Anda di halaman 1dari 17

Tugas Teknologi Bahan

Materi Bahan Nonlogam

Disusun oleh:

Nama: Julio T. W. Timbuleng


Nim: 19 031 031
Semester/Kelas: 2/B
Jurusan: Teknik Mesin Produksi & Perawatan (D4)

Politeknik Negeri Manado


Tahun
2020

I
A) KOMPOSIT
1) Pengertian Komposit
Komposit adalah material yang tersusun atas campuran dua atau lebih material dengan sifat kimia dan
fisika berbeda, dan menghasilkan sebuah material baru yang memiliki sifat-sifat berbeda dengan material-
material pengusunnya. Salah satu contoh paling mudah dari material komposit adalah beton cor yang
tersusun atas campuran dari pasir, batu koral, semen, besi, serta air. Nampak bahwa material-material
penyusun tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda, namun ketika dicampurkan dengan
perbandingan serta teknik tertentu akan menghasilkan beton yang sangat kuat, keras, dan tahan terhadap
berbagai cuaca.

2) Penyusun Material Komposit


Material komposit tersusun atas dua tipe material penyusun yakni matriks dan fiber (reinforcement).
-) Fiber berfungsi sebagai material rangka yang menyusun komposit. Fiber matriks berfungsi untuk
merekatkan fiber dan menjaganya agar tidak berubah posisi. Matriks memiliki sifat yang mudah untuk
diubah bentuknya dengan cara dipotong atau juga dicetak sesuai dengan kebutuhan desainnya. Selain itu,
perbedaan pengaturan susunan fiber akan merubah pula sifat-sifat komposit yang dihasilkan. Hal tersebut
dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan sifat komposit sesuai dengan parameter yang dibutuhkan.
-) Matriks umumnya terbuat dari bahan resin. Ia berfungsi sebagai perekat material fiber sehingga
tumpukan fiber dapat merekat dengan kuat. Resin akan saling mengikat material fiber sehingga beban
yang dikenakan pada komposit akan menyebar secara merata. Selain itu resin juga berfungsi untuk
melindungi fiber dari serangan bahan kimia atau juga kondisi cuaca ekstrim yang dapat merusaknya.

3) Jenis-Jenis Komposit
Berdasarkan jenis penguat/Fibernya komposit dibagi menjadi 3, yaitu :
-) Komposit serat (fibricus composite) komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu lapisan yang
menggunakan penguat berupa serat / fiber.
-) Komposit lapis (laminated composite) Jenis komposit ini terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung
menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
-) Komposit partikel (particulate composite) Merupakan komposit yang menggunakan partikel
serbuk/butiran sebagai penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriknya.

Berdasarkan matriksnya, komposit dibagi menjadi 3, yaitu :


-) Metal matrix composites (MMC) Komposit matrik logam (metal matrix composites) yaitu komposit yang
menggunakan matriks logam pada umumnya ditemukan berkembang pada industri otomotif. Bahan ini
menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon
karbida.
-) Ceramic matrix composites (CMC) Komposit matrik keramik (ceramic matrix composites ) digunakan
pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi. Bahan ini menggunakan keramik sebagai matrik dan
diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau
boron nitrida. Penguat yang umum digunakan pada CMC adalah oksida, carbide, dan nitrid sedangkan
matrik yang sering digunakan pada CMC yaitu, gelas anorganik, keramik gelas, alumina, dan silikon nitrida.
-) Polymer matrix composites (PMC) Komposit ini menggunakan bahan polimer sebagai matriknya. Sifat-
sifat komposit polimer ditentukan oleh sifat-sifat penguat,Sifat-sifat polimer,rasio penguat terhadap
polimer dalam komposit (fraksi volume penguat), geometri dan orientasi penguat pada komposit.
4) Kegunaan Material Komposit
-) Penggunaan material komposit sangat luas, yaitu untuk :
-) Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit;
-) Kesehatan = Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang;
-) Marine atau Kelautan = Kapal layar, Kayak;
-) Industri Pertahanan = Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal selam;
1
-) Industri Pembinaan = Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks;
-) Olah raga dan rekreasi = Sepeda, Stik golf, Raket tenis, Sepatu olah raga;
-) Automobile = Komponen mesin, Komponen kereta;

5) Kelebihan & Kekurangan Material Komposit


a) Kelebihan Bahan Komposit
Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan konvensional seperti
logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari beberapa sudut yang penting seperti sifat-
sifat mekanikal dan fisikal, keupayaan (reliability), kebolehprosesan dan biaya. Seperti yang diuraikan
dibawah ini:
-) Sifat-sifat mekanikal dan fisika
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting dalam
menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serat dapat menghasilkan
komposit yang mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari bahan konvensional. Berikut ini
adalah kelebihan material komposit dilihat dari sifat-sifat mekanikal dan fisikanya:
> Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan bahan
konvensional.
> Massa jenis rendah (ringan)
> Lebih kuat dan lebih ringan
> Perbandingan kekuatan dan berat yang menguntungkan
> Lebih kuat (stiff), ulet (tough) dan tidak getas.
> Koefisien pemuaian yang rendah
> Tahan terhadap cuaca
> Tahan terhadap korosi
> Mudah diproses (dibentuk)
> Lebih mudah disbanding metal
> Biaya
Faktor biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu
perkembangan industri komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan penghasilan suatu produk
yang seharusnya memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya bahan mentah, pemrosesan,
tenaga manusia, dan sebagainya.

b) Kekurangan Bahan Komposit


Berikut ini merupakan beberapa kekurangan yang dimiliki material komposit yaitu:
-) Tidak tahan terhadap beban shock (kejut) dan crash (tabrak) dibandingkan dengan metal.
-) Kurang elastis
-) Lebih sulit dibentuk secara plastis

B) POLIMER
1) Pengertian Polimer
Polimer adalah senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang tersusun dari
gabungan ribuan hingga jutaan unit pembangun yang berulang. Plastik pembungkus, botol plastik,
styrofoam, nilon, dan pipa paralon termasuk material yang disebut polimer.

2
Unit kecil berulang yang membangun polimer disebut monomer. Sebagai contoh, polipropilena
(PP) adalah polimer yang tersusun dari monomer propena.

2) Jenis – Jenis Polimer


Berikut ini merupakan beberapa jenis polimer beserta kegunaannya, diantaranya sebagai berikut :
-) Poly Ethylene (PE)
Barang Plastik Yang Digunakan Sebagai Packing Minuman (Air)
-) Poly Propylene (PP)
Bahan plastik yang digunakan untuk packing makanan kering sejenis snack.
-) Poly Vinly Chlorine (PVC)
Bahan plastik yang biasa digunakan untuk packing botol minyak, daging, pipa air.
-) Oriented Polystyrene (OPP)
Jenis yang satu ini sangat bening, kurang tahan panas.
-) High Density Polyethylene (HDPE)
Bahan yang plastik yang berwarna putih.
-) Karet Bahan
Merupkan karet yang berupa kaleng gelang yang sifatnya transparant, kuat dan juga elastis.
-) Low Density Polyethylene (LDPE)
Bahan plastik yang digunakan sebagai pelapis kaleng.
-) Polyethylene Terephthalate (PET)
Polimer jernih dan juga kuat denan sifat penahan gas.
-) Polystyrene(PS)
Dapat berubah bentuk dan juyga bisa berbunyi
-) Lunchbox Polystyrene
Bahan plastik yang biasanya digunakan untuk packing bahan makanan ringan.
-) Plastik Cor
Plastik merupakan bahan plastik yang digunakan untuk pengecoran jalan dan sejenisnya.

a) Jenis polimer berdasarkan monomer penyusunnya


-) Homopolimer
Homopolimer, yaitu polimer yang tersusun dari satu jenis monomer. Contoh: polietilena (etena),
polipropilena (propena), polistirena (stirena), PVC (vinil klorida), PVA (vinil asetat), poliisoprena (isoprena),
dan PAN (akrilonitril).
-) Kopolimer
Kopolimer, yaitu polimer yang tersusun dari dua jenis atau lebih monomer. Contoh: nilon 6,6
(heksametilendiamina + asam adipat), dakron (asam tereftalat + etilena glikol), SBR (stirena + butadiena),
dan ABS (akrilonitril + butadiena + stirena).

b) Jenis polimer berdasarkan sifatnya


-) Termoplas
Termoplas, yaitu polimer yang melunak jika dipanaskan, dan dapat dicetak kembali menjadi
bentuk lain. Sifat ini disebabkan oleh struktur termoplas yang terdiri dari rantai-rantai panjang dengan
gaya interaksi antar molekul yang lemah. Sifat-sifat lain dari termoplas adalah ringan, kuat, dan
transparan. Contoh termoplas adalah polietilena, polipropilena, PET, dan PVC.
-) Termoset
Termoset, yaitu polimer yang memiliki bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika dipanaskan.
Sifat ini disebabkan oleh ada banyaknya ikatan kovalen yang kuat antara rantai-rantai molekul.
Pemanasan termoset pada suhu yang terlalu tinggi dapat memutuskan ikatan-ikatan tersebut dan bahkan
membuat termoset menjadi terbakar. Contoh termoset adalah bakelit dan melamin.
-) Elastomer

3
Elastomer, yaitu polimer yang elastis; bentuknya dapat diregangkan, namun dapat kembali ke
bentuk semula setelah gaya tariknya dihilangkan. Elastisitas ini disebabkan oleh struktur elastomer yang
terdiri dari rantai-rantai yang saling tumpang tindih dengan adanya ikatan silang (cross-link) yang akan
menarik kembali rantai-rantai tersebut kembali ke susunan tumpang tindihnya. Contoh elastomer adalah
karet alam (poliisoprena) dan karet sintetis SBR.

3) Sifat-sifat Polimer
-) Ikatan silang antar rantai polimer
Ikatan silang antar rantai polimer menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku dan membentuk bahan
yang keras. Jika ikatan silang semakin banyak maka polimer semakin kaku dan mudah patah.

-) Sifat kristalinitas rantai polimer


Polimer berstruktur tidak teratur mempunyai kristanilitas rendah dan bersifat amorf. Sementara polimer
dengan struktur teratur memilikii kristanilita tinggi sehingga lebih kuat dan lebih tahan terhadap bahan-
bahan kimia dan enzim.

-) Panjang rata-rata rantai polimer


Kekuatan & titik leleh naik dengan bertambah panjangnya rantai polimer.

-) Gaya antarmolekul
Jika gaya antar molekul pada rantai polimer besar maka polimer akan menjadi kuat dan sukar meleleh.

-) Percabangan
Rantai polimer yang bercabang banyak mempunyai daya tegang rendah dan mudah meleleh.

4) Keunggulan dan kelemahan plastik


a) Keunggulan
-) Kuat
-) Ringan
-) Fleksibel
-) tahan karat
-) tidak mudah pecah
-) mudah diberi warna sehingga menambah daya tarik
-) mudah dibentuk untuk berbagai fungsi
-) isolator panas/listrik yang baik

b) Kelemahan
-) Beberapa jenis plastik tidak tahan panas
-) Beberapa jenis plastik membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai secara
alami (bersifat non-biodegradable)
-) Jika tidak digunakan sesuai fungsinya, bahan-bahan kimia yang terkandung dalam plastik dapat
membahayakan kesehatan.
C) Keramik
1) Definisi
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu bentuk dari tanah liat
yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia tahun 1950-an mendefinisikan
4
keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar
seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah
liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang
berbentuk padat. (Yusuf, 1998;2)

2) Komposisi Keramik
Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa (flint), feldsfar, dan
serbuk kaca (cullet).

a) Clay/tanah liat mengandung hidrated aluminum silica (Al2O3.2SiO2.2H2O)


Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu bahan yang
kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaian
hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau 80% dari kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber
tanah liat. Tanah liat banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut ilmu
kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni mempunyai rumus:
Al2O3.2SiO2.2H2O dengan perbandingan berat dari unsur-unsurnya: Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida
Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air (H2O) 14% (Gatot, 2003 dalam Abdullah, 2005).
Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan permukaan yang
datar. Bentuk kristal; seperti ini menyebabkan tanah liat bila dicampur dengan air mempunyai sifat liat
(plastis), mudah dibentuk karena kristal-kristal ini meluncur di atas satu dengan yang lain denga air
sebagai pelumasnya (Astuti, 1997 dalam Trisnawanti, 2008).
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau batuan yang
mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada dasarnya mineral liat dapat dibedakan
atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat dan liat bukan silikat. Liat silikat kemudian dibedakan pila dalam
3 tipe yaitu : tipe 1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-tetraeder
dengan Al-oktaeder. Dengan mengetahui tipe mineral liat juga dapat ditentukan tingkat hancuran suatu
tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1 menunjukkan suatu tanah yang lebih tua daripada tanah berliat
tipe 2:1. Karena Si telah habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat
merupakan kelompok senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama hidrus oksida mencerminkan
asosiasi antara molekul air dan oksida (Hakim, 1986).
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis
tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras, sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan
kuat. Pada umumnya, masyarakat memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan
bata dan gerabah.
Dari penjelasan mengenai tanah liat diatas, dapat disimpulkan :
fungsi tanah liat : mempermudah proses pembentukan keramik
Sifat dan keadaan bahan:
-) berbutir kasar
-) rapuh
-) dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras
-) bila dibakar akan menjadi padat dan kuat
-) sangat tahan api.

b) Kwarsa (flint), Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah:
-) Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam pengeringan.
-) Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kwalitas.
-) Merupakan rangka selama pembakaran.
Sifat-sifat dan keadaan bahan :
-) Memiki ukuran partikel yang halus .

5
-) Sifat plastis yang tinggi .
-) Memiliki kekuatan kering yang tinggi
-) Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi.
-) Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih tinggi dibanding kaolin.
-) titik lebur tinggi sekitar 1728°C

c) Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang ditumbuk dan dapat
memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik. Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh
(melebur) dan membentuk leburan gelas yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat
satu sama lain. Pada saat membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak
larut dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang digunakan untuk membuat gelasir suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang paling besar di kerak bumi,
membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009). Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa
sodium feldspar, potassium feldspar dan feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan pada
aplikasi-aplikasi industri yang membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si2O8 dengan X adalah potassium, sodium, kalsium
atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat dilihat pada Tabel

Jenis Feldspar Rumus Kimia


Albite Na(Si,Al)O
Anorthite Ca(Si,Al)O
Orthoclase K(Si,Al)O
Celsian Ba(Si,Al)O

d) Serbuk Kaca/Cullet
Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari campuran silicon atau
bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk melalui prosesan pemadatan dari
peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang dianggap sebagai cairan kental (viskos) kareana bukan
kristalin atau amorf. Akan tetapi hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi,
kaca merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan anorganik belum beraturan
dan atom-atomnya selalu bergerak terus-menerus.

3) Sifat
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya.
Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di mana bahan diperoleh. sifat yang
umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini
dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan
sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti
keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis
keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan
suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai
dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000

kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik
terus berkembang. Secara umum sifat keramik meliputi :
-) Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.
-) Tahan terhadap korosi.
-) Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
-) Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor.
-) Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.

6
4) Jenis-jenis Keramik
Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu:
-) Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin,
dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile,
bricks), dan untuk industri (refractory).
-) Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering
ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau
logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor,
komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004)

a)Jenis Keramik Menurut Kepadatan


1) Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu
maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar
supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk
keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata,
genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah
banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
2) Keramik Batu (Stoneware)
Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar
pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat
dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah.
3) Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni yang tahan api,
seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus
cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau
1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan
rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas.
Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau
vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai
daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan
cemerlang terhadap warna-warna glasir.
4) Keramik Baru (New Ceramic)
Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil,
listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik
multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik
jenis ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan
panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.

5) Perbedaan & Kelebihan Diantara Keramik Dengan Logam & Bahan


Polimer
Perbedaan dan kelebihan diantara keramik dengan logam dan bahan polimer adalah seperti berikut:
-) Keramik: Bahan bukan organik (bukan metalik), keras, kuat, tidak bertindak balas dengan bahan kimia,
titik cair tinggi.
-) Logam: Bahan-bahan organik (metalik), kekerasan dan kekuatan berbeda-beda, tidak stabil terhadap
bahan kimia, Titik cair berbeda-beda.

7
-) Polimer: Bahan organik, kebiasaan lembut dan lemah, tidak stabil terhadap bahan kimia, temperatur
cair rendah.
Keramik mempunyai berbagai penggunaan, dapat di gunakan sebagai barangan harian
perumahan maupun dalam industri. Beberapa jenis keramik di gunakan dalam kelistrikan oleh sebab
keramik mempunyai sifat rintangan listrik yang tinggi.
Kekuatan listrik dan sifat magnet yang tinggi sesuai di gunakan sebagai magnet dalam alat
pembesar suara (loud speaker). Oleh karena keramik dapat mengekalkan kekuatan dan ketegarannya
pada temperatur yang tinggi, keramik banyak di gunakan pada keadaan temperatur tinggi dan sifat
ketahanan aus yang tinggi sangat sesuai di gunakan sebagai pelapis silinder. Keramik di gunakan juga di
dalam mesin diesel sebagai komponen-komponen pemutar (rotor) dan juga pada turbin.
Di samping itu keramik mempunyai sifat-sifat yang menarik seperti kerapatan (density) yang
rendah dan modulus elastisitas yang tinggi. Dengan itu berat mesin dapat di kurangkan sehingga
performance mesin bisa meningkat. Keramik juga dapat di gunakan sebagai alat pemotong logam-logam
keras pada kecepatan potong yang tinggi.

D) Karet
1) Pengertian Karet
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber
utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea
brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat
yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-
sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa
Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang,
getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai
untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan
dalam industri perkaretan.

2) Manfaat
Karet adalah bahan utama pembuatan Ban, beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang
memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. Dibeberapa tempat salah satunya Perkebunan karet di
Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses tetentu, rasanya gurih namun bila berlebihan
kadang membuat pusing kepala.

3)Produk karet
Kementerian Perindustrian mencatat industri karet dalam negeri sejauh ini baru menyerap sekitar
550 ribu ton per tahun dari total produksi karet alam yang mencapai 3 juta ton per tahun. Dari total karet
alam yang terserap, 55 persen dimanfaatkan oleh industri ban, 17 persen digunakan oleh industri sarung
tangan dan benang karet, 11 persen digunakan oleh industri alas kaki, dan 9 persen digunakan oleh
industri barang-barang karet lainnya.
a) Produk primer
Produk primer dari tanaman karet adalah karet alam. Karet alam sudah banyak diperdagangkan
untuk kegunaannya sebagai bahan mentah dalam sejumlah produk. Pada hari ini lebih dari 90% karet di
dunia berasal dari Asia Tenggara.
Kultivasi dari karet sendiri memiliki konsekuensi dari segi ekonomi, sosial dan ekologi. Resiko dari
segi sosialnya yaitu berupa land grabbing (contohnya di Laos, Kamboja), pekerja anak (contohnya di
Kamboja, Laos, Myanmar), pekerja paksa (Myanmar), penghasilan rendah, kesehatan pekerja akibat
terpapar zat kimia, dan kesehatan konsumen akhir (alergi lateks). Dari segi ekonomi terdapat beberapa
resiko dari kultivasi karet berupa, profitabilitas penanaman, pemasukan untuk pemegang kepentingan,
ketergantungan dengan harga global, diversitas produk (pasar untuk karet perdagangan dan karet alam
tidak adil). Sedangkan dari segi ekologi terdapat beberapa konsekuensi berupa diversitas genetik,
8
berkurangnya habitat beberapa spesies, berkurangnya spesies (akibat berkurangnya habitat), erosi (akibat
hilangnya tanaman), penebangan hutan, perubahan iklim, dan berkurangnya ecosystem service.

-) Standar kualitas produk primer


Produk utama dari tanaman karet yaitu karet alam. Kualitas karet alam diatur oleh Badan Standar
Nasional (BSN) melalui Standard Indonesian Rubber (SIR) pada tahun 1999.[18] Standard Indonesian
Rubber adalah karet alam yang diperoleh dengan pengolahan bahan olah karet yang berasal dari getah
batang pohon Hevea Brasiliensis secara mekanis dengan atau tanpa kimia, serta mutunya ditentukan
secara spesifikasi teknis.
 SIR digolongkan dalam 9 jenis mutu yaitu:
 SIR 3 CV ( Constant Viscosity )
 SIR 3 L ( Light )
 SIR 3 WF ( Whole Field )
 SIR LoV (low viscosity)
 SIR 5
 SIR 10
 SIR 10 CV/VK (constant viscosity)
 SIR 20
 SIR 20 CV/VK
Perbedaannya adalah pada tingkat kadar kotoran, dan pada bahan olahan yang dipakai. SIR 3 CV,
SIR 3 L dan SIR 3 WF berasal dari lateks kebun. SIR 5 berasal dari karet lembaran dan/atau koagulum
segar. SIR 10, SIR 10 CV/VK, SIR 20, SIR 20 CV/VK dibuat dari koagulum lapangan.
Untuk memilih jenis bahan olah yang sesuai dengan rencana produksi, produsen SIR dapat
berpedoman kepada SNI 06-2047 revisi terakhir (Standar Bahan Olah Karet ). Adapun SNI 06-2047 yang
harus diikuti yaitu, persyaratan teknis bahan olahan komoditas ekspor Standard Indonesian Rubber (Bokor
SIR) yang meliputi:
 Tidak mengandung kontaminan vulkanisat karet
 Tidak mengandung kontaminan berat
 Mengandung kontaminan ringan maksimum 5%
 Penggumpalan secara alami atau menggunakan bahan penggumpal.

b) Produk sekunder
Pelanggan paling penting dari karet alam adalah industri otomotif. Hampir 70% karet alam kemudian
diolah menjadi ban mobil. Selain menjadi ban, karet alam juga digunakan untuk ikat pinggang di beberapa
negara. Hampir 70% karet alam kemudian diolah menjadi ban mobil. Selain menjadi ban, karet alam juga
digunakan untuk ikat pinggang di beberapa negara.

-)Standar kualitas produk sekunder


Untuk standardisasi kualitas ban telah dilakukan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh Badan
Standar Nasional. Terdapat 6 produk yang terkena SNI wajib. Keenam produk ban yang terkena SNI Wajib
tersebut adalah jenis ban untuk mobil penumpang (Pos Tarif/HS No. 4011.10.00.00), ban truk ringan
(4011.10.00.00), ban truk bus (4011.20.10.00), ban sepeda motor (4011.40.00.00). Selain itu terdapat ban
dalam kendaraan bermotor untuk mobil penumpang, truk ringan, truk dan bus, sepeda motor. Untuk
kategori ini, pemerintah membaginya dalam tiga nomor pos tarif. Pos tarif No. 4013.10.11.00 untuk ban
dalam mobil penumpang dan truk ringan, HS No. 4013.10.21.00 (ban dalam truk dan bus) serta HS No.
4013.90.20.00 (ban dalam sepeda motor). Untuk standar yang dilihatnya meliputi sifat tampak, dimensi,
penunjuk keausan telapak, ketidak dudukan bead untuk ban tanpa ban dalam, ketahanan saat tekanan
angin rendah, endurance.

9
4) Jenis karet
Ada dua jenis karet, yaitu karet alam dan karet sintetis. Keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan, dan
bisa saling menutupi kelemahan masing-masing.

a) Karet alam
Karet alam mempunyai sifat daya elastisitas dan daya lentur yang baik, plastis, tidak mudah panas, dan
tidak mudah retak. Berbagai jenis karet alam yaitu:

-) Bahan olah karet


yaitu bahan mentah yang digunakan untuk pengolahan di pabrik. Terdiri dari lateks kebun, lembar angin,
lapisan (slab) tipis, gumpalan (lump) segar. Semuanya berasal langsung dari pohon karet atau telah
mengalami proses pengolahan yang minimal oleh penyadap.

-) Karet alam konvensional


yaitu karet yang telah diolah dari bahan lateks alami. Secara garis besar terdiri atas 2 golongan yaitu
lembaran (sheet) dan lembaran tebal (crepe). Dalam Green book yang di terbitkan oleh International
Rubber Quality and Packing Conference (IRQPC) ada beberapa jenis:
 Ribbed smoked sheet (RSS)
 White creep dan pale creep
 Estate Brown Crepe
 Compo Crepe
 Thin Brown Crepe Remills
 Thick Blanket Crepe Amber
 Plat Bark Crepe
 Pure Smoked Blanket Crepe
 Off Crepe
-) Lateks pekat
Biasanya merupakan bahan untuk pembuatan barang yang tipis dan bermutu tinggi.
-) Karet bongkah
Berasal dari Karet remah yang di keringkan dan di kilang menjadi bandela - bandela dengan ukuran yang di
tentukan.
-) Karet spesifikasi teknis (Crumb Rubber)
Merupakan Karet yang dibuat secara khusus. Sehingga mutu teknisnya terjamin yang penetapannya di
daarkan pada sifat - sifat teknis. Karet ini di kemas dalam bongkah - bongkah kecil dengan berat dan
ukuran seragam.
-) Karet ban (Tyre Rubber)
Merupakam karet setengah jadi, sehingga bisa langsung di gunakan oleh konsumen, seperti untuk
membuat Ban.

-) Karet reklaim (Reclaimed Rubber)


Adalah karet yang di Daur ulang dari karet bekas, seperti bekas roda - roda karet berjalan pabrik,
bekas Ban mobil. Karet ini di usahakan pertama kali pada tahun 1848 oleh Alexander Parkes. Kelebihan
karet reklim adalah: daya lekatnya bagus, kokoh, awet dan tahan lama, relatif lebih tahan terhadap bensin
dan minyak pelumas di bandingkan dengan karet alam yang baru di buat. Tetapi kekurangannya adalah:
kurang kenyal, dan kurang tahan gesekan.

b) Karet Sintetis
-) Karet sintetis untuk kegunaan umum: SBR (Styrene Butadiene Rubber), BR (Butadiene Rubber) atau PR
(Polybutadiene Rubber), IR (Isoprene Rubber).

10
-) Karet sintetis untuk kegunaan khusus, seperti karet yang memiliki ketahanan terhadap minyak, oksidasi,
panas atau suhu tinggi, dan kedap gas. Diantaranya IIR (Isobutene Isoprene Rubber), NBR (Nytrite Butadine
Rubber), CR (Chloroprene Rubber), dan EPR (Etylene Propylene Rubber).

-) Manfaat karet sintetis


Disebabkan kelebihannya dibandingkan karet alam, seperti tahan minyak, karet ini banyak
digunakan untuk pembuatan pipa karet untuk minyak dan bensin, seal, gasket. Karet CR mempunyai
kelebihan tahan api, untuk pembuatan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gasket, sabuk/ban berjalan.
Jenis IR yang tahan gas digunakan untuk campuran pembuatan ban kendaraan bermotor, pembalut kabel
listrik, serta pelapis tangki penyimpan minyak atau lemak.

E) Asbes
1) PENGERTIAN ASBES
Asbes adalah nama umum yang berlaku untuk beberapa jenis mineral silikat berserat.
Secara historis, asbes terkenal karena ketahanan terhadap api dan kemampuannya untuk ditenun menjadi
kain. Karena sifat ini, asbes digunakan untuk membuat tirai tahan api panggung untuk teater, serta tahan
panas pakaian untuk pekerja logam dan petugas pemadam kebakaran. Aplikasi yang lebih modern dari
asbes memanfaatkan ketahanan kimia dan sifat penguat serat untuk menghasilkan produk asbes semen
yang diperkuat termasuk pipa, lembaran, dan herpes zoster yang digunakan dalam konstruksi bangunan.
Asbes juga digunakan sebagai isolasi untuk mesin roket di pesawat luar angkasa dan sebagai komponen
dalam sel elektrolitik yang membuat oksigen di kapal selam nuklir terendam. Sebagian besar klorin untuk
pemutih, pembersih, dan desinfektan diproduksi menggunakan produk asbes.

2) SIFAT ASBES
Asbes adalah nama kelompok mineral berserabut yang terdiri dari mineral-mineral krisotil,
krokidolit dan aktinolit. Jenis asbes yang tersusun oleh mineral krisolit yang terbanyak diproduksi (94%
produksi dunia), sedangkan untuk yang disusun oleh tremolite dan aktinolit hampir tidak memiliki nilai
ekonomis. Sifat-sifat asbes Asbes memiliki beberapa sifat khusus antaranya :
-) Mikroskopi, dibawah mikroskop, serat asbes nampak bergelombang-lurus.
-) Permukaan seart kasar hingga mudah selip jika dipintal
Sifat Fisika:
-) Kekuatan serat asbes tergantung jenisnya, cara penambangan dan pengolahannya.
-) Asbes tahan panas dan api. Pada huhu 200-1000 derajat celsius asbes kehilangan berat karena
menguapnya air kristal dan karbon dioksida. Titik leleh asbes sekitar 1180 – 1500 derajat celsius.
Sifat kimia:
-) Asbes tersusun dari komposisi kikia antara lain SiO2, MgO, OksidaØ Fe, Al2O3, CaO, Na2O dan H2O.
3) PEMBAGIAN ASBES
a) Golongan serpentine
Golongan serpentine mengandung mineralchrysotile (Mg6(OH)4Si3O8). Terbentuk dari batuan
ultrabasa yang kaya magnesia (penting dalam pertextilan).

b) Golongan amphibole
Golongan amphibole mengandung mineral :
-) crocidolite (Na2Fe5((OH)Si4O11)2
-) amosite (Mg, Fe) (OH) Si4O11)2,terbentuk karena proses metamorfosa kontak dari sedimen silika besi.
-) Anthophylite (MgFe)7 ((OH)Si4O11)2 terbentuk dalam proses lensa amphobole dan berasal dari
mineral serpentine ultrabasa dengan komposisi dunite
11
-) Tremolite (Ca2(Mg, Fe)5((OH)Si4O11)2 ditemukan dalam batuan beku tipe epimagnetik dapat juga
dalam batu gamping kristalin dan dolomit termetamorf
-) Actinolite(Ca2(Mg,Fe)5(OH)Si4O11)2 terbentuk dalam temperatur relatif rendah dalam kristal skist,
dalam batuan beku karena metamorfisme, hydrothermal.

4)Jenis-jenis Asbes.
Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah :

a) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :


-) Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap, pelapis
dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes, dan lain-lain.
-) Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik, alat kimia, gasket
keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik.

b) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas:


-) Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia dan listrik
-) Asbes untuk atap.
-) Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik
-) Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket, ketel, dan tanur.
-) Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan kebanyakan asbes
sebagai bubur
-) Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis varitas krosidolit. Hal
ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan industri tekstil.
-) Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes serpentin. Krisotil juga merupakan jenis asbes
yang sangat penting dalam industri pertekstilan.

5) BAHAYA ASBES
Serat asbes cenderung mudah patah, menjadi debu, tersebar di udara serta lengket pada pakaian
maupun tubuh manusia. Serat asbes umumnya berukuran 3 sampai 20 micron, sehingga tidak dapat
terlihat secara kasat mata. Tetapi bila diperbesar melalui mikroskop electron, bentuk dari serat asbes
adalah lancip dan tajam.
Debu asbes dapat menempel pada kulit dan menimbulkan gatal-gatal (iritasi). Ketika digaruk atau
digosok, debu tadi dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui lubang pori-pori untuk kemudian
berkembang menjadi kanker kulit. Serat-serat asbestos dengan diameter kurang dari 3 milimikron yang
terinhalasi akan menembus saluran napas dan tertahan dalam paru-paru. Sifatnya yang tahan lama yang
menyebabkan serat-serat asbes akan tinggal di dalam tubuh manusia selama bertahun-tahun. Serat asbes
dapat mengakibatkan gangguan pneumokoniosis (dari bahasa Yunani, pneumon berarti paru-paru dan
konis berarti debu) pada paru-paru yang lebih dikenal dengan sebutan asbestosis, yaitu gangguan pada
paru-paru karena penyerapan jangka panjang serat asbes dan sudah cukup dikenal di kalangan praktisi
kesehatan kerja maupun kesehatan lingkungan. Partikel inorganik, yang terinhalasi, seperti asbes, silika
dapat merusak paru-paru melalui pembentukan radikal bebas.

Secara singkat bisa di simpulkan, penyakit karena asbes antara lain adalah:
1. Asbestosis yaitu luka pada paru-paru hingga kesulitan bernafas dan dapat mengakibatkan kematian.
2. Mesothelioma, sejenis kanker yang menyerang selaput pada perut dan dada, muncul gejalanya
setelah 20-30 tahun sejak pertama kalimenghirup serat asbes.
3. Kanker paru-paru, biasanya asbes putih penyebab utama penyakit kanker paru-paru.

12
F) Minyak Bumi
a) Pelumas

1) Sejarah dan Definisi Pelumas Sintetik


Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak
untuk mengurangi gaya gesek. Pada awal tahun 1930, Standard Oil dari Indiana mengawali penelitian
tentang oli sintetis. Pengembangan dan produksi oli sintetis yang lebih serius dimulai oleh Jerman selama
perang dunia II, dimana pada saat itu pelumas konvensional mereka mengental dan membeku di front
Timur dan menggagalkan rencana mereka untuk menyerang Uni Sovyet. Saat mesin jet dikembangkan
setelah perang, dimana telah diketahui bahwa pelumas konvensional tidak bertahan pada temperatur dan
tekanan tinggi, maka pelumas sintetiklah yang digunakan dalam semua mesin jet militer.
Kemudian di tahun 1960-an sejarah terulang lagi dan cuaca dingin kembali memacu
pengembangan oli sintetik ini, dimana pada saat itu tentara Amerika membutuhkan pelumas yang lebih
baik untuk digunakan di artik dan antartika. NASA menspesifikkan pelumas sintetik untuk digunakan pada
semua pesawat ruang angkasa termasuk pesawat terbang. Dewasa ini pelumas sintetik untuk otomotif
berkembang sebagai dampak langsung dari kebutuhan militer dan keperluan perminyakan
extraterrestrial.
Pelumas adalah minyak lumas dan gemuk lumas yang berasal dari minyak bumi, bahan sintetik,
pelumas bekas dan bahan lainnya yang tujuan utamanya untuk pelumasan mesin dan peralatan lainnya
(Kepres RI No.21 Th. 2001). Sunardi (dalam kharisuddin, 2006) mengklasifikasikan minyak pelumas
berdasarkan bahan dasar yaitu pelumas dengan bahan dasar nabati, mineral dan sintesis. Pelumas
berbahan dasar nabati diperoleh dari biji atau buah tumbuhan tersebut, misalnya minyak dari biji jarak,
minyak kelapa, dan minyak biji kapas (Amanto dalam Gufron, 2006). Pelumas berbahan dasar mineral
diperoleh dari destilasi atau penyulingan minyak bumi secara bertahap. Pelumas sintetik berbahan dasar
campuran berbagai macam bahan kimia yang dibuat di laboratorium.
Minyak pelumas sintetik dibuat dari proses pencampuran minyak pelumas dasar yang berasal dari
bahan sintetik (bukan dari minyak bumi) ditambah dengan bahan aditif. Bahan aditif yang ditambahkan
berfungsi untuk mengurangi gesekan dan melincinkan, meningkatkan viskositas, menambah indek
viskositas, menghambat korosi dan oksidasi dari reaktan atau kontaminan.
Bahan aditif yang biasanya digunakan untuk meningkatkan kualitas pelumas antara lain: zinc
dialkyldithiopjospate (ZDDP), biasanya juga mengandung kalsium, yang berfungsi untuk melindungi dari
kondisi dibawah tekanan yang ekstrim atau dalam situasi performansi yang berat. Aditif ZZDP dan kalsium
juga ditambahkan untuk melindungi pelumas motor dari gangguan oksidasi atau mencegah terbentuknya
kotoran dan kerak pernis; molybdenum, beberapa aditif pelumas jenis ini di klaim dapat mengurangi
gesekan, ikatan dengan logam, atau memiliki sifat anti aus.
Minyak pelumas sintetik memiliki sifat lebih unggul dalam hal stabilitas termalnya, sifat alirnya,
indeks viskositas, dan stabilitas penguapannya. Oleh karena itu minyak pelumas sintetik memberikan
unjuk kerja yang lebih baik daripada minyak pelumas mineral.

2) Bahan Dasar Pelumas Sintetik


Bahan dasar pembuatan pelumas oli sintetik antara lain poly-alpha-olefin (PAO), polyalkylene glycols
(PAG), alkylated napthalenes (AN), alkyklated benzenes, dan synthetic esters (misalnya: diesters,
polyolesters, silicate esters, phospate esters) Miller (dalam Justiana dan Hardanie, 2007) menemukan
bahan dasar baru untuk membuat pelumas sintetis yaitu dari limbah plastik jenis polietilena.
Salah satu bahan kimia yang banyak dipakai sebagai bahan dasar minyak pelumas sintetis adalah
polyolester. Mulyana dan Tjahjono (2003) dalam risetnya telah berhasil mensintesis suatu senyawa
polyolester dimana berdasarkan hasil analisa viskositas dan densitas terlihat bahwa senyawa tersebut
menyerupai pelumas hidolik dengan tipe VG 5 atau PG 10 jenis pelumas dari pertamina. Tahap-tahap
13
reaksi yang terjadi dalam proses pembuatan senyawa polyolester yang digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan pelumas sintetik adalah: metanolisis, produksi asam peracetate, epoksidasi, dan hidrolisis.
Parameter yang diobservasi adalah konsentrasi dan komposisi reaktan, katalis dan waktu reaksi.
Plastik jenis polietilena dapat dibuat sebagai bahan dasar pembuatan pelumas. Dalam
penelitiannya, Miller (dalam Justiana dan Hardanie, 2007) telah berhasil membuat senyawa yang mirip
hidrokarbon cair yang dapat diubah menjadi pelumas. Adapun proses pembuatannya adalah sebagai
berikut: plastik polietilena dipanaskan dengan menggunakan metode pirolisis, kemudian terbentuk suatu
senyawa hidrokarbon cair yang memiliki bentuk mirip lilin (wax), sifat kimia senyawa hidrokarbon cair
hasil pemanasan limbah plastik tersebut mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam
minyak mentah sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas. Proses selanjutnya adalah mengubah
senyawa hidrokarbon cair menjadi pelumas dengan menggunakan metode hidroisomerisasi.

3) Fungsi Pelumas Sintetik


Minyak pelumas (oli) merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam mesin piston
(motor bakar) atau mesin-mesin dimana terdapat komponen yang bergerak, seperti poros
(shaft), bantalan putar (bearing) dan roda gigi (gear). Hal ini karena oli berfungsi sebagai
pelumas pada permukaan komponen yang saling bersentuhan. Dengan adanya pelumas, energi
yang terbuang karena gesekan menjadi minimal dan dengan demikian usia pakai komponen
menjadi bertambah. Fungsi oli yang lain adalah sebagai pendingin dari efek panas yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dan dari gesekan antara komponen.
Pada saat mesin bekerja, gesekan terjadi berulang-ulang antar komponen mesin. Hal
inilah yang dapat mengakibatkan keausan atau kerusakan pada bagian permukaan komponen
tersebut. Minyak pelumas inilah yang kemudian berfungsi membuat permukaan antar
komponen menjadi licin, sehingga gesekan langsung antar komponen mesin tersebut dapat
dicegah. Besarnya gesekan bisa menyebabkan mesin mengalami overheat (kelewat panas)
hingga macet atau menyebabkan kerusakan pada silinder, piston, klep, laher dan lainnya. Hal itu
pun dapat mengakibatkan ketidakberesan pompa oli, dan kebocoran saluran oli.
Salah satu fungsi pelumas adalah mencegah korosi (corrosion inhibitor). Proses
pembakaran normal akan menghasilkan air dan asam dan ketika mesin telah dingin bisa ditemukan
dalam saluran mesin, sehingga pelumas mesin perlu ditambahkan dengan bahan penghambat korosi
yaitu campuran organik dari fosfor dan belerang yang dapat mencegah kecenderungan pembakaran
yang menyebabkan korosi pada permukaan logam misalnya pada dinding silinder dan mencegah
kerusakan bantalan-bantalan utama khususnya yang dibuat dari paduan timah-perunggu.

4) Sifat-Sifat Pelumas Sintetik


Pelumas sintetik memiliki sifat-sifat yang lebih unggul dibandingkan dengan pelumas mineral.
Tabel 1. berikut menggambarkan perbandingan sifat-sifat pelumas sintetik (Amsoil sintetik 10W-40)
dengan Petroleum 10W-40:

No Sifat Amsoil sintetik 10W-40 Petroleum 10W-40


1 Keefektifan range lubrikasi Suhu -60F – 400F Suhu 0F – 300F
2 Tingkat kekentalan setelah single sequence 9% 102% – 400 %
(64 jam) Olds III-D test
3 Fluiditas ( pada suhu -40 F) Mengalir bebas padatan
4 Volatilitas (penguapan pada suhu 300 F selama 1% 28%
22 jam )
5 Suhu bak mesin (pada track test) 240 F 290 F

14
6 Titk nyala (D92 test) 470 F 400 F
7 Konsumsi oli (50.000 mile test) 42 % kurang dari oli -
petroleum
8 Kerak/endapan pada katup masuk (pad jarak 32.1 gram 75.5 gram
50.000 mil)

5) Keunggulan dan Kelemahan yang Dimiliki Pelumas Sintetik


Berikut beberapa keunggulan oli sintetik dibandingkan oli mineral:
-) Lebih stabil pada temperatur tinggi.
-) Mengontrol/Mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin
-) Sirkulasi lebih lancar pada waktu start pagi hari/cuaca dingin.
-) Melumasi dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadi gesekan antar logam yang berakibat
kerusakan mesin.
-) Tahan terhadapan perubahan/oksidasi sehingga lebih tahan lama sehingga lebih ekonomis dan efisien.
-) Mengurangi terjadinya gesekan, meningkatkan tenaga dan mesin lebih dingin.
-) Mengandung detergen yang lebih baik untuk membersihkan mesin dari kerak
Selain memiliki beberapa keunggulan pelumas sintetik juga memiliki kelemahan, adapun
kelemahannya adalah sebagai berikut:
-) Harga jual pelumas sintetik lebih mahal dibandingkan pelumas mineral. Hal ini dikarenakan proses
pembuatan pelumas sintetik lebih mahal dibandingkan pelumas mineral.
-) Pelumas sintetik kurang cocok digunakan pada mesin berteknologi lama (mesin tua), dan mesin sepeda
motor. Gufron (2006) menyatakan penggunaan pelumas sintetik pada mesin berteknologi lama menjadi
boros dan mesin menjadi kasar karena pada mesin tersebut celah antar komponen biasanya sangat
besar/renggang sehingga pelumas dapat ikut masuk ke ruang pembakaran dan ikut terbakar sehingga
pelumas cepat habis dan knalpot berasap. Bila mengisi pelumas full syntetic yang khusus bukan untuk
sepeda motor, bisa menyebabkan pelat kupling slip karena terlalu licinnya pelumas sintetis. Dampaknya,
tenaga mesin menjadi berkurang karena cengkeraman antara pelat kupling berkurang, tenaga mesin akan
terasa berat. Bila kondisi ini dibiarkan terus-menerus, kupling pun dapat terbakar.
-) Berpotensi dalam masalah dekomposisi kimiawinya pada lingkungan.
b) Pelumas Padat / Gemuk (Grease)
Pelumas secara fisiknya di kategorikan menjadi:
-) Pelumas Cair
-) Pelumas Padat
Secara klasifikasi pemakai Pelumas padat ini di kategorikan lagi menjadi:
a) Pelumas padat untuk automotif
b) Pelumas padat untuk industri
Secara proses dalam pembuatan pelumas padat untuk industri dengan otomotif tidak banyak
berbeda, yang membedakannya hanyalah bahan tambah (additive) yang di campurkan dalam pelumas
padat tersebut.
Lembaga yang membuat spesifikasi teknik mengenai pelumas padat adalah NLGI National
Lubricating Grease Institute – International technical trade association yang melayani industri pelumas
gemuk dan pelumas roda gigi.
Gemuk / grease / pelumas padat adalah sebuah pelumas dengan kekentalan tinggi. Pada awalnya gemuk
digunakan untuk menyebut turunan dari lemak hewan, tetapi kini gemuk secara umum digunakan untuk
menyebut pelumas dengan viskositas lebih tinggi dibanding minyak. Gemuk pada awalnya tersusun dari
kalsium, adonan sabun sodium/ lithium dengan pengemulsi minyak mineral.
Gemuk adalah pelumas yang memiliki bentuk setengah padat atau padat. Umumnya gemuk dibuat dari
bahan oli pelumas cair yang diberi tambahan pengental (thickening agent). Ada dua tipe utama dari bahan
pengental (thickening agent) yang biasa dipergunakan, yaitu metalic soap dan non soap. Tipe metalic soap
dipakai untuk mayoritas gemuk.

15
Kelebihan gemuk adalah pelumasannya bersifat tahan lama tanpa perlu penambahan karena gemuk tidak
dapat mengalir atau menyebar. Kemudian gemuk juga bersifat perapat sempurna untuk pencegah
menempelnya benda-benda asing seperti kotoran, gas, dan air pada permukaan yang dilumasi.
Alasan lainnya karena gemuk mempunyai daya tahan yang bagus terhadap beban tinggi.
Tujuan penggunaan gemuk adalah untuk memperpanjang umur pakai komponen yang dilumasi.
Gemuk adalah pelumas untuk setiap komponen mobil dan motor yang bergerak. seperti bantalan, engsel
dan ball joint. Tujuan penggunaan gemuk adalah untuk memperpanjang umur pakai komponen yang
digemuki. Karena banyaknya jenis gemuk yang beredar di pasaran, penggunaan gemuk harus disesuaikan
dengan perangkat yang akan dilumasi. Apalagi setiap gemuk memiliki kemampuan kerja yang berbeda.
Berikut ini macam-macam gemuk sesuai kegunaannya:
-) Gemuk dari bahan dasar sabun (lithium) Lithium Soap Base Multi Purpose Grease (NLGI #2) memiliki
spesifikasi tahan terhadap air dan panas. Penggunaannya pada komponen yang memiliki gerakan
kontinyu, seperti mekanik kopling, steering linkage, propeller shaft, shackle pin, dan king pin.
> Gemuk jenis ini banyak dipergunakan pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan periodik
seperti bantalan roda, lengan penghubung kemudi, poros propeler, king pin, shakel pin. Oleh
karena itu sering disebut gemuk serbaguna.
> Karakteristik nya: siraman air dan tekanan suhu tinggi tidak akan mengurangi kemampuan kerja
dan daya tahannya.
-) Gemuk dari bahan dasar sabun molybdenum disulphidelithium Molybdenum Disulfide Lithium Soap Base
Grease (NLGI #2) merupakan gemuk berkemampuan tinggi dan mengandung tingkatan gemuk lithium
soap base dengan bahan tambahan molybdenum disulfide. Gemuk ini biasanya disebut gemuk chassis
spesial atau long life. Biasanya digunakan dalam area yang tahan tekanan tinggi, seperti kopling, ball
joints, lengan suspensi, steering center arm, double Gardan Joints, constant velocity joints dan rack and
pinion steering gear.
> Gemuk jenis ini biasanya dipakai pada komponen yang jarang diberi pelumasan seperti ball joint,
lengan suspensi, lengan tengah kemudi, nakel kemudi, cross-joint, rack end dan rack pinion.
> Karakteristiknya: lebih tahan dan juga bisa bekerja pada beban lebih besar daripada gemuk
serbaguna.

-) Gemuk karet
> Gemuk ini biasanya digunakan untuk komponen rem.
> Karakteristiknya: terbuat dari bahan nabati (karet) maka sifatnya mencegah komponen karet
mengambang.

-) Gemuk sintetik (synthetic lithium complex / hidroxy lithium complex)


> Gemuk jenis ini harganya relatif lebih murah dari jenis yang lain.
> gemuk ini memiliki kelemahan yaitu kurang tahan terhadap suhu tinggi sehingga mudah
memuai.

-) Gemuk All Purpose Lubricant


> Gemuk jenis ini harganya relatif murah namun kualitasnya tidak kalah bagus maka sering dipakai
di bengkel-bengkel.
> Karakteristiknya: gemuk ini lebih encer dari gemuk nabati atau sintetik.

16

Anda mungkin juga menyukai