Anda di halaman 1dari 34

1.

Sampel Urine

Sampel urine yang biasanya digunakan untuk pemeriksaan adalah urine sewaktu,

dimana sampel urine dapat digunakan untuk pemeriksaan rutin.

Alat :

 Pot sampel

 Label

Prosedur :

a. Beri label nomor pada pot urine sesuai dengan nomor register pasien

b. Berikan pot urine pada pasien

c. Minta pada pasien untuk menampung urine pada botol atau pot sampel tersebut. Jika,

sudah selesa/i minta pasien untuk meletakkan botol urine pada meja didepan kamar

mandi.

2. Sampel Sperma

Alat :

 Gelas kaca

 Label

Prosedur :

a. Beri nomor register pada gelas kaca sesuai dengan nomor register pasien

b. Berikan gelas kaca pada pasien

c. Minta pasien menampung sperma pada gelas kaca dan jangan sampai ada yang

tumpah. Jika, sudah selesai minta pasien meletakkan gelas pada meja depan kamar

mandi, kemudian melaporan kepada petugas yang ada didepan.

3. Sampel Sputum
Alat :

 Botol sampel

Prosedur :

a. Beri nomor register dan kode S, P, S pada botol sesuai dengan nomor register

pasien.

b. Berikan ke tiga botol pada pasien untuk pemeriksaan SPS (Sewaktu, Pagi,

Sewaktu), jelaskan pula pada pasien kapan mengambil sampel dan kapan

diserahkan pada petugas kembali.

c. Setelah semua sampel sudah terkumpul,sampel diserahkan kepada petugas.

4.4 Kimia Klinik

1. Pemeriksaan dengan Alat Mikrolab 200

Alat :

 Mikrolab 200

 Tabung

 Mikropipet

 Yellowtipe

 Bluetipe

 Stopwatch

Prinsip :

Sampel dimasukkan melalui aspirator kemudian masuk kedalam kuvet dan akan dibaca dengan

menggunakan cahaya berdasarkan panjang gelombang tertentu sehingga dapat diketahui

absorbansi dan kadar sampel.

Tujuan :
Untuk membantu dalam pemeriksaan kimia klinik.

Bahan :

 Serum

 Reagen pemeriksaan

 Standart

Jenis-jenis pemeriksaan :

a. Glukosa

Prinsip :

Glukosa dioksidasi menjadi asam glukonat dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida

bereaksi dengan adanya fenol dan 4-aminoantipirin untuk membentuk pewarna

quinoneimine.

Glukosa + O2 GOD Gluconic acid + H2O2

2H2O2 + Phenol + 4 Aminoantipyrine POD Quinonimine + 4H2O

Intensitas warna merah jambu yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa dalam

sampel.

Metode :

 Endpoint

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah dengan menggunakan microlab 200.

Alat :

 Microlab 200

 Tabung vacutainer

 Mikropipet
 Yellowtipe

 Bluetipe

 Stopwatch

Bahan :

 Serum pasien

 Reagen glukosa

 Reagen standart glukosa

 Serum kontrol

Preparasi sampel :

1. Pipet 500 ul reagen masukkan dalam tabung.

2. Tambahkan 5 ul sampel.

3. Inkubasi selama 5 – 10 menit. Kemudian, baca pada alat. (Perlakuan terhadap standart

dan kontrol sama dengan sampel)

Nilai normal :

 Gula darah puasa : 70 – 110 mg/dL

 Gula darah sewaktu : < 200 mg/dL

 2 jam PP : < 140 mg/dL

b. Profil lipid

 Cholesterol Total

Prinsip :

Penentuan kadar cholesterol setelah hidrolisis enzimatik dan oksidasi. Indikator

kolorimetri adalah quinoneimine yang dihasilkan dari 4-aminoantipyrine dan

fenol oleh hidrogen peroksida dibawah reaksi katalitik peroksidasi.


Cholesterol Ester + H2O CHE Cholesterol + Fatty acid

Cholesterol + O2 CHO Cholesterol-3-one + H2O2

2H2O2 + Phenol + 4-Aminoantipyrine POD Quinonimine + 4H2O

Intensitas warna merah jambu atau merah sebanding dengan konsentrasi

kolesterol dalam sampel.

Metode :

- Endpoint

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar cholesterol total dalam sampel dengan menggunakan

alat microlab 200.

Alat :

- Microlab 200

- Tabung vacutainer

- Micropipette

- Yellowtipe

- Bluetipe

- Stopwatch

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen cholesterol

- Reagen standart cholesterol

- Serum kontrol

Preparasi sampel :
1. Pipet 500 ul reagen, masukkan dalam tabung.

2. Tambahkan 5 ul serum pasien.

3. Inkubasi selama 10 menit, kemudian baca pada alat. (Perlakuan terhadap

standart dan kontrol sama dengan sampel)

Nilai normal : < 200 mg/dL.

 Trigliserida

Prinsip :

Penentuan nilai trigliserida menggunakan indicator quinoneimine yang dihasilkan

dari 4-aminoantipyrine dan 4-chlorophenol oleh hydrogen peroksida dengan

reaksi katalitik peroksida.

Trigliserida LDL Gliserol + Fatty acid

Glycerol + ATP GK Glycerol-3-phosphate + ADP

Glycerol-3-phosphate + O2 GPO Dihydroxyaceton phosphate + H2O2

2H2O2 + Aminoantipyrine + 4-chlorophenol POD Quinoneimine + HCl + 4H2O2

Metode :

-Endpoint

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar trigliserida dalam serum pasien dengan menggunakan

metode endpoint.

Alat :

- Microlab 200

- Tabung vacutainer

- Micropipette
- Yellowtipe

- Bluetipe

- Stopwatch.

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen trigliserida

- Reagen standart trigliserida

- Serum kontrol

Preparasi sampel :

1. Pipet 500 ul reagen, masukkan dalam tabung.

2. Tambahkan 5 ul serum pasien.

3. Inkubasi selama 10 menit, kemudian baca pada alat. (Perlakuan terhadap

standart dan kontrol sama dengan sampel)

Nilai normal : < 200 mg/dL

 Cholesterol LDL

Prinsip :

Low density lipoprotein (LDL) disentrifuge dengan menambah heparin. High

density lipoprotein (HDL) dan very low density lipoprotein (VDRL) tetap berada

dalam supernatan setelah disentrifuge dan diukur secara enzimatik dengan metode

CHOD-PAP. Konsentrasi LDL cholesterol dihitung sebagai selisih total

cholesterol dalam supernatant.

Metode :

- Endpoint
Tujuan :

Untuk mengetahui kadar LDL cholesterol (lemak baik dalam makanan) dalam

sampel dengan menggunakan metode endpoin.

Alat :

- Microlab 200

- Tabung vacutainer

- Micropipette

- Yellowtipe

- Bluetipe

- Centrifuge

- Stopwatch

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen LDL

- Reagen cholesterol

Preparasi sampel :

1. Pipet 500 ul reagen LDL, masukkan dalam tabung.

2. Tambahkan 50 ul serum pasien. Inkubasi selama 10 menit.

3. Centrifuge selama 10 menit.

4. Pipet 500 ul reagen cholesterol, masukkan dalam tabung lain.

5. Tambahkan 50 ul filtrate LDL (deprot).

6. Inkubasi selama 10 menit. Kemudian, baca pada alat.


7. Hasil yang didapat kemudian dikurangi dengan hasil cholesterol untuk

mendapatkan kadar LDL yang sebernarnya.

Nilai normal : < 150 mg/dL

 Cholesterol HDL

Prinsip :

High density lipoprotein (HDL) disentrifuge dengan menambah reagen HDL.

Kemudian, diukur secara enzimatik dengan menggunakan metode endpoint pada

panjang gelombang 500 nm.

Metode ;

- Endpoint

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar HDL cholesterol (lemak jahat) dalam serum dengan

menggunakan metode endpoint.

Alat :

- Microlab 200

- Centrifuge

- Tabung vacutainer

- Micropipette

- Yellowtipe

- Bluetipe

- Stopwatch

Bahan :

- Serum pasien
- Reagen HDL

- Reagen cholesterol

Preparasi sampel :

1. Pipet 250 ul reagen HDL, masukkan dalam tabung.

2. Tambahkan 100 ul sampel. Inkubasi selama 10 menit.

3. Centrifuge selama 10 menit.

4. Pipet 500 ul reagen cholesterol, masukkan dalam tabung lain.

5. Tambahkan 50 ul filtrate. Inkubasi selama 10 menit, kemudian baca pada

fotometer.

Nilai normal : > 35 mg/dL

c. Faal hati

 SGOT

Prinsip :

NADH dioksidasi menjadi NAD+, penurunan absorbansi pada panjang gelombang

340 nm berbanding lurus dengan aktivitas sampel GOT.

L-Aspartate + 2-Oxoglutarate GOT Oxaloacetate + L-Glutamate

Oxaloacetate + NADH + H+ MDH L-Malate + NAD+

Metode :

- Kinetik

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar SGOT dalam sampel dengan menggunakan metode

kinetic.

Alat :
- Microlab 200

- Tabung vacutainer

- Micropipet

- Bluetipe

- Yellowtipe

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen SGOT

- Serum kontrol

Preparasi sampel :

1. Membuat working reagen :

 Reagen 1 : 400 ul

 Reagen 2 : 100 ul (untuk satu pemeriksaan sampel)

 Dihomogenkan selama 15 – 30 menit dengan menggunakan

rotator

2. Masukkan 500 ul working reagen dalam tabung.

3. Tambahkan 50 ul serum pasien, baca langsung pada alat tanpa inkubasi.

Nilai normal :

- Laki-laki : < 37 U/L

- Wanita : < 31 U/L

 SGPT

Prinsip :
NADH dioksidasi menjadi NAD+, penurunan absorbansi pada panjang gelombang

340 nm berbanding lurus dengan aktivitas GPT dalam sampel.

L-Alanine + 2-Oxoglutarate GPT Pyruvate + L-Glutamate

Glutamate + NADH + H+ MDH L-Lactate + NAD+

Metode :

- Kinetik

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar SGPT dalam sampel dengan menggunakan metode

kinetic pada panjang gelombang 340 nm.

Alat :

- Microlab 200

- Tabung vacutainer

- Micropipette

- Yellowtipe

- Bluetipe

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen SGPT

- Serum kontrol

Preparasi sampel :

1. Membuat working reagen :

 Reagen 1 : 400 ul

 Reagen 2 : 100 ul (untuk satu pemeriksaan sampel)


 Dihomogenkan selama 15 – 30 menit dengan menggunakan

rotator

2. Pipet 500 ul working reagen, masukkan dalam tabung.

3. Tambahkan 50 ul serum, baca pada alat tanpa inkubasi.

Nilai normal :

- Laki-laki : < 40 U/L

- Wanita : < 31 U/L

 Bilirubin Total

Prinsip :

Bilirubin bereaksi secara diazotase dengan asam sulfanilat membentuk zat warna

yang berwarna merah dalam suasana netral dan berwarna biru dalam suasana

alkali. Bilirubin total dalam serum atau plasma ditentukan dengan menggunakan

metode “Jendrassik and Grof” dan reaksi diazotase asam sulfanilat yang

ditambahkan dengan kafein, natrium benzoate, dan natrium asetat. Warna biru

yang terbentuk dapat ditentukan secara selektif dengan adanya produk lainnya

yang berwarna kuning dengan menggunakan fotometer pada panjang gelombang

578 nm.

Metode :

- Endpoint

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar bilirubin total dalam serum dengan menggunakan

metode endpoint dan panjang gelombang 578 nm.


Alat :

- Microlab 200

- Tabung vacutainer

- Micropipette

- Bluetipe

- Yellowtipe

- Stopwatch

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen bilirubin

Prosedur :

Preparasi blank :

1. Pipet 100 ul reagen 1, masukkan dalam tabung.

2. Tambahkan 500 ul reagen 3.

3. Tambahkan 100 ul sampel. Inkubasi selama 10 menit.

4. Tambahkan 500 ul reagen 4. Inkubasi selama 5 menit, lalu baca pada alat.

Preparasi sampel :

1. Pipet 100 ul reagen 1 masukkan dalam tabung.

2. Tambahkan 25 ul reagen 2.

3. Tambahkan 500 ul reagen 3.

4. Tambahkan 100 ul sampel. Inkubasi selama 10 menit.

5. Tambahkan 500 ul reagen 4. Homogenkan dan inkubasi selama 5 menit,

kemudian baca pada alat.


Nilai normal : < 1,00 mg/dL.

 Bilirubin Direct

Prinsip :

Bilirubin direct diukur berdasarkan terbentuknya warna azo merah pada panjang

gelombang 546 nm dengan menggunakan metode “Schellong” dan tanpa

penambahan larutan alkali.

Metode :

- Endpoint

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar bilirubin direct dalam serum pasien.

Alat :

- Microlab 200

- Tabung vacutainer

- Micropipette

- Bluetipe

- Yellowtipe

- Stopwatch

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen billirubin

- NaCl 0,9%

Prosedur :

Preparasi blank :
1. Pipet 100 ul reagen 1, masukkan dalam tabung.

2. Tambahkan 1000 ul NaCl.

3. Tambahkan 100 ul sampel.

4. Inkubasi selama 5 mneit. Baca pada alat.

Preparasi sampel :

1. Pipet 100 ul reagen 1, masukkan dalam tabung.

2. Tambahkan 25 ul reagen 2.

3. Tambahkan 1000 ul NaCl.

4. Tambahkan 100 ul sampel. Inkubasi selama 5 menit. Kemudian, baca pada

alat.

Nilai normal : < 0,25 mg/dL

 Albumin

Prinsip :

Bromocresol hijau pada albumin yang bereaksi dengan pH serum yang sedikit

asam, menghasilkan perubahan warna dari kuning-hijau menjadi hijau-biru.

Intensitas warna hijau-biru sebanding dengan konsentrasi albumin dalam sampel.

Metode :

- Endpoint

Tujuan :
Untuk mengetahui kadar albumin dalam serum dengan menggunakan metode

endpoint.

Alat :

- Microlab 200

- Tabung

- Micropipette

- Bluetipe

- Yellowtipe

- Stopwatch

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen albumin

- Reagen standart albumin

- Serum kontrol

Preparasi sampel :

1. Pipet 500 ul reagen albumin, masukkan dalam tabung.

2. Tambahkan 5 ul sampel.

3. Inkubasi selama 5 menit, lalu baca pada alat. (Perlakuan terhadap standart

dan kontrol sama dengan sampel)

Nilai normal : 3,2 – 5,2 g/dL

 Total protein

Metode :

- Endpoint
Tujuan :

Untuk mengetahui kadar total protein dalam serum atau plasma.

Alat :

- Microloab 200

- Tabung vacutainer

- Micropipette

- Bluetipe

- Yellowtipe

- Stopwatch

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen total protein

- Reagen standart

- Serum kontrol

Preparasi sampel :

4. Pipet 500 ul reagen, masukkan dalam tabung.

5. Tambahkan 10 ul sampel.

6. Inkubasi selama 10 menit, kemudian baca pada alat. (Perlakuan terhadap

standart dan kontrol sama dengan sampel)

Nilai normal : 6,6 – 8,8 g/dL

 Alkali phosphatase

Prinsip :
P-Nitro-phenylphosphate + H2O Alkali phospatase p-Nitrophenol +

phosphatase

Dalam kondisi alkali atau basa, p-nitrophenol tidak berwarna, kemudian diubah

menjadi 4-Nitrophenoksida yang menimbulkan warna kuning yang sangat intens.

Peningkatan absorbansi sebanding dengan aktivitas alkali phospahatase dalam

sampel.

Metode :

-Kinetik

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar alkali phosphatase dalam serum atau plasma.

Alat :

- Microlab 200

- Tabung vacutainer

- Micropipette

- Bluetipe

- Yellowtipe

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen alkali phosphatase

- Serum kontrol

Preparasi sampel :

1. Membuat working reagen :

 Reagen 1 : 400 ul
 Reagen 2 : 100 ul (untuk satu pemeriksaan sampel)

 Dihomogenkan selama 15 – 30 menit dengan menggunakan

rotator

2. Tambahkan 10 ul serum. Kemudian baca pada alat tanpa inkubasi.

(Perlakuan terhadap standart dan kontrol sama dengan sampel).

Nilai normal :

- Dewasa : < 258 U/L

- Anak-anak :

- Umur 1 – 12 tahun : < 727 U/L

- Laki-laki umur 13 – 17 tahun : < 448 U/L

- Perempuan umur 13 – 17 tahun : < 935 U/L

 Gamma-GT

Prinsip :

Gamma-GT mengkatalisis asam glutamat ke akseptor seperti glycylglycine.

Proses ini melepaskan 5-amino-2-nitrobenzoat, yang dapat diukur pada panjang

gelombang 405 nm. Peningkatan absorbansi pada panjang gelombang ini

berhubungan langsung dengan aktivitas Gamma-GT dalam sampel.

L-y-glutamyl-3-carboxy-4-nitroanilide + glycylglycine y-GT

L-y-glutamyl-glycylglicine + 5-amino-2-nitrobenzoat

Metode :

- Kinetik

Tujuan :
Untuk mengetahui kadar Gamma-GT dalam serum atau plasma dengan

menggunakan metode kinetik.

Alat :

- Microlab 200

- Tabung vacutainer

- Micropipette

- Bluetipe

- Yellowtipe

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen gamma-gt

Preparasi sampel :

1. Membuat working reagen :

 Reagen 1 : 400 ul

 Reagen 2 : 100 ul (untuk satu pemeriksaan sampel)

 Dihomogenkan selama 15 – 30 menit dengan menggunakan

rotator

2. Tambahkan 50 ul serum, kemudian baca pada alat tanpa inkubasi.

Nilai normal :

- Laki-laki : < 55 U/L

- Wanita : < 38 U/L

d. Faal ginjal

 BUN
Prinsip:

Urea + 2H2O Urease 2NH4+ + C032-

NH4+ + 2-Oxoglutarate + NADH GLDH L-Glutamate + NAD+ + H2O

Mengikuti fase lag awal, laju reaksi konstan selama 60 detik. Penurunan

absorbansi akibat reaksi GLDH, sebanding dengan konsentrasi urea dalam

sampel.

Metode :

-Two Point Kinetik

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar BUN dalam serum atau plasma dan mendeteksi adanya

gangguan ginjal.

Alat :

- Microlab 200

- Tabung vacutainer

- Mikropipet

- Bluetipe

- Yellowtipe

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen urea

- Reagen standart

- Serum kontrol

Preparasi sampel :
1. Membuat working reagen :

 Reagen 1 : 400 ul

 Reagen 2 : 100 ul (untuk satu pemeriksaan sampel)

 Dihomogenkan selama 15 – 30 menit dengan menggunakan

rotator

2. Tambahkan 5 ul serum, kemudian baca pada alat tanpa inkubasi.

(Perlakuan terhadap standart dan serum kontrol sama seperti sampel)

3. Hasil yang didapatkan dikonversikan menjadi BUN dengan mengkalikan

hasil urea dengan 0,467.

Nilai normal : 15 – 23 mg/dL

 Creatinin

Prinsip :

Kreatinin membentuk kompleks merah-orange dalam larutan alkali pikrat.

Perbedaan absorbansi pada waktu yang tetap selama konversi sebanding dengan

konsentrasi kreatinin dalam sampel.

Metode :

- Two Point Kinetik

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar creatinin dalam serum atau plasma untuk pemeriksaan

skrining terhadap fungsi ginjal.

Alat :

- Microlab 200
- Tabung vacutainer

- Mikropipet

- Bluetipe

- Yellowtipe

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen creatinin

- Reagen standart

- Serum kontrol

Preparasi sampel :

1. Membuat working reagen :

 Reagen 1 : 400 ul

 Reagen 2 : 100 ul (untuk satu pemeriksaan sampel)

 Dihomogenkan selama 15 – 30 menit dengan menggunakan

rotator

2. Tambahkan 25 ul sampel, kemudian baca pada alat tanpa inkubasi terlebih

dahulu. (Perlakuan terhadap standart dan serum kontrol sama seperti

sampel)

Nilai normal :

- Laki-laki : 0,9 – 1,3 mg/dL

- Wanita : 0,6 – 1,1 mg/dL

 Asam urat

Prinsip :
Asam urat dioksidasi menjadi lantoin oleh uricase. Hydrogen peroksida yang

dihasilkan bereaksi dengan 4-aminoantipyrine dan 2,4,6-tribromo-3-hidroksi

benzoate (TBHBA) menjadi quinonaimine.

Urid acid + H2O + O2 Uricase Allantoin + CO2 + H2O2

TBHBA + 4-AAP + H2O2 POD Quinoneimine +3H2O

Metode :

- Endpoint

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar asam urat dalam serum atau plasma dan untuk

pemeriksaan skrining terhadap fungsi ginjal.

Alat :

- Microlab 200

- Tabung vacutainer

- Mikropipet

- Bluetipe

- Yellowtipe

Bahan :

- Serum pasien

- Reagen asam urat

- Reagen standart

- Serum kontrol

Preparasi sampel :
1. Membuat working reagen :

 Reagen 1 : 400 ul

 Reagen 2 : 100 ul (untuk satu pemeriksaan sampel)

 Dihomogenkan selama 15 – 30 menit dengan menggunakan

rotator

2. Tambahkan 10 ul sampel pasien.

3. Inkubasi selama 10 menit, kemudian baca pada alat. (Perlakuan terhadap

standart dan serum kontrol sama dengan sampel).

Nilai normal :

- Laki-laki : 3,4 – 7,0 mg/dL

- Wanita : 2,4 – 5,7 mg/dL

Prosedur :

1. Tekan tombol ON/OFF yang berada dibagian belakang alat.

2. Tunggu warming up selama 3 menit hingga muncul jenis-jenis pemeriksaan pada layar

monitor alat.

3. Tekan tombol “Flush” untuk mencuci alat sebelum digunakan.

4. Pilih jenis pemeriksaan yang diinginkan dengan menekan tombol “Angka (1,2,3,dst)”

sesuai dengan nomor pemeriksaan yang ada pada alat, jika pada tampilan yang pertama

jenis pemeriksaan yang diinginkan tidak ada, maka tekan “Page” sampai jenis

pemerikaan yang diinginkan muncul. Kemudian tekan angka sesuai nomor jenis

pemeriksaan.

5. Lakukan aspirated water dengan menggunakan aquadest.


6. Kemudian masukkan blank, standart dan kontrol, lihat apakah kontrol yang digunakan

masuk dalam rentang nilai normal atau tidak, jika kontrol yang digunakan tidak masuk

dalam rentang nilai normal maka kontrol harus diulang.

7. Masukkan sampel, kemudian tunggu sampai hasil muncul pada layar monitor. Lalu catat

hasil pada buku hasil.

8. Setelah selesai tekan “Flush”, tunggu sampai alat tidak menghisap aquadest lagi,

kemudian tekan “Test”.

9. Tekan ON/OFF setelah alat selesai digunakan.

2. Pemeriksaan dengan TRX-7010

Prinsip :

Alat ini menggunakan teknologi spektrofotometer bikromatik dimana cahaya polikromatis

dilewatkan pada kuvet, kemudian cahaya yang diteruskan dipantulkan pada sisi konkav dan

difraksi menjadi cahaya monokromatis, spectrum monokromatis kemudian dibaca oleh 12

fotodetektor yang mewakili 12 panjang gelombang. Untuk perhitungan, TRX 7010

menggunakan absorbansi pada 1 atau 2 panjang gelombang menurut spesifikasi masing-

masing parameter.

Tujuan :

Untuk membantu dalam pemeriksaan kimia klinik, sehingga pemeriksaan menjadi lebih

cepat, mudah, dan didapatkan hasil yang akurat.

Alat :

 TRX 7010

 Micropipet

 Yellowtipe
 Tempat sampel

Bahan :

 Serum pasien

 Reagen pemeriksaan

 Serum kontrol

Jenis-jenis pemeriksaan :

a. Glukosa

b. Profil lipid :

 Cholesterol

 Trigliserida

 HDL cholesterol

c. Faal hati :

 SGOT

 SGPT

 Gamma-GT

 ALP (Alkali phosphatase)

 Bilirubin total

 Bilirubin direct

 Total protein

 Albumin

d. Faal ginjal :

 BUN (Blood Urea Nitrogen)


 Creatinin

 Asam urat

Prosedur :

Persiapan harian :

1. Bersihkan alat terlebih dahulu, lap bagian luar alat dengan menggunakan tisu, kemudian

keluarkan rak sampel yang berisi tempat sampel yang kotor.

2. Periksa apakah aquadest masih cukup, karena apabila TRX 7010 running dalam keadaan

aquadest kosong akan menyebabkan hasil pemeriksaan 0 (nol) semua.

3. Periksa apakah wadah limbah sudah kosong atau belum, karena jumlah limbah sekitar 3,5

liter/jam. Jika, cairan telah mencapai 9 liter, sampling akan berhenti dan alarm akan

berbunyi.

4. Periksa larutan alkali 2% dan acid 1% masih cukup atau tidak, karena jika larutan alkali

2% dan acid 1% kurang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Menyalakan TRX 7010 :

1. Nyalakan Main Power disamping belakang TRX 7010 dengan menekan tombol (I)

(tanda (I) untuk menyalakan dan tanda (O) untuk mematikan.

2. Nyalakan computer dengan menekan tombol Power pada CPU. Tunggu sampai

tampilan Menu Utama muncul dilayar computer.

3. Nyalakan Sistem Power disamping depan alat dengan menekan tombol ON.

 Muncul pesan (Program downloading) dimonitor.

 Diikuti pesan (Parameter downloading) dimonitor.

 Temperature pada monitor akan berubah menjadi Warm Up.

 Status pada monitor akan berubah menjadi Idle.


Inisialisasi TRX 7010 :

1. Klik “Ready” pada “Menu utama”.

2. Setelah inisialisasi selesai, “Status monitor” berubah dari “IDLE” menjadi”READY”.

3. Ketika suhu “Reaction try” telah mencapai suhu 370C akan terdapat pesan “Warm Up

Has Been Completed”, temperature monitor akan berubah dari “Warm Up” menjadi

“Temp Ok” dan pada monitor akan mucul pesan “Temp Ok” kemudian klik “OK”.

Mempersiapkan Reagen :

1. Keluarkan reagen dari dalam lemari pendingin, biarkan reagen pada suhu ruang

terlebih dahulu.

2. Lakukan homogenisasi dengan menggoyang-goyangkan botol reagen secara perlahan,

jangan sampai muncul gelembung. Apabila reagen dalam botol hanya tersisa sedikit,

maka tambahkan dengan reagen yang baru, kemudian homogenkan.

3. Klik “Bottle” pada “Menu utama”. Susun reagen sesuai dengan posisinya pada

“Position”. Jika ada penambahan reagen maka :

 Klik kolom “T.Counts”

 Tekan tombol “Ctrl” pada keyboard, input volume reagen dalam ml

 Lalu klik “Enter”, maka alat akan menghitung jumlah test

 Atau klik “Fill” jika reagen diisi penuh semua.

4. Setelah semua reagen selesai disiapkan, klik “Update” akan muncul pesan “Save the

changed bottle information” lalu klik “OK”.

5. Klik “EXIT” untuk kembali pada “Menu utama”.


6. Jumlah test akan berkurang setiap kali test dilakukan, jika sisa test tinggal 10 alat

akan member peringatan, dan jika sisa test tinggal 3 alat akan menghentikan

sampling.

7. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perlakuan reagen :

a. Reagen basa (creatinine, alkali phosphatase, dan total protein)

Reagen basa dalah reagen dengan R1 bersifat basa, pH dari R1 ini sangat mudah

turun jika kontak dengan udara. Jika pH sudah turn, reaksi kimia tidak optimal

lagi, sehingga hasilnya juga turun, untuk menghindarinya adalah:

 Ganti R1 jika nilai kontol turun.

 Pada jeda waktu yang panjang antar running, tutup reagen dengan parafilm,

jangan lupa untuk menghomogenkan kembali ketika digunakan.

b. Reagen non basa dan R2 :

 Lakukan pergantian botol minimal 2 minggu sekali.

 Homogenkan reagen setip pagi sebelum running.

Kalibrasi :

1. Klik “Calib” pada “Menu utama”. Apabila ingin melakukan kalibrasi centang pada

kolom “CH ODR” masing-masing parameter, alat akan otomatis melakukan blako

sebelum melakukan pengukuran kalibrator.

2. Klik “Order All” untuk mengkalibrasi seluruh item.

3. Untuk melakukan blako, centang pada kolom “BLK ODR” parameter yang ingin

diperiksa.

4. Setelah order kalibrasi atau blanko selesai, konformasi dengan mengklik “Update”

kemudian untuk kembali kemenu utama klik “Exit”.


5. Jika setelah selesai, ada parameter yang akan dikalibrasi atau blanko lagi, order yang

sebelumnya harus dihapus terlebih dahulu baru kemudian dilakukan order baru, jika

tidak dihapus, order yang lama akan diulangi kembali pengerjaannya.

Kontrol :

1. Klik “Order” pada “Menu utama”.

2. Input “Cl” kedalam kolom “Sample No” lalu tekan “Enter”, pilih “Control kind”.

3. Klik “Patient” pada kolom, kemudian input nama control pada kolom ID dan Name,

klik “Upload” untuk menyimpan lalu klik “Exit” untuk keluar.

4. Pilih nama test lalu klik “Order”.

5. Lanjutkan order kontrol berikutnya (misalnya C2, C3, dst.)

6. Setelah selesai melakukan ordr control, klik “Exit” untuk kembali kemenu utama,

susun kontrol pada tray dan klik “Start” untuk memulai running kontrol.

Running sampel pasien :

1. Klik “Order” pada “Menu utama”.

2. Isi kolom “Sample No” sesuai dengan nomor sampel pada sampel try alalu tekan

“Enter”.

3. Klik “Patient” maka akan muncul tampilan “Patient Information Screen”.

4. Masukkan data pasien (nomor register pasien). Klik “Upload” lalu klik “Exit” untuk

kembali ke menu “Order Entry”.

5. Pilih nama test lalu klik “Order”. Kemudian, lanjutkan order sampel berikutnya.

6. Setelah selesai, klik “Exit” untuk kembali ke menu utama.

7. Susun sampel pada try lalu klik “Start” untuk memulai running sampel.
3. Pemeriksaan dengan I-CHROMA

Prinsip :

Mendeteksi ikatan antigen-antibodi dengan menggunakan prinsip immunofluorocance atau

dengan pencahayaan, dimana semakin kompleks ikatan antigen-antibodi yang terbentuk

menyebabkan intensitas sinyal fluorocance menjadi lebih kuat.

Tujuan :

Untuk membantu dalam mengerjakan kimia klinik dan imunologi, sehingga pengerjaan

menjadi lebih cepat, mudah, dan didapat hasil yang akurat.

Alat :

 I-Chroma

 I-Chamber (incubator untuk pemeriksaan HbA1c)

 Mikropipet

 Yellowtipe

Jenis pemeriksaan :

 HbA1c

 CRP atau hsCRP

 Mikroalbumin

Prosedur :

Preparasi sampel :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, keluarkan reagen dari dalam lemari es.

Biarkan reagen dalam suhu ruang sebelum digunakan.

2. Untuk pemeriksaan HbA1c, nyalakan I-Chamber terlebih dahulu sampai suhu stabil

pada suhu 30oC. Inkubasi Cartridge selama 5 – 30 menit.

3. Homogenkan sampel dengan buffer.

Contoh px HbA1c, pipet 100 ul hemolysis buffer masukkan dalam buffer tube,

kemudian tambahkan 5 ul sampel homogenkan sebanyak 15 – 18 kali.

4. Masukkan sampel dalam lubang pada cartridge ( contoh px HbA1c, 75 ul sampel

dimasukkan dalam cartridge, kemudian inkubasi pada I-Chamber selama 12 menit).

Pemeriksaan sampel :

1. Tekan tombol Power ON/OFF.

2. Masukkan atau pasang Chip ID sesuai dengan jenis pemeriksaan, cocokan nomor lot

pada Chip ID dengan nomor lot pada Cartridge.

3. Kemudian tekan Select.

4. Masukkan cartridge, lalu tekan Select kembali.

5. Tunggu sampai hasil muncul pada monitor. Kemudian catat hasil.

6. Tekan Reset 2x, sampai kembali pada menu awal. Kemudian lepaskan Chip ID.

7. Kemudian tekan IN/OUT, lalu matikan alat.

Anda mungkin juga menyukai