Anda di halaman 1dari 6

Sistem Hukum Indonesia

PENGERTIAN SISTEM
LUDWIG VON BERTALANFFY
 “...Systems are complexes of elements in interaction, to which certain law can
be applied”.
SRI SANITUTI HARJADI
 Suatu kesatuan yg terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama
lain, secara fungsional saling tergantung
- Dibatasi dalam suatu lingkungan
- Perubahan suatu bagian berakibat pada bagian yang lain
- Untuk mencapai tujuan

PENGERTIAN HUKUM
J.Van Kant
 Serumpun peraturan-peraturan bersifat memaksa yang diadakan untuk mengatur
dan melindungi kepentingan orang dalam masyarakat.
Dr. E. Utrecht, S.H
 Himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat.
SM. Amin, S.H
 Merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi, dengan
tujuan mewujudkan ketertiban dalam pergaulan manusia.

Prof. Dr Soerjono Soekanto,SH., MA dan Prof. Dr. Purnadi Purbacaraka, SH


 Hukum sebagai suatu disiplin
Suatu sistem ajaran tentang kenyataan atas gejala-gejala yang dihadapi:
1. Ilmu Hukum;
Ilmu pengetahuan yg berusaha menelaah hukum, segala hal yg berhubungan dgn
hukum. Objeknya hukum.
2. Filsafat Hukum
Perenungan dan perumusan nilai - nilai dan menerapkan nilai–nilai tersebut bagi
hukum dalam mencapai tujuan.
3. Politik Hukum
Kegiatan mencari dan memilih nilai-nilai dan menerapkan nilai-nilai tersebut
bagi hukum dalam mencapai tujuan mensejahterakan warganya
 Sebagai pedoman atau patokan perlaku yang pantas dan diharapkan. Kesopanan,
kesusilaan, agama dan kepercayaan.
 Hukum sebagai Tata Hukum
 Struktur proses perangkat kaedah-kaedah hukum yang berlaku pada suatu waktu
tertentu dan tempat tertentu. Serta berbentuk tertulis

HUKUM DAPAT DISIMPULKAN SEBAGAI (Samidjo.1985:21)


1. Peraturan tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat;
2. Peraturan yang diadakan oleh badan-badan resmi yg berwajib;
3. Peraturan tersebut bersifat memaksa;
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut tegas (pasti dan dapat
dirasakan nyata bagi yang bersangkutan).
CIRI – CIRI HUKUM (Azhar.2017:8)
1. Adanya perintah dan/atau larangan;
2. Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati oleh setiap orang.
3. Dan apabila seseorang tidak mengindahkan perintah dan/atau larangan
hukum yg dibuat badan-badan resmi yang berwenang maka terkena sanksi
yang tegas.

PENGERTIAN SISTEM HUKUM


Harold J.Berman
 Keseluruhan aturan dan prosedur yang spesifik, karena itu dapat dibedakan dari
ciri-ciri kaedah sosial yang lain.
 Pada umumnya relatif konsisten diterapkan oleh suatu struktur otoritas yang
professional.
 Guna mengontrol proses-proses sosial yang terjadi dalam masyarakat
Bellefroid
 Sistem Hukum adalah rangkaian kesatuan peraturan-peraturan hukum
yang disusun secara tertib menurut asas-asasnya.
SUBEKTI
 Sistem Hukum merupakan suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu
keseluruhan dimana terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain,
tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil dari suatu pemikiran tersebut
untuk mencapai suatu tujuan.

3 KOMPONEN SYSTEM HUKUM MENURUT LAWRENCE M. FRIEDMAN


1. Komponen Struktural, Bergerak didalam suatu mekanisme
 Lembaga pembuat Undang-undang;
 Pengadilan;
 Penegak hukum;
 Badan yang berwenang menegakkan hukum
2. Komponen Substansi, Hasil Nyata dari Sistem Hukum
 Hukum in Concreto (Kaedah hukum  Hukum in Abstarcto
individual) - Kaedah hukum umum
- Keputusan bagi siapa saja
- Kasus
- Yurisprudensi
3. Komponen Budaya Hukum, Sikap publik/warga masyarakat beserta nilai-nilai
yang dianut.
- Hukum Perkawinan - Hukum waris
- Hukum Keluarga

ELEMEN SISTEM HUKUM MENURUT YONATHAN H. TURNER


1. Seperangkat kaedah hukum/aturan tingkah laku
2. Tata cara penerapan
3. Tata cara penyelesaian sengketa
4. Tata cara untuk pembuatan hukum atau perubahan hukum

8 PRINSIP LEGALITAS SISTEM HUKUM MENURUT FULLER LON, L.


1. Mengandung aturan - aturan;
2. Peraturan harus diumumkan;
3. Tidak ada aturan yang berlaku surut;
4. Disusun dalam rumusan yang bisa dimengerti;
5. Tidak boleh mengandung peraturan yang bertentangan satu sama lain;
6. Tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan;
7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah-ubah peraturan sehingga
menyebabkan seseorang kehilangan orientasi;
8. Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dengan pelaksanaan
sehari-hari.

PENGERTIAN DASAR SISTEM HUKUM


1. SUBJEK HUKUM, setiap pihak yang menjadi pendukung Hak dan Kewajiban
 Pribadi Kodrati (orang);
 Pribadi Hukum/Badan Hukum
- Badan Hukum Privat (PT,Koperasi, Yayasan, Firma)
- Badan Hukum Publik (Publiiek Recht Persoon),(Negara, Pemerintah
daerah, desa PBB)
 Pejabat/Tokoh
Keberadaan Badan Hukum dapat dikelompokkan sebagai subjek hukum berdasarkan
empat teori berikut:
a) Teori fictie
Badan hukum dianggap sama dengan manusia (orang) sebagai subjek hukum
sehingga dapat diberikan padanya hak dan kewajiban.
b) Teori kekayaan bertujuan
Harta kekayaan dari suatu badan hukum mempunyai tujuan tertentu, dan harus
terpisah dari harta kekayaan para pengurus atau anggotanya.

c) Teori pemilikan bersama


Semua harta kekayaan badan hukum menjadi milik bersama para pengurus atau
anggotanya.
d) Teori organ
Badan hukum harus mempunyai organisasi atau alat untuk mengelola dan
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan, yaitu pengurus dan aset (modal
yang dimiliki).

2. HAK DAN KEWAJIBAN


Hak
Kekuasaan yang diberikan oleh hukum kepada individu dengan maksud
melindungi kepentingan individu tersebut. –Satjipo Rahardjo
Ciri-ciri Hak
1. Diletakkan pada seseorang yang disebut sebagai pemilik atau subjek dari hak
tersebut.
2. Tertuju kepada orang lain, yaitu menjadi pemegang kewajiban sehingga antara
hak dan kewajiban terdapat hubungan korelatif.
3. Hak yang ada pada individu mewajibkan pihak lain melakukan (commision)
atau tidak melakukan suatu perbuatan (omnision) disebut hak.
4. Commision atau Omnision menyangkut sesuatu yang disebut objek hak.
5. Setiap hak menurut hukum mempunyai titel, yaitu suatu peristiwa tertentu yang
menjadi alasan melekatnya hak itu pada pemiliknya
Timbulnya suatu Hak
a) Adanya subjek hukum baru, baik individu ataupun badan hukum
b) Terjadinya perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak yang melakukukan
perjanjian.
c) Terjadinya kerugian yang diderita oleh seseorang akibat kesalahan atau
kelalaian orang lain.
d) Karena seseorang melakukan kewajiban yang merupakan syarat untuk
memperoleh hak.
e) Terjadinya daluwarsa (vejaring), biasanya karena acquisitief vejaring yang
dapat melahirkan hak bagi seseorang. Sebaliknya, jika terjadi extinctief
verjaring, justru menghapuskan hak atau kewajiban seseorang (orang lain).
Hilangnya suatu Hak
a) Apabila pemegang hak meninggal dunia dan tidak memiliki pengganti atau ahli
waris yang ditunjuk.
b) Masa berlaku hak telah habis dan tidak dapat diperpanjang.
c) Telah diterimanya suatu benda yang menjadi objek hak.
d) Karena daluwarsa (vejaring).

Kewajiban
Sesuatu yang harus dilakukan oleh pihak tertentu dan bisa dituntut paksa oleh
orang yang berkepentingan. Kewajiban dapat timbul karena keinginan dari diri
sendiri dan orang lain. Kewajiban ini bisa muncul dari hak yang dimiliki oleh
orang lain. -Prof. R. M. T. Sukamto Notonagoro.
Kewajiban dapat timbul:
a) Diperolehnya suatu hak yang membebani syarat untuk memenuhi suatu
kewajiban.
b) Adanya suatu perjanjian yang disepakati.
c) Adanya kesalahan atau kelalaian seseorang yang menimbulkan kerugian bagi
orang lain.
d) Adanya hak yang dinikmati, maka berlaku pula suatu kewajiban yang muncul.
e) Daluwarsa tertentu yang ditentukan oleh hukum atau karena perjanjian tertentu,
bahwa daluwarsa dapat menimbulkan kewajiban baru.
Kewajiban dapat berakhir
a) Meninggalnya si pengampu kewajiban.
b) Masa berlaku telah habis.
c) Telah terpenuhinya kewajiban dari si pengampu.
d) Hak yang melahirkan kewajiban telah lenyap.
e) Daluwarsa (vejaring) extinctief.
f) Ketentuan undang-undang.
g) Kewajiban telah beralih atau dialihkan.
h) Terjadi suatu hal diluar kemampuan manusia sehingga si pengampu kewajiban
tidak dapat memenuhi suatu kewajiban.
3. PERISTIWA HUKUM
Peristiwa hukum adalah semua peristiwa atau kejadian yang dapat menimbulkan
akibat hukum, antara para pihak yang mempunyai hubungan hukum.
-Dr. Soedjono Dirdjosisworo
Peristiwa Hukum dapat berupa: (Sri Sanituti Hariadi)
Perilaku dalam Hukum, sikap tindak yg mempunyai akibat Hukum
Perilaku Menurut Hukum:
- Sepihak
- Jamak Pihak
- Serempak
- Perilaku yang bertentangan dengan hukum/melanggar hukum.
Zaakwarneming, Melakukan sesuatu secara sukarela untuk orang lain tanpa
diminta yang bersangkutan.
Kejadian. seperti: Kelahiran, Kematian, perkawinan
Keadaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum
4. HUBUNGAN HUKUM (Azhar, 2017:22)
 Merupakan hubungan-hubungan dalam hukum, sebagai ikatan hak dan
kewajiban antara subjek hukum.
 Hubungan hukum memberikan hak dan kewajiban yang telah ditentukan oleh
undang-undang.
 Apabila dilanggar akan mempunyai akibat dan dapat dituntut dimuka
pengadilan.

5. OBJEK HUKUM (Sri Sanituti Hariadi)


Yaitu, segala sesuatu menjadi objek dari hubungan hukum, adakalanya objek
hukum dinamakan benda, yang dibedakan;
a. Benda yang berwujud dan tidak berwujud;
Benda yang berwujud adalah segala sesuatu yang dapat dicapai atau dilihat
dan diraba oleh panca indera, misalnya seperti uang dan benda. Sedangkan
benda tidak berwujud seperti hak yang melekat pada suatu benda, saham, dan
piutang.
b. Benda yang bergerak dan tidak bergerak.
- Benda bergerak mempunyai karakteristik seperti dapat dipindahkan
misalnya motor, mobil, dan computer; atau sifatnya dapat bergerak sendiri
seperti kuda, kambing, kerbau; atau benda yang bergerak karena penetapan
atau ketentuan undang-undang, seperti hak pakai atas tanah dan rumah, dan
lain-lain.
- Benda tidak bergerak yaitu benda yang tidak dapat bergerak sendiri atau
tidak dapat dipindahkan, karena sifatnya yang tidak bergerak seperti hutan,
kebun, dan lain-lain.
Benda tersebut mempunyai nilai dan berharga. Sehingga diperlukan hukum untuk
menentukan siapa yang berhak atasnya

Anda mungkin juga menyukai