Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

(PKL)

DI

DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

Jl. Pangeran Hidayat Kel. Paguyaman Kec. Kota Tengah

DISUSUN OLEH

MEYLAN KASIM

NIS : 26298

KOMPETENSI KEAHLIAN

OTOMATISASI TATA KELELOLA PERKANTORAN

SMK NEGERI 1 GORONTALO

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DINAS KESEHATAN PROVINSI


GORONTALO

Disahkan di Gorontalo
Pada tanggal :

Guru Pembimbing Instruktur

Rinto buheli, S.Pd M.Pd Rosnawaty karim S.Pd M.Kes


NIP. NIP. 19661107 198903 2 009

Mengetahui

Kepala Sekolah Pimpinan / KepalaInstansi


SMK N 1 GORONTALO

Ruslan S. Payu, M.Pd Misranda E.U. Nalole, Se, M.Si


NIP. 19680108 199403 1 011 NIP. 19651016 199303 2008
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
serta rasa syukur kehadirat Allah SWT atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayahNya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabat-sahabat beliau,
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat disusun dengan baik atas
bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada
saya, oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ruslan S. Payu selaku Kepala sekolah SMK N 1 Gorontalo yang telah
memberi kesempatan kepada siwa-siswi kelas 11 untuk melaksanakan praktek
kerja lapangan.
2. Ibu Misranda E.U. Nalole, SE, M.Si selaku kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo.
3. Bapak Rinto Buheli,S.pd. M.pd selaku pembimbing yang sabar membimbing
penulis dari awal pelepasan hingga penarikan kembali.
4. Ibu Rosnawaty Karim S,pd M.kes selaku instruktur yang baik dan tegas dalam
memberikan petunjuk.
5. Semua staf dan karyawan bagian Perencanaan dan Evaluasi.
6. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan.
7. Orang tua dan keluarga besar yang selalu membantu dan mendoakan saya selama
kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kritikan dan saran yang bersifat mendukung dari berbagai pihak sangat kami
harapkan.

Gorontalo, 02 Oktober 2019


Penyusun,

MEYLAN KASIM
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar ...............................................................................................................
Daftar Isi ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................
1.2 Tujuan Prakerin........................................................................................................
1.3 Tujuan Pembuatan Laporan.....................................................................................
BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN..................................
2.1Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL........................................................................
2.2 Implementasi Kegiatan PKL.....................................................................................
2.3 Kompetensi dan Pengalaman yang didapatkan selama PKL....................................
2.4 Masalah yang dihadapi dan Penanganan Masalah....................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
1.1Kesimpulan................................................................................................................
1.2Saran-saran.................................................................................................................
1.2.1 Saran Untuk Lokasi...............................................................................................
1.2.2 SaranUntuk Sekolah..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................
 Identitas Siswa..........................................................................................................
 Identitas Dunia Kerja dan Jam Kerja........................................................................
 Struktur Organisasi...................................................................................................
 Gambar/Lensa Kegiatan (Jika ada)...........................................................................
 Daftar Hadir..............................................................................................................
 Jurnal Harian.............................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik kerja lapangan (PKL) adalah salah satu bentuk implementasi secara
sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di
dunia kerja untuk mencapai keahlzian tertentu. Praktik kerja lapangan merupakan
hal yang penting bagi siswa–siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) karena selain
membedakan proses belajar antara sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah
menengah kejuruan (SMK) , praktek kerja lapangan juga memberi banyak manfaat
diantaranya mengasah keterampilan yang diberikan sekolah menengah kejuruan,
menambah pengetahuan dan gagasan-gagasan seputar dunia kerja, mengenalkan
kepada siswa-siswi pekerjaan di dunia nyat sehingga pada saat mereka terjun
kepekerjaan yang nyata atau sesungguhnya maka mereka dapat beradaptasi dengan
cepat dan baik.
1.2 Tujuan PKL
Tujuan diadakan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara lain:
 Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam
rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada
kepekaan akan mutu proses dan hasil kerja
 Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia
kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global
 Memenuhi pembelajaran yang belum terpenuhi di sekolah agar mencapai
kebutuhan standar kompetensi lulusan
 Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan model
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi pasangan yang
memadukan secara sistematis dan sistemik
1.3 Tujuan Pembuatan Laporan

Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

 Sebagai bukti tertulis bahwa siswa-siswi telah melaksanakan Praktik Kerja


Lapangan (PKL) yang kemudian bagi penulis merupakan suatu penghargaan
karena mengandung unsur pengalaman dan pembelajaran yang menjadi
kebanggaan tersendiri bagi penulis.
 Siswa-siswi juga dapat menuangkan kedalam tulisan dimana hal tersebut dapat
meningkatkan kreativitas yang kemudian bagi penulis hal tersebut menyenangkan
untuk di lakukan.
 Melatih agar siswa-siswi mampu mengembangkan dasar-dasar teori yang di
dapatkan dari sekolah yang berhubungan dengan hasil Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL

SMK Negeri 1 Gorontalo secara serentak untuk semua jurusan melaksanakan


pelepasan siswa praktik kerja lapangan pertama pada tanggal 02 April 2019 yang
kemudian melakukan penarikan siswa Praktik Kerja Lapangan pada tanggal 31 Mei
2019. Berikut merupakan waktu dan tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
oleh penulis .

2.1.1 Waktu Pelaksanaan

SEBELUM RAMADHAN
WAKTU
HARI JAM MASUK JAM ISTIRAHAT JAM KELUAR
Senin 08.00 WITA 12.00-13.00 WITA 16.30 WITA
Selasa 08.00 WITA 12.00-13.00 WITA 16.30 WITA
Rabu 08.00 WITA 12.00-13.00 WITA 16.30 WITA
Kamis 08.00 WITA 12.00-13.00 WITA 16.30 WITA
Jum’at 08.00 WITA 12.00-13.00 WITA 16.30 WITA
RAMADHAN
WAKTU
HARI JAM MASUK JAM ISTIRAHAT JAM KELUAR
Senin 08.00 WITA 12.00-13.00 WITA 15.00 WITA
Selasa 08.00 WITA 12.00-13.00 WITA 15.00 WITA
Rabu 08.00 WITA 12.00-13.00 WITA 15.00 WITA
Kamis 08.00 WITA 12.00-13.00 WITA 15.00 WITA
Jum’at 08.00 WITA 11.30-13.00 WITA 15.30 WITA

2.1.2 Tempat Pelaksanaan

Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo adalah tempat pelaksanaan


Praktik Kerja Lapangan terletak di Jl. Pangeran Hidayat Kel. Paguyaman Kec. Kota
Tengah Kota Gorontalo. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan tepatnya di
bagian Perencanaan dan Evaluasi Pelaporan.

2.2 Impilementasi kegiatan PKL

Praktik kerja  Lapangan  adalah  salah satu  kegiatan  Pendidikan  Sistem 


Ganda  untuk  meningkatkan keterampilan siswa pada Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Praktek Kerja
Lapangan pada Program Kompetensi Keahlian Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran,
antara  lain pelaksanaan  Praktek Kerja Lapangan. Yang berkaitan dengan Praktek
Kerja Lapangan adalah  kepala sekolah, waka humas, ketua program kompetensi
keahlian Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran, guru pembimbing dan DU/DI. Hasil
Praktek Kerja Lapangan menunjukkan bahwa:
(1) Program Praktek Kerja Lapangan pada kompetensi  keahlianyang ada di SMK
dilaksanakan setiap tahun.
(2) Strategi pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan diikuti oleh siswa kelas XI
samapai naik kls XII selama enam bulan.
(3) Sistem pemberian nilai prakerin berdasarkan kriteria yang berlaku, di kemas
dalam buku rapor dan disertai pemberian setifikat dari DU/DI.
(4) Keberhasilan Program Praktek Kerja Lapangan didukung oleh guru-guru
produktif yang  memiliki kualifikasi keahlian sesuai bidangnya.
(5) Kendala yang dirasakandalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan yaitu
dukungan internal dan eksternal sekolah belum optimal sebagaimana yang
diharapkan, dan minimnya dana yang tersedia untuk  program prakerin
2.3 kompetensi dan pengelaman yang di dapatkan selama PKL

2.3.1 kompetensi yang di dapatkan selama PKL


 Menangani surat masuk/keluar dengan menggunakan bahan agenda sesuai
prosedur
 Melakukan pengolahan data melalui aplikasi pengolah angka
 Melakukan pengolahan data melalui konsep teknologi perkantoran, otomatisasi
perkantoran dan kantor virtual
 Menyusun acara pertemuan
 Cara menata ruang kantor
 Proses komunikasi, Berkomunikasi dengan tamu yang berhubungan dengan
Perencanaan dan evaluasi

2.3.2 Pengalaman yang di dapatkan selama PKL

 Mengantar dan mengambil berkas/surat di ruang Kadis, Keuangan, Kepegawaian


dan setiap kabid.
 Meregistrasi tagihan
 Foto copy Berkas-berkas/Surat
 Mencap surat-surat/Berkas
 Mengetik surat perjanjian
 Menerima Surat Masuk
 Mengarsip berkas-berkas/surat
 Menyiapkan kebutuhan untuk rapat kantor

2.4 Masalah yang dihadapi dan Penanganan masalah


2.4.1  Masalah yang dihadapi
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di DINAS KESEHATAN
PROVINSI GORONTALO penulis menemukan beberapa masalah yang dihadapi,
diantaranya :
a. Ketidaksamaan antara teori yang diajarkan di sekolah dengan teori yang
diterapkan
b. Adanya teori/praktek yang belum diberikan di sekolah;
c. Lalai dalam melaksanakan tugas yang diberikan
2.4.2   Penanganan masalah
Penanganan masalah-masalah tersebut diatasi dengan meminta penjelasan dan
petunjuk terhadap instruktur atau pegawai yang menangani bidang tersebut, sehingga
masalah demi masalah yang dihadapi penulis dapat terselesaikan dengan baik.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan adanya kegitan Praktik Kerja Lapangan (PKL), kami peserta didik
dapat mengetahui gambaran saat bekerja di kantor, dan dengan adanya kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat menambah wawasan, pengetahuan atau
pengalaman bagi peserta didik itu sendiri, serta peserta didik dapat mengetahui
cara mengaplikasikan teori berdasarkan kompetensi keahlian yang di miliki.

3.2 Saran-saran
3.2.1 Saran untuk lokasi
Pembekalan teori-teori yang mungkin belum tersampaikan di sekolah agar di
jelaskan dengan seksama agar peserta didik dapat membantu kelancaran tugas
atau pekerjaanya.
3.2.2 Saran untuk sekolah
Dalam pembelajaran, teori-teori ataupun praktik yang di berikan kepada
peserta didik harus sama atau searah dengan apa yang di terapkan di perusahaan
atau instansi. Sehingga peserta didik dapat mengerjakan tugas di tempat praktik
dengan mudah.

Daftar Lampiran

 Identitas Siswa
1. Nama Siswa : Meylan Kasim
2. Tempat, Tanggal Lahir : Gorontalo, 16 Mei 2001
3. Nomor Telepon/HP : 0853-9429-8737
4. Alamat Siswa : Jl. Bilinggata Kel. Dulomo Selatan
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Golongan Darah :A
7. Nomor Induk : 26298
8. Bidang Keahlian : Bisnis Dan Manajemen
9. Program Keahlian : Manajemen Perkantoran
10. Kompetensi keahlian : Otomatisasi Dan Tata Kelola Perkantoran
11. Sekolah : SMK NEGERI 1 GORONTALO
12. Alamat : Jl. Ternate Kel. Tapa Kec. Sipatana
13. Nomor Telepon : (0435) 822772
14. Nomor Faximile : (0435) 822772
15. E-mail : smkn1gtlo@yahoo.co.id
16. Nama Orang Tua : Bahtiar Kasim
17. Alamat Orang Tua : Jl. Bilinggata Kel. Dulomo Selatan
18. Nomor Telepon/HP :-

Gorontalo, 02 Oktober 2019


Pas Foto
3 x 4

MEYLAN KASIM
NIS. 26298

IDENTITAS DUNIA KERJA DAN JAM KERJA


1. Nama Perusahaan / Instansi : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
2. Jenis Usaha/Bidang Pekerjaan : Membantu Administrasi Perencanaan
3. Alamat : Jalan.Pangeran Hidayat
4. Nomor.Telepon : (0435)831605
5. Nomor Faximel : ( 0435)831604
6. Email : dikes.prov.gorontalo@gmail.com
7. Nama Pimpinan : Misranda E.U Nalole SE.M.Si
8. Nama Instruktur : Rosnawaty Karim S.pd M.pd
9. Nama Guru Pembimbing : Rinto Buheli,S.Pd.M.pd

JAM KERJA

Hari Jam masuk Jam Istrahat Jam Pulang


Minggu - - -
Senin 08.00 12.00-13.00 16.30
Selasa 08.00 12.00-13.00 16.30
Rabu 08.00 12.00-13.00 16.30
Kamis 08.00 12.00-13.00 16.30
Jumat 08.00 11.30-13.15 16.30
Sabtu - - -

Gorontalo, 02 Oktober 2019


Instruktur,

Rosnawaty Karim S.pd M.kes


NIP. 19661107 198903 2 009
Visi

“Terwujudnya masyarakat Gorontalo yang unggul, maju dan sejahtera”.

Misi

1. Mewujudkan pengelolaan parawisata dan sumber daya alam yang


berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
2. Menjamin ketersediaan infrastruktur daerah.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakatyang lebih merata dan adil.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta terciptanya pemerintah
yang baik dan lebih melayani.

Sejarah

Menurut sejarah, jazirah Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan
merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Makassar, Pare-pare dan Manado.
Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di
Indonesia Timur, yaitu dari Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran
agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di
wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk
Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara. Gorontalo
menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis
menghadap Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara).

Kedudukan Kota Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa


Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut
Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa
ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang. Kemudian
dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di
pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu
Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B. Dengan letaknya yang stategis yang
menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka
pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat
pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling
Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan,
Donggala dan Bolaang Mongondow.
Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan
yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu
tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut "Pohala'a". Menurut Haga
(1931) daerah Gorontalo ada lima pohala'a :

 Pohala'a Gorontalo
 Pohala'a Limboto
 Pohala'a Suwawa
 Pohala'a Boalemo
 Pohala'a Atinggola

Dengan hukum adat itu, maka Gorontalo termasuk 19 wilayah adat di Indonesia.
Antara agama dengan adat di Gorontalo menyatu dengan istilah "Adat bersendikan
Syara' dan Syara' bersendikan Kitabullah". Pohala’a Gorontalo merupakan pohala’a
yang paling menonjol diantara kelima pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo
lebih banyak dikenal. Asal usul nama Gorontalo terdapat berbagai pendapat dan
penjelasan antara lain :

 Berasal dari "Hulontalangio", nama salah satu kerajaan yang dipersingkat


menjadi hulontalo
 Berasal dari "Hua Lolontalango" yang artinya orang-orang Gowa yang berjalan
lalu lalang.
 Berasal dari "Hulontalangi" yang artinya lebih mulia.
 Berasal dari "Hulua Lo Tola" yang artinya tempat berkembangnya ikan Gabus.
 Berasal dari "Pongolatalo" atau "Puhulatalo" yang artinya tempat menunggu.
 Berasal dari Gunung Telu yang artinya tiga buah gunung.
 Berasal dari "Hunto" suatu tempat yang senantiasa digenangi air

Jadi asal usul nama Gorontalo (arti katanya) tidak diketahui lagi, namun jelas kata
"hulondalo" hingga sekarang masih hidup dalam ucapan orang Gorontalo dan orang
Belanda karena kesulitan dalam mengucapkannya diucapkan dengan Horontalo dan
bila ditulis menjadi Gorontalo.

Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohala’a telah berada di bawah kekusaan seorang
asisten Residen disamping pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem
pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan
istilah "Rechtatreeks Bestur". Pada tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur
pemerintahan Daerah Limo lo pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling yaitu :
 Onder Afdeling Kwandang
 Onder Afdeling Boalemo
 Onder Afdeling Gorontalo

Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu :

 Distrik Kwandang
 Distrik Bone
 Distrik Gorontalo
 Distrik Boalemo

Pada tahun 1922 Gorontalo ditetapkan menjadi tiga Afdeling yaitu :

 Afdeling Gorontalo
 Afdeling Boalemo
 Afdeling Buol

Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk H.


Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang
lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan
pemerintahan sendiri. Perjuangan patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa
Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan secara
nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan oleh Pemerintah RI
sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.

Pada dasarnya masyarakat Gorontalo mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi.


Indikatornya dapat dibuktikan yaitu pada saat "Hari Kemerdekaan Gorontalo" yaitu
23 Januari 1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia
Raya. Padahal saat itu Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum
nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah menyatakan kemerdekaan dan menjadi
bagian dari Indonesia.

Selain itu pada saat pergolakan PRRI Permesta di Sulawesi Utara masyarakat
wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk tetap menyatu dengan Negara
Republik Indonesia dengan semboyan "Sekali ke Djogdja tetap ke Djogdja"
sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen
Indonesia Timur ketika Gorontalo menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur.

Sistem Pemerintahan
Pemerintahan di daerah Gorontalo pada masa perkembangan kerajaankerajaan adalah
bersifat monarki konstitusional, yang pada awal mula pembentukan kerajaan-
kerajaan tersebut berakar pada kekuasaan rakyat yang menjelmakan diri dalam
kekuasaan Linula, yang sesungguhnya menurutkan azas demokrasi. Organisasi
pemerintahan dalam kerajaan terbagi atas tiga bagian dalam suasana kerjasama yang
disebut "Buatula Totolu", yaitu ;

 Buatula Bantayo; dikepalai oleh Bate yang bertugas menciptakan peraturan-


peraturan dan garis-garis besar tujuan kerajaan
 Buatula Bubato; dikepalai oleh Raja (Olongia) dan bertugas melaksanakan
peraturan serta berusaha mensejahterakan masyarakat.
 Buatula Bala; yang pada mulanya dikepalai oleh Pulubala, bertugas dalam
bidang pertahanan dan keamanan.

Olongia Lo Lipu (Maha Raja Kerajaan) adalah kepala pemerintahan tertinggi dalam
kerajaan tetapi tidak berkuasa mutlak. Ia dipilih oleh Bantayo Poboide dan dapat
dipecat atau di mazulkan juga oleh Bantayo Poboide. Masa jabatannya tidak
ditentukan, tergantung dari penilaian Bantayo Poboide. Hal ini membuktikan bahwa
kekuasaan tertinggi dlm kerajaan berada dalam tangan Bantayo Poboide sebagai
penjelmaan dari pd kekuasaan rakyat.

Olongia sebagai penguasa tertinggi dalam kerajaan, terdapat pula jabatan tinggi
lainnya yaitu "Patila" (Mangku Bumi) selanjutnya disebut Jogugu. Wulea Lo Lipu
(Marsaoleh) setingkat dengan camat. Disamping Olongia dan pembantu-
pembantunya sebagai pelaksana pemerintahan seharihari terdapat suatu Badan
Musyawarah Rakyat (Bantayo Poboide) yang diketuai oleh seorang Bate. Setiap
kerajaan mempunyai suatu Bantayo Poboide yang berarti bangsal tempat
bermusyawarah. Di dalam bangsal inilah diolah dan dirumuskan hal-hal sebagai
berikut;

 Menetapkan adat dan hukum adat.


 Mendampingi serta mengawasi pemerintah.
 Menggugat Raja.
 Memilih dan menobatkan Raja dan pembesar-pembesar lainnya.

Bantayo Poboide dalam menetapkan sesuatu, menganut musyawarah dan mufakat


untuk menghendaki suatu kebulatan suara dan bersama-sama bertanggung jawab atas
setiap keputusan bersama. Demikianlah gambaran singkat tentang sejarah dan
pemerintahan pada kerajaan-kerajaan di Daerah Gorontalo yang berlandaskan
kekuasaan rakyat atau demokrasi.

Sejarah Terbentuknya Provinsi

Terinspirasi oleh semangat Hari Patriotik 23 Januari 1942, maka pada tanggal da
bulan yang sama pada tahun 2000, rakyat Gorontalo yang diwakili oleh Dr. Ir.
Nelson Pomalingo, MPd ditemani oleh Natsir Mooduto sebagai ketua Panitia
Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo Tomini Raya (P4GTR) serta sejumlah
aktivis, atas nama seluruh rakyat Gorontalo mendeklarasikan berdirinya Provinsi
Gorontalo yang terdiri dari Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo terlepas dari
Sulawesi Utara.Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1964
yang isinya adalah bahwa Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo merupakan
wilayah administrasi dari Propinsi Sulawesi Utara. Setahun kemudian tepatnya
tanggal 16 Februari 2001, Tursandi Alwi sebagai Penjabat Gubernur Gorontalo
dilantik

Anda mungkin juga menyukai