Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
MUZAKI MAHAR PRASETYA
K 4605032
Oleh :
MUZAKI MAHAR PRASETYA
K 4605032
Skripsi
ii
PERSETUJUAN
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
iii
PENGESAHAN
Pada hari :
Tanggal :
Disahkan oleh :
iv
ABSTRAK
v
MOTTO
vi
PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
viii
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Allah Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................………………………………………………… i
PENGAJUAN ...............................…………………………………………. ii
PERSETUJUAN .........................……………………………………………. iii
PENGESAHAN..............................………………………. ………………… iv
ABSTRAK .................………………………………………………………. v
MOTTO .....................……………………………………………………….. vi
PERSEMBAHAN .............................………………………………………. vii
KATA PENGANTAR ..................................……………………………….. viii
DAFTAR ISI ......................................……………………………………… x
DAFTAR GAMBAR ...................................………………………………… xiii
DAFTAR TABEL ....................……………………………………………… xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................…………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………... 1
B. Perumusan Masalah ......…………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian .....……………………………………………. 4
D. Manfaat Penelitian .....…………………………………………… 4
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………. 5
A. Tinjauan Pustaka ...………………………………………………. 5
1. Permainan Sepak Bola………………………….…………… 5
2. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola..………………………… 7
a. Teknik Menendang Bola…………………………………. 9
b. Menyundul Bola............................……………………….. 11
c. Menghentikan Bola.........................................…………… 12
d. Lemparan ke Dalam............................................................. 13
e. Merebut Bola......................................................................... 14
f. Menggiring Bola......................................………………… 15
x
1) Kecepatan...................................................................... 21
2) Kekuatan.......................................................................... 23
3) Daya Tahan...................................................................... 24
4) Kelentukan....................................................................... 25
5) Kelincahan....................................................................... 26
a) Faktor Kelincahan..................................................... 27
b) Peranan Kelincahan Disepak Bola.......................... 28
3. Tinggi badan.....................………………………………….…. 29
a. Pengertian Tungkai.............................................................. 30
b. Susunan Tulang Gerak Bawah............................................. 31
c. Tungkai Panjang................................................................... 33
d. Tungkai Pendek.................................................................... 34
B. Kerangka Pemikiran .......………………………………………. 35
C. Perumusan Hipotesis ............………………………….……….. 36
BAB III METODE PENELITIAN .............……………………….………… 37
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ....………………………….… 37
B. Populasi Dan Sampel …………………………….……………. 37
C. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….. 37
D. Teknik Analisis Data……………………………...………… 38
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................……………………………….. 40
A. Deskripsi Data .........……………………………........................ 40
B. Uji Prasyarat Analisis................................................................... 40
1. Uji Reliabilitas……………………………………………… 40
2. Uji Normalitas……………………………………………... 41
C. Pengujian Hipotesis……………………………………………. 42
D. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………….. 42
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........……….................. 43
A. Simpulan…………………………………………………….... 43
B. Implikasi..................................................................................… 43
C. Saran............................................................................................. 43
xi
DAFTAR PUSTAKA .............................……………………………………. 44
LAMPIRAN............…………………………………………………………. 46
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Pengukuran Panjang Tungkai dengan
Kemampuan Menggiring Sepak Bola ....................................... 40
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ........………………………... 40
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas…………………………………... 41
Tabel 4. Rangkuman Uji Normalitas dengan Lilliefors……………….. 41
Tabel 5. Hasil Penghitungan Korelasi Sederhana..................................... 42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Pengambilan Data Tes Panjang Tungkai...................... 46
Lampiran 2. Hasil Pengambilan Data Tes Dribbling.................................. 47
Lampiran 3. Uji Reliabilitas Data Tes Dribbling......................................... 48
Lampiran 4. Uji Normalitas Data Tes Dribbling......................................... 51
Lampiran 5. Uji Normalitas Data Tes Panjang Tungkai............................. 52
Lampiran 6. Perhitungan Analisis Data....................................................... 53
Lampiran 7. Petunjuk tes dan pengukuran panjang tungkai ……….......... 55
Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterampilan Dribbling............ 57
Lampiran 9. Dokumentasi....................................................................... 59
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Sepak bola merupakan olahraga yang sangat populer dan digemari oleh
orang tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin
menjadi seorang pemain sepak bola yang baik, bahkan kalau mungkin menjadi
bintang sepak bola. Dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat, permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga yang diprioritaskan
untuk dibina. Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi alangkah baiknya jika
semenjak anak-anak telah mendapatkan pengenalan olahraga khususnya olahraga
sepak bola secara benar, teratur dan terarah.
Setiap olahraga memiliki organisasi pusat tersendiri sebagai naungan
dari klub-klub atau lembaga yang berada di bawahnya. Begitu juga dengan sepak
bola yang membutuhkan organisasi olahraga, karena organisasi olahraga
merupakan suatu wadah yang bertujuan untuk mencapai prestasi maksimal dengan
kerjasama antar orang-orang yang mengerti dan paham tentang olahraga tersebut,
oleh karena itu didalamnya harus terjalin dengan baik, mempunyai rencana kerja
dan program kerja yang jelas. Melalui organisasi maka akan lebih jelas langkah-
langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya, hubungan yang
harmonis, kerjasama yang baik (kompak) sehingga organisasi berjalan dengan
lancar dan berkembang maksimal. Setelah organisasi tertata langkah selanjutnya
adalah metode pembinaan yang perlu diterapkan oleh para pengurus karena
metode yang baik dan tepat akan menghasilkan prestasi yang maksimal dalam
lembaga pendidikan sepa kbola.
Kelangsungan dan kelancaran dari organisasi tidak lepas dari pendanaan,
dengan adanya dana yang memadai maka kegiatan akan berjalan dengan baik.
Suatu organisasi yang baik harus mencari atau mendapatkan sumber dana yang
bisa berasal dari dalam anggota organisasi maupun dari luar anggota organisasi.
Selama ini masyarakat sering mendengar bahwa tim kesayangan dari masing-
1
2
masing daerah mengundurkan diri dari kompetisi sepak bola yang sedang
berlangsung karena masalah pendanaan tunggakan gaji pemain, tunggakan gaji
pelatih, tidak bisa membayar denda kerena hukuman dan lain sebagainya.
Fasilitas latihan pemain harus diperhatikan dan harus di dukung oleh
sarana dan prasarana yang baik. Prasarana dan sarana yang baik dan berkualitas
merupakan tuntutan yang harus dipenuhi guna menunjang kegiatan latihan
sehingga prestasi meksimal dapat tercapai. Tanpa adanya prasarana dan sarana
yang baik maka segala kegiatan akan terganggu dan mungkin terhenti.
Prestasi yang maksimal merupakan impian setiap pemain atau klub dari
berbagai macam cabang olahraga, keberhasilan prestasi tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak. Pelatih yang berkualitas memegang peranan penting terhadap
peningkatan prestasi klubnya, pelatih harus mampu menerapkan program latihan
yang sesuai dengan keadaan, memantau latihan dan membina secara teratur
sehingga mampu mengembangkan prestasi yang dicapai klubnya.
Indonesia mempunyai banyak pemain bagus dan berbakat tetapi selama
ini pelatih belum dapat memoles kekurangan masing-masing individu dengan
tepat untuk menjadi pemain berkualitas yang mempengaruhi keadaan suatu tim
sehingga memperoleh kemenangan dalam permainan sepak bola. Melihat dari
prestasi sepak bola Indonesia belum seperti yang diharapkan, dengan merosotnya
tim nasional (timnas) sekarang, padahal ditahun 1997 hanya Indonesia yang
pertama mengadakan sertifikasi pelatih berlisensi A oleh PSSI di antara negara se
Asia. Hal yang cukup cepat dengan mengadakan sertifikasi pelatih berlisensi A,
melihat hal tersebut seharusnya menjadikan prestasi tim nasional (timnas) dapat
melangkah lebih maju dibanding negara lain di Asia. Melalui klub sepak bola atau
sekolah sepak bola diharapkan mampu mencetak pemain- pemain sepak bola yang
terampil dan berprestasi. Sebagai tindak lanjut untuk mendapatkan bibit-bibit
pemain sepak bola yang berbakat dan berprestasi, sehingga sepak bola Indonesia
mampu bersaing dengan negara lain, maka perlu diadakan pengenalan latihan
yang baik untuk membentuk pemain yang berkulitas dan sebaiknya diidentifikasi
melalui pemanduan bakatnya sejak usia dini.
3
bola khususnya di LPSB Putra Wonogiri akan diadakan penelitian dengan judul
“Hubungan ukuran panjang tungkai dengan kemampuan dribbling LPSB Putra
Wonogiri tahun 2010”.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Sepakbola
atau penjaga gawang. Tujuan menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola,
yang termasuk didalamnya adalah untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan
laju permainan dan memudahkan untuk passing.
Teknik menghentikan bola terdapat banyak cara yang dapat dilakukan
diantaranya yaitu menggunakan punggung kaki, paha, dada dan kepala apabila
memungkinkan.Berdasarkan arah datangnya bola teknik controlling dibedakan
pada: bola yang datang menyusur tanah, setinggi dada dan di atas kepala.
Prinsip menerima bola (controlling) dalam permainan sepakbola,
Soekatamsi (1984: 124) sebagai berikut :
a) Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tetuju pada arah
bola.
b) Kaki tumpu menerima seluruh berat badan, lutut ditekuk sedikit.
c) Bagian kaki atau bagian badan yang dipergunakan untuk menerima
bola, pada waktu kontak dengan bola digerakan mengikuti arah lintasan
hingga bola berhenti atau bola tidak mental (mantul) dan berhenti dekat
badan,selanjutnya bola dikuasai.
d) Sebelum menerima bola harus segera dipikirkan bola akan diapakan
setelah dikuasai, di operkan kepada teman, digiring atau ditembakan ke
arah mulut gawang lawan.
Tackel akan dianggap sebagai pelanggaran jika teknik merebut bola ini
sengaja ditujukan untuk melanggar kaki lawan, jika ini dilakukan maka akan
mendapat hukuman tendangan bebas dan mungkin juga mendapatkan kartu
peringatan (kartu kuning) dari wasit. Tidak keberhasilan dalam merebut bola atau
tackle karena pengaturan waktu yang tidak tepat, kurangnya kontrol tubuh, atau
teknik yang tidak sempurna. Tackle sendiri ada tiga teknik dasar seperti yang
dikemukakan J.A Luxbacher (2004: 53) “Tiga teknik dasar tackle yaitu block
tackle (memblok), poke tackle (menyodok) dan slide tackle (meluncur)”.
Soekatamsi (1984: 192) prinsip-prinsip merampas bola :
Dalam menggiring bola harus dilakukan pada saat yang tepat sehingga
memberi keuntungan yang diperoleh dalam menggiring bola, yaitu apabila
menggiring bola dilakukan di daerah lawan dapat dijadikan serangan untuk
17
Gambar 2. Posisi kaki saat menggiring dengan kura- kura kaki penuh.
(Soekatamsi, 1984: 161)
Setiap langkah secara teratur dengan kura –kura kaki bagian luar
kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan
bola harus selalu dekat dengan kaki.
Pada saatmenggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, wktu
kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat
situasi lapangan.
1) Kecepatan (speed)
Kecepatan merupakan komponen kondisi fisik yang penting dalam usaha
mencapai prestasi yang tinggi. Kecepatan adalah perubahan gerak dari satu tempat
22
ke tempat yang lain yang dilakukan dalam waktu singkat. Perubahan tersebut
berlaku untuk seluruh tubuh atau salah satu bagian tubuh saja.Seperti
dikemukakan Dangsina Moeloek dan Artjatmo Tcokronegoro (1984: 7) bahwa
“kecepatan dalah sebagai laju gerak, dapat berlaku untuk seluruh tubuh atau
bagian tubuh”. Menurut M. Sajoto (1995: 5) kecepatan adalah “kemampuan
seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dlam bentuk yang sama,
dalam waktu yang sesingkat- singkatnya”.
Berdasarkan pendapat dari kedua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa,
kecepatan merupakan kamampuan seseorang untuk melakukan gerakan yang
sama dalam wakyu yang sesingkat-singkatnya. Macam-macam kecepatan dibagi
menjadi tiga berdasarkan bentuk-bentuk gerakan. Dalam hal ini Sudjarwo (1993:
28)membedakan kecepatan menjadi tiga macam “(1) sprinting speed, (2) reaction
of speed, (3) speed of movement”. Sprinting speed adalah suatu kemampuan
bergerak ke depan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal, dihasilkan oleh
banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah. Reaction of speed
adalah kecepatan mengadakan reaksi terhadap suatu rangsang. Speed of movement
adalah kemampuan kecepatan kontraksi secara maksimal oleh otot-otot atau
dalam segerombolan otot dalam suatu gerakan yang terputus. Gerakan tersebut
merupakan gerakan mendadak, meledak dalam suatu gerakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan, Sudjarwo (1993: 29)
menyatakan, baik tidaknya kecepatan (speed) seorang atlet dapatdilihat :
1) Macam fibril otot (pembawaan).
2) Pengaturan sistem yang baik, berari sisitem koordinasi untuk mengatur
kecepatan.
3) Kekuatan otot, merupakan faktor yangmenentukan kecepatan.
4) Elastisitas otot, makin baik akan menyebabkan kontraksi otot yang baik
berarti kecepatan baik pula.
5) Sifat rilex dari otot baik pengaruhmya terhadap kecepatanmaupun
penguasaan teknik. Otot yang rilex tidak cepat lelah berarti efektif dan
ekonomis.
Dari pendapat diatas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut kecepatan
ini dihasilkan kontraksi otot secara maksimal. Kecepatan berlaku untuk seluruh
tubuh atau salah satu bagian tubuh saja. Keterlibatan kecepatan seluruh tubuh atau
bagian tubuh ini tergantung dari tuntutan cabang olahraga yang bersangkutan.
23
2) Kekuataan (strenght)
Kekuatan merupakan salah satu unsur pokok dominan sebagai
kemampuan gerak untuk mencapai prestasi maksimal. Rusell R. Pate et al (1984)
mengemukakan “Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan
gerak atau bentuk dari suatu benda”. Suharsono (1993: 39) berpendapat bahwa
”Kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban, menahan atau
memindahkan beban dalam menjalankan aktivitas olahraga”. Berdasarkan
pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan
otot atau sekelompok otot untuk mengerahkan tenaga maksimal dalam menahan
beban tertentu dalam suatu aktivitas.
Kekuatan merupakan salah satu unsur dari komponen kondisi fisik yang
diperlukan pada setiap cabang olahraga sesuai dengan karakteristik cabang
olahraga tersebut. Kekuatan otot adalah unsur komponen kondisi fisik yang sangat
penting dalam meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena :
1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik.
2) Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi otot dari
kemungkinan cidera.
3) Latihan kekuatan dapat membantu membentuk postur tubuh yang ideal.
4) Dengan kekuatan dapat memperkuat persendian.
Berikut faktor-faktor penentu baik tidaknya kekuatan Suharno HP (1993:
39) menyatakan :
1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morphologisyang
tergantung pada proses hipertrofi otot)
2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makin
besar fibril otot yang berkerjaberarti kekuatan bertambah besar.
3) Tergantung besar kecilnya rangka tubuh,makin besar skelet makin besar
kekuatan.
24
3) Daya Tahan
Sepakbola membutuhkan kebugaran dan stamina yang baik. Bukan satu
hal yang baik bila seseorang bisa bermain hebat dalam 10 menit pertama, setelah
itu ia menunjukan sikap kelalahan. Selama hampir 1,5 jam pertandingan
sepakbola, para pemain berlari rata-rata sekitar 5mil (8 kilometer) dengan
sebagian lari cepat dan lari-lari kecil cepat, jarak seperti itu bukan jarak yang
pendek. Untuk itu untuk memperoleh stamina yang baik adalah dengan latihan
daya tahan karena tingkatan tertinggi dari daya tahan adalah stamina. Latihan
daya tahan yang makin lama, makin berat dan makin meningkat untuk menjadi
latihan stamina yang meningkatkan kemampuan bertahan terhadap rasa lelah dan
makin lama makin berkembang.
Daya tahan ada dua macam Yusuf Hadisasmita dan Aip Syrifuddin
(1996: 107) daya tahan ada dua macam adalah.
1. Daya tahan otot. Otot bergantung pada :
(a) Kekuatan otot
(b) Jumlah bahan bakar yang ada pada otot dan hati
(c) Diet gizi dalam waktu yang lama
(d) Istirahat yang cukup
2. Daya kardiorespiratori, daya ini bergantung pada :
(a) Kompononen alat-alat pernafasan tubuh untuk menyedot oksigen
dalam jumlah yang besar dan mengeluarkan zat asam arang dalam
jumlah yang besar pula.
(b) Kemamapuan jantung untuk menambah keluaran darah dan
menstrabsportasikan Oksogen dan kabondioksida ke dan dari otot
melalui darah.
Latihan pembentukan daya tahan anak terutama pada latihan dari daya
tahan otot dan latihan cardio respiratory endurance yang merupakan faktor –
faktor penting di dalam pembentukan tingkat kesegaran jasmani. Oleh karena itu
unsur kondisi fisik seperti daya tahan tidak hanya sebagai pelengkap dari unsur
25
lain dalam permainan sepakbola karena pemain sepakbola tidak akan menciptakan
permainan yang indah dilihat dan tidak bisa memenangkan permainan tanpa
mempinyai stamina yang baik.
4) Kelentukan
M. sajoto (1988 : 58) menyatakan bahwa “kelentukan adalah efektifitas
seseorang dalam penyesuaian dirinya, untuk melakukan segala aktivitas tubuh
dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen di sekitar
persendian”.
Kelentukan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan gerak
olahraga, apabila seseorang mengalami gerak yang kurang luas pada
persendiannya dapat mengganggu gerakan atau menimbulkan cedera pada otot.
Macam-macam kelentukan menurut Suharno (1993 : 54) antara lain:
(1) Kelentukan umum, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan
amplitudo yang luas dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada
umumnya dan menghadapi hidup sehari-hari. Kelentukan sendi-sendi
tidak mengganggu/menghambat gerakan dalam olahraga apa saja dan
pekerjaan umum sesuai dengan situasi,
(2) Kelentukan khusus, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan
amplitudo yang luas dan berseni dalam satu cabang olahraga. Tuntutan
masing-masing cabang olahraga terhadap kelentukan sangat berbeda-
beda. Perbedaan tersebut biasanya atas dasar perbedaan teknik dari
masing-masing cabang olahraga dan taktik bertanding yang digunakan.
5) Kelincahan
Kelincahan merupakan unsur kondisi fisik yang di dalam beroperasinya
melibatkan unsur kondisi fisik lainnya. Dalam hal ini Andi Suhendro (1999: 4.38)
menyatakan, ”Tingkat kelincahan seseorang ditentukan oleh kecepatan, dan
kelentukan, tanpa memiliki kecepatan dan kelentukan yang baik seseorang tidak
dapat bergerak dengan lincah. Selain itu unsur keseimbangan juga turut
memberikan sumbangan terhadap kelincahan”.
Pada prinsipnya kelincahan merupakan kemampuan untuk merubah arah
pada saat melakukan gerakan. Orang dikatakan lincah apabila mampu mengubah
arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak,
tanpa kehilangan keeimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Berkaitan
dengan kelincahan Rusli Lutan dkk. (1992: 116) menyatakan, ”Kelincahan
(agility) dalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah dengan cepat dan
tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan”. Sedangkan Mulyono
Biyakto Atmojo (2001: 58) berpendapat, ”Kelincahan adalah kemampuan untuk
merubah dengan cepat dan tepat posisi tubuh dengan ruang”. Menurut Sudjarwo
(1993: 31) bahwa, ”Kelincahan merupakan kemampuan untuk merubah arah dan
posisi dengan situasi yang dihadapi ”.
Pada prinsipnya pengertian kelincahan yang dikemukakan tiga ahli
tersebut mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk merubah arah dan
27
posisinya pada saat bergerak dengan kecepatan dan keseimbangan gerak yang
baik. Kelincahan sangat berperan penting dalam kegiatan olahraga terutama
cabang olahraga permainan termasuk sepakbola.
Ditinjau dari kegunaannya, kelincahan dibedakan menjadi dua bagian
yaitu kelincahan umum dan kelincahan khusus.
Kelincahan umum adalah kelincahan seseorang dalam melakukan olahraga
pada umumnya dan menghadapi situasi hidup dan lingkungannya.
Sedangkan kelincahan khusus adalah kelincahan seseorang untuk
melakukan cabang olahraga khusus yang dalam cabang olahraga lain tidak
diperlukan (akrobat, peloncat indah, pemain bolavoli, dan lain-lain).
(Suharno HP 1993: 51)
a) Faktor Kelincahan
Karakteristik kelincahan sangat unik. Kelincahan memainkan peranan
khusus terhadap mobilitas fisik. Kelincahan bukan merupakan kemampuan fisik
tunggal, akan tetapi tersusun dari beberapa unsur fisik yang salaing berinteraksi
satu dengan lainnya. Dangsina moeloek dan Artjamo Tjokronegoro (1984: 9)
bertpendapat, ”kelincahan bergantung pada faktor kekuatan, kecepatan, tenaga
ledak otot, waktu reaksi, keseimbangan dan koordinasi. Faktor lain yang
mempengaruhinya adalah tipe tubuh, usia, jenis kelamin, berat badan dan
kelelahan”. Pendapat lain dikemukakan Sudjarwo (1993:32) faktor-faktor yang
28
mempengaruhi agility antara lain: ”(1) kecepatan bereaksi terhadap rangsang, (2)
kemampuan koreksi diri sendiri, (3) kemampuan mengatur keseimbangan, (4)
kemampuan mengatasi rintangan (lawan,keadaan sekitarnya)”.
kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah atau
posisi tubuh secara cepat dan efektif di arena tertentu tanpa kehilangan
keseimbangan. Seseorang dapat meningkatkan kelincahan dengan meningkatkan
kekuatan otot-ototnya. Kelincahan biasanya dapat dilihat dari kemampuan
bergerak dengan cepat, mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antara
pemain dan kemampuan berkelit dari pemain dilapangan. Kemampuan bergerak
mengubah arah dan posisi tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi
dalam waktu yang relatif singkat dan cepat.
3. Tinggi Badan
a. Pengertian Tungkai
Panjang tungkai adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan
pangkal paha yang diukur dengan cara berdiri tegak. Panjang tungkai sebagai
bagian dari postur tubuh memiliki hubungan yang sangat erat dalam kaitannya
dengan menggiring bola. Panjang tungkai sebagai salah satu anggota gerak bawah
memiliki peran penting dalam unjuk kerja olahraga. Sebagai anggota gerak
bawah, panjang tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian
atas, serta penentu gerakan baik dalam berjalan, berlari, melompat dan mengolah
bola.
31
Tipe tubuh atau bentuk tubuh merupakan salah satu bagian yang dapat
mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Menurut Dangsina Moeloek dan
Arjatmo Tjokronegoro (1984:76) “Bentuk fisik olahragawan yang berbakat dapat
mendukung pencapaian prestasi olahraga”. Namun demikian bentuk fisik tersebut
harus didukung penggunaan teknik, taktik dan mental yang baik. Demikian halnya
dengan cabang permaianan sepakbola, bentuk tubuh memegang peranan yang
penting untuk mencapai prestasi tinggi. Menurut Dangsina Moeloek dan Arjatmo
Tjokronegoro (1984: 77-78) tipe tubuh dibedakan menjadi tiga macam yaitu “(1)
somatotif endomorfi, (2) somatotif mesomorfi, (3) somatotif ektomorfi”. Adapun
ciri-ciri dari tipe tubuh tersebut menurut Sheldon yang dikutip Mulyono B.
(1997:50) sebagai berikut :
1) Ectomorph : langsing, lemah dengan tubuh yang kecil halus. Tulang-
tulang kecil dengan otot-otot yang tipis
2) Endomorph : tubuh bulat dan lunak, perut menonjol ke depan melebihi
rongga dada, pundak persegi tinggi, leher pendek. Gelar-gelar otot tidak
terlihat, dada berkembang
3) Mesomorph : tubuh persegi, otot-otot keras kuat, tulang-tulang besar dan
tertutup otot-otot yang tebal pula. Kaki, togok dan lengan umumnya
massive (penjal)
Bila dilihat dari jenis-jenis tipe tubuh tersebut maka tipe tubuh yang baik
dan cocok untuk permainan sepakbola adalah tipe mesomorph, yang dalam
sepakbola khususnya untuk dribbling diperlukan bentuk tubuh yang atletis dengan
otot-otot dan tulang yang kuat dan besar.
tungkai bawah, berupa tulang pipa, dan fibula (tulang betis), letaknya sebelah
lateral tungkai bawah. Tapak kaki, terdiri tulang tarsal dan falanks. Tulang tarsal
(tulang mata kaki), tulang-tulang ini menopang berat badan saat berdiri. Sedang
falanks adalah ruas jari kaki bentuknya sama dengan jari-jari tangan tetapi lebih
pendek.
Ketiga bagian anggota gerak bawah tersebut mempunyai peranan penting
dalam gerakan mendribbling bola. Dalam proses gerakan menggiring bola ketiga
bagian anggota gerak bawah tersebut saling mempengaruhi untuk mendapatkan
kecepatan maksimal. Selain itu juga dibantu gerakan kedua lengan, sikap badan
dan gerakan yang selaras, maka keseluruhan gerak tersebut merupakan siklus
yang harus dikoordinasikan dengan baik untuk memperoleh teknik menggiring
bola yang maksimal.
c. Tungkai panjang
Salah satu bagian tubuh yang dapat mendukung prestasi sepakbola adalah
panjang tungkai yang berguna untuk menendang, berlari, tackling, melompat dan
saat mengolah bola. Tungkai mempunyai kekuatan untuk melakukan akivitas
tersebut karena mempunyai kekuatan. Menurut Suharno HP, (1993: 39-40) salah
satu faktor penentu kekuatan adalah “Tergantung besar kecilnya rangka tubuh,
makin besar skelet makin besar kekuatan”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa
seseorang yang memiliki rangka tubuh yang besar (termasuk tungkai yang
panjang) dapat mempengaruhi dalam pencapaian prestasi sepakbola khususnya
dalam menggiring bola.
Dari penjelasan diatas menerangkan bahwa tungkai yang besar dan
panjang mempunyai prioritas yang tinggi untuk memaksimalkan gerakan
menggiring bola karena tungkai panjang mempunyai jangkauan tungkai lebih
panjang untuk menjangkau bola dan memudahkan dalam menambah kecepatan
sewaktu menggiring bola cepat saat dibutuhkan dalam serangan balik, karena
untuk dapat berlari cepat yang dibutuhkan hanya menambah panjang langkah
bukan frekuensi saat berlari Sudarminto (1997: 40) menyatakan “Makin cepat
seseorang berlari, makin panjang langkahnya. Biasanya bila seorang pelari akan
34
d. Tungkai pendek
Dribbling adalah usaha seorang pemain untuk menggulirkan bola secara
terus menerus di atas tanah sambil berlari dengan menggunakan kaki untuk
membawa bola dari satu daerah permainan ke daerah permainan lainnya.
Kelincahan tidak lepas dari keseimbangan, baik kurangnya keseimbangan
dihasilkan dari ukuran tinggi tubuh proporsional yang mempunyai posisi titik
berat badan dan memiliki ukuran tungkai sendiri-sendiri yang berpengaruh saat
menggiring bola atau dribbling.
Suharno HP, (1993:51) menyatakan “faktor- faktor penentu kelincahan
1)kecepatan reaksi dan kecepatan gerak, 2)kemampuan berantisipasi,
3)keseimbangan, 4)kelentukan sendi, 5)kemampuan mengerem gerakan”. dari
teori maka keseimbangan dan kelincahan saling berkaitan, keseimbangan
merupakan salah satu faktor penentu kelincahan yang sangat diperlukan saat
menggiring bola dengan menghadapi hadangan lawan. Dikuatkan dengan
pendapat Soedarminto dkk (2004: 4.50) menyatakan “Keadaan keseimbangan
suatu obyek memiliki tingkat keseimbangan tertentu yang disebut stabilitas.
Stabilitas ini bergerak antara stabil dan labil, stabilitas dapat dipengaruhi oleh
faktor: tingginya titik berat, makin kebawah makin stabil”.
Oleh karena itu ukuran tubuh pendek proporsional yang mempunyai
tungkai pendek dibanding ukuran tubuh tinggi proporsional adalah kurang dalam
menjangkau bola tetapi mempunyai keseimbangan yang baik dibanding tungkai
panjang yang berpostur tubuh tinggi proporsional. Tubuh yang lebih pendek
35
B. Kerangka Berfikir
C. Hipotesis
1. Tempat Penelitian
Pengambilan data penelitian dilaksanakan di tempat latihan stadion
Sepakbola Pringgondani Wonogiri.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari tahun 2010.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelompok umur 12-14 tahun
pada Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri tahun 2010 sejumlah 22
orang.
2. Sampel Penelitian
Tidak menggunakan sampel karena dalam penelitian ini seluruh anggota
populasi diteliti.
37
38
Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik dengan studi korelasional. Adapun langkah-langkah analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Uji Reliabilitas
Mencari koefisien reliabilitas masing-masing predicator dan kriterium
sehingga didapat koefisien konsistensi dengan menggunakan rumus korelasi
interklas (Mulyono B, 2001: 42).
MSA – MSW
R=
MSA
Keterangan :
R = Koefisien reliabilitas
(3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2 …. zn yang lebih kecil atau sama
dengan z1 jika proporsi dinyatakan oleh S(Z1), maka :
Banyaknya z1 , z 2 ,..........., z n yang z1
Szi =
n
(4) Hitung selisih F (z1) – S (z1) kemudian ditentukan harga mutlaknya
(5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut
sebagai Lhitung
2. Analisis Data
A. Deskripsi Data
Data dari hasil tiap variabel dikelompokan dan dianalisis dengan statistik.
Rangkuman deskripsi data secara keseluruhan akan disajikan dalam bentuk tabel,
sebagai berikut :
1. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui keajegan hasil tes kemampuan menggiring bola
(dribbling) dilakukan uji Reliabilitas sebagai berikut:
40
41
2. Uji Normalitas
Dari hasil uji normalitas yang di lakukan pada tiap-tiap variabel tersebut
dapat diketahui bahwa, nilai (Lhitung) dari tiap-tiap variabel lebih kecil dari nilai
lilliefors dalam tabel. Dengan demikian hipotesis nol masing-masing variabel
diterima. Yang berarti bahwa baik data hasil panjang tungkai (x) dan dribbling
(Y) tersebut termasuk berdistribusi normal.
42
C. Pengujian Hipotesis
Diperoleh nilai r sebesar 0,150684, dimana nilai tersebut lebih kecil dari
nilai r dalam tabel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,423, karena nilai rhitung < rtabel,
atau dari angka penolakan hipotesis nol. Dengan demikian hipotesis kerja yang
kebetulan sama dengan hipotesisi nol diterima yang menyatakan tidak adanya
hubungan, berarti tidak ada hubungan signifikan antara ukuran panjang tungkai
dengan kemampuan driblling.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis regresi korelasi yang telah
dikerjakan dan dilakukan dapat diperoleh kesimpulan, tidak ada hubungan yang
signifikan antara ukuran panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola
(dribbling) pada permainan sepak bola siswa usia 12-14 tahun LPSB Putra
Wonogiri tahun 2010.
B. Implikasi
C. Saran
43
44
DAFTAR PUSTAKA
Jef Sneyer. 1988. Sepakbola dan Strategi Bermain. Jakarta: PT. Rosda Jaya
Putra.
Joseph A. Luxbacher. 1997. Sepakbola Langkah-Langkah Menuju Sukses. Alih
Bahasa . Agusta Wibawa. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Jozeph Sneyers. 1988 . Sepak Bola Remaja. Bandung : PT. Rosdaya Jaya Putra.
46
47
Lampiran : 2
Lampiran : 3
Langkah I
∑X = 1091.01
∑X2 = 27643.990
∑Ti2 = 54965.71
= 54965.71 - 1190302.82
2 44
= 27482.85 - 27052.34
= 430.517
∑Ti2
SSW = ∑X2 -
k
54965.71
27643.990 -
=
2
27643.990 - 27482.85
=
161.136
=
Langkah II
= 27643.990 - 27052.34
= 591.653
50
Langkah III
Langkah V
dfT = dfA + dfW
= 21 + 22
= 43
Langkah VI
MSA SSA MSW = SSW
=
dfA dfW
430.517 = 161.136
=
21 22
= 20.501 = 7.324
Langkah VII
Sumber df SS MS
Diantara Subyek (A) 21 430.517 20.501
Dalam Subyek (W) 22 161.136 7.324
Total (T) 43 591.653
Langkah VIII
R = MSA - MSW
MSA
20.501 - 7.324
=
20.501
13.176
=
20.501
= 0.643
Lampiran : 4
JUMLAH 515.410
MEAN 23.428
SD 2.852
Keterangan :
L hitung = 0.151
L tabel = 0.189 (Lilliefors n = 22 dengan taraf nyata= 0,05)
Kesimpulan :
Karena Lhit < Ltab, maka hipotesis nol diterima sehingga data di atas normal
52
Lampiran : 5
JUMLAH 1741
MEAN 79.136
SD 5.222
Keterangan :
L hitung = 0.135
L tabel = 0.189 (Lilliefors n = 22 dengan taraf nyata= 0,05)
Kesimpulan :
Karena Lhit < Ltab, maka hipotesis nol diterima sehingga data di atas normal
53
Lampiran : 6
Tebel Analisis Data Keseluruhan Ukuran Tungkai (x) Dan Dribling (Y)
No X Y X2 Y2 XY
1 80 25,68 6400 659,4624 2054,4
2 76 21,46 5776 460,5316 1630,96
3 73 32,94 5329 1085,044 2404,62
4 86 28,46 7396 809,9716 2447,56
5 81 22,22 6561 493,7284 1799,82
6 76 24,44 5776 597,3136 1857,44
7 83 33,41 6889 1116,228 2773,03
8 81 26,75 6561 715,5625 2166,75
9 85 35,18 7225 1237,632 2990,3
10 76 21,72 5776 471,7584 1650,72
11 86 20,09 7396 403,6081 1727,74
12 71 22,9 5041 524,41 1625,9
13 71 24,97 5041 623,5009 1772,87
14 84 26,28 7056 690,6384 2207,52
15 80 26,72 6400 713,9584 2137,6
16 89 23,41 7921 548,0281 2083,49
17 78 24,18 6084 584,6724 1886,04
18 76 21,87 5776 478,2969 1662,12
19 84 23,06 7056 531,7636 1937,04
20 73 27,32 5329 746,3824 1994,36
21 74 22,41 5476 502,2081 1658,34
22 78 23,25 6084 540,5625 1813,5
= 974206,6 - 972731,5
12597 x 7607,68
= 1475,12
95833945
1475,12
=
9789,481
= 0,150684
Lampiran : 7
Baca seberapa tinggi subyek dengan melihat angka pada skala yang
nampak pada ujung bagian atas kepala. Angka tersebut menunjukkan
tinggi anak yang diukur.
Mengukur tinggi duduk:
Lepaskan sepatu atau sandal
Subyek disuruh duduk pada tempat yang disediakan
Kemudian tester diukur dari ujung kepala sampai tulang ekor
d) Penilaian:
Hasil dari pengukuran tinggi badan dikurangi hasil pengukuran tinggi
duduk kemudian diperoleh hasil ukuran panjang tungkai.
57
Lampiran : 8
a) Penilaian:
Penilaian diambil waktu yang dicapai mulai start hingga finish dengan dua
kali subyek melakukan tes dribbling dan dicatat dalam detik. Prestasi
catatan waktu terbaik.
Medali:
Perunggu :27 detik
Perak :24 detik
Emas :22 detik
59
Lampiran : 9