Anda di halaman 1dari 7

NAMA : FADEL RAHMAN

NIM : 18063038

PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

MATA KULIAH : Pedagogi Kejuruan

1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik Guru adalah kemampuan atau keterampilan
guru yang bisa mengelola suatu proses pembelajaran atau interaksi belajar
mengajar dengan peserta didik. Setidaknya ada 7 aspek dalam kompetensi
Pedagogik yang harus dikuasai, yaitu:
a. Karakteristik para peserta didik. Dari informasi mengenai karakteristik
peserta didik, guru harus bisa menyesuaikan diri untuk membantu
pembelajaran pada tiap-tiap peserta didik. Karakteristik yang perlu dilihat
meliputi aspek intelektual, emosional, sosial, moral, fisik, dll.
b. Teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru harus bisa
menerangkan teori pelajaran secara jelas pada peserta didik.
Menggunakan pendekatan tertentu dengan menerapkan strategi, teknik
atau metode yang kreatif.
c. Pengembangan kurikulum. Guru harus bisa menyusun silabus dan RPP
sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan. Mengembangkan kurikulum
mengacu pada relevansi, efisiensi, efektivitas, kontinuitas, integritas, dan
fleksibilitas.
d. Pembelajaran yang mendidik. Guru tidak sekedar menyampaikan materi
pelajaran, namun juga melakukan pendampingan. Materi pelajaran dan
sumber materi harus bisa dioptimalkan untuk mencapai tujuan tersebut.
e. Pengembangan potensi para peserta didik. Setiap peserta didik memiliki
potensi yang berbeda-beda. Guru harus mampu menganalisis hal tersebut
dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, supaya setiap peserta
didik bisa mengaktualisasikan potensinya.
f. Cara berkomunikasi. Sebagai guru harus bisa berkomunikasi dengan
efektif saat menyampaikan pengajaran. Guru juga harus berkomunikasi
dengan santun dan penuh empati pada peserta didik.
g. Penilaian dan evaluasi belajar. Penilaiannya meliputi hasil dan proses
belajar. Dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi terhadap
efektivitas pembelajaran juga harus bisa dilakukan.
h. Kompetensi Pedagogik bisa diperoleh melalui proses belajar masing-
masing guru secara terus menerus dan tersistematis, baik sebelum
menjadi guru maupun setelah menjadi guru.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian berkaitan dengan karakter personal. Ada
indikator yang mencerminkan kepribadian positif seorang guru yaitu: supel,
sabar, disiplin, jujur, rendah hati, berwibawa, santun, empati, ikhlas,
berakhlak mulia, bertindak sesuai norma sosial & hukum, dll. Kepribadian
positif wajib dimiliki seorang guru karena para guru harus bisa jadi teladan
bagi para siswanya. Selain itu, guru juga harus mampu mendidik para
siswanya supaya memiliki attitude yang baik.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional Guru adalah kemampuan atau keterampilan
yang wajib dimiliki supaya tugas-tugas keguruan bisa diselesaikan dengan
baik. Keterampilannya berkaitan dengan hal-hal yang cukup teknis, dan akan
berkaitan langsung dengan kinerja guru. Adapun indikator Kompetensi
Profesional Guru diantaranya adalah:
a. Menguasai materi pelajaran yang diampu, berikut struktur, konsep, dan
pola pikir keilmuannya.
b. Menguasai Standar Kompetensi (SK) pelajaran, Kompetensi Dasar (KD)
pelajaran, dan tujuan pembelajaran dari suatu pelajaran yang diampu.
c. Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga bisa
memberi pengetahuan dengan lebih luas dan mendalam bagi peserta
didik.
d. Mampu bertindak reflektif demi mengembangkan keprofesionalan secara
kontinu.
e. Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
proses pembelajaran dan juga pengembangan diri.

Dengan menguasai kemampuan dan keahlian khusus seperti yang sudah


dijelaskan di atas, diharapkan fungsi dan tugas guru bisa dilaksanakan
dengan baik.
Dengan demikian, guru mampu membimbing seluruh peserta didiknya
untuk mencapai standar kompetensi yang sudah ditentukan dalam Standar
Nasional Pendidikan.

4. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial berkaitan dengan keterampilan komunikasi,
bersikap dan berinteraksi secara umum, baik itu dengan peserta didik,
sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua siswa, hingga masyarakat
secara luas. Indikator dari Kompetensi Sosial Guru diantaranya:
a. Mampu bersikap inklusif, objektif, dan tidak melakukan diskriminasi
terkait latar belakang seseorang, baik itu berkaitan dengan kondisi fisik,
status sosial, jenis kelamin, ras, latar belakang keluarga, dll.
b. Mampu berkomunikasi dengan efektif, menggunakan bahasa yang santun
dan empatik.
c. Mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
d. Mampu beradaptasi dan menjalankan tugas sebagai guru di berbagai
lingkungan dengan bermacam-macam ciri sosial budaya masing-masing.

5. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada


komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses belajar
mengajar (PBM) merupakan suatu bentuk komunikasi yaitu komunikasi
antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa dengan dosen,
antara siswa dengan guru.
Secara sederhana, komunikasi pendidikan (atau pembelajaran) dapat
diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan.
Dengan demikian, komunikasi pendidikan adalah proses perjalanan pesan
atau informasi yang merambah bidang atau peristiwa-peristiwa pendidikan.
Proses pembelajaran  pada hakikatnya adalah proses komunikasi,
penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan yang disampaikan
berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik
verbal maupun non-verbal.
6. komponen dasar komunikasi pembelajaran adalah unsur-unsur penting yang
tercakup dalam proses pembelajaran berupa pengirim pesan, pesan, saluran,
penerima pesan dan balikan yang memiliki fungsi atau peran masing-
masing, yang dengannya proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif dan efesien.
7. Fungsi atau Peran Komponen Komunikasi Pembelajaran
a. Pengirim pesan
adalah individu  atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau
informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh
sebab itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus
menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan
adalah menentukan arti apa yang akan  dikirimkan kemudian
menyandikan encode arti tersebut ke dalam satu pesan. Sesudah itu baru
dikirim melalui saluran.
Jadi, pengirim pesan berfungsi atau berperan membuat pesan,
mengubah isi dan makna, merespon pesan atau rangsangan, dan
memeliharanya dalam ruang publik. Dalam proses pembelajaran,
pengirim pesan ialah pendidik atau guru.  
b. Pesan
adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima pesan.
Pesan dapat berbentuk verbal maupun non verbal. Pesan secara verbal
dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo dan sebagainya;
sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka,
percakapan melalui telpon, radio dan sebagainya. Pesan non verbal dapat
berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, nada surara dan
sebagainya.
c. Saluran
Saluran dapat diartikan sebagai media, dalam hal ini media
pembelajaran. Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim
dengan si penerima. Sementara, pengertian media dalam proses
pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau
elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
d. Penerima pesan. 
adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang
diterimanya. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangakan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat disebut juga sebagai
siswa atau murid. Jadi, penerima pesan dalam komunikasi pembelajaran
adalah peserta didik atau siswa dan sebutan lainnya.
e. Balikan
Balikan bisa juga disebut dengan efek. Efek adalah hasil akhir dari
suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak
sesuai dengan yang kita inginkan. Jika sikap dan tingkah laku orang lain
sesuai, maka berarti komunikasi berhasil, demikian pula sebaliknya.
Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan
kepada si pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si
pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang
dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si
pengirim diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi
tersebut efektif.
8. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
belajar-mengajar. Sedangkan menurut Arikunto dalam Djamarah dan Zain
berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh penanggung jawab kegiatan belajar-belajar atau membantu dengan
maksud agar dicapai kondisi optimis sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar-mengajar seperti yang diharap.
9. Pelaksanaan Pengelolaan Kelas
Langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam pelaksanaan
proses pembelajaran menurut Djamarah dan Zain (2006: ) meliputi
rangkaian kegiatan sebagai berikut:
a. Membuka kegiatan pembelajaran melalui apersepsi, yaitu mengaitkan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan apa yang sudah
dipelajari sebelumnya maupun dengan pengalaman atau pemahaman
yang sudah dimiliki peserta didik.
b. Menjelaskan program pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik,
yaitu menginformasikan tujuan dan program pembelajran yang dirancang
guru pada tahap pra pembelajaran.
c. Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan belajar peserta didik, termasuk
mengatur waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran maupun
mengirganisasikan peserta didik dalam pembelajarannya (individual,
kelompok dan klasikal).
d. Penyajian bahan belajar dengan pendekatan yang sesuai
(ekspositori,inkuiri, eksperimen, atau discovery).
e. Memotivasi kegiatan belajar peserta didik melalui penguatan, penjelasan,
penghargaan, ataupun apresiasi terhadap perilaku belajar peserta didik.
f. Melakukan penyesuaian–penyesuaian kegiatan belajar peserta didik
berdasarkan analisis kondisi pembelajaran yang terjadi, agar kegiatan
pembelajaran lebih menyenangkan peserta didik.
10.Pandangan tentang pengelolaan kelas
a. Memandang bahwa pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol
tingkah laku siswa. Pandangan ini bersifat otoritatif
b. Pandangan yang bersifat permitif (lawan otoritatif) pandangan ini
menekankan bahwa tugas buku ialah memksimalkan perwujudan
pembebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa
bebas melakukan hal ingin dilakukan
c. Berdasarkan pada prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral
modifikation) disini peranan guru ialah mengembangkan dan mengurangi
atau meniadakan tingkah laku yang diinginkan
d. Memandang pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio
emosional yang posititf di dalam kelas. Disini pernan guru ialah
mengembangkan iklim sosio emosional kelas yang positif melalui
penumbuhan melalui hubungan interpersonal yang sehat
e. Bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan
proes kelompok (group proses) sebagai intinya. Pernn guru ialah
mendorong berkembangnya dan berprestasinya istem kelas yang efektif
f. Pandangan yang bersifat pluralistik adalah suatu pandangan yang
merngkum tiga pandangan terakhir (pengubahan tingkah laku, iklim
sosio emosional dan proses kelompok).
Pandangan yang pluralistik itu adalah seperangkat kegiatan untuk
mengembangkan tingkah laku yang diinginkan dan mengurangi atau
meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan
hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif serta
mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang positif dan
produktif

Anda mungkin juga menyukai