Anda di halaman 1dari 44

PENYAKIT UMUM DAN SISTEMIK PADA GERIATRIK

YANG MEMPENGARUHI PERAWATAN GIGI


EDDY DAHAR
Penyakit sistemik lebih sering terjadi pada orang
lanjut usia (lansia) dari pada orang muda
dan .....
beberapa diantara penyakit sistemik tersebut
memiliki dampak terhadap kesehatan RM, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Kelainan sistemik ini bisa berhubungan dengan :


- sistem persyarafan,
- sistem pernafasan,
- sistem kardiovaskular,
- sistem imun, dan
- berbagai gangguan kesehatan lainnya.
10 penyakit sistemik yang paling umum dijumpai
pada lansia yang dapat mempengaruhi perawatan
gigi dan mulut adalah :
1. diabetes mellitus,
2. hipertensi,
3. penyakit jantung,
4. arthritis (radang sendi),
5. penyakit paru obstruktif kronik,
6. kanker kepala dan leher,
7. infeksi HIV / AIDS,
8. osteoporosis,
9. penyakit Parkinson dan
10. stroke.
1. Diabetes Mellitus.
Penyakit DM adalah suatu penyakit kronis,
dengan tanda yang khas yaitu glukosa dalam
darah dan dalam urin tinggi. Hal ini dapat
disebabkan oleh kurangnya pembentukan atau
keaktifan insulin yang dihasilkan oleh sel beta
dari pulau-pulau Langerhans di pankreas atau
adanya kerusakan pada pulau Langerhans itu
sendiri.

Prosedur perawatan gigi rutin dapat dilakukan


untuk penderita DM terkontrol, bahkan
ekstraksi gigi tunggal dengan LA dapat
dilakukan, tanpa masalah.
2. Hipertensi.
Pada pasien penderita hipertensi, BP harus
dikontrol sebelum dokter gigi memulai
perawatan gigi.
Jika pasien memiliki BP tinggi, dokter gigi harus
melakukan konsultasi ke dokter pasien sebelum
memulai perawatan gigi.
Jika pada waktu pengobatan gigi, BP pasien
naik, dokter gigi harus menghentikan
pengobatan, menempatkan pasien dalam posisi
terlentang  memungkinkan pasien untuk
beristirahat, dan periksa kembali BP pasien
setelah lima menit kemudian.
• Anestesi lokal dengan vasokonstriktor tidak boleh
diberikan pada lansia dengan hipertensi tak
terkontrol.

• Perawatan dental untuk lansia penderita


hipertensi sebaiknya dilakukan pada tengah hari /
siang hari karena pada pagi hari tekanan darah
pasien biasanya tinggi, sedangkan pada sore /
malam hari pasien sudah lelah / stress dengan
aktivitasnya pada hari tsb. Pada pasien yang
memerlukan perawatan dental yang lama, dapat
diberikan sedasi inhalasi, intramuskuler, ataupun
intravena.
6
3. Penyakit Jantung.
• adalah penyakit yang mengganggu sistem
pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang
jantung dan pembuluh darah.

• Penyakit jantung koroner merupakan penyakit


jantung yang penderitanya paling banyak.
Penyakit ini menyerang pembuluh darah dan
dapat menyebabkan serangan jantung. Serangan
jantung disebabkan oleh pembuluh arteri yang
tersumbat sehingga menghambat penyaluran
oksigen dan nutrisi ke jantung.
. 7
Aspek paling penting untuk dipertimbangkan
dokter gigi adalah seberapa baik kondisi jantung
pasien  dikompensasikan dengan pengobatan,
terutama dalam kaitannya dengan perawatan gigi
yang akan dilakukan.

Dokter gigi dianjurkan merawat pasien dengan


penyakit jantung pada sore hari.
4. Arthritis (radang sendi).
- 49 % orang berusia > 65 tahun menderita arthritis

- Lansia penderita rheumatoid arthritis 


mengalami keterbatasan gerakan  dapat
mengganggu kemampuan mereka untuk menjaga
kebersihan mulut yang memadai  Pasien
mungkin perlu sikat gigi dengan gagang khusus
atau dapat menggunakan sikat gigi elektrik.

- Karena kekakuan sendi cenderung meningkat


siang hari, perawatan gigi sebaiknya dilakukan di
pagi hari atau di sore hari.
- Ketika mengobati pasien penderita arthritis,
dokter gigi harus mempertimbangkan
kecenderungan pasien mengalami perdarahan
serta kebutuhan untuk suplemen kortikosteroid
atau antibiotik sebelum melakukan prosedur
perawatan gigi.
5. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK).

Penderita mengalami keterbatasan aliran


udara progresif akibat bronkitis kronis 
nafas sesak  konsultasi medis adalah
penting sebelum perawatan gigi
dilakukan.
Penderita PPOK ringan (pengalaman sesak
nafas rendah)  dapat dilakukan semua jenis
perawatan gigi dengan sedikit modifikasi

Penderita PPOK moderat (pengalaman sesak


nafas sedang + bronkodilator)  konsultasi ke
spesialis paru sebelum melakukan perawatan
gigi

Penderita PPOK resiko tinggi (tidak terkontrol)


 konsultasi ke spesialis paru sebelum
melakukan perawatan gigi
Perawatan Gigi Pasien PPOK

Sebaiknya pasien didudukan pada posisi


tegak  posisi telentang nafasnya bisa
semakkin sesak

Sebaiknya dilakukan pada siang atau sore


hari
6. Kanker kepala dan leher.
Untuk penderita kanker mulut dan faring
perencanaan perawatan harus dilakukan
dengan sangat hati-hati untuk mencegah
terjadinya komplikasi

Selama terapi kanker, bila memungkinkan


dokter gigi harus menghindari melakukan
prosedur perawatan gigi yang bersifat invasif 
utamakan perawatan yang bersifat preventif 
misalnya dengan pemberian obat kumur
chlorhexidine 2%
Apabila penderita kanker mulut dan faring
menunjukan gejala xerostomia  pemberian
pengganti saliva seperti karboksimetilselulosa
atau obat stimulant saliva seperti pilocarpine
atau cevimeline

Pemberian obat anti jamur seperti obat kumur


nistatine dianjurkan untuk mencegah
pertumbuhan koloni C. Albicans
7. HIV-AIDS

• Dibandingkan dokter umum, dokter gigi


lebih rentan tertular HIV/AIDS selama
proses perawatan gigi pasien karena jari
tangan dokter gigi lebih lama & intensif
berkontak langsung dengan mulut pasien
terinfeksi

16
9. Penyakit Parkinson.
Penyakit Parkinson adalah gangguan
degeneratif progresif SSP dan jarang
ditemukan pada orang < 55 tahun.
Gerakan kepala pasien dan sekresi saliva
yang tak terkendali dapat membahayakan
dan menyulitkan dokter gigi dalam
penggunaan instrumen tajam dan
berputar sewaktu melakukan perawatan
restoratif.
10. Stroke.

Dalam menghadapi pasien stroke, dokter


gigi harus berbicara perlahan dan jelas dan
dengan menggunakan bahasa yang tidak
rumit.
Perawatan sebaiknya dilakukan sesingkat
mungkin di pagi hari menjelang siang.

Pasien paling baik ditangani dalam posisi


kepala tegak
PERLINDUNGAN THDP INFEKSI
SILANG

• OPERATOR MENGENAKAN FULL PERSONAL


PROTECTION (masker, sarung tangan,
penutup kepala)
• PAKAI DISPOSABLE INSTRUMENTS
• ALAT-ALAT YANG NONDISPOSABLE AGAR
DILAKUKAN STERILISASI ATAU DESINFEKSI
DENGAN BAIK

19
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PERAWATAN GIGI PASIEN LANSIA

PASIEN LANSIA YANG MENDERITA PENYAKIT


KRONIS YANG SERIUS, SEPERTI MISALNYA
PENYAKIT JANTUNG DAN SALURAN PERNAFASAN
ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGISNYA
MENURUN  OLEH KARENA ITU, UNTUK PASIEN
TERSEBUT SEBAIKNYA WAKTU PERAWATAN
DIUSAHAKAN SESINGKAT MUNGKIN DAN HINDARI
KUNJUNGAN PERAWATAN YANG BERULANG KALI
• Pasien hipertensi yang memiliki tekanan
darah sangat tinggi, mempunyai resiko
untuk terjadinya stroke, angina, dan infark
myocardial.

• Solusi yang dapat dilakukan adalah merujuk


pasien ke dokter umum dan memilih obat
yang tidak berefek samping untuk pasien.

21
• Pasien dengan tanda dan gejala penyakit
sistemik seperti diabetes, hipertensi,
gangguan ginjal, dan ganguan hati memiliki
tingkat resiko infeksi, perdarahan, dan
komplikasi kardiovaskuler yang tinggi.

• Solusi yang dapat dilakukan adalah merujuk


ke dokter umum untuk diagnosis dan
perawatan yang diperlukan.

22
• Pasien dengan perawatan medis penyakit
kardiovaskuler dapat tiba-tiba meningkat
tekanan darahnya sehingga dapat terjadi
komplikasi.

Solusi yang dapat dilakukan adalah


memantau tekanan darah dan nadi pasien
selama perawatan.

23
• Pasien yang meminum obat antihipertensi,
antidepresan, antipsikotik, atau obat-
obatan lain yang menyebabkan xerostomia
dapat meningkatkan resiko karies, penyakit
periodontal, infeksi jamur, dan mukositis.

Solusi yang dapat dilakukan adalah


menanyakan pada dokternya apakah obat
dapat diganti; menggunakan fluoride
topical, dan melakukan perawatan gigi dan
mulut di rumah, menggunakan saliva
buatan dan stimulants saliva.
24
Thank you

25
• Pasien dengan katup jantung buatan,
riwayat endokarditis, penyakit jantung
congenital, dan yang sering operasi karena
gangguan jantung dapat mengalami dental
bakteriemi yang mengakibatkan
endokarditis.

Solusi yang dapat dilakukan adalah


menggunakan regimen profikasis sesuai
dengan American Heart Association untuk
pencegahan endokarditis.
. 26
• Pemeriksaan klinis sulit dilakukan pada pasien tua
dengan arthritis TMJ, kanker kepala leher,
gangguan syaraf, gangguan system
musculoskeletal, atau pasien dengan efek
samping dari obat antipsikotik seperti gejala
Parkinson atau tardive dyskinesia. Pasien-pasien
ini memiliki kesulitan dalam membuka mulut,
mengikuti instruksi dokter gigi, dan sulit
mempertahankan posisi selama perawatan
berlangsung. Dokter gigi membutuhkan waktu
ekstra dalam perawatan dan dapat menggunakan
agen sedative dalam perawatan.

27
.
• Lesi oral mungkin ditemukan pada pasien dengan
lichen planus, lupus erithematous, erithema
multiform, leukemia, anemia, tumor kelenjar
saliva, kanker, dll.

Riwayat, temuan oral, tes laboratorium, sitologi


dan biopsy digunakan untuk mendiagnosa lesi
oral.

Jika dokter gigi tidak dapat mendiagnosis lesi


tersebut, ada baiknya merujuk pasien ke spesialis
penyakit mulut, bedah mulut, atau spesialis
patologi oral.
28
• Pasien tua dengan gangguan organ seperti ginjal,
hati, paru, jantung, memiliki resiko tinggi untuk
perawatan dental yang lama dan operasi dental.

Dokter gigi sebaiknya berkonsulasi dengan dokter


umumnya untuk menentukan status pasien saat
ini, dan mengkonfirmasi semua obat yang
dikonsumsi pasien sebelum perawatan dental
dilakukan.

Pasien tua yang diketahui hipertensi, kanker


mulut, diabetes, AIDS sebaiknya dirujuk untuk
penentuan diagnosis dan terapi.
29
• Anestesi lokal dengan vasokonstriktor tidak
diberikan pada lansia yang menderita arrhythmia
refraktori, infark miokardial, unstable angina,
hipertiroid yang tidak terkontrol, gangguan
jantung bawaan, dan hipertensi tak terkontrol.
• Perawatan dental untuk lansia sebaiknya
dilakukan pada tengah hari / siang hari karena
pada pagi hari tekanan darah pasien biasanya
tinggi, sedangkan pada sore / malam hari pasien
sudah lelah / stress dengan aktivitasnya pada hari
tsb. Pada pasien yang memerlukan perawatan
dental yang lama, dapat diberikan sedasi inhalasi,
intramuskuler, ataupun intravena.
.
30
• Penyakit jantung adalah penyakit yang
mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih
tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah.
Beberapa contoh penyakit jantung seperti jantung
koroner, serangan jantung, tekanan darah tinggi,
stroke, sakit di dada (biasa disebut "angina") dan
penyakit jantung rematik.
• Penyakit jantung koroner merupakan penyakit
jantung yang penderitanya paling banyak.
Penyakit ini menyerang pembuluh darah dan
dapat menyebabkan serangan jantung. Serangan
jantung disebabkan oleh pembuluh arteri yang
tersumbat sehingga menghambat penyaluran
oksigen dan nutrisi ke jantung.
31
.
• Stroke disebabkan oleh kurangnya aliran darah
yang mengalir ke otak yang terkadang
menyebabkan pendarahan di otak. Namun, tidak
semua penyakit jantung disebabkan oleh
terserangnya pembuluh darah.
• Berikut ini beberapa gangguan lain pada jantung,
yaitu:
1. Abnormal Heart Rhythms
Normalnya jantung berdetak 60-100 kali setiap
menit (atau sekitar 100 ribu kali setiap harinya).
Jantung yang bedetak tidak normal biasanya
disebut arryhytmia (sering juga disebut dengan
dysrhythmia).
32
Jantung yang berdetak terlalu lambat (dibawah 60
kali per menit) disebut bradyarrhythmias.
Sedangkan yang berdetak di atas 100 per menit
disebut dengan tachyarrhytmias.

2. Heart Failure
Atau gagal jantung merupakan pemyakit jantung
yang paling menakutkan. Bukan berarti jantung
tidak dapat bekerja sama sekali, hanya saja
jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya.

33
3. Heart Valve Disease
Rusaknya katup jantung. Katup jantung terdapat
pada setiap bilik jantung (jantung kita memiliki
empat buah bilik) yang berfungsi mengatur
aliran darah searah menuju jantung.
4. Congenitas Heart Disease
Atau biasa disebut dengan kelainan pada
jantung. Menyerang 8-10 anak dari setiap 1000
kelahiran. Gejala awal biasanya terdeteksi saat
kelahiran atau pada masa kanak-kanak. Di
Amerika, sekitar 500 ribu orang mengalami
kelainan jantung pada masa pertumbuhannya
dan bertambah sektar 20 ribu orang setiap
tahunnya.
34
5. Cardiomyopathies
Menyerang pada otot jantung itu sendiri.
Mereka yang terserang penyakit ini biasanya
mengalamai pembesaran atau pengecilan
jantung secara tidak normal dan atau bahkan
menjadi kaku. Hal itu menyebabkan jantung
memompa darah secara tidak normal (menjadi
lebih lemah). Tanpa penanganan yang baik,
cardiomyopathies akan menyebabkan penyakit
yang lebih buruk seperti gagal jantung atau
menyebabkan jantung berdetak tidak normal.

35
6. Pericarditis

Adalah radang yang mengelilingi lapisan jantung.


Kondisi ini jarang terjadi dan biasanya
disebabkan oleh infeksi. Ada banyak faktor yang
menyebabkan kerentanan terhadap penyakit
jantung. Faktor utama adalah gaya hidup yang
menyebabkan SEOlah-olah kita membangun
penyakit tersebut di dalam tubuh. Tapi ada
beberapa faktor yang memang tidak dapat
diubah, seperti bertambahnya umur dan juga
faktor keturunan.

36
Ada tiga bentuk penyakit kardiovaskular, yakni:
1. Penyakit jantung koroner adalah penyakit
pembuluh darah yang mensuplai jantung.
Implikasinya meliputi infark miokard (serangan
jantung), angina (nyeri dada), dan aritmia (irama
jantung abnormal).
2. Penyakit serebrovaskular adalah penyakit
pembuluh darah yang mensuplai otak.
Implikasinya meliputi stroke (kerusakan sel otak
karena kurangnya suplai darah) dan transient
ischaemic attack (kerusakan sementara pada
penglihatan, kemampuan berbicara, rasa atau
gerakan).
37
3. Penyakit vaskular perifer adalah penyakit
pembuluh darah yang mensuplai tangan dan
kaki yang berakibat rasa sakit yang sebentar
datang dan pergi, serta rasa sakit karena kram
otot kaki saat olah raga.

38
Thank you !
MACAM-MACAM KELAINAN SISTEMIK YANG
MEMPUNYAI KAITAN DENGAN PERAWATAN GIGI
• PENYAKIT • PENYAKIT GANGGUAN
CARDIOVASKULER METABOLISME/ENDOKRIN
• PENYAKIT KELAINAN (DIABETES)
DARAH (LEUKEMIA, • DEFISIENSI VITAMIN
THROMBOCYTOPENIA • PENYAKIT HATI
PURPURA) • PENYAKIT AUTOIMUN
• PENYAKIT SISTEM (SYPHILLIS/HIV, LUPUS)
SYARAF (HERPES, • PENYAKIT SALURAN NAFAS
EPILEPSI, PARKINSON) (ASTMA, TBC)
• PENYAKIT SISTEM • PENYAKIT PSIKOSOMATIK
PENCERNAAN (GERD) 40
BENTUK PENGARUH KEADAAN SISTEMIK
TERHADAP KESEHATAN RM
dapat dibedakan atas tiga, yaitu:

1. Penyakit sistemik yang mempengaruhi


fisiologi RM

2. Penyakit sistemik yang merupakan faktor


resiko terjadinya infeksi di RM

3. Penyakit sistemik yang berpengaruh


pada perawatan gigi
1. Penyakit sistemik yang mempengaruhi
fisiologi rongga mulut
Contoh keadaan sistemik tertentu yg dapat
mempengaruhi fisiologi RM, baik ringan maupun
berat, antara lain :

- Diabetes Mellitus : xerosthomia, mobiliti gigi,


resorbsi tulang.
- Asma
Pengobatan asma dengan menggunakan steroid
hirupan dapat meningkatkan terjadinya infeksi
jamur yang pada akhirnya menyebabkan karies
dentis, penumpukan plak, ginggivitis, dan kalkulus
yang lebih banyak.
2. Penyakit sistemik yang merupakan
faktor resiko terjadinya infeksi di RM
- Diabetes Mellitus
Pada pasien diabetes, bisa terjadi inflamasi pada
ginggiva yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kerusakan pada tulang alveolar.
- Leukemia
Leukemia dapat mengakibatkan mudahnya terjadi
perdarahan mukosa, dan infeksi rongga mulut.
- HIV/AIDS
- Defisiensi vitamin
3. Penyakit sistemik yang berpengaruh
pada perawatan gigi
Kondisi sistemik tertentu dapat mempengaruhi
kemampuan pasien untuk menjalani tindakan
perawatan gigi-mulut, termasuk keadaan emosi,
mental, dan tingkah laku.
Kecacatan fisik pasien juga dapat mempersulit
tindakan gigi-mulut.

Anda mungkin juga menyukai