RESUME TENTANG ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN ESSENSIALISME
Pengertian Aliran filsafat pendidikan Essensialisme Esensi diartikan sebagai ciri tetap yang ada pada setiap sesuatu yang ada. maksudnya sesuatu yang bersifat konstan, tidak bisa berubah, kekal, dan akan selalu abadi. Aliran esensialisme merupakan aliran pedidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang ada sejak awal peradaban umat manusia. Aliran filsafat ini menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama, karena kebudayaan lama telah banyak membawa kebaikan untuk manusia. Aliran esensialisme sudah ada sejak zaman Renaissance mulai tumbuh dan berkembang dengan berbagai cara dan usaha-usahanya untuk menghidupkan kembali ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kesenian zaman yunani dan romawi kuno. Aliran esensialisme merupakan perpaduan dari aliran idealisme dan realisme, jadi dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme.
Prinsp-Prinsip Aliran Esensialisme
1) Penddikan haruslah dilakukan melalui usaha keras, tidak begitu saja muncul dari dalam diri siswa dan menekankan pentingnya prinsip disiplin. Terhadap pandangan progresivisme yang menekankan minat pribadi, mereka menerimanya sebagai konsep untuk berbuat tapi minat yang paling tinggi dan dapat lebih bertahan tidak diperoleh sejak awal atau sebelum belajar tetapi, muncul setelah bekerja keras. Seseorang yang melakukan proses pendidikan terkadang melalui usaha yang cukup mudah tidak terlalu sulit dalam prosesnya dan terkadang juga ada yang melalu proses yang sangat sulit dan harus berusaha keras. Jadi dalam proses pendidikan itu harus ada usaha tidak berdiam diri menunggu hasilnnya tanpa berusaha. 2) Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru bukan pada siswa. Seperti dalam aliran progesivisme peranan guru dikalangan esensialisme berbeda dengan peranan guru menurut progresivisme yang menganggap guru hanya sebagai fasilitator dan tidak bertindak otoritatif, sebaliknya pada esensialisme guru menjadi otoritatif. 3) Sekolah harus mempertahankan metode-metode tradisional atau kebudayaan lama. 4) Inti dari proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek materi yang telah ditentukan. Kurikulum diorganisasikan dan direncanakan dengan pasti oleh guru. Esensialisme mengakui bahwa pendidikan akan mendorong individu mengembangkan potensinya tetapi realisasinya harus berlangsung dalam dunia yang bebas dari perorangan atau individu. Karena itu sekolah yang baik adalah sekolah yang dapat menghindari sikap individualisme peserta didik. 5) Tujuan akhir dari pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum karena dianggap merupakan tuntunan demokrasi yang nyata.[7] Pandangan Aliran Esensialisme dalam Pendidikan Tujuan umum aliran esensialisme adalah membentuk pribadi bahagia di dunia dan akhirat. Isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia. Kurikulum sekolah bagi esensialisme merupakan semacam miniatur dunia yang bisa dijadikan ukuran kenyataan, kebenaran dan kegunaan. Maka dalam sejarah perkembangannya kurikulum esensialisme menerapkan berbagai pola kurikulum, seperti pola idealisme, realisme dan sebagainya. Sehingga peranan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan bisa berfungsi sesuai dengan prinsip-prinsip dan kenyataan sosial yang ada di masyarakat. Fungsi utama sekolah adalah untuk membina suatu tempat refrensi untuk anak didik dalam menghadapi ilmu pengetahuan dan trsdisi yang sudah berkembang sedemikian rupa. Sekolah tinggal merealisasikannya, mengadakan seleksi dan menentukan apa yang sebenarnya baik dan benar untuk dipelajari anak didik.
Hakikat Aliran Esensialisme
Esensialisme merupakan aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama yang warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya bagi kehidupan manusia. Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah kepada keduniawian, serba ilmiah dan materialistic. Selain itu juga didasari oleh pandangan-pandangan dari penganut aliran idealisme dan realisme. Esensialisme juga merupakan konsep yang meletakkan sebagian dari cirri alam piker modern. Sebagaimana halnya sebab musabab munculnya renaisans. Eensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatisme abad pertengahan. Maka disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta yang memenuhi tuntutan zaman modern. Realisme modern yang menjadi salah satu eksponen esensialisme, titik berat tinjauannya adalah mengenai alam atau dunia fisik. Sedangkan idealisme modern sebagai ekspon yang lain, pandangannya bersifat spiritual. John Deonal Butler mengutarakan secara singkat cirri dari masing-masing ini. Idelisme modern mempunyai pandangan bahwa realita adalah sama dengan substansi gagasan-gagasan atau ide. Dibalik dunia fenomenal ini ada jiwa yang tidak tebatas yaitu Tuhan yang merupakan pencipta adanya kosmos. Manusia sebagai makhluk yang berpikirberada dalam lingkungan kekuasaan tuhan. Dengan menguji dan menyelidiki ide-ide serta gagasan- gagasannya, manusia akan dapat mencapai kebenaran yang sumbernya adalah Tuhan sendiri. Idealisme modern dengan tokoh-tokoh utamanya di jerman pada abad ke 17 dan 18, mengutarakan dan membahas pokok-pokok persoalan yang dekat dengan manusia, diantaranya terolahnya kesan-kesan indera oleh akal dan proses penjelmaannya nenjadi pengetahuan. Demikian pula oleh realisme, masalah-masalah tersebut juga menjadi objek peninjauan seperti terbukti dari gagasan-gagasan dari tokoh-tokohnya di inggris sebelum idealisme muncul.\
Kelebihan dan Kelemahan Aliran Esensialisme
Kelebihan a) esensialisme membantu untuk mengembalikan subject matter ke dalam proses pendidikan, namun tidak mendukung perenialisme bahwa subject matter yang benar adalah realitas abadi yang disajikan dalam buku-buku besar dari peradaban barat. Great Book tersebut dapat digunakan namun bukan untuk mereka sendiri melainkan untuk dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang ada pada dewasa ini. b) esensialis berpendapat bahwa perubahan merupaka suatu kenyataan yang tidak dapat diubah dalam kehidupan sosial. Mereka mengakui evolusi manusia dalam sejarah, namun evolusi itu harus terjadi sebagai hasil desakan masyarakat secara terus-menerus. Perubahan terjadi sebagai kemampuan imtelegensi manusia yang mampu mengenal kebutuhan untuk mengadakan amandemen cara-cara bertindak,organisasi,dan fungsisosial. Kekurangan a. menurut esensialis, sekolah tidak boleh mempengaruhi atau menetapkan kebijakan-kebijakan sosial. Hal ini mengakibatkan adanya orientasi yang terikat tradisi pada pendidikan sekolah yang akan mengindoktrinasi siswa dan mengenyampingkan kemungkinan perubahan. b. Para pemikir esensialis pada umumnya tidak memiliki kesatuan garis karena mereka berpedoman pada filsafat yang berbeda. Beberapa pemikir esensialis bahkan memandang seni dan ilmu sastra sebagai embel-embel dan merasa bahwa pelajaran IPA dan teknik serta kejuruan yang sukar adalah hal-hal yang benar-benar penting yang diperlukan siswa agar dapat memberi kontribusi pada masyarakat. c. Peran guru sangat dominan sebagai seorang yang menguasai lapangan, dan merupakan model yang sangat baik untuk digugu dan ditiru. Guru merupakan orang yang menguasai pengetahuan dan kelas dibawah pengaruh dan pengawasan guru. Jadi, inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru, bukan pada siswa.