DOSEN PEMBIMBING :
NS. AHMAD FAUZI.,S.KEP.,M.KEP
OLEH :
RINI KRISTIANI
NIM : 200511071
A. Definisi
Kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau
kedua-duanya. Gangguan sistem hantaran jantung dan bukan struktur jantung
(Smeltzer dan Bare, 2001). Gangguan atau ketidakteraturan pada sistem listrik
jantung (LeMone, 2016).
B. Etiologi
Gangguan mekanisme utama dari automatisitas, konduksi, dan reentri impuls.
Faktor resiko terjadinya aritmia adalah iskemia miokardium, penurunan fungsi
ventrikel kiri, infark miokardium, fibrosis miokardium (Black dan Hawks, 2014).
D. Patomekanisme
Gagal jantung Hipermetabolisme Infark miokardiun, fibrosis Penurunan fungsi
↓ ↓ miokardium, iskemik ventrikel kiri
Kelemahan Meningkatkan miokardium ↓
Gangguan repolarisasi kebutuhan O2 di ↓ Refleks
↓ seluruh jaringan Perubahan elektofisiologi sel baroreseptor
Saraf parasimpatis ↓ miokardium teraktivasi
meningkat Meningkatan ↓ ↓
↓ aktivitas saraf Perubahan potensial aksi Saraf parasimpatis
Impuls listrik simpatis ↓ ↓ teraktivasi
melemah ↓ Merangsang Merangsang ↓
Epineprin saraf saaf Merangsang saraf
↓
SA node gagal meningkat parasimpatis simpatis vagus
↓ ↓ ↓
menembak listrik ↓
Menurunkan Menaikaan Pelepaskan
↓ Kontraktilitas
depolarisasi depolarisasi asetilkolin di
Pacemaker diambil jantung ↓ spontan
alih oleh AV node meningkat jantung menurun
Kecepatan ↓
atau serabut purkinje ↓ jantung Kecepatan ↓
↓ Takikardia menurun jantung Listrik jantung
Frekuensi jantung ↓ meningkat melemah
melemah bradikardia ↓ ↓
(<60x/menit) takikardia Kontraktilitas
↓ jantung melemah
Bradikardia ↓
bradikardia
E. Klasifikasi Aritmia
1. Sinus aritmia
2. Sinus takikardia
3. Sinus bradikardia
4. Ventrikel Fibrilasi
5. Atrial Fluter
F. Panatalaksanaan Medis
1. Prosedur Diagnostik
a. EKG : menunjukkan pola kelistrikan jantung dan gangguan konduksi (Black
dan Hawks, 2014).
b. Monitor Holter : cara noninvasif untuk merekam irama jantung selama 24
jam, bentuk dari metode pemantauan EKG berkepanjangan (Black dan
Hawks, 2014).
c. Event Monitor : monitor lebih kecil dengan elektroda yang lebih sedikit
ditempelkan pada tubuh. Ketika aritmia timbul maka tombol ditekan untuk
merekam (Black dan Hawks, 2014).
d. Studi Elekrofisiologi Invasif : pemasangan elektroda kateter multipolar pada
sistem vena, sepanjang atria, ventrikel, berkas HIS untuk merekam aktivitas
elektronik (Black dan Hawks, 2014).
2. Terapi mekanis
a. Kardioversi : pemakaian arus listrik untuk menghentikan aritmia
b. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat.
c. Defibrilator Kardioverter Implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada
pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
d. Terapi Pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung (Black dan
Hawks, 2014).
3. Farmakoterapi
a. Kelas I : Penyekat Saluran Natrium
Memblok saluran natrium cepat dan mengurangi laju peningkatan potensial
aksi. Menghambat depolarisasi sel neuron sehingga menghasilkan anastesi lokal.
Menghambat depolarisasi atrial, ventrikel, dan purkinje sehingga terjadi
penurunan kecepatan konduktivitas dan automatisitas (Black dan Hawks, 2014).
Prokainamid adalah obat yang umum digunakan untuk perawatan aritmia.
Obat ini mengakibatkan interval Q – T memanjang dan kompleks QRS. Efek
samping yang ditimbulkan adalah gangguan gastrointestinal, nyeri kepala,
hipotermi ringan, insomnia, dan halusinasi (Black dan Hawks, 2014).
Lidokain digunakan untuk menekan takikardia yang berhubungan dengan
bedah jantung. Lidokain dapat menghambat saluran natrium dan memperpendek
potensial aksi. Efek samping yang timbul adalah gangguan penglihatan,
mengantuk, mual, muntah, hipotemsi, dan blok AV (Black dan Hawks, 2014).
b. Kelas II : Penyekat Beta-Adrenergik
Cara kerja yaitu menghambat pembukaan saluran kalsium dan menghambat
kemampuan katekolamin penyebab aritmia serta dapat menghambat reseptor beta-
adrenergik yang memberikan efek samping overdosis dan kejang (Black dan
Hawks, 2014).
c. Kelas III : Penyekat Saluran Kalium
Memperpanjang refraktori dan menghambat repolarisasi kalium sehingga
natrium juga ikut terhambat. Contoh obatnya adalah amidarone dengan efek
samping berupa hipertiroidisme dan gagal jantung (Black dan Hawks, 2014).
Contoh obat antidistrimia yang dapat digunakan diantaranya :