Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA

DALAM UPAYA MENDUKUNG PENGENDALIAN KREDIT


(Studi Pada Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo Pacitan)

Ratna Bintari
Mochammad Dzulkirom
Achmad Husaini
Fakultas Ilmu Administrasi

ABSTRAK
Pengendalian kredit merupakan bagian dari pengendalian intern yang bertujuan untuk menjaga agar
kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui sistem dan prosedur pemberian kredit modal kerja yang diterapkan oleh Koperasi Bank
Perkreditan Rakyat Ngadirojo serta untuk mengetahui sistem dan prosedur pemberian kredit modal kerja
tersebut telah mendukung pengendalian kredit atau belum. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini adalah sistem
dan prosedur pemberian kredit modal kerja pada Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo dengan
melakukan analisis terhadap aspek-aspek yang ada pada pengendalian kredit. Berdasarkan analisis data
yang diperoleh dari Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo dapat diketahui bahwa sistem dan
prosedur yang diterapkan belum memenuhi pengendalian kredit yang baik, sebab belum adanya fungsi
Internal Audit, belum terdapat Customer Service serta belum terdapat fungsi Kasir pada tiap Kantor Kas
sehingga menyebabkan perangkapan tugas Account Officer yang memungkinkan terjadinya
penyalahgunaan wewenang atau penyelewengan.
Kata kunci : Kredit, Modal Kerja, Pengendalian Kredit

ABSTRACT
Credit control is part of internal control that aims to maintain the loans remain work well, productive and
continued. The objective of this study was to determine the capital lending system and procedures adopted
by the Koperasi Bank Perkreditan Rakyat of Ngadirojo as well as to identify whether the capital lending
systems and procedures have been supporting the credit control or not. Types of research used in this study
was a descriptive study with a qualitative approach. The focus of this research is the capital lending system
and procedures in Koperasi Bank Perkreditan Rakyat of Ngadirojo by analyzing the aspects existing in the
credit control. According to analysis of the data obtained from the Koperasi Bank Perkreditan Rakyat of
Ngadirojo, the researcher found that the systems and procedures adopted have not met a good standard of
credit control, because the absence of the Internal Audit function, Customer Service, and Cashier function
was not found in every Treasury Office so that it result in multiple duties of account Officer that allow an
authority abuse or misconduct.
Keyword: Credit, Capital Lending, Credit Control

1. PENDAHULUAN dapat membantu usaha nasabah yang memerlukan


Bank berperan untuk memberikan bantuan dana dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal
(kredit) kepada masyarakat yang membutuhkan. kerja, yang dapat digunakan oleh nasabah untuk
Pemberian kredit ini mempunyai beberapa manfaat mengembangkan dan memperluas usahanya. Bagi
baik untuk Bank, pemerintah maupun bagi nasabah. pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan
Manfaat kredit bagi Bank utamanya yaitu untuk oleh pihak perbankan, maka semakin baik yang
memperoleh hasil dari pemberian kredit, terutama berarti adanya peningkatan pembangunan
dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank diberbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit dengan menyebarnya pemberian kredit adalah
yang dibebankan kepada nasabah, hal ini penting penerimaan pajak yang berasal dari keuntungan
untuk kelangsungan hidup Bank. Bagi nasabah yang diperoleh nasabah dan bank. Terbukanya
manfaat yang diperoleh adalah pemberian kredit lapangan kerja artinya dalam pembangunan usaha

1
baru atau perluasan usaha akan membutuhkan Dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai
tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga penyalur kredit, Koperasi Bank Perkreditan Rakyat
kerja yang masih menganggur, dapat meningkatkan Ngadirojo tentunya mempunyai resiko. Resiko
jumlah barang dan jasa, menghemat devisa negara tersebut umumnya berupa kredit macet. Besarnya
serta dapat meningkatkan devisa negara. kredit bermasalah, dapat ditunjukkan dengan tingkat
Pengendalian kredit merupakan bagian dari Non Performing Loans (NPL). Meskipun kredit
pengendalian intern yang bertujuan untuk menjaga bermasalah tidak dapat dihindari, tetapi pihak bank
agar kredit yang diberikan tetap lancar, produktif harus meminimalkannya agar tidak melebihi standar
dan tidak macet. Lancar dan produktif artinya kredit kesehatan Bank yang ditetapkan yaitu 5%.
itu dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai Tingkat Non Performing Loans (NPL) Koperasi
dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo pada periode
pihak. Pengendalian kredit penting, sebab jika 2010-2012 mengalami kenaikan sebesar dari 5,69%
terjadi kredit macet berarti bagi bank bersangkutan menjadi 7,59% dengan kenaikan sebesar 1,9% dan
akan menderitakerugian, oleh karena itu penyaluran mengalami penurunan dari 7,59% menjadi 6,18%
kredit harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian dengan penurunan sebesar 1,41%. Meskipun Non
dan dengan sistem pengendalian kredit yang baik Performing Loans (NPL) Koperasi Bank
dan benar. PerkreditanRakyat Ngadirojo telah mengalami
Sebelum memberikan kredit, bank harus penurunan sebesar 1,14%, namun masih berada di
melakukan penilaian yang seksama, mengingat atas batas Non Performing Loans (NPL) yang
sumber dana kredit yang disalurkan adalah bukan ditetapkan Bank Indonesia (BI) yaitu 5%. Besarnya
dana dari bank itu sendiri, tetapi dana yang berasal tingkat Non Performing Loans (NPL) umumnya
dari masyarakat sehingga perlu penerapan prinsip dipengaruhi oleh faktor intern bank, faktor intern
kehati-hatian melalui analisa yang akurat dan debitur dan faktor eksternal bank maupun debitur.
mendalam, penyaluran yang tepat, pengawasan dan Faktor intern bank dapat berupa analisis yang tidak
pemantauan yang baik, perjanjian yang sah dan sesuai dengan 5C atau bank tidak melakukan
memenuhi syarat hukum, pengikatan jaminan yang pengawasan secara teratur. Faktor intern debitur
kuat dan dokumentasi perkreditan yang teratur dan dapat berupa penyalahgunaan kredit atau debitur
lengkap yang bertujuan agar kredit yang disalurkan yang nakal/mempunyai karakter buruk, sedangkan
tersebut dapat kembali tepat pada waktunya sesuai faktor ekternal bank dan debitur dapat berupa
perjanjian kredit yang meliputi pinjaman pokok dan bencana alam yang menyebabkan usaha debitur
bunga. Apabila kredit yang telah disalurkan bank mengalami kerugian sehingga tidak mampu
kepada masyarakat dalam tidak dibayar kembali melunasi kreditnya atau berasal dari laporan
kepada bank tepat pada waktunya sesuai dengan keuangan dari akuntan publik yang tidak benar.
perjanjian kredit, maka kualitas kredit dapat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
digolongkan menjadi Non Performing Loans (NPL). sistem dan prosedur pemberian kredit modal kerja
Non Performing Loans (NPL) tinggi akan yang diterapkan oleh Koperasi Bank Perkreditan
mengakibatkan terganggunya kesehatan bank yang Rakyat Ngadirojo dan untuk mengetahui sistem dan
bersangkutan. Penerapan prinsip kehati-hatian prosedur pemberian kredit modal kerja tersebut
dalam pemberian kredit dinilai akan menurunkan telah mendukung pengendalian kredit atau belum.
kredit bermasalah, sehingga dalam memberikan
kredit, harus mengikuti tahap-tahap yang tepat 2. KAJIAN PUSTAKA
sehingga terhindar dari kredit bermasalah. 2.1. Sistem dan Prosedur Akuntansi
Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo Sistem dan prosedur merupakan hal yang saling
Pacitan merupakan Bank Perkreditan Rakyat yang berhubungan. Adanya suatu sistem selalu
stuktur modalnya berasal dari Koperasi. Sama didampingi dengan prosedur, sebaliknya prosedur
halnya dengan bank lainnya, Koperasi Bank tidak mampu berdiri sendiri tanpa berlandaskan
PerkreditanRakyat Ngadirojo juga memiliki fungsi sebuah sistem. Sebagai contoh, formulir adalah
melayani masyarakat melalui kredit, deposito salah satu dari unsur sistem akuntansi yang
maupun tabungan. Sistem pemberian kredit merupakan output dari sistem lain dan menjadi
Koperasi Bank Perkeditan Rakyat Ngadirojo input dari sistem akuntansi. Sistem lain yang
meliputi tahap permohonan kredit, wawancara, menghasilkan formulir sebagai output terdiri dari
survey, analisa kredit, putusan kredit, pencairan bagian-bagian yang akhirnya disebut dengan
kredit, administasi kredit dan pengawasan kredit. prosedur.

2
“Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur- a. Modal kerja (working capital assets)
prosedur yang saling berhubungan yang disusun Modal kerja (working capital assets) adalah
dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk modal lancar yang digunakan untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari mendukung opersional perusahaan sehari-hari
perusahaan. Prosedur adalah suatu urut-urutan sehingga dapat beroperasi secara normal dan
pekerjaan kerani, biasanya melibatkan beberapa lancar.
orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk b. Modal kerja brutto (gross working capital)
menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap Modal kerja brutto (gross working capital)
transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi” W. merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva
Gerald Cole dalam Baridwan (2002:3). lancar (current assets) dan didasarkan pada
“Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari jumlah atau kuantitas dana yang tertanam pada
bagian-bagian (subsistem) yang saling berkaitan unsur-unsur aktiva lancar.
dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu” c. Modal kerja netto (net working capital)
Steven A. Moscove dalam Baridwan (2002:3). Modal kerja netto (net working capital)
Pendapat lain mengenai sistem dan posedur merupakan kelebihan aktiva lancar atas hutang
dijelaskan sebagai berikut, “sistem adalah suatu lancar. Dalam konsep ini sejumlah aktiva
jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu lancar tertentu harus digunakan untuk
untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan, kepentingan pembayaran hutang lancar dan
sedangkan prosedur adalah suatu urutan klerikal, tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu lain.
departemen atau lebih, yang dibuat untuk Besarnya modal kerja dipengaruhi oleh dua
penanganan secara seragam transaksi perusahaan faktor, yaitu tingkat aktivitas penjualan dan
yang terjadi secara berulang-ulang” (Mulyadi, perputaran modal kerja. Jumlah kredit modal kerja
2001:5). yang akan disalurkan oleh bank kepada debitur
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, pada harus ditentukan sebelumnya sehingga jumlah yang
dasarnya sistem terdiri dari jaringan prosedur- dibutuhkan debitur sesuai. Hal-hal yang perlu
prosedur yang saling berkaitan dan mempunyai pola diperhatikan dalam menentukan jumlah kredit yang
tertentu yang bertujuan untuk melaksanakan fungsi dibutuhkan oleh debitur diantaranya adalah:
utama perusahaan. Prosedur adalahurutan klerikal a. Pertumbuhan penjualan, dlikukan dengan cara
yang dibuat untuk menyeragamkan penanganan membuat proyeksi penjualan yang akan datang
transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi secara berdasarkan pencapaian pada periode
berulang-ulang. sebelumnya.
b. Perputaran piutang (ITO), dihitung dengan cara
2.2. Kredit Modal Kerja
membagi piutang dagang dengan penjualan dan
Kredit modal kerja adalah kredit yang
dikalikan dengan jumlah hari selama periode
digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi
kegiatan tersebut berlangsung sehingga
dalam operasionalnya atau merupakan kredit yang
diperoleh jumlah hari perputaran piutang
digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit
dagang.
jenis ini berjangka waktu pendek yaitu tidak lebih
c. Perputaran persediaaan (RTO), dihitung dari
dari 1 (satu) tahun. Selain itu kredit modal kerja
pembagian anatra persediaan dagang dengan
adalah kredit yang digunakan untuk membiayai
Harga Pokok Penjualan (HPP) dan dikalikan
kebutuhan modal kerja nasabah.
dengan jumlah hari selama kegiatan tersebut
“Modal kerja menunjukkan sejumlah dana yang
berlangsung sehingga dapat diperoleh jumlah
tertanam pada aktiva lancar yang akan dibutuhkan
hari perputaran persediaan barang.
dalam menjalankan aktivitas perusahaan”. “Untuk
d. Perputaran hutang (DTO), jumlah hari
kredit modal kerja, bank menyediakan fasilitas
perputaran pengambalian piutang dapat
kredit bagi usaha kecil dengan plafon kredit sampai
diketahui dengan cara membagi hutang dagang
dengan Rp. 500.000.000,00 dan usaha menengah
Harga Pokok Penjualan (HPP) dandikaikan
dengan plafon kredit diatas Rp. 500.000.000,00
dengan jumlah hari selama kegiatan tersebut
sampai dengan Rp. 5000.000.000,00”.(Kuncoro dan
berlangsung.
Suhardjono, 2002:253)
e. Kas yang tersedia pada periode sebelumnya
Konsep modal kerja mencakup 3 hal yaitu
(Kuncoro dan Suhardjono, 2002:253).
modal kerja (working capital assets), modal kerja
brutto (gross working capital)dan modal kerja netto 2.3. Pengendalian Kredit
(net working capital).
3
Bank sebagai lembaga yang menyalurkan kredit d. Aspek pengendalian dokumen catatan yang
kepada masyarakat, tentunya akan menghadapi memadai.
berbagai masalah dalam pelaksanaan e. Aspek pengendalian kontrol fisik aktiva dan
perkreditannya, misalnya kredit macet. Masalah catatan.
kredit macet yang dihadapi oleh bank dapat dicegah f. Aspek pengendalian pemeriksaan pekerjaan
dengan adanya pengendalian kredit. Peran secara independen.
pengendalian kredit sangat penting bagi bank, Tahapan-tahapan analisis data dari penelitian ini
karena pengendalian kredit tersebut dapat adalah:
meminimalkan terjadinya penyalahgunaan 1. Menganalisis sistem dan prosedur pemberian
wewenang oleh pihak-pihak yang dapat merugikan kredit modal kerja pada Koperasi Bank
bagi bank. Perkreditan Rakyat Ngadirojo.
“Pengendalian kredit adalah usaha-usaha untuk 2. Menganalisis aspek-aspek dalam pengendalian
menjaga kredit agar tetap lancar, produktif, dan kredit pemberian kredit modal kerja pada
tidak macet. Lancar dan produktif artinya kredit itu Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo
dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai yang meliputi:
dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah a. Aspek pengendalian personel yang kompeten
pihak. Pemberian kredit harus didasarkan pada dan dapat dipercaya.
prinsip kehati-hatian dan dengan sistem b. Aspek pengendalian adanya pemisahan tugas.
pengendalian yang baik dan benar” (Hasibuan, c. Aspek pengendalian prosedur otorisasi yang
2005:105). Pendapat lain, “pengendalian intern tepat.
terhadap pemberian kredit terdiri atas aspek d. Aspek pengendalian dokumen catatan yang
pengendalian intern kredit, proses aktivitas memadai.
pengendalian kredit, serta unsur-unsur pegendalian e. Aspek pengendalian kontrol fisik aktiva dan
intern kredit” (Tawaf, 1999:270). catatan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, pada f. Aspek pengendalian pemeriksaan pekerjaan
dasarnya pengendalian kredit merupakan usaha secara independen.
untuk menjaga agar kredit tetap dalam kondisi
lancar dengan memperhatikan aspek pengendalian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
intern kredit, proses aktivitas pengendalian kredit, 4.1. Pelaksanaan Sistem dan Prosedur
serta unsur-unsur pegendalian intern kredit. Pemberian Kredit Modal Kerja Koperasi
Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo
3. METODE PENELITIAN
Sistem dan prosedur dalam pemberian kredit
Jenis penelitian yang digunakan dalam
modal kerja Koperasi Bank Perkreditan Rakyat
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
Ngadirojo pada dasarnya telah baik, namun masih
pendekatan kualitatif. Jenis penelitian deskriptif
terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan,
digunakan peneliti untuk menggambarkan suatu
sesuai dengan teori yang telah dipelajari oleh
gejala atau objek penelitian dengan apa adanya,
peneliti.
dengan memberikan gambaran tentang penerapan
sistem dan prosedur pemberian kredit modal kerja
dalam upaya mendukung pengendalian kredit. 4.2. Aspek-Aspek Pengendalian Kredit dalam
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah: Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit
1. Pelaksanaan sistem dan prosedur pemberian Modal Kerja Koperasi Bank Perkreditan
kredit modal kerja pada Koperasi Bank Rakyat Ngadirojo
Perkreditan Rakyat Ngadirojo. a. Aspek Pengendalian Personel yang Kompeten
2. Aspek-aspek pengendalian kredit dalam dan Dapat Dipercaya
pelaksanaan sistem dan prosedur pemberian 1) Pada Permohonan Kredit
kredit modal kerja pada Koperasi Bank Pada Koperasi Bank Perkreditan Rakyat
Perkreditan Rakyat Ngadirojo yang meliputi: Ngadirojo personel yang menerima
a. Aspek pengendalian personel yang permohonan kredit dari nasabah adalah
kompeten dan dapat dipercaya. Administrasi Kredit (ADK) yang
b. Aspek pengendalian adanya pemisahan mempunyai pengetahuan dan kemampuan
tugas. dalam menjelaskan sayarat dan data yang
c. Aspek pengendalian prosedur otorisasi yang harus dipenuhi / dilengkapi oleh nasabah,
tepat. serta menjelaskan jenis fasilitas kredit apa
yang dibutuhkan. Pada tahap permohonan
4
kredit, aspek pengendalian personel yang tinggi, yaitu Komite Kredit. Selanjutnya
kompeten dan dapat dipercaya telah Komite Kredit memberikan rekomendasi
terpenuhi. kredit bahwa kredit tersebut diterima atau
2) Pada saat proses analisis kredit ditolak. Hal tersebut telah mencerminkan
Personel yang melakukan analisis pada pengendalian adanya pemisahan tugas yang
Koperasi Bank Perkreditan Rakyat memadai.
Ngadirojo adalah Account Officer (AO) yang 3) Pada saat proses penarikan kredit
mempunyai kemampuan untuk menganalisis Pada dasarnya, pada Kantor Pusat Koperasi
data dan mempunyai pengetahuan saat Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo telah
mengadakan survey on the spot dalam mencerminkan pengendalian adanya
proses pengumpulan data tambahan serta pemisahan tugas yang memadai, namun
memberikan rekomendasi kredit secara pada Kantor Kasbelum mencerminkan
objektif. Hal tersebut telah mencerminkan pengendalian kredit yang memadai karena
pengendalian personel yang kompeten dan pada Kantor Kas Koperasi Bank Perkreditan
dapat dipercaya. Rakyat Ngadirojo, belum terdapat Kasir
3) Pada saat penarikan kredit yang bertugas melayani nasabah pada saat
Pada saat penarikan kredit pada Koperasi melakukan transaksi kredit. Tugas Kasir
Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo, akhirnya digantikan oleh petugas / personel
Administrasi Kredit (ADK) mempunyai yang ada / tersedia pada Kantor Kas, seperti
pengetahuan mengenai semua data dan Account Officer (AO). Pada dasarnya tugas
informasi yang telah tertuang di dalam serta tanggung jawab Account Officer (AO)
Aplikasi Permohonan Kredit (APK) yang berbeda dengan Kasir, perangkapan tugas
memuat asal dana debitur, serta mempunyai yang dilakukan oleh Account Officer (AO)
kompetensi dalam hal pengikatan jaminan. tersebut dapat menimbulkan
Hal tersebut telah mencerminkan penyalahgunaan wewenang dan dapat
pengendalian personel yang kompeten dan menyebabkan terjadinya penyelewengan,
dapat dipercaya. sebab bisa saja dana yang diserahkan
4) Pada saat monitoring nasabah untuk membayar tagihan kreditnya
Pada Koperasi Bank Perkreditan Rakyat tidak dicatat.
Ngadirojo kegiatan pemantauan/ monitoring 4) Pada saat monitoring
dilaksanakan oleh Account Officer (AO). Pada saat monitoring, bagian Administrasi
Monitoring dilaksanakan secara berkala dan Kredit (ADK) mempunyai peran untuk
rutin untuk mengetahui penggunaan kredit memberikan informasi tentang collectability
oleh debitur dan Account Officer (AO) debitur kepada Account Officer (AO).
mempunyai hak untuk memberikan inisiatif Pemantauan yang rutin dilakukan oleh
apabila terdapat hal yang tidak wajar, sesuai Account Officer (AO) dengan mendatangi
dengan yang telah ditetapkan oleh Koperasi langsung tempat usaha debitur/rumah
Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo. debitur untuk membina hubungan baik
Kecakapan Account Officer (AO) dalam dengan debitur sekaligus memantau apakah
monitoring telah mencerminkan kredit tersebut digunakan sesuai dengan
pengendalian personel yang kompeten dan yang diajukan atau tidak. Account Officer
dapat dipercaya. (AO) selanjutnya akan menginformasikan
keadaan / kondisi kredit nasabah kepada
b. Aspek Pengendalian adanya Pemisahan Tugas
pejabat bagian kredit yang ada pada
1) Pada saat Permohonan Kredit
Koperasi Bank Perkreditan Rakyat
Pada Koperasi Bank Perkreditan Rakyat
Ngadirojo. Aspek pengendalian adanya
Ngadirojo Administrasi Kredit (ADK)
pemisahan tugas telah terpenuhi.
mempunyai kemampuan dan tanggung
jawab dalam pengikatan jaminan c. Aspek Pengendalian Prosedur Otorisasi yang
nasabahsehingga telah mencerminkan Tepat
pengendalian adanya pemisahan tugas. 1) Pada saat permohonan kredit
2) Pada saat proses analisis kredit Prosedur otorisasi yang dilaksanakan oleh
Hasil analisis yang telah dilakukan oleh Koperasi Bank Perkreditan Rakyat
bagian Account Officer yang kemudian Ngadirojo telah sesuai dengan prinsip
dinilai kembali oleh pejabat yang lebih pengendalian kredit yang baik. Proses
5
permohonan kredit telah melalui proses yang 2) Pada saat proses analisis kredit
telah sesuai dengan pedoman perkreditan Account Officer (AO)melakukan analisis
yang dibuat oleh Koperasi Bank Perkreditan berdasarkan Aplikasi Permohonan Kredit
Rakyat Ngadirojo. (APK) dan selanjutnya melakukan survey
2) Pada saat proses analisa kredit On The Spot (OTS), dengan cara tersebut
Pengendalian prosedur otorisasi yang tepat Acoount Officer (AO) dapat mendapatkan
pada Koperasi Bank Perkreditan Rakyat informasi yang lengkap. Hasil analisis
Ngadirojo telah terpenuhi, sebab prosedur tersebut kemudian dituangkan ke dalam
otorisasi sudah berjalan baik yaitu hasil Laporan Analisa Kredit (LAK). Laporan
analisa kredit yang telah dianalisa kembali, analisis kredit (LAK) selanjutnya diserahkan
diotorisasi oleh pejabat yang mempunyai kepada Komite Kredit dan
wewenang yaitu Komite Kredit yang dimusyawarahkan. Hal tesebut telah
beranggotakan (Direktur Utama, Direktur, mencerminkan pengendalian dokumen
Kabag. Kredit dan menyertakan Account catatan yang memadai.
Officer. 3) Pada saat proses penarikan kredit
3) Pada saat proses penarikan kredit Sebelum melakukan pencairan kredit, telah
Pada Kantor Pusat Koperasi Bank dipersiapkan Surat Persetujuan Kredit (SPK)
Perkreditan Rakyat Ngadirojo telah yang talah ditandatangani olah nasabah.
mencerminkan pengendalian prosedur Selanjutnya dibuatkan Perjanjian Kredit
otorisasi yang tepat. Berbeda dengan yang (PK), nasabah diminta membawa jaminan
ada pada tiap Kantor Kas Koperasi Bank asli untuk selanjutnya dilakukan pencairan
Perkreditan Rakyat Ngadirojo karena kredit. Hal tersebut teah mencerminkan
terdapat perangkapan tugas berpengaruh pengendalian dokumen dan catatan yang
juga terhadap tidak terpenuhinya memadai.
pengendalian prosedur otorisasi yang tepat, 4) Pada saat monitoring
sebab Account Officer (AO) harus Berkas-berkas kredit yang telah
merangkap tugasnya sebagai Kasir yang disimpan/diarsip oleh Administrasi Kredit
pada dasarnya tugas dan fungsinya berbeda (ADK), memudahkan Account Officer (AO)
dengan Kasir. Pengendalian prosedur dalam memantau / memonitoring nasabah
otorisasi yang tepat belum terpenuhi pada sesuai dengan berkas-berkas yang ada pada
Kantor Kas Koperasi Bank Perkreditan Administrasi Kredit. Aspek pengendalian
Rakyat Ngadirojo. dokumen dan catatan yang memadai telah
4) Pada saat proses monitoring terpenuhi.
Monitoring dilakukan oleh Account Officer
e. Aspek Pengendalian Kontrol Fisik Aktiva dan
(AO), dengan memperhatikan catatan dari
Catatan
Administrasi Kredit (ADK). Pengendalian 1) Pada saat permohonan kredit
prosedur otorisasi yang tepat pada saat Account Officer (AO) melakukan Survey On
monitoring telah terpenuhi. The Spot (OTS) ke tempat usaha atau tempat
d. Aspek Pengendalian Dokumen dan Catatan tinggal nasabah, dengan tujuan untuk
yang Memadai memeriksa/mencocokkan data yang ada
1) Pada saat permohonan kredit pada formulir Aplikasi Permohonan Kredit
Dalam mengajukan permohonan kredit, (APK), serta memeriksa keadaan jaminan
nasabah mengisi formulir Aplikasi nasabah.Pengendalian Kontrol fisik aktiva
Permohonan Kredit (APK) tanpa membuat dan catatan telah terpenuhi.
proposal, karena dengan menggunakan 2) Pada saat proses analisis kredit
Aplikasi Permohonan Kredit saja telah Pengendalian kreditkontrol fisik aktiva dan
memudahkan pihak Bank dalam catatan yang dilakukan Account Officer
memperoleh gambaran tentang kredita apa (AO) telah berjalan dengan baik. Account
yang diinginkan oleh nasabah. Aplikasi Officer (AO) telah melaksanakan
Permohonan Kredit (APK) telah memuat pemeriksaan On The Spot (OTS) dan
kelengkapan data nasabah dan informasi mencari data tambahan mengenai 5C
pendukung lain, sehingga aspek debitur, kemudian menuangkan hasil
pengendalian dokumen catatan yang analisanya ke dalam Laporan Analisa Kredit
memadai telah terpenuhi.. (LAK).
6
3) Pada saat proses penarikan kredit informasi, dan penanganan keluhan-keluhan
Pengendalian kontrol fisik aktiva dan yang berhubungan dengan produk yang
catatan yang terjadi pada saat penarikan ditawarkan oleh perusahaan yang
kredit telah mendukung pengendalian kredit bersangkutan. Selama ini pada Koperasi Bank
yang baik. Penarikan kredit telah Perkreditan Rakyat Ngadirojo yang bertugas
disesuaikan dengan kebutuhan keuangan untuk memberikan informasi tentang kredit dan
nasabah. Dokumen milik nasabah telah di formulir aplikasi pengajuan kredit adalah bagian
simpan dalam tempat yang aman, yitu dalam Administrasi Kredit.
brankas c. Pada Kantor Kas belum terdapat Kasir
4) Pada saat monitoring Fungsi Kasir salah satunya adalah menyediakan
Pengendalian kontrol fisik aktiva dan uang kas setiap hari yang dibutuhkan pada saat
catatan dilaksanakan oleh Account Officer pencairan kredit. Pada Koperasi Bank
(AO) dengan baik, yaitu dengan melakukan Perkreditan Rakyat Ngadirojo belum tersedia
monitoring secara berkala pada tempat Kasir pad Kantor Kas, sehingga tugas yang
usaha nasabah (On The Spot). Pemantauan seharusnya dilakukan oleh Kasir diambil alih
tersebut meliputi ricek antara laporan dari oleh petugas/personel yang tersedia.
nasabah dengan keaadaan di lapangan.
4.4. Alternatif Pemecahan Masalah
f. Pemeriksaan Pekerjaan Secara Independen
Secara keseluruhan aspek-aspek a. Belum terdapat Fungsi Internal Audit
Untuk membantu Direksi dalam menjalankan
pengendalian kredit Koperasi Bank Perkreditan
tugasnya sebagai pengawas internal, perlu
Rakyat Ngadirojo telah mencerminkan
dibentuk Audit Internal. Dengan adanya
pengendalian kredit yang baik, namun dalam
departemen Internal Audit, diharapkan akan
Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Ngadirojo
dapat membantu anggota manajemen dalam
belum mempunyai fungsi khusus untuk
berbagai hal, seperti menelaah prosedur operasi
melakukan Internal Audit, hal tersebut yang
dari berbagai unit dan melaporkan hal-hal yang
menjadikan pengendalian kredit Koperasi Bank
menyangkut tingkat kepatuhan terhadap
Perkreditan Rakyat Ngadirojo menjadi lemah.
kebijaksanaan pimpinan perusahaan, efisiensi,
unit usaha atau efektifitas sistem pengawasan
4.3. Identifikasi Masalah
intern.
a. Belum terdapat Fungsi Internal Audit
Sistem internal control yang baik tidak dapat b. Belum terdapat bagian Customer Service
Saat ini yang bertugas memberikan informasi
menjamin tidak adanya penyimpangan
tentang kredit serta formulir aplikasi kredit
kecurangan dan pemborosan dalam suatu
adalah bagian Administrasi Kredit. Sebaiknya
perusahaan, apabila orang-orang yang
dibentuk / ditambah Customer Service, agar
melaksanakan kegiatan tersebut tidak selalu
proses pengajuan kredit dapat dilaksanakan lebih
bertindak sesuai dengan prosedur yang telah
cepat.
ditetapkan. Usaha untuk melaksanakan sistem
pengendalian intern perkreditan yang baik adalah c. Pada Kantor Kas belum terdapat Kasir
Mengingat bahwa fungsi Kasir salah satunya
dilaksanakannya pemeriksaan yang teratur oleh
adalah menyediakan uang kas setiap hari yang
pimpinan perusahaan dengan membentuk suatu
dibutuhkan pada saat pencairan kredit, maka
departemen / bagian yang disebut departemen
sebaiknya fungsi tersebut segera dibentuk agar
Internal Audit.
kinerja dari fungsi lainnya tidak terganggu
b. Belum terdapat bagian Customer Service
karena harus menggantikan/mengisi kekosongan
Customer service adalah pelayanan yang
fungsi tersebut.
disediakan oleh suatu perusahaan untuk melayani
kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada
pelanggan yang bertugas untuk memberikan

7
4.5. Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit besar kredit yang diberikan dan
Modal Kerja yang disarankan kemampuan serta kemauan debitur untuk
1. Pada tahap permohonan nasabah dapat mengembalikan kredit tepat pada waktu
mengajukan permohonan kredit ke bagian yang telah ditentukan sehingga pihak bank
Customer Service, kemudian Customer yakin bahwa debitur mampu dan mau
Service memberikan Aplikasi Permohonan mengembalikan kredit tersebut tepat
Kredit (APK) yang harus diisi oleh waktu. Analisis menggunakan prinsip 5C
nasabah, kemudian didistribusikan kepada yaitu Character, Capacity, Capital,
Administrasi Kredit (ADK) untuk diteliti Condition dan Collateral. Hasil dari
kebenarannya. analisis kemudian dituangkan ke dalam
2. Administrasi Kredit (ADK) menerima Laporan Analisis Kredit (LAK) yang
Aplikasi Permohonan Kredit (APK) dari diserahkan kepada Komite Kredit bersama
Customer Service, kemudian Administrasi dengan Aplikasi Permohonan Kredit
Kredit (ADK) meneliti kebenaran Aplikasi (APK).
Permohonan Kredit (APK) yang 5. Komite Kredit menerima Aplikasi
selanjutnya diserahkan ke Account Officer Permohonan Kredit (APK) dan dari
(AO). Account Officer (AO). Laporan Analisis
3. Account Officer (AO) Aplikasi Kredit (LAK) selanjutnya
Permohonan Kredit (APK) dari dimusyawarahkan oleh Komite Kredit,
Administrasi Kredit. Account Officer (AO) setelah itu diputuskan apakah permohonan
selanjutnya melakukan wawancara dan kredit tersebut diterima atau ditolak. Jika
survey on the spot untuk mengecek permohonan kredit ditolak maka Komite
kesesuaian data dari nasabah dan melihat Kredit menginstruksikan Administrasi
kondisi fisik barang jaminan. Hasil dari Kredit (ADK) untuk membuat Surat
wawancara dan survey on the spot Pemberitahuan Penolakan Kredit, namun
digunakan untuk pertimbangan pada tahap jika permohonan kredit disetujui maka
selanjutnya yaitu analisa kredit. Aplikasi Permohonan Kredit (APK) dan
4. Pada tahap analisa kredit, Account Officer Laporan Analisa Kredit (LAK) diserahkan
(AO) melakukan analisis yang ke Administrasi Kredit (ADK) untuk
dipergunakan untuk menetukan berapa diproses lebih lanjut.

8
6. Administrasi Kredit (ADK) menerima (ADK) dan memberitahukan tentang
Aplikasi Permohonan Kredit (APK) dan pengikatan kepada nasabah. Selanjutnya
Laporan Analisa Kredit (LAK) dan nasabah memberikan jaminan asli, dan
menyimpannya sebagai arsip. Tahap segara Kasir melakukan realisasi kredit
selanjutya, Administrasi Kredit (ADK) serta menyerahkan Perjanjian Kredit (PK)
membuat Surat Persetujuan Kredit (SPK) 2 lembar ke-2 untuk nasabah. Jaminan asli
lembar yang diserahkan ke nasabah untuk diserahkan kepada Administrasi Kredit
dimintakan persetujuan dari nasabah, jika (ADK) untuk arsip.
nasabah menyetujui maka nasabah akan 8. Tahap selanjutnya Accounting menerima
melakukan tanda tangan. Kemudian Surat Perjanjian Kredit (PK) lembar 1 dan
Persetujuan Kredit (SPK) lembar 1 berdasarkan Perjanjian Kredit (PK)
diserahkan kembali kepada Administrasi tersebut Accounting melakukan
Kredit (ADK) danlembar 2 untuk nasabah. pembukuan. Perjanjian Kredit (PK) lembar
Berdasarkan Surat Persetujuan Kredit 1 diserahkan kembali kepada Administrasi
(SPK) yang telah ditandatangani, Kredit (ADK) sebagai arsip.
Administrasi Kredit (ADK) membuat 9. Administrasi Kredit (ADK) menerima
Perjanjian Kredit (PK) sebanyak 2 lembar, jaminan asli dan Perjanjian Kredit (PK)
serta menyerahkan Perjanjian Kredit (PK) yang selanjutnya dijadikan arsip. Prosedur
lembar 1 untuk Kasir, dan lembar 2 untuk pemberian kredit modal kerja selesai
Accounting. dilaksanakan.
7. Kasir menerima Perjanjian Kredit (PK)
lembar ke-2 dari Administrasi Kredit

9
5. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
5.1. Kesimpulan
Fungsi Internal Audit pada Koperasi Bank Baridwan, Zaki. 2002. Sistem Akuntansi
Perkreditan Rakyat Ngadirojo belum tersedia, Penyusunan Prosedur dan Metode.
sehingga pemeriksaan secara independen belum Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
dapat terlaksana. Hasibuan, Malayu. 2005. Dasar-dasar
Customer Service pada Koperasi Bank Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara
Perkreditan Rakyat Ngadirojo belum tersedia. Kuncoro, Mundrajad dan Suhardjono. 2002.
Sampai saat ini, informasi tentang kredit diperoleh Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.
nasabah dari Administrasi Kredit (ADK). Yogyakarta dan Makassar: BPFE
Customer Service pada dasarnya dibutuhkan untuk Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta:
memberikan informasi dan melayani kebutuhan Salemba Empat
nasabah dalam mengajukan permohonan kredit, Tawaf, Tjukra P. 1999. Audit Intern Bank Buku
sehingga dapat mengurangi / membantu tugas Satu. Jakarta: Salemba Empat
yang sebelumnya ditanggung oleh Administrasi Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang
Kredit (ADK). Perbankan. Jakarta: Asa Mandiri
Kasir pada tiap Kantor Kas Koperasi Bank
Perkreditan Rakyat Ngadirojo belum tersedia.
Tugas dan tanggung jawab sebagai Kasir sampai
saat ini masih digantikan oleh personel yang
tersedia (saat ini adalah Account Officer),
sehingga terjadi perangkapan tugas yang
dilakukan oleh Account Officer (AO). Hal tersebut
tentunya akan menimbulkan masalah karena dapat
menyebabkan terjadinya penyelewengan atau
penyalahgunaan wewenang. Penyelewengan
tersebut misalnya nasabah melakukan pembayaran
tagihan kredit, namun tagihan tersebut tidak
dicatat. Masalah tersebut yang akhirnya juga
mempengaruhi besarnya Non Performing Loans
(NPL) Koperasi Bank Perkreditan Rakyat
Ngadirojo.
5.2. Saran
Sebaiknya personel bagian Internal Audit
yang berkompetensi segera dibentuk agar dapat
membantu tugas Direksi dalam mengawasi dan
mengkoordinir kegiatan operasional secara
keseluruhan setiap hari. Hal tersebut akan mampu
meminimalisasi terjadinya kecurangan-
kecurangan yang mungkin terjadi, sehingga dapat
mendukung terbentuknya pengendalian kredit
yang baik.
Membentuk bagian Customer Service, yang
bertugas untuk memberikan informasi dan
melayani nasabah yang hendak mengajukan
kredit. Sehingga pelayanan nasabah yang
mengajukan permohonan kredit dapat dengan
cepat diproses.
Segera membentuk Kasir, agar kinerja dari
fungsi lainnya tidak terganggu karena harus
menggantikan/mengisi kekosongan fungsi tersebut
serta meminimasisasi terjadinya penyelewengan
dan penyalahgunaan wewenang.

10

Anda mungkin juga menyukai