Anda di halaman 1dari 5

PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN BATERAI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

BERBASIS ARDUINO NANO

Rokhadin Nopianto 1), Hilda 2), Dedy Suryadi 3)


1,2,3)
Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Email : rokhadinnopianto@gmail.com 1), hildajudiarto@gmail.com 2), dedy.suryadi@ee.untan.ac.id 3)

ABSTRAK
Pembangkit listrik tenaga surya merupakan salah satu energi alternatif di provinsi Kalimantan Barat yang umumnya
dilalui garis khatulistiwa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan baterai pada pembangkit listrik
tenaga surya berbasis arduino nano yang dapat mengendalikan penggunaan jumlah baterai sekaligus memantau kondisi
kelistrikan sehingga peningkatan efisiensi penggunaan baterai pada PLTS dapat dicapai.
Sistem dirancang menggunakan Arduino Nano sebagai pengendali, sensor arus, sensor tegangan serta modul relay
sebagai aktuator, sedangkan plant dari sistem ini adalah baterai. Sistem dirancang sebagai pengendali penyesuaian
pemakaian jumlah baterai berdasarkan keadaan daya beban serta mengendalikan suplai panel ke beban selain untuk mengisi
ulang baterai.
Berdasarkan hasil kalibrasi sensor arus dan sensor tegangan dapat dikatakan mendekati nilai yang sesungguhnya.
Sistem yang sudah di rancang dapat merespons keadaan daya beban, merespons keadaan tegangan panel surya dan dapat
menampilkan hasil monitoring melalui komunikasi serial arduino, sedangkan hasil pengujian daya beban selama 15 menit
dengan pengambilan data setiap 30 detik menunjukkan perubahan yang tidak terlalu signifikan.

Kata kunci: Sensor arus, sensor tegangan, relay, arduino nano, daya beban, monitoring.

I. PENDAHULUAN daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel


Di provinsi Kalimantan Barat yang umumnya surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah
dilalui garis khatulistiwa sangat cocok menggunakan yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa
energi matahari, matahari merupakan sumber energi ada bagian berputar dan tidak memerlukan bahan bakar.
utama dan terbaharukan bagi sebagian besar proses yang Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan
terjadi di permukaan bumi. Radiasi matahari yang ramah lingkungan.
diterima permukaan bumi merupakan masukan Sistem sel surya digunakan pada permukaan bumi
fundamental untuk banyak aspek terutama merupakan terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler pengisian
parameter penting dalam aplikasi solar sel sebagi (charge controller), dan baterai 12 volt. Panel sel
pembangkit listrik. Sel matahari merupakan piranti yang surya merupakan modul terdiri dari beberapa sel
dapat mengkonversi cahaya matahari menjadi energi surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel
listrik. Indonesia terletak dalam jalur khatulistiwa yang tergantung ukuran serta kapasitas yang diperlukan.
sepanjang tahun mendapatkan cahaya matahari yang Sangat sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt
berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata atau 30 watt. Modul sel surya menghasilkan energi listrik
sekitar 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah yang proporsional jika seluruh permukaan panel terkena
Indonesia. Pemanfaatan energi matahari sebagai sinar matahari.
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sangat diminati Rangkaian kontroler pengisian baterai dalam
dan mulai dikembangkan di seluruh pelosok negeri sistem sel surya itu merupakan rangkaian elektronik yang
dengan melakukan banyak sekali penelitian serta mengatur proses pengisian baterainya. Kontroler ini
pengujian. dapat mengatur tegangan baterai dalam selang tegangan
Energi surya tersebut dapat digunakan untuk 12 V plus minus 10 persen. Bila tegangan turun sampai
mengisi ulang baterai, sehingga diharapkan dapat 10,8 V, maka kontroler akan mengisi baterai dengan
mengurangi emisi gas yang dapat menyebabkan panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses
pemanasan global. Untuk mewujudkan penggunaan pengisian akan terjadi pada saat ada cahaya matahari.
energi matahari diperlukan sebuah alat berfungsi Jika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari,
mengatur pengisian dan penggunaan baterai yang bersifat maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik.
sistematis serta dapat dipantau, sehingga penggunaan Setelah proses pengisian berlangsung selama beberapa
PLTS dapat dilakukan secara efisien. jam, maka tegangan baterai akan naik. Bila tegangan
Pembangkit listrik tenaga surya sederhana adalah baterai mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan
mengubah cahaya matahari menjadi energi menghentikan proses pengisian aki. Walaupun demikian
listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk harga kontroler cukup mahal kalau dibeli sebagai unit
energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam tersendiri. Kebanyakan sistem sel surya hanya dijual
matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai.
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah tegangan keluaran dan arus listrik sehingga
modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel didapatkan daya keluaran panel surya serta informasi
surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik tentang kemampuan tertinggi yang mampu dihasilkan
secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan oleh sel surya tersebut.
film tipis. Pada modul fotovoltaik kristal dapat dibuat c. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Dian Furqani
dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan Alifyanti dan kawan – kawan yang berjudul Pengatur
untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi Tegangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
tinggi. 1000 Watt pada tahun 2013. Penelitian ini membahas
Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Rusman yang tentang perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
berjudul Pengaruh Variasi Beban Terhadap Efisiensi Surya menggunakan panel surya 100 WP sebanyak
Solar Cell dengan Kapasitas 50 WP dan jurnal yang 10 buah dimana perancangan dimulai dengan
ditulis oleh Munnik Haryanti dkk yang berjudul menentukan spesifikasi baterai, spesifikasi Baterai
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Menggunakan Solar Charge Controller (BCC), dan spesifikasi inverter
Cell 50 Watt. Pada PLTS tersebut menggunakan susunan setelah itu dilakukan pengaturan tegangan yang
baterai yang tidak dipisah sehingga pada saat pengisian dikeluarkan oleh panel surya agar tidak terjadi
memerlukan waktu yang lama, karena baterai tersebut kelebihan pengisian baterai (over charging),
memiliki kapasitas yang besar atau melebihi spesifikasi kelebihan pemakaian (over discharge) dan kelebihan
panel yang digunakan. Penelitian tersebut menggunakan beban (over loading) yang dapat menyebabkan umur
solar panel kapasitas 50 WP besar tegangan pengisian pakai (life time) baterai berkurang.
sebesar 13,2 V, berarti arus yang mengalir adalah 50 WP d. Penelitian lain juga membahas tentang Pembangkit
/ 13,2 V = 3,79 A. Apabila digunakan baterai dengan Listrik Tenaga Surya dilakukan oleh Giri Woryanto
kapasitas 25 Ah maka waktu yang dihabiskan untuk dan kawan – kawan pada tahun 2014 yang berjudul
pengisian adalah 25 Ah / 3,79 A = 6,6 jam atau 6 jam 36 Rancang Bangun Battery Charge Controller Dual
menit, sedangkan waktu efektif penyinaran matahari Sumber Suplai Beban dengan PLTS dan PLN
adalah 9 jam (07.00 WIB – 17.00 WIB) pada waktu Berbasis Mikrokontroler. Penelitian ini membahas
efektif tersebut tidak tiap jam matahari dapat bersinar tentang perancangan Charge Controller yang berbasis
karena beberapa faktor salah satunya mendung dan mikrokontroler yang akan digunakan untuk
hujan, sehingga baterai tidak mungkin terisi penuh dalam menyuplai fingerprint dan mengatur kapan
satu hari sehingga penggunaan baterai dalam kapasitas fingerprint tersebut dihidupkan dan dimatikan serta
besar pada PLTS tersebut tidak efisien, pada penelitian pengisian baterai yang otomatis akan berpindah ke
ini akan dirancang sistem yang akan mengendalikan sumber PLN bila tegangan pada PLTS tidak sesuai
pengisian baterai, dan mengendalikan jumlah baterai untuk mengisi baterai.
yang digunakan berdasarkan daya beban dan e. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Andi Gunawan
mengendalikan penggunaan panel surya pada beban dan kawan – kawan yang berjudul Rancang Bangun
sehingga penggunaan baterai pada PLTS bisa lebih Battery Charge Controller Dual Sumber PLTS dan
efisien. PLN Sebagai suplai Charger Laptop pada tahun
2015. Penelitian ini membahas tentang perancangan
II. TINJAUAN PUSTAKA Charge Controller yang berbasis mikrokontroler yang
Dalam perkembangannya sistem Pembangkit akan digunakan untuk menyuplai Charger Laptop
Listrik Tenaga Surya telah dilakukan oleh beberapa dimana dalam sistem ini panel surya hanya digunakan
penelitian sebelumnya yang berkaitan dalam penelitian untuk mengisi baterai sedangkan untuk suplai charge
ini di antaranya : laptop menggunakan listrik dari baterai dan PLN,
a. Seperti pada penelitian yang berjudul Pengaruh sumber listrik PLN memilili fungsi sebagai sumber
Variasi Beban Terhadap efisiensi Solar Cell dengan arus untuk mengisi baterai bila tegangan panel surya
Kapasitas 50 WP yang telah dilakukan oleh Rusman kurang dari 13,3 volt dan sebagai suplai charge
pada tahun 2015. Dalam penelitian tersebut laptop jika baterai sedang di isi atau baterai tidak
membahas bagaimana cara menentukan efisiensi mampu untuk menyuplai beban.
panel surya menggunakan beban yang bervariasi
dalam mempengaruhi efisiensi panel surya. Sehingga III. METODOLOGI PENELITIAN
dapat disimpulkan kapan panel surya tersebut bekerja A. Diagram Blok Sistem Pengendali Baterai
dengan efisiensi maksimum. Sistem ini menggunakan sistem kendali close
b. Penelitian lain juga yang meneliti tentang Pembangkit loop, karena output mempengaruhi input. Untuk diagram
Listrik Tenaga Surya adalah Pengaruh Perubahan blok rancang bangun alat penelitian ini dapat dilihat pada
Intensitas Matahari terhadap Daya Keluaran Panel Gambar 3.1.
Surya yang telah dilakukan oleh Subekti Yulianda
dan kawan – kawan pada tahun 2015. Dalam
penelitian tersebut diawali dengan pengukuran
intensitas cahaya matahari pada area permukaan sel
surya, pada saat itu dilakukan juga pengukuran
Mulai
Pengendali Aktuator Plant
Input + Output
- (Arduino Nano) (Relay) (Baterai)
Baca Sensor Tegangan dan
Arus

Sensor Cari Tegangan Panel, Tegangan Beban, Arus Beban,


Arus Masing – masing Baterai dan Daya beban
(Tegangan dan Arus)

Gambar 3.1 Diagram blok sistem pengendali baterai Daya Beban


≤ 4 Watt
Tidak Daya Beban
≤ 8 Watt
Tidak Daya Beban
≤ 12 Watt
Tidak Daya Beban
≤ 16 Watt
Tidak

Ya Ya Ya Ya

Power Supply Tegangan Tidak Tegangan Tidak Tegangan Tidak Tegangan Tidak Tegangan Tidak
Panel ≥ 14 V Panel ≥ 14 V Panel ≥ 14 V Panel ≥ 14 V Panel ≥ 14 V

User Ya Ya Ya Ya Ya

Baterai 1 = DIPAKAI Baterai 1 = DIPAKAI Baterai 1 = DIPAKAI Baterai 1 = DIPAKAI Baterai 1 = DIPAKAI
Baterai 2 = DIISI Baterai 2 = DIPAKAI Baterai 2 = DIPAKAI Baterai 2 = DIPAKAI Baterai 2 = DIPAKAI
Baterai 3 = DIISI Baterai 3 = DIISI Baterai 3 = DIPAKAI Baterai 3 = DIPAKAI Baterai 3 = DIPAKAI
Baterai 4 = DIISI Baterai 4 = DIISI Baterai 4 = DIISI Baterai 4 = DIPAKAI Baterai 4 = DIPAKAI

Sensor Tegangan PC
Baterai 5 = DIISI
Sumber = PANEL DAN
BATERAI
Baterai 5 = DIISI
Sumber = PANEL DAN
BATERAI
Baterai 5 = DIISI
Sumber = PANEL DAN
BATERAI
Baterai 5 = DIISI
Sumber = PANEL DAN
BATERAI
Baterai 5 = DIPAKAI
Sumber = PANEL DAN
BATERAI

Baterai 1 = DIPAKAI Baterai 1 = DIPAKAI Baterai 1 = DIPAKAI Baterai 1 = DIPAKAI Baterai 1 = DIPAKAI
Baterai 2 = DIISI Baterai 2 = DIPAKAI Baterai 2 = DIPAKAI Baterai 2 = DIPAKAI Baterai 2 = DIPAKAI
Baterai 3 = DIISI Baterai 3 = DIISI Baterai 3 = DIPAKAI Baterai 3 = DIPAKAI Baterai 3 = DIPAKAI
Baterai 4 = DIISI Baterai 4 = DIISI Baterai 4 = DIISI Baterai 4 = DIPAKAI Baterai 4 = DIPAKAI
Baterai 5 = DIISI Baterai 5 = DIISI Baterai 5 = DIISI Baterai 5 = DIISI Baterai 5 = DIPAKAI
Sensor Arus Mikrokontroler Serial Monitor Sumber = BATERAI Sumber = BATERAI Sumber = BATERAI Sumber = BATERAI Sumber = BATERAI

Modul Relay Baterai 1 detik

Selesai

Gambar 3.2 Blok komponen sistem pengendali baterai Gambar 3.4 Diagram alir kerja sistem

B. Perancangan rangkaian IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS


Pada perancangan ini terdapat beberapa A. Pengujian Respon Arduino Terhadap Relay
komponen utama yaitu sensor arus, sensor tegangan dan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
modul relay. Komponen tersebut terhubung dengan kinerja arduino terhadap relay berdasarkan daya beban
mikrokontroler dengan input secara analog dan output dan tegangan panel bekerja dengan baik. Pengujian ini
secara digital. dilakukan dengan memberikan daya beban yang berbeda
beda. Daya beban yang diberikan adalah <4 watt sampai
dengan >16 watt sehingga didapat respon arduino
terhadap relay, dimana relay akan bekerja bila daya
beban berubah – ubah, sedangkan untuk respons arduino
terhadap relay berdasarkan tegangan panel dilakukan
dengan memberikan tegangan panel yang berbeda beda.
Tegangan yang akan diberikan adalah <14 volt sampai
dengan >14 volt sehingga didapatkan respons arduino
terhadap relay, dimana relay akan bekerja bila tegangan
panel berubah ubah antara tegangan 14 volt. Hasil dari
pengujian arduino terhadap relay dapat dilihat pada Tabel
4.1 dan Tabel 4.2

Tabel 4.1 Respon Arduino Terhadap Relay (Daya


Beban)
Daya Daya Yang Respon Arduino Terhadap
Gambar 3.3 Perancangan rangkaian utama
Beban Terukur Relay
(W) (W) K1 K2 K3 K4 K5
C. Perancangan Perangkat Lunak
2.12 1 0 0 0 0
Perancangan perangkat lunak menjelaskan ≤4
bagaimana cara kerja dari sistem pengendali baterai ini. ≤8 6.36 1 1 0 0 0
Kondisi sistem pada saat pertama kali dihidupkan, ≤ 12 9.93 1 1 1 0 0
mikrokontroler menginisialisasi komponen yang
≤ 16 15.68 1 1 1 1 0
digunakan diantaranya sensor arus, sensor tegangan dan
modul relay. Setelah proses inisialisasi selesai, > 16 17.90 1 1 1 1 1
mikrokontroler membaca sensor – sensor yang digunakan
melalui port input analog dan memprosesnya untuk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
memperoleh satuan yang baku seperti Ampere, Volt dan respons arduino terhadap relay sudah bekerja dengan
Watt setelah didapatkan satuan tersebut barulah baik dimana relay akan bekerja berdasarkan daya beban
mikrokontroler menyeleksi tindakan apa yang harus yang berubah – ubah, relay tersebut berfungsi sebagai
dilakukan setelah itu diteruskan ke output digital dimana sakelar dimana jumlah baterai yang digunakan akan
modul relay disambungkan sehingga baterai dapat berubah seiring perubahan daya beban yang terukur oleh
dikendalikan. arduino.
Tabel 4.2 Respon Arduino Terhadap Relay (Tegangan Pada Gambar 4.1 dapat dilihat grafik hasil pengukuran
Panel) menunjukkan hampir tidak adanya penurunan daya
beban.
Tegangan Respon Arduino
Tegangan Yang Terhadap Relay
C. Data Arus dan Tegangan Panel
Panel (V) Terukur
K6 Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui arus
(V)
dan tegangan panel surya, pengujian dilakukan dari jam
<14 13.72 0 07.00 sampai dengan 17.00, pengambilan data dilakukan
≥14 17.69 1 setiap jam dengan cara menggunakan amperemeter yang
di serikan dengan panel surya dan melihar dari tampilan
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa respons display voltmeter regulator tegangan variabel.
arduino terhadap relay sudah bekerja dengan baik dimana
relay akan bekerja berdasarkan tegangan panel yang Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Arus dan Tegangan Panel
berubah antar 14 volt, relay tersebut berfungsi sebagai Jam Arus (A) Tegangan (V)
sakelar dimana beban akan disuplai oleh panel bila 07.00 0.06 17.8
tegangan panel ≥14 volt sedangkan bila tegangan panel 08.00 0.25 13.2
kurang dari 14 volt, maka relay akan memutuskan 09.00 0.35 13.4
sokongan panel ke beban. 10.00 0.37 13.4
11.00 0.39 16.7
B. Data Daya Beban
12.00 0.28 12.4
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui daya
13.00 0.05 8.20
beban ketika semua baterai dipakai, pengujian dilakukan
14.00 0.42 18.0
selama 15 menit dan pengambilan data diambil setiap 30
detik dengan cara melihat hasil monitoring daya beban 15.00 0.47 13.7
lewat serial monitor arduino. 16.00 0.15 10.2
17.00 0.08 8.9
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Daya Beban Selama 15
Menit V. PENUTUP
Daya Daya A. Kesimpulan
30 Detik 30 Detik Dari hasil pengujian dan pengamatan sistem
Beban Beban
Ke- Ke- keseluruhan Peningkatan Efisiensi Penggunaan Baterai
(W) (W)
1 23.87 16 24.29 pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis Arduino
2 23.66 17 23.45 Nano maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem Peningkatan Efisiensi Penggunaan Baterai
3 24.29 18 24.18
pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis
4 24.40 19 22.71
Arduino Nano bekerja sesuai dengan rancangan, hal
5 25.36 20 22.71
ini terbukti dari relay akan bekerja berdasarkan daya
6 23.66 21 24.07 beban yang berubah – ubah, relay tersebut berfungsi
7 23.76 22 23.45 sebagai sakelar dimana jumlah baterai yang
8 23.66 23 24.29 digunakan akan berubah seiring perubahan daya
9 22.81 24 24.18 beban yang terukur oleh arduino.
10 23.45 25 22.61 2. Suplai beban terhadap panel sudah sesuai dengan
11 24.40 26 22.71 rancangan program bila mana beban akan di suplai
12 23.55 27 24.07 oleh panel bila tegangan panel ≥14 volt sedangkan
13 23.45 28 22.61 bila tegangan panel kurang dari 14 volt, maka relay
14 23.66 29 23.45 akan memutuskan suplai panel ke beban.
15 23.55 30 22.51 3. Sensor arus dan sensor tegangan sudah setara dengan
multimeter walaupun tidak begitu akurat.
Pada tabel dapat dilihat bahwa hasil pengukuran 4. Monitoring arus beban, tegangan panel, tegangan
daya beban memiliki perubahan yang tidak terlalu besar. masing – masing baterai dan daya beban sudah bisa
ditampilkan melalui serial monitor Arduino IDE.

B. Saran
Saran untuk sistem Peningkatan Efisiensi
Penggunaan Baterai pada Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Berbasis Arduino Nano dalah:
1. Seharusnya gambar rancangan sistem harus di letakan
Gambar 4.1 Grafik hasil pengukuran daya beban selama pada lampiran agar mudah dibaca.
15 menit
2. Untuk penampil hasil monitoring pada sistem ini
seharusnya menggunakan modul LCD sebagai
penampil hasil monitoring.

REFERENSI
Alifyanti Dian Furqani dan Tambunan Juara Mangapul.
2013. Pengatur Tegangan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) 1000 WATT. Jurnal Kajian
Teknik Elektro. Vol. 1 (1). Hlm. 79-95.
Deba. 2015, Mei 23. Arduino Solar Charge Controller
(Version 2. 0). Maret 11, 2017.
www.instructables.com/id/ARDUINO-SOLAR-
CHARGE-CONTROLLER-Version-20/
Gunawan Andi.; Rustana Cecep. E., dan Sugihartono
Iwan. 2015. Rancang Bangun Battery Charge
Controller Dual Sumber PLTS dan PLN Sebagai
Suplai Charge Laptop. Seminar Nasional Fisika
2015 . Jakarta, Oktober 2015. Universitas Negeri
Jakarta.
Naseem, Wasif. 2009. Concepts in Electric Ciruits.
Belfast: Ventus Publishing ApS.
Oby, Zamisyak. 2017. Basic Arduino #1. Yogyakarta:
Indobot Robotic Center.
Purnomo, Wahyu. 2010. Pengisi Baterai Otomatis dengan
Menggunakan Solar Cell : Fakultas Teknologi
Industri Universitas Gunadarma.
Rusman. 2015. Pengaruh Variasi beban Terhadap
Efisiensi Solar Cell dengan Kapasitas 50 WP.
Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Metro. Vol. 4 (II). Hlm. 84-90.
Svaljek, Marko. 2015. Arduino Succinctly. Morrisville:
Syncfusion Inc.
Woryanto Giri., dkk. 2015. Rancang Bangun Batery
Charge Controller Dual Sumber Suplay Beban
Dengan PLTS dan PLN Berbasis Mikrokontroler.
Bandar Lampung : Universitas Lampung.
Yulianda Subekti.; Sarya Gede., dan Hastijanti, RA
Retno. 2015. Pengaruh Perubahan Intensitas
Matahari Terhadap Daya Keluaran Panel Surya.
Jurnal Pengabdian LPPM UNTAG Surabaya.
Vol. 01 (II). Hlm. 193-202.

BIOGRAFI
Rokhadin Nopianto, lahir di
Manis Raya, Kecamatan Sepauk,
Kabupaten Sintang, Kalimantan
Barat, Indonesia, 20 Nopember
1995. Menempuh pendidikan dasar
di SD Negeri 07 Senakin lulus
tahun 2007 dan melanjutkan ke
SMP Negeri 1 Sengah Temila lulus
tahun 2010, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1
Sengah Temila lulus tahun 2013. Memperoleh gelar
Sarjana dari Program Studi Teknik Elektro Universitas
Tanjungpura Pontianak pada tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai