Disusun Oleh:
Kasma
NIM. 05.48824.00225.09
Pembimbing:
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................... 2
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................. 24
BAB V PENUTUP....................................................................................... 28
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 28
5.2 Saran................................................................................................. 28
DAFTAR KEPUSTAKAAN......................................................................... 29
i
BAB I
PENDAHULUAN
manusia setelah influenza yang menjadi penyakit paling sering diderita oleh
manusia. 65% - 80% manusia akan mengalami NPB pada satu waktu selama
hidupnya. NPB juga menjadi penyebab tersering diantara semua kelainan kronis
dalam menyebabkan pembatasan aktivitas masyarakat yang berusia <45 tahun dan
menduduki peringkat ketiga setelah penyakit kelainan jantung dan arthritis serta
Setiap tahun 15%–45% orang dewasa menderita NPB dan sangat umum
pada usia 35-55 tahun. Satu diantara 20 penderita atau berkisar 5% penderita
harus dirawat di rumah sakit karena serangan akut NPB dan keluhan NPB berkisar
aktivitas penduduk pada usia <45 tahun, urutan ke-2 untuk alasan paling sering
berkunjung ke dokter, urutan ke-5 untuk alasan perawatan di rumah sakit, dan
tahun pernah menderita NPB dan prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita
1
13,6%. Prevalensi ini meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Persentase
(RSCM) pada tahun 2002 menemukan proporsi penderita NPB sebanyak 15,6% pada
kelompok usia 8-78 tahun. Angka ini berada pada urutan kedua tertinggi sesudah
sefalgia dan migren yang mencapai 34,8%. Dari hasil penelitian secara nasional yang
dilakukan di 14 kota di Indonesia juga oleh kelompok studi Nyeri PERDOSSI tahun
2002, ditemukan 18,13% penderita NPB. Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan
Semarang proporsi kasus baru sekitar 5,4%–5,8% dengan frekwensi terbanyak pada
khususnya RSU di Samarinda belum diketahui secara pasti, namun mengingat cukup
menjalani kepaniteraan klinik perlu memahami teori dan penanganan kasus NPB di
lapangan.
1.2 Tujuan
2
BAB II
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Identitas
Nama : Ibu. T
Usia : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
Pekerjaan : Buruh Perkebunan Kelapa Sawit
Alamat : Ma. Wahau
Keluhan Utama:
Nyeri Punggung Bawah, pasien merupakan rujukan dari dr.Sp.S dari IRJ.
3
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat trauma ±1 bulan yang lalu (jatuh terpeleset dengan posisi
terduduk).
Riwayat Hipertensi disangkal pasien.
Riwayat Diabetes Mellitus disangkal pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
I. STATUS PREESENS
Keadaan Umum : Baik, tampak sakit sedang
Kesadaran : GCS 15 (E4V5M6)
Tanda Vital :- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Pernafasan : 20x/menit
- Suhu : 36,5 oC
Kepala : anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), Pupil isokor Ø 3 mm, Refleks
Cahaya +/+
Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
Thoraks : Paru : bentuk dan gerak simetris, vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : soefl, flat, organomegali (-), bising usus (N)
Ekstrimitas : Akral hangat, Edema (-), Sianosis (-), atrofi (-) MMT 5 5
5 5
II. STATUS PSYCHICUS
- Cara berpikir dan tingkah laku : baik
- Kecerdasan, perasaan hati dan ingatan : baik
4
B. Kepala : Bentuk : bulat oval; Simetri : +;
Nyeri Tekan : -
C. Leher : Pergerakan +; Kaku Kuduk : -
D. Saraf Kranialis
Pemeriksaan Saraf Kranialis Kanan Kiri
Olfaktorius (I)
Subjektif Normal Normal
Objektif (Minyak kayu putih) Normal Normal
Optikus (II)
Tajam penglihatan (Subjektif) Normal Normal
Lapangan pandang (Subjektif) Normal Normal
Melihat warna + (Merah, + (Merah,
kuning, Biru) Kuning, Biru)
Okulomotorius (III)
Pergerakan mata kearah superior,
medial, inferior, torsi inferior (+) (+)
Strabismus (-) (-)
Nystagmus (-) (-)
Refleks pupil terhadap sinar (+) (+)
Troklearis (IV)
Pergerakan mata torsi superior (+) (+)
Trigeminus (V)
Membuka mulut (+)
Menggigit (+)
Sensibilitas muka (+) (+)
Abdusens (VI)
Pergerakan mata ke lateral (+) (+)
Fasialis (VII)
Mengerutkan dahi (+) (+)
Menutup mata (+) (+)
Sudut bibir
Tidak ada deviasi
Bersiul
(+)
Pengecapan 2/3 bagian depan
Tidak dievaluasi
Vestibulokoklearis (VIII)
Fungsi pendengaran (Subjektif) (+) (+)
Gesekan tangan (+) (+)
Glossofaringeus (IX)
Refleks muntah (+) (+)
Vagus (X)
Bicara (+) (+)
Assesorius (XI)
Mengangkat bahu (+) (+)
Memalingkan kepala (+) (+)
Hipoglossus (XII)
Pergerakan lidah Tidak ada deviasi
Artikulasi Jelas dan Lancar
5
E. Badan dan Anggota Gerak
Badan
Motorik
Respirasi : gerakan nafas simetris, tidak tampak sesak.
Bentuk Collumna Vertebralis : tampak condong ke kanan
Refleks (kulit) : pada bagian perut positif normal
Sensibilitas :
Taktil (raba) :+N
Nyeri :+N
Anggota Gerak Atas
Kanan Kiri
Motorik
Pergerakan (+) N (+) N
Kekuatan 5 5
Tonus normal Normal
Sensibilitas
Taktil (+) N (+) N
Nyeri (+) N (+) N
Refleks fisiologis
Biseps (+) (+)
Triceps (+) (+)
Refleks patologis
Tromner (-) (-)
Hoffman (-) (-)
6
Chaddock (-) (-)
Schaefer (-) (-)
Oppenheim (-) (-)
Pemeriksaan tambahan
Tes Laseque (-) (+) 20o
DIAGNOSIS :
DIAGNOSIS BANDING :
Diagnosis Etiologi:
2) Spondylolisthesis,
3) Spondilosis.
USULAN PEMERIKSAAN:
7
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
PENATALAKSANAAN :
- Nonmedikamentosa
o Tirah baring
- Medikamentosa
o RL 20 tpm
o Ketorolac inj. 2x1 amp
o Ranitidin inj. 2x1 amp
o Kodein 30 mg 1-0-1
o Amitriptilin 25 mg 0-½-½
- Pembedahan: Laminectomy discus L4-5.
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
9
pergerakan, tulang belakang merupakan rangkaian dari alat gerak yang
memungkinkan terjadinya gerak terarah dan bertujuan. Fungsi keseimbangan,
aktif dalam mempertahankan titik berat tubuh pada posisi tetap, yaitu setinggi
tulang sacrum (S2) saat berdiri, terutama oleh proprio Septor jaringan lunak sendi
facet yang memberikan arah perubahan sikap dan otot tubuh. Sebagai fungsi
perlindungan, melindungi organ dan jaringan penting seperti kepala, sumsum
tulang belakang, akar syaraf, ganglion dan pembuluh darah(2).
yang kuat dan fleksibel. Semua otot ini berfungsi untuk menahan agar tulang
belakang dan diskus tetap dalam posisi normal. Kelemahan pada salah satu otot
akan menambah ketegangan pada otot lain dan akhirnya menimbulkan masalah
punggung(4).
punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau
10
keduanya. Nyeri terasa diantara sudut iga terbawah & lipat bokong bawah, yaitu
di daerah lumbal, atau lumbosakral & sering disertai penjalaran nyeri (referred
pain) ke arah tungkai dan kaki. Penyebab NPB sangat bervariasi, berdasarkan
Indonesia Study Group on Low Back Pain, penyebab nyeri punggung terdiri atas:
Mekanikal (97%)
6. Spondilolistesis (2%)
1. Neoplasia
2. Infeksi
3. Artritis Inflamatori
2. Peny. ginjal
3. Aneurisma aorta
4. Peny. Gastrointestinal
11
3.3 Herniasi Diskus Intervertebra/Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
HNP yang sering disebut pula sebagai slipped disc adalah terjebol atau
dari discus. Paling sering terjadi pada usia relatif muda terutama laki-laki dan
yang paling sering terkena adalah L4/5, L5/S1 dan L3/4. Nukleus Pulposus tidak
diskus.
dari diskus.
4) Berat tubuh.
5) Trauma.
12
1) Degenerasi diskus: perubahan kimia yang terkait dengan usia
fibrosus.
annulus fibrosus dan menempati sisi luar dari discus yaitu pada spinal
canal.
13
1. Bila menjebolnya nukleus ke arah anterior, hal ini tidak
3. Bila menonjolnya ke arah lateral atau dorsal lateral, maka hal ini
dapat menyebabkan tertekannya radiks saraf tepi yang keluar dari sana
B. Manifestasi Klinis(6)
- Spasme otot
14
C. Diagnosis
Anamnesa (11)
Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? apa pekerjaan
15
Adakah keluarga dengan riwayat penyakit serupa?
Ada tidak perubahan siklus haid, atau perdarahan pervaginam. Ada tidak
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Perhatikan jika ada lurus tidaknya, lordosis, ada tidak jalur spasme otot para
Palpasi
Palpasi sepanjang columna vertebralis (ada tidaknya nyeri tekan pada salah
satu procesus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba pada palpasi
Pemeriksaan Neurologik
punggung bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena
1. Pemeriksaan sensorik
Bila nyeri punggung bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu
16
2. Pemeriksaan motorik
kekuatannya.
3. Pemeriksaan reflek
Reflek tendon akan menurun pada atau menghilang pada lesi motor
neuron bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri
4. Tes-tes.
dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada
sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.
b. Crossed lasegue
Bila tes lasegue pada tungkai yang tidak sakit menyebabkan rasa
positif. Artinya ada lesi pada saraf ischiadicus atau akar-akar saraf
17
c.Tes Kernig
rotasi, extensi. Pada tes ini penderita berbaring, tumit dari kaki
yang satu diletakkan pada sendi lutut pada tungkai yang lain.
rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri maka hal ini berarti ada suatu
Fleksi pasif pada leher hingga dagu mengenai dada. Tindakan ini
atas. Jika terasa nyeri berarti ada gangguan pada akar-akat saraf
tersebut.
D. Diagnosis Banding
Usia Faktor yang
Kualitas
Jenis Penyakit Pasien Lokasi Nyeri memperburuk Tanda
Nyeri
(thn) atau mengurangi
18
tungkai bawah paraestesia tubuh atau duduk
E. Pemeriksaan Laboratorium
F. Pemeriksaan Radiologi
19
Foto Lumbosacral. Foto ini dapat digunakan untuk menemukan
herniasi diskus.
G. Penatalaksanaan
Perawatan non-farmakologis.
Bed Rest mutlak di tempat tidur yang padat dengan posisi yang relaks,
lutut agak ditekuk dan di bawah pinggang untuk HNP lumbalis selama
Perawatan farmakologi
o Obat-obatan NSAID
Pembedahan
intervertebral dics.
20
o Laminectomy. Membuang keseluruhan lamina.
Rehabilitasi
di tempat tidur.
21
o Bila nyeri sudah berkurang dapat dilakukan latihan secara bertahap.
HNP servikal.
H. Prognosis
kepada aktivitas normal tanpa terapi yang agresif, dan dapat sembuh
sempurna dalam hitungan kira-kira 1-2 bulan. Tetapi sebagian kecil akan
terapi. Dan bila berlanjut dengan adanya keluhan pada kontrol bowel dan
I. Pencegahan
BAB IV
PEMBAHASAN
22
Berdasarkan teori, nyeri punggung yang dialami pasien adalah NPB
kronis yang lamanya lebih dari 12 minggu. Pasien ini adalah penderita dengan
nyeri punggang bawah yang menjalar ke kaki kiri yang terjadi sejak ±3 bulan
sebelum MRS. Pasien berjenis kelamin wanita, berusia 35 tahun dan bekerja
sebagai buruh perkebunan kelapa sawit dan sering mengangkat beban berat.
Pasien masih mampu berjalan, namun kaki kiri diseret. Pasien merasa nyeri jika
menapakkan kaki kiri untuk menjadi tumpuan. Sikap badan condong ke kanan.
Hal ini menunjukkan ada upaya untuk mengurangi suatu tekanan di punggung
sebelah kiri.
Nyeri dirasakan dari punggung dan menjalar ke betis kiri bagian luar dan
pergelangan kaki kiri. Nyeri dirasakan sepanjang hari dan semakin berat jika
pasien duduk dan jongkok. Nyeri terasa berkurang dalam posisi tengkurap.
Keluhan BAB dan BAK tidak ada. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa HNP sering terjadi pada usia relatif muda dan memiliki riwayat pekerjaan
yang cukup memberikan beban tinggi pada punggung. Terkait penjalaran rasa
23
Pengakuan pasien berupa rasa nyeri yang menjalar dari betis kiri sebelah luar
menuju ke pergelangan kaki, menunjukkan HNP terjadi pada L4/5. Tidak adanya
keluhan BAB dan BAK menunjukkan tidak ada kompresi pada kauda ekuina yang
Pada pemeriksaan fisik, kesadaran pasien Compos mentis dan vital sign
dalam batas normal, status internus dan neurologis pasien tidak ditemukan
kelainan. Pada posisi berdiri, tampak punggung condong ke kanan, sebagai upaya
tidak didapatkan sensibilitas raba dan nyeri yang menurun sebagaimana teori HNP
bahwa terjadi penurunan sensibilitas tungkai yang terkena defek. Hal ini
membedakan efek sensasi yang diberikan. Pada pemeriksaan refleks patella, juga
24
tidak didapatkan penurunan refleks sebagaimana teori HNP bahwa terjadi
Pada pemeriksaan tes laseque ditemukan tes positif dimana nyeri muncul
pada sudut 20o eksterimitas sinistra dan negatif untuk dekstra. Pada pemeriksaan
penunjang MS-CT, tampak adanya herniasi diskus pada L4/5 sinistra potongan
untuk rawat inap di rumah sakit agar tirah baring total. Penatalaksanaan
(ansiolitik). Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengobatan yang dapat diberikan
pada pasien dengan HNP adalah pemberian obat analgesik, obat-obatan NSAID,
menurut Salter, 90% penderita dengan HNP akan sembuh tanpa pembedahan.
sbb(3):
25
1) Tidak mampu mengendalikan buang air kecil dan buang air besar
2) Nyeri hebat menetap dan tidak tertahan, yang tidak berkurang dengan
3) Setelah tiga minggu tirah baring total, nyeri hebat yang tetap, iritasi akar
Berdasarkan indikasi di atas, belum tampak indikasi bedah pada pasien, karena
pada hari keempat perawatan dengan medikamentosa dan tidak ada keluhan pada
berdasarkan teori, nyeri punggung juga bisa muncul pasca operasi. Pasien harus
kontrol ke Rumah sakit, namun mengingat asal pasien jauh dari rumah sakit,
pengontrolan tidak bisa dilakukan. Pasien pulang tanggal 24 Januari 2011 yaitu 5
hari post operasi dan sudah mampu berjalan dan berjinjit meski mesih mengeluh
adanya nyeri.
BAB V
PENUTUP
26
5.1 Kesimpulan
ini sesuai dengan teori, namun perlu dilakukan pengkajian terhadap pembedahan
yang dilakukan.
5.2 Saran
DAFTAR KEPUSTAKAAN
27
1. Ginting NB. Karakteristik penderita NPB yang dirawat inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2009. Universitas Sumatera
Utara: 2010
2. Suharto. Exercises untuk nyeri pinggang bawah pada ibu hamil. Cermin
Dunia Kedokteran 2001: 133.
3. Reksoprodjo S, et al, ed. Kumpulan kuliah ilmu bedah. Binarupa Aksara.
Tangerang: 2005. p.542-3.
4. Anonym. Tips mengatasi gangguan punggung. [Online] 2008 [cited 2011
Jan 23]; Available from: http://widy21.wordpress.com/2010/03/08/tips-
mengatasi-gangguan-punggung/.
5. Hartiyah. Hubungan berdiri lama dengan keluhan nyeri punggung bawah
miogenik pada pekerja kasir. Universitas Muhammadiyah Surakarta: 2008.
6. Mayo clinic staff. Herniated disc. [Online] 2007 [cited 2011 Jan 23];
Available from http://www. mayoclinic.com /health/herniated-
disk/HD99999/PAGE=HD00011.
7. NASS. Herniated Lumbar Disc [Online] 2007 [cited 2011 Jan 23];
Available from .http://www.spine.org/fsp/prob_action-degen-
hern_lum.cfm.
8. Mark R Foster, MD, PhD. Clinical Herniated Nucleus Pulposus [Online]
2007 [cited 2011 Jan 23]; Available from http://www
.emedicine.com/orthoped/topic138.htm
9. Kevin B. Freedman, MD, MSCE; Bryn Mawr, PA. Herniated nucleus
pulposus (slipped disk). Pulposus [Online] 2007 [cited 2011 Jan 23];
Available from
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000442.htm
10. Susan Spinasanta. Neurology Basics: Neurological Exams. Pulposus
[Online] 2007 [cited 2011 Jan 23]; Available from
http://www.spineuniverse.com/displayarticle.php/article305.html.
11. Jean-Jacques Abitbol, MD, FRCSC; Edgar G. Dawson, M.D.; Regis W.
Haid, Jr., M.D. Treatment and Prevention of Lumbar Disc Herniations
28
Pulposus [Online] 2007 [cited 2011 Jan 23]; Available from
http://www.Spineuniverse.com /displayarticle.php/article28.html
29