Anda di halaman 1dari 2

Inefisiensi Anggaran

Penanggulangan Kemiskinan
Posted on May 20, 2013

Berdasarkan pada rekapitulasi yang dilakukan oleh Kementrian Koordinator Kesejahteraan


Rakyat, jumlah anggaran dari APBN untuk penanggulangan kemiskinan selalu naik. Pada tahun
2010 anggaran untuk penanggulangan kemiskinan yang bersumber dari APBN naik Rp. 27,8
triliun  dari Rp. 66,2 triliun pada tahu sebelumnya menjadi Rp. 94 triliun atau setara dengan
kenaikan 42%.   Namun angka kemiskinan hanya mampu turun kurang dari 1%. Anggaran yang
digelontorkan akan lebih banyak lagi apabila kita juga melakukan perhitungan terhadap anggaran
yang bersumber dari 33 provinsi dan 497 Kabupaten/Kota di Indonesia. Kondisi tersebut tentu
seharusnya menjadi bahan diskursus bagi para pengambil kebijakan, karena dari data tersebut
menunjukkan bahwa besar-kecilnya anggaran yang digelontorkan untuk program-program
penanggulangan kemiskinan ternyata tidak secara signifikan mampu mempercepat penurunan

angka kemiskinan.

Pusat Penelitian Ekonomi LIPI pada tahun 2011 menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk
mengentaskan seseorang dari kemiskinan, dengan cara membagi besaran anggaran kemiskinan
dengan besarnya penurunan jumlah penduduk miskin setiap tahun selama 2006-2010. Hasilnya
didapat bahwa untuk penurunan satu orang miskin pada 2007 diperlukan biaya Rp 19,8 juta.
Sedangkan untuk 2008 dan 2009 biaya yang diperlukan ternyata sedikit lebih besar, yaitu Rp
23,2 juta dan Rp 24,9 juta. Sedangkan dari APBN, biaya pengentasan seseorang dari kemiskinan
pada 2010 menyedot dana nyaris dua kali lipat sebesar Rp 47 juta.

Banyak yang meragukan hasil perhitungan LIPI di atas, salah satunya karena perhitungan
tersebut tidak mengakomodasi nilai riil atau besaran inflasi setiap tahun dari anggaran dimaksud.
Namun jikapun besaran inflasi diperhitungkan, hasilnya ternyata juga tidak mempunyai
pengaruh signifikan. Hal ini disebabkan karena angka inflasi selama periode 2007-2010
menunjukkan tren menurun, kecuali inflasi 2008 yang menembus dua digit sebesar 11,1%.
***

Anda mungkin juga menyukai