya yang dilakukan oleh dijadikan objek penelitian yaitu karang dari genus
kelompok masyarakat di tempat penelitian. acropora yang berasal dari karang hasil budidaya
Metode penempelan fragmen karang di sekitar lokasi penelitian Pulau Layang, dengan
menggunakan klem plastik dan penempelan cara sampel dipotong dari koloni induknya
menggunakan semen yang dicampur air laut. dibagian percabangan atau dasar percabangan
Penelitian ini menggunakan meja semai dengan menggunakan alat pemotong.
yang terbuat dari beton, dengan ukuran panjang Percabangan karang yang dipilih sebagai
1 meter, lebar 50 cm dan tinggi 50cm. Disetiap fragmen adalah percabangan dengan kondisi
rak terdapat 32 lubang sebagai tempat yang sehat. Ukuran fragmen yang digunakan
diletakannya fragmen karang dengan diameter 6 berkisar antara 9–9.5 cm dan jumlah fragmen
cm, jarak antara lubang satu dengan yang lainnya karang sebanyak 64 buah. Dari 64 fragmen, 32
sejauh 5 cm. Jumlah meja semai yang digunakan fragmen menggunakan metode penempelan
sebanyak 2 meja untuk 2 perlakuan yang klem plastik dan 32 lainnya menggunakan
berbeda. Pada setiap meja semai diberi metode penempelan semen.
penomoran sebagai penanda jenis perlakuan, Pengukuran pertumbuhan fragmen
meja semai untuk perlakuan 1 diberi nomor 1 dan karang diukur dari sisi terpanjang fragmen.
meja semai untuk perlakuan 2 diberi nomor 2. Pengukuran fragmen karang dilakukan secara in

107
Ary Y.J.E., dkk/ Laju Pertumbuhan... JPS Vol. 21 No.2 Mei 2019

situ menggunkaan jangka sorong (caliper) No = Jumlah individu pada awal peneliti.
dengan ketelitian 0.01 mm . Pengukuran pertama 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan saat fragmen karang telah diletakan
pada meja semai. Pada akhir penelitian, selain Pertambahan pertumbuhan dari fragmen
pengukuran pertumbuhan karang juga akan karang dari awal penyemaian (t-nol) hingga akhir
dilakukan pengamatan mengenai tingkat penelitian pada dua metode penempelan
kelangsungan hidup karang. Kelangsungan hidup menunjukkan nilai yang berbeda-beda. Rata-rata
fragmen karang diamati dengan cara mencatat pertambahan pertumbuhan fragmen karang jenis
jumlah setiap fragmen karang yang hidup dan Acropora sp dengan metode klem plastik sebesar
mati pada akhir penelitian. Pertambahan panjang 8,29 mm. Pertambahan pertumbuhan tertinggi
karang merupakan selisih dari panjang awal 102,87 mm dan terendah 97,79 mm. Sedangkan
dengan panjang hasil pengukuran pada saat rata-rata tinggi fragmen dengan metode semen
pemantauan sesuai masing-masing kode, sesuai adalah sebesar 7,56 mm, dengan pertumbuhan
dengan persamaan yang digunakan oleh tertinggi 102,45 mm dan terendah setinggi 93,21
Sadarun, (1999) sebagai berikut: mm.
Laju pertumbuhan rata-rata fragmen
β = Lt – L0 karang dengan metode klem plastik selama 2
bulan massa pemeliharaan sebesar 4,15 mm dan
Keterangan: metode semen sebesar 3.78 mm. Perbandingan
β = Pertumbuhan laju pertumbuhan rata-rata fragmen karang
Lt = Rata-rata tinggi/panjang setelah dengan dua metode penempelan dapat dilihat
pengamatan ke-t pada diagram dibawah ini. Laju pertumbuhan
L0 = Rata-rata tinggi/panjang pada awal karang Acropora sp untuk metode penempelan
penelitian dengan klem plastik lebih baik dibandingkan
Untuk laju pertumbuhan karang dihitung dengan laju pertumbuhan pada metode
dengan rumus merujuk (Effendi, 1997): penempelan semen, dengan perbedaan laju
𝐏 = (𝐋𝐭 − 𝐋𝟎)/(𝐭) pertumbuhan sebesar 0.37 mm/2 bulan atau 0.18
Keterangan : mm/bulan.
P = Pertambahan panjang/tinggi 5
karang 4.15
Laju Pertumbuhan Rata-rata

Lt = Rata-rata panjang/tinggi 4 3,78


setelah pengamatan ke-t
L0 = Rata-rata panjang/tinggi awal
(mm/bulan)

3
penelitian
t = Waktu Pengamatan (bulan) 2
Tingkat kelangsungan hidup karang dapat
diketahui dengan membandingkan jumlah 1
karang yang hidup pada akhir penelitian (Nt)
dibandingkan dengan jumlah karang yang 0
disemai (No). Tingkat kelangsungan hidup pada
Klem Plastik Semen
karang yang ditransplantasi dihitung dengan
menggunakan rumus yang mengacu pada Ricker Gambar 2. Laju Pertumbuhan Rata-rata Karang
(1975) sebagai berikut: Acropora sp dengan Dua Metode Penempelan

Tingkat kelangsungan hidup merupakan


suatu faktor penentu dari keberhasilan
Keterangan : transplantasi terumbu karang. Dari hasil
SR = Tingkat kelangsungan hidup ( Survival pengamatan yang dilakukan pada spesies karang
Rate) Acropora sp pada dua metode penempelan
Nt = Jumlah individu pada akhir penelitian fragmen pada penelitian ini diperoleh hasil

108
Ary Y.J.E., dkk/ Laju Pertumbuhan... JPS Vol. 21 No.2 Mei 2019

dengan tingkat kelangsungan hidup yang perlakuan metode tanam gantung memberikan
berbeda. Pada akhir penelitian jumlah stek pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan
(koloni) karang Acropora sp dengan metode dengan metode tanam tempel. Pertumbuhan
klem plastik sebanyak 25 fragmen dengan tingkat dengan ukuran awal 5 dan 7 cm lebih baik
kelangsungan hidup sebesar 78% sedangkan daripada ukuran awal 3 cm. Namun,
jumlah stek (koloni) karang Acropora sp dengan pertumbuhan pada ukuran awal fragmen 5 cm
metode semen sebanyak 32 fragmen dengan dan 7 cm tidak berbeda nyata. Tingkat
tingkat kelangsungan hidup sebesar 100% keberhasilan kelangsungan hidup karang secara
(Gambar 3) keseluruhan mencapai 83,33 %.
Tingkat kelangsungan hidup tertinggi
22% (100%) dihasilkan oleh metode tempel dengan
ukuran awal fragmen 5 cm dan 7 cm
menunjukkan nilai yaitu sebesar 100%.
100%
78% Transplantasi dengan metode tali yang paling
efisien adalah menggunakan metode tanam
gantung dengan ukuran 5 cm. Persentase tingkat
kelangsungan hidup karang A. formosa yang
ditransplantasi di kedalaman 3 dan 7 m tidak
menunjukkan adanya perbedaan yaitu sebesar
semen klem plastik selisih 70,83%. Sedangkan persentase tingkat
kelangsungan hidup karang Faktor yang dominan
Gambar 3. Tingkat kelangsungan Hidup memengaruhi tingkat kelangsungan hidup karang
Karang Acropora sp dengan Metode enempelan yang ditransplantasi adalah penutupan algae,
dengan Klem Plastik dan Semen sedimentasi, dan ukuran fragmen karang dengan
cabang yang berbeda (Nurman et al., 2017).
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda Persentase kelangsungan hidup dari
dari penelitian lainnya. Pertumbuhan dan jenis-jenis karang ini dipengaruhi oleh beberapa
kelangsungan hidup karang Acropora sp sangat faktor. Suharsono (2008) mengatakan
bervasiasi. Dilaporkan pertumbuhan mutlak rata- kelangsungan hidup ekosistem terumbu karang
rata karang Acropora sp yang dibudidayakan dibatasi oleh beberapa faktor lingkungan, yaitu
berkisar 4.2 – 4.9 mm/bulan (Haris, et al., 2017). suhu, cahaya, sedimentasi, salinitas, derajat
Karang transplan Acropora formosa berperekat keasaman (pH), kedalaman, gelombang, dan
dempul memiliki tingkat pertumbuhan paling pergerakan arus. Menurut Loya (1976) dalam
baik dengan tinggi akhir sebesar 15,08 cm dan Aditiyana, (2012), pengaruh sedimentasi yang
diameternya sebesar 11,84 mm dan penggunaan terjadi pada terumbu karang telah disimpulkan
perekat berbahan dempul memberikan tingkat oleh beberapa peneliti terdiri atas: 1)
keberhasilan transplantasi karang paling baik menyebabkan kematian karang apabila menutupi
dibanding dengan perekat lem dan penjepit atau meliputi seluruh permukaan karang dengan
plastik (Yudasmara, 2015). Pertumbuhan panjang sedimen; 2) mengurangi pertumbuhan karang
kerangka Acropora nobilis mencapai 17.79 mm secara langsung; 3) menghambat planula karang
atau 0.148 mm/hari dan Acropora nosuta untuk melekatkan diri dan berkembang di
mencapai 14.28 mm atau 0.12 mm/hari. substrat; 4) meningkatkan kemampuan adaptasi
Sedangkan pertambahan bobot kerangka karang terhadap sedimen. Oleh karena itu,
Acropora nobilis mencapai 513.1 mg atau 4.27 karang tidak dijumpai pada perairan yang tingkat
mg /hari dan Acropora nosuta mencapai 264.9 sedimentasinya tinggi (COREMAP, 2017).
mg atau 2.21 mg /hari (Muhlis, 2019). Terumbu karang juga lebih akan berkembang
Lebih lanjut, Yunus et al., (2013) pada daerah yang terus teraduk oleh arus dan
melaporkan baha perlakuan metode tanam ombak. Karena arus dan ombak akan membantu
memberikan pengaruh yang nyata (P ≤ 0,05) karang membersihkan diri dari sedimentasi yang
terhadap pertumbuhan karang, dimana terendap pada fragmen karang, karena

109
Ary Y.J.E., dkk/ Laju Pertumbuhan... JPS Vol. 21 No.2 Mei 2019

bersamaan dengan itu gelombang akan memberi [2]


Arini, D.I.D., 2013. Potensi Terumbu Karang
oksigen dalam air laut, menghalangi Indonesia: Tantangan dan Upaya
pengendapan koloni karang, dan akan Konservasinya. INFO BPK Manado, Vol.3 No.2:
147-173.
mendatangkan makanan untuk koloni karang
berupa plankton (Nybakken, 1992). [3]
Burke, L., Reytar, K., Spalding, M., dan Perry,
Menurut Harriot dan Fisk (1998) dalam A., 2012. Menengok Kembali Terumbu Karang
Aditiyana (2012), suatu kegiatan transplantasi yang Terancam di Segitiga TerumbuKarang.
World Resources Institute. 10 G Street, NE
karang dapat dikatakan berhasil apabila tingkat
Washington, DC 20002, USA.
kelangsungan hidupnya sebesar 50-100 %. Hasil
ini dapat terjadi apabila karang ditansplantasikan
[4]
Effendie, M. I., 1997. Biologi Perikanan. Yayasan
Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
pada habitat yang kurang lebih sama dengan
tempat dimana karang tersebut diambil,
[5]
Coremap II. 2009. Mengenal Potensi Kawasan
khususnya dalam pergerakan arus, kedalaman, Konservasi Perairan (Laut) Daerah . Ditjen
Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
dan kekeruhan.
Departemen Kelautan dan Perikanan: Jakarta
Beberapa aspek yang dapat menyebakan
kematian hewan karang meliputi aspek biologis,
[6]
Coremap CTI. 2017. Status Terumbu Karang
fisik dan kimia. Secara biologis kematian dapat Indonesia 2017. LIPI: Jakarta
terjadi karena pemangsaan oleh beberapa [7]
Haris, A., Rani, C., Tahir, A., Andi Iqbal
spesies, serta adanya proses bioerosi yang Burhanuddin, A.I., Samawi, M.F., Tambaru, R.,
dilakukan oleh beberapa jenis organisme yang Werorilangi, S., Arniati, dan Faizal, A., 2017.
Sintasan dan Pertumbuhan Transplantasi
hidup dalam ekosistem. Hewan yang memangsa
Karang Hias acropora sp di Desa Tonyaman,
hewan karang adalah Acanthaster planci dan Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali
Drupela sp. Sedangkan yang melakukan bioerosi Mandar. SPERMONDE, 2(3): 1-8
adalah dari kelompok tumbuhan rendah seperti [8]
Muhlis, 2019. Pertumbuhan Kerangka Karang
bakteri, filmentous algae yang masuk kedalam Acropora di Perairan Sengigi Lombok. Jurnal
jaringan karang, selain itu juga dari kelompok Biologi Tropis. 19 (1) :14 – 18.
fungi, sponge, polychaeta, crustasea, sipuncula http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v19i1.940
dan molusca (Purnomo & Rushwahyuni, 2009). [9]
Nybakken, W, J., 1992. Biologi Laut. Gramedia:
Jakarta
4 KESIMPULAN [10]
Nurman, F.H., Sadarun, B., dan Palupi, R.D.,
2017. Tingkat Kelangsungan Hidup Karang
Laju pertumbuhan karang Acropora sp Acropora formosa Hasil Transplantasi Di
menggunakan metode penempelan klem plastik Perairan Sawapudo Kecamatan Soropia. Sapa
lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan Laut. Vol. 2(4): 119-125
metode penempelan semen. Tingkat [11]
Purnomo, W, P & Ruswahyuni. 2009. Kondisi
kelangsungan hidup karang acropora sp Terumbu Karang Di Kepulauan Seribu Dalam
menggunakan metode penempelan semen lebih Kaitan Dengan Gradasi Kualitas Perairan.
baik jika dibandingkan dengan metode Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, Vol. 1
(1): 93-101.
penempelan klem plastik, yaitu 100% untuk
metode penempelan dengan semen dan 78%
[12]
Ramses. 2018. Kondisi dan Keragaman Karang
untuk metode penempelan klem plastik. Hias di Perairan Pulau Sarang dan Sekitarnya,
Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam.
Simbiosa, 6(2): 57–66.
REFERENSI [13]
Ricker, W.E. 1975. Computation and
Aditiyana, I,
[1]
A. 2012. Analisis Laju Interpretation of Biologycal Statistic of Fish
Pertumbuhan Dan Tingkat Keberhasilan Populations. John Willey and Sons. 444 p.
Transplantasi Karang Stylophra pistillata Dan [14]
Sjafrie, N. D. M., 2010. Nilai Ekonomi
Pocillopora verrucosa Di Perairan Pulau Karya Terumbu Karang Di Kecamatan Selat Nasik,
Kepulauan Seribu. (Skripsi). Institut Pertanian Kabupaten Belitung. Oseanologi dan Limnologi
Bogor. Bogor di Indonesia (2010) 36(1): 97- 109

110
Ary Y.J.E., dkk/ Laju Pertumbuhan... JPS Vol. 21 No.2 Mei 2019

Sadarun. 1999. Transplantasi Karang Batu Di


[15]
Yudasmara, G. A., 2015. Analisis Pertumbuhan
[18]

Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. [Tesis]. Karang Acrofora formosa Dalam Proses
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Transplantasi Karang. Proceedings Seminar
Pertanian Bogor. 67p. Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015.
Halaman 388-394.
Suharsono. 2008. Jenis-jenis Karang yang
[16]

Umum Dijumpai di Perairan Indonesia. 19]


Yunus, B.H., Wijayanti, D.P., dan Sabdono, A.,
Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta. 2013 Transplantasi Karang Acropora aspera
Dengan Metode Tali Di Perairan Teluk Awur,
Wahyulfatwatul, UAS, Litaay, M., D.
[17]
Jepara. Buletin Oseanografi Marina. vol. 2 22 –
Priosambodo, D., dan Moka, W., 2017 Genera
28.
Karang Keras di Pulau Barrang Lompo dan
Bone Batang Berdasarkan Metode Identifikasi
coral finder. Bioma: Jurnal Biologi Makassar.
Vol.2(2):39-51.

111

Anda mungkin juga menyukai