Anda di halaman 1dari 7

UPEJ 1 (1) (2012)

Unnes Physics Education Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

PEMBUATAN DAN IMPLEMENTASI MODUL PRAKTIKUM FISIKA


BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN
BELAJAR SISWA KELAS XI

Lutfi Fidiana, Bambang S., Pratiwi D.

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia


Info Artikel Abstrak
Sejarah Artikel: Telah dilakukan penelitian eksperimen untuk meningkatkan kemandirian siswa,
Diterima September 2012 melalui pembelajaran menggunakan model PBL berbantu modul praktikum
Disetujui Oktober 2012 fisika berbasis masalah. Hal ini didasarkan pada kurangnya kemandirian siswa,
Dipublikasikan November sehingga dalam pembelajaran mereka tidak dapat mencapai hasil belajar yang
2012 maksimal. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan didapat dua kelas
sebagai sampel yaitu kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5. Selanjutnya dilakukan
pengambilan data menggunakan angket yang telah diuji ahli. Analisis yang
Kata Kunci: digunakan pada penelitian ini diantarannya: uji kesamaan dua varians, uji
kemandirian siswa normalitas menggunakan rumus chi-kuadrat, uji gain. Hasil penelitian ini, telah
PBL berhasil dibuat modul seperti pada sintaks pembuatan modul. Modul tersebut
modul praktikum fisika berisi permasalahan yang pemecahannya melalui praktikum. Langkah
berbasis masalah penerapannya di kelas berdasarkan sintaks dari pembelajaran dengan
menggunakan model PBL. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran
dengan modul praktikum fisika berbasis masalah dapat meningkatkan

Abstract
Experimental studies have been conducted to improve the independence of
students, through problem based learning model with problem-based physics lab
module. It is based on the lack of independence of the students, so that their
learning can not achieve maximum learning outcomes. Samples were taken at
random and obtained two samples of the class as a class XI Science XI IPA 4 and
5. Further retrieval using a questionnaire that had been tested experts. The
analysis used in this study etc: testing the equality of two variances, test for
normality using the chi-square formula, the gain test. The results of this study,
has successfully created modules like the syntax module manufacturing. The
module contains a solution with practical problems. Step application in classes
based on the syntax of learning using PBL models. The results showed that
learning with problem-based physics lab module can increase student
independence. And increase student independence was followed by an increase
learning outcomes.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi:
e-mail: ana_9luphy@rocketmail.com ISSN NO 2252-6935
L Fidiana / Unnes Physics Education Journal 1 (2) (2012)
Pendahuluan Problem Based Learning (PBL) dalam
Kemajuan teknologi yang semakin pembelajaran menurut Duncan & Al-Nakeeb
berkembang menuntut sumber daya manusianya (2004), adalah untuk mendorong siswa untuk
untuk berkembang juga. Sehingga mampu bertanggung jawab pada
pembelajarandi sekolah yang merupakan salah pembelajarannya sendiri dengan sebuah
satu factor penting dan berpengaruh terhadap permasalahan yang membutuhkan banyak
pembentukan karakter siswa perlu dibenahi. penyelesaian. Sedangkan pengertian dari
Selama ini, yang kita jumpai di sekolah adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
pembelajaran dengan model ceramah. Learning) merupakan strategi pembelajaran
Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil dengan menghadapkan siswa pada
observasi di SMA Negeri 3 Purwokerto. Di permasalahan-permasalahan praktis sebagai
SMA Negeri 3 Purwokerto pembelajaran masih pijakan dalam belajar atau dengan kata lain
bersifat konvensional (guru yang berceramah di siswabelajar melalui permasalahan-
depan kelas), pemanfaatan laboratorium fisika permasalahan. Langkah-langkah pembelajaran
sebagai sarana pembelajaran fisika di sekolah menggunakan Problem Based Learning adalah
tersebut juga belum maksimal. sebagai berikut: a) menentukan masalah, b)
Kemandirian adalah kemampuan mendefinisikan masalah, c) mengumpulkan
seseorang untuk berinisiatif, bertanggung jawab fakta, d) menyusun hipotesis, e) melakukan
serta percaya diri dengan dirinya sendiri, penyelidikan, f) menyempurnakan
mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. permasalahan yang telah didefinisikan, g)
Sedangkan yang dimaksud dengan kemandirian menyimpulkan alternatif pemecahan secara
siswa adalah siswa dapat memecahkan suatu kolaboratif, h) melakukan pengujian hasil
masalah dalam pembelajaran yang ia lakukan (solusi) pemecahan masalah.
dengan kemampuan sendiri, inisiatif sendiri, Agar siswa dalam pembelajarannya
serta bertanggung jawab melalui strategi belajar dapat mandiri diperlukan adanya suatu bahan
tertentu kemudian dengan rasa percaya diri ajar. Manfaat bahan ajar menurut Karuna
menemukan pemecahan dari permasalahannya (2010), bahan ajar memberikan kemudahan
tersebut tanpa bantuan orang lain. Namun, bagi guru dalam merancang, melaksanakan dan
melihat kenyataan di sekeliling dimana masih mengevaluasi kegiatan belajar mengajar
saja dijumpai siswa yang ketahuan mencontek sehingga pengetahuan dan ketrampilan/
saat ujian nasional, tidur saat pembelajaran kompetensi dalam pembelajaran mudah dicapai
sedang berlangsung, membaca buku menunggu siswa. Bahan ajar bentuknya dapat bermacam-
diperintah gurunya. Pernyataan tersebut macam salah satunya adalah bahan ajar dalam
mengindikasikan bahwa kemandirian siswa bentuk modul. Modul merupakan alat atau
masih rendah. Indikator kemandirian siswa sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
dalam penelitian ini diantaranya yaitu: 1) batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
inisiatif, 2) percaya diri, 3) tanggung jawab. dirancang secara sistematis dan menarik untuk
Berdasarkan penelitian Pardjono (2007) mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai
terhadap mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin dengan tingkat kompleksitasnya. Sebagai bahan
menyimpulkan bahwa asal sekolah, tempat ajar, modul memiliki karakteristik tertentu,
tinggal dan banyaknya semster yang telah untuk membedakannya dengan bahan ajar lain.
ditempuh oleh mahasiswa tidak mempengaruhi Menurut Russel, sebagaimana yang dikutip oleh
tingkat kemandiriannya. Akan tetapi, strategi Wena (2009), karakteristik modul mencakup:
pembelajaranlah yang berpengaruh terhadap self contain, bersandar pada perbedaan
kemandirian siswa. Pernyataan tersebut individu, adanya asosiasi, pemakaian
diperkuat oleh hasil penelitian dari Efgivia, bermacam-macam media, partisipasi aktif
M.G (2007) yang menyimpulkan bahwa strategi siswa, penguatan langsung, pengawasan strategi
pembelajaran berpengaruh pada kemandirian evaluasi.
siswa. Berdasarkan penjelasan di atas, agaknya Dalam penelitian ini, pembelajaran
peningkatan kemandirian siswa perlu berbasis masalah diterapkan dalam kegiatan
ditingkatkan. praktikum menggunakan modul praktikum
Peningkatan kemandirian siswa di SMA yang disusun sesuai dengan model
salah satunya yaitu dengan penerapan model pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu
pembelajaran berbasis masalah (PBL) dengan modul yang digunakan dinamakan sebagai
metode praktikum. Alasan digunakannya modul praktikum berbasis masalah. Modul

39
L Fidiana / Unnes Physics Education Journal 1 (2) (2012)

sebagai literatur dalam proses pembelajaran Daftar pustaka.


untuk peserta didik juga diterapkan dalam Dampak nyata dari rendahnya
praktikum, dengan bentuk pelaksanaan belajar kemandirian siswa yaitu hasil belajar yang
disesuaikan pada pribadi dengan membagi diperoleh kurang maksimal. Sehingga
bahan pelajaran dalam beberapa bagian yang diperlukan adanya inovasi baru dalam
masing-masing hanya terdiri dari satu atau pembelajaran yang berlangsung di sekolah.
beberapa pokok bahasan. Adapun pokok Salah satunya yaitu dengan pembuatan modul
bahasan yang diambil pada pembelajaran fisika praktikum berbasis masalah, kemudian
menggunakan modul praktikum fisika berbasis mengimplementasikannya untuk meningkatkan
masalah ini yaitu pokok bahasan Fluida. Alasan kemandirian siswa. Dengan demikian tujuan
mengapa diambil pokok bahasan fluida adalah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara
fluida erat kaitannya dengan lingkungan sekitar membuat modul praktikum fisika berbasis
dan tidak asing lagi. Selain itu, dari beberapa masalah, penerapannya di sekolah sehingga
sub pokok bahasannya dapat diajarkan melalui dapat meningkatkan kemandirian siswa serta
praktikum. hasil belajar.
Empat jenis pengetahuan yang
berpotensi untuk membuat modul berbasis
masalah yaitu pengetahuan deskriptif, METODE
pengetahuan prosedural dan pengetahuan Penelitian ini merupakan penelitian
pribadi. Dalam istilah psikologi pengetahuan eksperimen, dengan desain penelitian Pretest-
prosedural disebut juga sebagai proses ilmiah. posttest Group Design. Penelitian ini diterapkan
Melalui proses tersebut seseorang dilatih untuk pada pembelajaran fisika pada pokok bahasan
mencoba memahami alam. Langkah-langkah fluida. Populasi dari penelitian ini adalah siswa
dalam proses ilmiah yang meliputi: SMA Negeri 3 Purwokerto kelas XI IPA.
mengeksplorasi gejala dan merumuskan Adapun pengambilan sampel dilakukan
masalah, merumuskan hipotesis, merancang menggunakan teknik random sampling dan
percobaan untuk menguji hipotesis dan didapat kelas XI IPA 4 sebagai kelompok
memprediksi hasil percobaan, mengumpulkan eksperimen, sedangkan kelas XI IPA 5 sebagai
data melalui pengamatan dan pengukuran, kelompok kontrol yang akan diteliti
kemudian menarik kesimpulan dari data yang kemandiriannya. Pembelajaran pada kelompok
diperoleh tersebut. Dari proses berpikir yang eksperimen dilakukan dengan model PBL
demikian sedikit demi sedikit akan terbentuk berbantu modul praktikum fisika berbasis
pola pikir dari orang tersebut dalam masalah melalui metode praktikum.
memecahkan suatu masalah. Pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan
dengan model ceramah berbantu modul
Pada umumnya modul praktikum
praktikum yang di gunakan di sekolah melalui
memiliki format: judul praktikum, tujuan, dasar
metode praktikum juga. Pengumpulan data
teori, alat dan bahan, langkah kerja, daftar
dilakukan dengan memberikan angket pada
pustaka. Adapun sistematika dari modul
responden. Angket tersebut sebelumnya telah
praktikum sendiri disesuaikan dengan model
melalui uji ahli terlebih dahulu. Sedangkan
pembelajaran. Sistematika modul praktikum
analisis yang digunakan dalam penelitian ini
fisika berbasis masalah di sini mengacu pada
adalah: analisis pada tahap awal menggunakan
sistematika modul praktikum pada umumnya.
uji homogenitas (uji kesamaan dua varians)
Akan tetapi, terdapat perbedaan dibeberapa
dengan taraf signifikansi 50%. Uji kesamaan
bagian disesuaikan dengan model pembelajaran
dua varians ini dilakukan untuk menguji apakah
yang digunakan. Adapun sistematika modul
kedua kelompok yang dijadikan sampel
praktikum berbasis masalah terdiri atas: Judul
penelitian homogen atau tidak. Sebagaimana
praktikum; Permasalahan yang akan dicari
yang dikutip dalam Sudjana (2002), kedua
pemecahannya melalui praktikum, dari
sampel akan dinyatakan homogen apabila
permasalahan ini siswa dapat merumuskan
Fhitung < Ftabel . Untuk analisis data
sendiri tujuan dari diadakannya praktikum yang
penelitian digunakan: uji normalitas, uji
akan dilakukan; Dasar teori, berisi uraian
kesamaan dua varians, uji gain.Uji normalitas
singkat yang berkaitan dengan materi yang
digunakan untuk mengetahui statistik untuk
dipraktikkan; Pertanyaan yang menuntun siswa
pengolahan data selanjutnya. Rumus yang
untuk berhipotesis, sehingga siswa memiliki
digunakan adalah Chi Kuadrat. Sebagaimana
gambaran dari praktikum yang akan dilakukan;
40
L Fidiana / Unnes Physics Education Journal 1 (2) (2012)

yang dikutip dalam Sudjana (2002), jika permasalahan. Menyusun draft modul
X2hitung ≤ X2tabel dengan derajat kebebasan praktikum fisika berbasis masalah. Melakukan
dk = k -3 dengan taraf signifikan 5%maka akan uji ahli terhadap modul yang telah disusun
berdistribusi normal. Pada uji varians untuk mengetahui apakah modul tersebut layak
diperlukan hipotesis statistik yaitu digunakan dalam pembelajaran atau tidak.
Ho : 12 = 22 Melakukan revisi modul yang telah diuji ahli
sampai modul tersebut dinyatakan layak
Ha : 12 ≠ 22
digunakan dalam pembelajaran. Modul
Jika Fhitung ≤ F1/2 (V1, V2) dengan praktikum fisika berbasis masalah lolos uji ahli
= 5%, berarti kedua kelompok mempunyai (layak digunakan). Modul praktikum fisika
varians yang sama. berbasis masalah diimplementasikan dalam
pembelajaran di sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sedangkan untuk pelaksanaanya sesuai
Penelitian ini menghasilkan modul dengan pembelajaran dengan menggunakan
praktikum berbasis masalah. Adapun langkah- model PBL, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa
langkah yang dilakukan dalam pembuatan dibagi dalam beberapa kelompok. Modul
modul ini adalah sebagai berikut: Menetapkan praktikum fisika berbasis masalah dibagikan
judul modul yang akan disusun yaitu Modul kepada masing-masing kelompok beberapa hari
Praktikum Fisika Berbasis Masalah Pokok sebelum pelaksanaan pembelajaran. 2) Siswa
Bahasan Fluida untuk Kelas XI. Menyiapkan membaca modul praktikum fisika berbasis
buku-buku sumber yang berhubungan dengan masalah, serta mengambil hipotesis dari
materi Fluida. Melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada di modul tersebut.
kompetensi dasar. Mengumpulkan 3)Siswa mengerjakan pertanyaan-pertanyaan
permasalahan yang berkaitan dengan materi. yang ada pada modul. 4) Siswa membuat
Merancang praktikum untuk menyelesaikan rancangan praktikum. 5) Siswa melakukan
praktikum di sekolah. 6) Siswa mencocokan
41
L Fidiana / Unnes Physics Education Journal 1 (2) (2012)
hipotesis yang telah diambil sebelum melakukan mengemukakan pendapatnya. Meski begitu
praktikum dengan hasil praktikum. 7) Siswa sudah ada peningkatan dari pada saat
mengambil kesimpulan dari praktikum yang Praktikum 2 yang hanya 30%. Sedangkan pada
telah dilakukan. 8) Siswa mempresentasikan kelompok kontrol, hanya kelompok itu-itu saja
hasil praktikumnya di depan kelas. yang yang mengemukakan hipotesis. Dilihat
Berdasarkan uji homogenitas kelompok dari kesiapan untuk melakukan praktikum
sampel, diperoleh nilai Fhitung = 1,66 kelompok eksperimen lebih siap dari pada
sedangkan Ftabel= 2,08. Nilai Fhitung< kelompok kontrol. Karena kelompok pada
Ftabeldengan demikian kedua sampel memiliki kelompok eksperimen telah memiliki desain
varians yang tidak berbeda artinya sampel praktikum yang akan dilakukan. Sedangkan
tersebut dalam keadaan homogen. Sedangkan kelompok pada kelompok kontrol mereka hanya
berdasarkan uji normalitas dari angket tinggal membaca saja langkah praktikum yang
kemandirian siswa dan hasil belajar dapat dilakukan pada modul. Ketika melakukan
disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi pengukuran, kelompok eksperimen terlihat
normal sehingga pengujian data selanjutnya mantap dalam megambil data praktikum jika
menggunakan statistik parametrik. Pada analisis dibandingkan dengan kelompok kontrol.
data penelitian, untuk uji normalitas Penjelasan di atas diperkuat oleh hasil analisis
kemandirian siswa dan hasil belajar juga angket kemandirian siswa yang dapat di lihat
diperoleh data yang terdistribusi normal, pada Tabel 1.
sehingga dalam pengujian data selanjutnya juga Pada Tabel 1 dapat dilihat indikator apa
menggunakan statistik parametrik. saja yang diamati pada penelitian ini, yaitu
Pengaruh model pembelajaran terhadap inisiatif, percaya diri, dan tanggung jawab. Pada
kemandirian siswa dapat kita amati pada setiap kelompok eksperimen skor inisiatif adalah yang
praktikum yang dilakukan siswa. Pada paling rendah dari ketiga indikator, hal ini
Praktikum 1, baik kelompok eksperimen dikarenakan masih ada siswa yang belum
maupun kelompok kontrol memiliki keadaan membaca modul tersebut saat di rumah.
awal yang sama. Karena rata-rata dari mereka Sedangkan untuk skor tanggung jawab adalah
pada Praktikum 1 masih dibantu guru, masih yang paling tinggi, hal ini dikarenakan siswa
terlihat siswa yang belum mengerjakan tugas pada kelompok eksperimen tepat waktu dalam
(ada siswa dari kelompok eksperimen belum mengumpulkan laporan. Selain itu jawaban
membuat hipotesis), banyak dari mereka yang yang diberikan siswa terhadap pertanyaan yang
belum berani mengemukakan pendapatnya. ada pada modul sudah mendekati sempurna.
Pada Praktikum 2, sudah muali terlihat adanya Adapun penelitian tentang kemandirian yang
perbedaan antara kelompok eksperimen dan terdahulu seperti berikut: 1) Pada Penelitian
kelompok kontrol meskipun belum begitu Suarni (2006), mendeskripsikan bahwa
mencolok. Pada Praktikum 2 ini pada kelompok kemandirian mengandung unsur-unsur
eksperimen masih terlihat kelompok yang tidak tanggung jawab, disiplin, pemahaman,
membuat hipotesis tetapi tidak sebanyak pada komitmen, kemampuan dan keberanian untuk
Praktikum 1. Dalam berpendapat juga sudah bertindak, kesadaran akan sistem nilai dan
ada yang bersedia mengajukan pendapatnya budaya. 2) Menurut Knowles yang dikutip
tanpa ditunjuk guru, meski hanya satu dalam Tahar (2006) menyatakan bahwa, dalam
kelompok. Sedangkan pada kelompok kontrol, kemandirian belajar inisiatif merupakan
mereka terlihat baru membaca modul pada indikator yang sangat mendasar. 3) ciri-ciri sikap
waktu akan praktikum sehingga banyak dari mandiri menurut beberapa ahli dalam Djunanah
mereka yang belum memiliki hipotesis dari yang dikutip oleh Retnowati, Y. (2008)
praktikum yang akan dilakukan. Pada diantaranya adalah memenuhi diri atau identitas
Praktikum 3, kondisi awal kelompok diri, memiliki kemampuan inisiatif, membuat
eksperimen dan kelompok kontrol semakin jelas pertimbangan sendiri dalam bertindak,
perbedaanya. Hal ini bisa dilihat dari mencukupi kebutuhan sendiri, bertanggung
semangatnya kelompok eksperimen ketika akan jawab atas tindakannya, mampu membebaskan
melakukan praktikum dibandingkan dengan diri dari keterikatan yang tidak perlu, dapat
kelompok kontrol. Diantara kelompok pada mengambil keputusan sendiri dalam bentuk
kelompok eksperimen, mereka mengemukakan kemampuan memilih (percaya diri).
pendapat mereka. Walaupun masih ada atu Modul praktikum fisika berbasis
kelompok yang belum juga berani masalah mengharuskan siswa untuk belajar

42
L Fidiana / Unnes Physics Education Journal 1 (2) (2012)
terlebih dahulu di rumah. Permasalahan yang 1. Telah dihasilkan modul
ada pada modul mendorong siswa untuk praktikum fisika berbasis masalah dan telah
membaca buku, dengan begitu inisiatif siswa diimplementasikan pada pembelajaran di SMA
untuk belajar juga meningkat. Siswa lebih Negeri 3 Purwokerto.
mudah mengerjakan pertanyaan dalam modul 2. Penerapan modul praktikum
karena siswa telah membaca modul tersebut, fisika berbasis masalah dengan metode
sehingga meminimalkan kemungkinan siswa demonstrasi menggunakan model pembelajaran
untuk mencontek temannya. Siswa menjadi PBL dapat meningkatakan kemandirian siswa.
lebih aktif dalam praktikum walaupun masih
terdapat siswa yang kebingungan. Tetapi, dari
situ siswa menjadi lebih tahu apa yang belum Saran
mereka pahami. Sehingga siswa mencari tahu Agar dapat mencapai hasil yang
penyelesaian dari yang belum mereka pahami maksimal untuk penelitian selanjutnya ada
tersebut. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum
penelitian dari Wena, dkk, sebagaimana yang penelitian ini dilakukan, diantaranya:
dikutip oleh Wena (2009:235), menyimpulkan 1. Modul praktikum fisika
bahwa pembelajaran modul dapat berbasis masalah sebaiknya dibagikan kepada
meningkatkan kemandirian siswa dalam siswa beberapa hari sebelum pembelajaran hal
mengerjakan tugas-tugas. Selain itu, penelitian ini dilakukan supaya siswa memiliki banyak
serupa juga pernah dilakukan oleh Budiono waktu untuk mengerjakan soal-soal yang harus
&Susanto (2006) menghasilkan bahwa, dijawab siswa sebelum pembelajaran. Selain itu,
penyusunan modul pembelajaran berdasarkan pada saat membagikan modul guru juga harus
kurikulum berbasis kompetensi dapat mempertegas pemberian sanksi pada siswa yang
meningkatkan kompetensi mengaplikasikan nantinya tidak mengerjakan soal dalam modul.
hukum Newton dalam persoalan dinamika
2. Pada saat pelaksanaan
sederhana dan dapat meningkatkan
praktikum diharapkan guru sudah
kemandirian belajar siswa.
mempersiapkan alat yang akan digunakan siswa
Berdasarkan Gambar 1 dapat kita lihat 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.
bahwa terdapat pengaruh positif antara
kemandirian siswa terhadap hasil belajar
kognitif , dengan persamaan regresi Y= 0,71x
+ 65,09. Makna dari persamaan tersebut yaitu DAFTAR PUSTAKA
bahwa setiap kenaikan satu satuan skor Budiono & Susanto. 2006. Penyusunan dan
kemandirian akan diikuti kenaikan hasil belajar Penggunaan Modul Pembelajaran Berdasar
sebesar 0,72 satuan. Sehingga dapat Kurikulum Berbasis Kompetensi Sub Pokok
Bahasan Analisa Kuantitatif Untuk Soal-
disimpulkan bahwa, makin tinggi skor soal Dinamika Sederhana Pada Kelas X
kemandirian siswa makin tinggi pula hasil Semester I SMA. Jurnal Pend. Fisika
belajar. Penelitian serupa juga pernah dilakukan Indonesia, 4(2): 79-87.
oleh Tahar (2006), yang menyimpulkan bahwa Duncan & Al-Nakeeb. 2004. Using problem – based
peningkatan dari hasil belajar mata kuliah Learning in sport related courses An –
Manajemen Keuangan pada penelitian overview of module development and
meningkat seiring dengan meningkatnya student responses in an undergraduate Sport
Studies Module . Journal of Hospitality,
kemandirian mahasiswanya. Hasil penelitian di Leisure, Sport and Tourism Education ,5(1): 5-
atas diperkuat lagi dengan adanya penelitian 57. On line at
yang dilakukan oleh McCauley & McClelland http://www.oltraining.com/SDLwebsite/IJ
(2004), yang juga menunjukan bahwa siswa SDL/IJSDL1.2-2004.pdf.[diakses
yang memiliki nilai rata-rata hasil belajar tinggi 02/02/2012]
memiliki tingkat kemandirian yang tinggi pula. Efgivia, M.G. 2007. Pengaruh Strategi Pembelajaran
dan Kemandirian Belajar Mahasiswa
Terhadap Hasil Belajar Sistem Informasi
Managemen. Jurnal Teknologi Pendidikan,
PENUTUP 9(3). On line at
Simpulan http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/930
Berdasarkan hasil penelitian dan 7155168.pdf[diakses 25/07/2010]
pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan Karuna, K. 2010. PengembanganBahan Ajar
sebagai berikut: BahasaJerman.JurnalNasional, 7(1): 23-27.
On line at http://pdii.lipi.go.id[diakses 10-1-

43
L Fidiana / Unnes Physics Education Journal 1 (2) (2012)
2012]. 26/07/2012]
McCauley & McClelland. 2004. Future Studies in Suarni, N.K. 2006. Pengembangan Kemandirian
Self – Directed Learning at The University Dengan Optimalisasi Keterlibatan Siswa
of Limerick. International Journal Of Self – Dalam Mengelola Penilaian Proses dan
Directed Learning,2(1):26-38.On line at Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan dan
http://www.oltraining.com/SDLwebsite/IJSDL/IJS Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3
DL1.2-2004.pdf.[diakses 02/02/2012] Th.XXXIX. On line at
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/393
Pardjono. 2007. Kemandirian Belajar Mahasiswa 06569592.pdf[diakses 26/07/2012]
Teknik Mesin Ditinjau Dari Asal Sekolah,
Tempat Tinggal, dan Lama Studi.Cakrawala Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Pendidikan,No. 1. Tahar. 2006. Hubungan Antara Kemandirian Belajar
Retnowati, Y. 2008. Pola Komunikasi Orang Tua dan Hasil Belajar Pada Pendidikan Jarak
Tunggal Dalam Membentuk Kemandirian Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak
Anak (Kasus Di Kota Yogyakarta). Jurnal Jauh, 7(2): 91-101
Ilmu Komunikasi, 6(3): 199-211.On line at Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/630 Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
8199211_1693-3029.pdf[diakses Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

44

Anda mungkin juga menyukai