Anda di halaman 1dari 3

INTOKSIKASI ALKOHOL – PAK SAEBANI

- Apa yang dipelajari terkait alcohol


- Bedanya etanol dan methanol
o Penambahan gugus methyl
- LD50 ethanol
o Ekuivalensi  kesetaraan
 Karena adanya beda-beda toleransi antar orang
 Karena beda orang beda kemampuan toleransi, jadi butuh standar baku utk
rata-rata nya
o 300mg%
o Etanol murni  kenapa etanol murni? Kenapa ga pake yg 70% atau 30%?
 Karena Ketika berbicara terkait LD50, kita sedang mencari standar baku utk
menentukan toksisitas dari etanol murni itu.
 Jadi butuh substrat yang baku juga  jadi diambil dari etanol murni
 Kalau ditambah jadi yg etanol 70% atau 30% itu karena ditambah-tambah,
ketidakakuratannya menjadi meningkat apabila dilakukan pengenceran
 Bisa krn satuan yang tidak terlihat oleh mata
 Karena alat ukur bias
 Jadi butuh standar baku dari zat tersebut  etanol murni (tanpa
pengenceran)
o Yang dikonsumsi dalam 1 jam
 Durasi waktu 1 jam sebagai dasar perhitungan karena puncak kadar dalam
darah (fase distribusi)  +30-90 menit
o Bisa mematikan  karena bicaranya di konteks LD50. Kalau LD100 = Mematikan
- LD50 : dosis yang bisa mematikan 50% hewan coba
- Kematian karena etanol  kematian sekunder
o Seperti kecelakaan
o Fase-fase alcohol :
 Euphoria
 Kebingungan  motoric mulai mengalami penurunan, konsentrasi menurun
 bisa kecelakaan
 Koma
- Kematian karena methanol  kematian primer
o Intoksikasi berat  asidosis pada darah
- Penambahan gugus methyl
- Perbedaan Temuan Post Mortem antara alcohol kronik dan akut
o Kronik : ada tanda-tanda sirosis lemak
 Oksidasi menyebabkan pelepasan ion H+  deposit lemak  hati berusaha
memproduksi lipoprotein  hiperlipidemi pada darah, fatty liver
- Pemeriksaan kualitatif  tidak bisa membedakan pengguna baru atau lama
o Bau alcohol
o Strip saliva test  karena alcohol itu higroskopis
- Carbamat :
o Bahan aktif baygon
o Baunya seperti bau minyak tanah
- Alkohol  bau gas
- Jenazah
- Absorbsi  higroskopis  pemeriksaan strip saliva test
- Distribusi  di urin
- Metabolisme  bisa buat bedain alkoholisme lama (perlemakan hati) dan baru
o Bisa mengukur sejauh mana pola pengguna dari alcohol tersebut dari korban
(lama/baru)
o BNN : mengkualifikasikan semua jenis napza dengan frekuensi pakai yang jelas.
Dibagi jadi 3 (berlaku di semua NAPZA)
 Coba pakai : max. 5x/52 minggu
 Rutin pakai : 5-50x/52 minggu  tanda fatty liver mulai kelihatan
 Ketagihan : >50x/52 minggu
o Berefek signifikan pada organ-organ yang berperfusi tinggi (utk metabolisme)
- Ekskresi :
o 1 : 1,2 = darah : urin
o Urin lebih banyak
- Etanol ditambah:
o Benzodiazepine
o Dextromethorphan
o Amfetamin
o  bisa semakin meningkat intoksikasinya (karena sinergisme)
- Mekanisme adiksi:
o Adanya perubahan jumlah dan fungsi dari neurotransmitter
o Alkohol  intervensi dopamine
o Metamfetamin  intervensi GABA & enkefalin
- Digital narcotic :
o Narkotika yang digital
o Bentuknya aplikasi
o Cara : pakai headset dimasukkan ke telinga, Ketika diaktifkan, mereka akan bermain
dengan panjang gelombang tertentu sehingga terjadi perubahan dari
neurotransmitter otak
 Kalau low : deep sleep
 Medium : halusinogen, stimulant, dsb
 Hard : awalnya intoksikasi bisa di setting mau seberapa dalam, settingan
waktunya
- NAPZA terbaru : bentuk seperti rokok, seperti tembakau gorilla, Ketika dikonsumsi dalam
bentuk rokok gaada efek apapun, kalau merokok sambil download aplikasi denger lagu lagu
yg ritmis intoksikasi akan meningkat, saat stop musik intoksikasi berhenti
- Tanda khas kematian akibat alcohol:
o Kaku mayat & pembusukan relative lamban terjadi
- Formaldehid itu adalah turunan dari formalin
o Sehingga tingkat pengawetannya berbeda
o Formaldehida tingkat pengawetannya lebih lama dari formalin
o Pada intoksikasi alcohol, pembusukan berjalan tapi lambat
- Laju penurunan pada ekskresi  angka grunner : 10mg%/jam
-

Anda mungkin juga menyukai