Anda di halaman 1dari 6

DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS

LISA KHAIRANI RIZAL / 181101029


lisakhairani3@gmail.com

ABSTRAK

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau


masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual atau potensial.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi yang menjadi tanggung gugat perawat.
Perumusan diagnosa keperawatan adalah bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam proses
pemecahan masalah. Melalui identifikasi, dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang
membutuhkan asuhan keperawatan. Di samping itu, dengan menentukan atau menyelidiki etiologi
masalah, akan dapat dijumpai faktor yang menjadi kendala dan penyebabnya. Dengan
menggambarkan tanda dan gejala, akan memperkuat masalah yang ada. Dokumentasi keperawatan
merupakan catatan tentang penilaian klinis dari respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan baik aktual maupun potensial.

KATA KUNCI : GASTRITIS, DIAGNOSA, KEPERAWATAN

LATAR BELAKANG Gastritis merupakan peradangan


lokal pada lambung atau menyebar pada
mukosa lambung, yang berkembang bila menyebabkan terjadinya gesekan pada
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dinding-dinding lambung dan usus halus,
dengan bakteri atau bahan iritan lainnya sehingga akan timbul rasa nyeri yang
(Rafani, 2009) . Gastritis juga merupakan disebut tukak lambung. Keaadaan ini akan
masalah kesehatan di masyarakat lebih parah kalau gesekan terjadi pada saat
Indonesia. Di Indonesia sendiri prevalensi lambung dalam keadaan kosong akibat
gastritis sebanyak 0,99% dan Hubungan makan tidak teratur yang pada akhirnya
Pola Makan dengan Timbulnya Gastritis akan mengakibatkan perdarahan di
pada Pasien dapat meningkatkan insiden lambung (Rafani, 2009).
gastritis sebesar 115/100.000 penduduk.
Ketidakseimbangan faktor agresif dan TUJUAN
defensif lambung juga dapat menyebabkan Tujuan kajian ini dibuat adalah
gastritis. Faktor ini juga dipengaruhi antara untuk mengetahui Diagnosa
lain oleh pola makan, kebiasaan merokok, Keperawatan Pada Pasien Gastritis
konsumsi NSAID dan kopi yang berlebih
(Rafani, 2009).
METODE
Gastritis (inflamasi mukosa
Penulisan ini dilakukan
lambung) sering diakibatkan juga karena
menggunakan metode kajian bebas
diet yang salah. Kadang, gastritis dapat
terhadap pokok bahasan yang
menyebabkan pendarahan di lambung,
dikumpulkan dari beberapa sumber yang
tetapi hal ini tidak sering menjadi parah
berkaitan dengan pokok bahasan.
kecuali bila pada saat yang bersamaan juga
terjadi luka kronis pada lambung.
HASIL
Pendarahan pada lambung juga akan
menyebabkan muntah darah atau terdapat
Berdasarkan hasil analisis
pengeluaran darah pada feces dan
terhadap beberapa sumber jurnal yang
memerlukan perawatan dengan segera
sesuai dengan materi penugasan di peroleh
(Rafani, 2009). Pola makan yang tidak
bahwa dalam menegakkan Diagnosa
teratur juga akan berpengaruh terhadap
keperawatan pada pasien gastritis dapat
lambung karena lambung akan menjadi
dilakukan dengan lebih dahulu
sensitif bila terdapat perubahan asam
menentukan melalui riwayat anamnesis
lambung yang meningkat. Produksi HCl
dan pemeriksaan fisik. Beberapa kasus
(asam lambung) yang berlebihan akan
bahkan lebih memerlukan beberapa
pemeriksaan penunjang seperti, tes darah 1. Pemeriksaan darah. Tes ini dapat
dan tes lainnya (endoskopi) atau konsultasi digunakan untuk memeriksa
dengan spesialis (biasanya adanya antibodi H. pylori dalam
gastroenterologi). darah. Hasil tes yang positif akan
menunjukan bahwa pasien pernah
PEMBAHASAN kontak dengan bakteri pada suatu

Gastritis merupakan suatu keadaan waktu di hidupnya, tapi itu tidak

peradangan atau perdarahan pada mukosa menunjukan bahwa pasien tersebut

lambung yang dapat bersifat akut, kronis, terkena infeksi ataupun inflamasi.

difus, atau lokal. Gastritis ini disebabkan Tes darah dapat juga dilakukan

oleh infeksi kuman helicobacter pyloridan untuk memeriksa anemia, yang

pada awal infeksi mukosa lambung terjadi akibat perdarahan lambung

menunjukan respons inflamasi atau akibat gastritis.

peradangan akut dan jika diabaikan tentu 2. Pemeriksaan pernapasan. Tes ini
saja akan menjadi kronik (Sudoyo Aru, akan dapat menentukan apakah
dkk 2009). Diagnosis gastritis dapat pasien terinfeksi oleh bakteri H.
ditentukan melalui riwayat anamnesis dan pylori atau tidak.
pemeriksaan fisik pasien. Namun dalam 3. Pemeriksaan feses. Tes ini
beberapa kasus mungkin saja memerlukan digunakan untuk memeriksa
tes darah dan tes lainnya (endoskopi) atau apakah terdapat H. pylori dalam
konsultasi dengan spesialis (biasanya feses atau tidak. Hasil yang positif
gastroenterologi). dapat mengindikasikan terjadinya
Untuk menegakkan diagnosa juga infeksi.
dapat dilakukan berbagai pemeriksaan 4. Pemeriksaan endoskopi saluran
penunjang untuk memnentukan suatu cerna bagian atas. Dengan tes ini
penyakit hal ini perlu dilakukan untuk dapat terlihat ada atau tidaknya
mendukung diagnosa yang telah ketidaknormalan pada saluran
ditetapkan dan mengetahui intervensi yang cerna bagian atas yang mungkin
harus segera diberikan kepada pasien. Ada tidak terlihat dari sinar-X.
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk 5. Rontgen saluran cerna bagian atas.
menetapkan diagnosa keperawatan melalui Tes ini akan melihat adanya tanda-
pemeriksaan penunjang, antara lain : tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya akan
minta menelan cairan berium 2) Gastritis akut dengan perdarahan
terlebih dahulu sebelum dilakukan (gastritis hemoragik atau gastritis erosiva)
rontgen. Cairan berium tersebut Gastritis akut berasal dari makanan
akan melapisi saluran cerna dan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan-
akan terlihat lebih jelas ketika di makanan yang terlalu berbumbu atau yang
ronsen. mengandung mikroorganisme penyebab
penyakit, iritasi bahan semacam alcohol,
Berdasarkan semua data pengkajian aspirin, NSAID, isol, serta bahan korosif
diagnosa keperawatan utama mencakup lain, refluks empedu atau cairan pankreas.
yang berikut ini yaitu :
b. Gastritis kronik
- Anietas berhubungan dengan
Inflamasi lambung yang lama
pengobatan
dapat disebabkan oleh ulkus beningna atau
- Perubahan nutrisi, kurang dari
maligna dari lambung, atau oleh bakteri
kebutuhan tubuh
helicobacter pylori (H.pylori).
- Resiko kekurangan volume cairan
yang berhubungan dengan c. Gastritis bacterial
kehilangan cairan akibat muntah Gastritis bacterial yang disebut
- Kurang pengetahuan tentang juga gastritis infektiosa, disebabkan oleh
penatalaksanaan diet dan proses refluks dari duodenum.
penyakit
Kebiasaan makan yang sehat
- Nyeri berlebih yang
dengan pola makan teratur, frekuensi
berhubungan dengan mukosa
makan yang tidak cepat dan melakukan
dinding lambung.
istirahat sejenak setelah makan akan
Setelah mencoba untuk memberikan kesempatan kepada lambung
menetapkan diagnosa pada pasien gastritis untuk mendapatkan oksigen sehingga
tersebut tentunya kita dapat menetapkan makanan dapat dicerna dengan baik.
lebih spesifik penyakit gastritis mana yang Kebiasaan makan yang sehat juga akan
dialami oleh klien tersebut, beberapa mempengaruhi seberapa sering serangan
klasifikasi gastritis menurut (Wim de jong nyeri lambung penderita gastritis berulang
et al. 2005), antara lain : karena dengan mengontrol makan dengan
lebih teratur akan dapat mengurangi kadar
a. Gastritis akut
keasaman lambung. Pengendalian gastritis
1) Gastritis akut tanpa perdarahan
akan dapat dilakukan dengan mengurangi
makan, memilih jenis-jenis makanan Budiono, & Pertami, S. B. (2016). Konsep
tertentu terutama yang mudah untuk Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi
dicerna. Perawatan terbaik itu merupakan Medika
bentuk pengistirahatan lambung dan
Deswani. (2009). Konsep Dasar
menghindari minuman bersoda, kafein ,
Keperawatan. Jakarta Timur: CV
alkohol juga merokok.
Trans Medika.

KESIMPULAN Hidayah, N. (2014). Manajemen Model


Asuhan Keperawatan Profesional
Diagnosa keperawatan pada pasien
(MAKP) Tim Dalam Peningkatan
gastritis dapat ditegakkan dengan
Kepuasan Pasien di Rumah Sakit.
menentukan melalui riwayat anamnesis
Jurnal Kesehatan, 7, 410-426.
dan pemeriksaan fisik. Beberapa kasus
mungkin memerlukan tes darah dan tes Kodim, Y. (2015). Konsep Dasar
lainnya (endoskopi) atau konsultasi Proses Keperawatan. Jakarta
dengan spesialis (biasanya Timur: CV Trans Info Medika.
gastroenterologi).
Lanywati, Endang, 2006, Diabetes
Mellitus Penyakit Kencing Manis,
Kanisius, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Muttapin, A. (2010). Asuhan
Anggraini, Y., dkk. (2010). Analisis
Keperawatan Klien Dengan
Faktor Penyebab Pelaksanaan
Gangguan Pernapasan. Jakarta:
Pendokumentasian Asuhan
Salemba Medika.
Keperawatan Berdasarkan Balaced
Scorecard. Jurnal Ners, 5, 93-16. Nursalam. (2008). Proses dan
Dokumentasi Keperawatan.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar
Jakarta: Salemba Medika.
Keperawatan. Jakarta: EGC
Potter., & Potter, (2005). Buku Ajar
Astuti, N., dkk. (2010). Analisis
Fundamental Keperawatan, Edisi 4.
Kelengkapan Pendokumentasian
Jakarta: EGC.
Asuhan Keperawatan Pasien di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Simamora, R. H. (2008). Peran Manajer
Tampan Pekanbaru. Jurnal dalam Pembinaan Etika Perawat
Photon, 1, 17-21. Pelaksana dalam Peningkatan
Kualitas Pelayanan Asuhan
Keperawatan. Jurnal IKESMA, Vol.
4, No. 2

Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi


Proses Keperawatan. Jamber
University Press

Simamora, R. H. (2010). Komunikasi


dalam Keperawatan. Jember
University Press

Supratti., & Ashriady. (2016).


Pendokumentasian Standar Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Mamuju Indonesia. Jurnal
Kesehatan MANARANG, 2, 44-
51.

Susanto, R. (2010). Penerapan Standar


Proses Keperawatan di Puskesmas
Rawat Inap Cilacap. Jurnal
Keperawatan Sudirman, 5,
80-84.

Tarwoto, & Wartono. (2015). Kebutuhan


Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Yogyakarta: Salemba
Medika

Wirdah, H. (2016). Penerapan Asuhan


Keperawatan Oleh Perawat
Pelaksana di Rumah Sakit
Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Keperawatan,
1, 1-6.

Anda mungkin juga menyukai