Anda di halaman 1dari 5

TIPS MENGHADAPI UJIAN ADVOKAT

CATATAN

Bahwa, Tips Dan Trik Soal Esai ini bukan bocoran Jawaban Ujian Advokat, tulisan ini hanya
mengupas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Surat Kuasa dan Surat Gugatan (ada
dua soal diminta pilih salah satu antara Gugatan Arbitrase atau Gugatan Perdata (+ Surat Kuasa),
tulisan ini khusus untuk Surat Kuasa + Surat Gugatan Perdata).

Tulisan ini disarikan oleh penulis dari Pendidikan Keadvokatan di Jakarta. Tiada maksud penulis
menggurui apalagi mendikte. Segala nama dan tempat serta kejadian hanyalah rekayasa kasus
belaka. Apabila terjadi kesamaan nama dan tempat serta kejadian, semata-mata faktor kebetulan
saja.

MATERI UJIAN :

1. Peran, Fungsi & Perkembangan Organisasi Advokat;


2. Kode Etik Advokat;
3. Hukum Acara Perdata;
4. Hukum Acara Pidana;
5. Hukum Acara Perdata Agama;
6. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara;
7. Hukum Acara Peradilan Hubungan Industrial; dan
8. Ujian Esai Hukum Acara Perdata atau Alternatif Penyelesaian Sengketa (pilih salah satu).

PERHITUNGAN NILAI 

Total nilai minimal kelulusan (seperti yang tertulis di buku panduan ujian advokat) adalah 70 dalam
skala 100. 
Dengan pembagian bobot nilai 70 untuk pilihan ganda (dari 120 soal maka nilai persoal yang
dijawab benar 70 : 120 = 0.58), dan 30 untuk Esai. 
Jika untuk soal Esai hukum acara perdata, maka nilainya 15 untuk masing-masing Surat Kuasa dan
Surat Gugatan. Sedangkan sistem penilaian soal esai menggunakan sistem point yaitu 50 point,
maka 25 point untuk Surat Kuasa dan 25 point untuk Surat Gugatan.

Penjelasan : ada masing-masing 19 bagian yang harus ada pada Surat Kuasa ataupun Surat
Gugatan dan masing-masing mendapat 1 point, dan jika 19 point itu ada maka akan ditambah 6
point untuk nilai kesempurnaan, maka total 25 point.
Surat Kuasa   : 19 bagian yang harus ada,
nilai masing-masing 1 (19 x 1 = 19) + 6 nilai untuk kesempurnaan = 25 point.
Surat Gugatan : 19 bagian yang harus ada,
nilai masing-masing 1 (19 x 1 = 19) + 6 nilai untuk kesempurnaan = 25 point.
Maka total 50 point. Maka nilai per point adalah 30 : 50 point = 0,6

Ada 19 point yang harus ada pada Surat Kuasa :

I. Judul Surat yaitu “Surat Kuasa”


II.  Identitas Pemberi Kuasa (minimal Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat)
III. Kata-kata “selanjutnya disebut PEMBERI KUASA”
IV.  Kata-kata “Dalam hal ini memilih domisili hukum di kantor kuasanya di bawah ini,
dengan ini memberi kuasa…”
V. Kata-kata “dengan Hak Substitusi dan Hak Retensi”
VI.  Identitas Penerima Kuasa (karena dalam hal ini Advokat maka cukup, Nama, Advokat pada
kantor hukum/advokat mana?, Alamat kantor hukum/advokat)
VII. Kata-kata “dalam hal ini dapat bertindak secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri”
(hal ini jika advokat yang diberi kuasa ada dua atau lebih)
VIII. Kata-kata “selanjutnya disebut PENERIMA KUASA”
IX.  Kata-kata “KHUSUS”
X. Kata-kata “Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, mewakili, dan membela
kepentingan hukum Pemberi Kuasa selaku Penggugat”
XI.  Kata-kata “untuk membuat, menandatangani dan mengajukan gugatan perdata”     
XII. Kata-kata “perihal ……… (kualifikasi gugatan? misal Wanprestasi)”
XIII. Kata-kata “di Pengadilan Negeri … (mana?, penting untuk diperhatikan kompetensi
relatifnya)”
XIV.  Kata-kata “terhadap …. (identitas Tergugat, minimal Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat)”
XV. Kata-kata umum, misal : Untuk selanjutnya, Penerima Kuasa dikuasakan untuk mewakili,
mendampingi dan atau memperjuangkan hak-hak Pemberi Kuasa, menghadap dimuka
Pengadilan Negeri …….. (mana), atau di Pengadilan Negeri dalam yuridiksi perkara a quo,
menghadap Pejabat- Pejabat, Panitera-Panitera, Hakim-Hakim, membuat, menandatangani
dan mengajukan setiap tanggapan, Replik, Akta Pembuktian, Kesimpulan, memberi dan
atau menolak bukti-bukti, saksi-saksi, keterangan-keterangan, meminta dan atau
mengembalikan sumpah, melakukan perdamaian dengan terlebih dahulu disetujui oleh
Pemberi Kuasa dan selagi menguntungkan, melakukan dan atau menerima pembayaran,
serta menandatangai kwitansi-kwitansi, serta melakukan upaya hukum Banding (membuat,
menandatangani dan mengajukan Memori Banding atau Kontra Memori Banding) atau
upaya hukum Kasasi (membuat, menandatangani dan mengajukan Memori Kasasi atau
Kontra Memori Kasasi). Pendek kata, Penerima Kuasa diberi keleluasaan untuk dapat
melakukan segala tindakantindakan dan upaya-upaya hukum yang dianggap baik dan perlu
berkaitan dengan perkara ini, sekalipun tidak disebut secara rinci, sepanjang tersedia dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
XVI.  Kata-kata penutup misal “Demikian Surat Kuasa ini dibuat, dan berlaku sejak
ditandatangani”
XVII.  Tempat tanggal tahun ditandatangani (diatas nama Pemberi Kuasa).
XVIII. Pemberi Kuasa (tanda tangan dan nama terang) dan Penerima Kuasa (tanda tangan dan
nama terang)
XIX.  Materai yang bernilai Rp 6000 dan beri tanggal (buat kotak di tengah nama Pemberi Kuasa)

Ada 19 point yang harus ada pada Surat Gugatan  

I.  Kata-kata tujuan alamat : Kepada : Yth. Ketua Pengadilan Negeri... (mana?, penting untuk
diperhatikan kompetensi relatifnya) (alamat Pengadilan tersebut, mana?)
II. Kata-kata “Perihal : Gugatan … (kualifikasi gugatan? misal Wanprestasi)”
III. Kata - kata :“Dengan Hormat, Dengan ini kami yang bertanda tangan dibawah ini ….
(identitas Penggugat, Nama, Advokat pada kantor hukum/advokat mana?, Alamat kantor
hukum/advokat)"
IV. Kata-Kata : “Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama kepentingan hukum klien
kami :”
V. Identitas Pemberi Kuasa (minimal Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat), dan Kata-Kata : “Untuk
selanjutnya disebut sebagai “Penggugat””
VI. Kata-Kata : “berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal ………. (terlampir)”
VII. Kata-Kata : “Dalam hal ini mengajukan Gugatan Wanprestasi terhadap :”
VIII. Indentitas Tergugat (minimal Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat), dan Kata-Kata : “Untuk
selanjutnya disebut sebagai “Tergugat””
IX. Kata-Kata : “ Adapun Dasar-Dasar Gugatan ini diajukan adalah sebagai berikut :”
X. Uraian Kejadian, meliputi Obyek Perkara, Fakta Hukum (wanprestasi atau Perbuatan
Melawan Hukum), Kualifikasi perbuatan Tergugat. (termasuk dalam Posita)
XI. Uraian Ganti rugi, termasuk Materiil dan immateriil (termasuk dalam Posita)
XII. Uraian Provisi (termasuk dalam Posita) 
XIII.  Uraian Sita Jaminan (termasuk dalam Posita)
XIV. Kata-Kata : “ Bahwa atas dasar serta alasan-alasan uraian diatas maka kami Penggugat
mohon agar Pengadilan Negeri ..... (mana?) *) berkenan menjatuhkan putusan sebagai
berikut : “ 
XV.  Tuntutan Provisi (termasuk dalam Petitum)
XVI.  Tuntutan Perkara (termasuk dalam Petitum)
XVII.  Kata-Kata : “Jika Pengadilan Negeri ..... (mana?) *) berpendapat lain, maka kami mohon
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono)”
XVIII. Tempat, tanggal, tahun ditandatangani
XIX.  Kata-Kata : “Hormat Kami (dan tanda tangan dan nama terang Kuasa Penggugat)”
*) untuk beberapa contoh ada yang menggunakan “Majelis Hakim”, tapi ada beberapa pendapat,
bahwa saat surat gugatan tersebut diajukan pada Ketua Pengadilan dan Majelis Hakim yang
menangani gugatan tersebut belum dibentuk, istilah “Majelis Hakim” bisa digunakan saat perkara
sudah dipersidangkan. Saya lebih setuju demikian, jika anda menggunakan “Majelis Hakim” juga
dipersilahkan.

Catatan tambahan :
 Tambahkan keterangan Alat bukti (misal : “(bukti P-1)”, dst) untuk kesempurnaan nilai.
 Detailkan permasalahan dalam Posita, meskipun mungkin di soal tidak dijelaskan
(karangkarang aja sendiri, tapi jangan melebar, yang penting-penting aja).
  Kepada Ketua Pengadilan mana juga penting, perhatikan kompetensi relatifnya, agar
gugatan tidak dianggap kabur.
 Identitas Tergugat dan Penggugat juga penting, agar Gugatan tidak dianggap kabur.
 Antara Posita dan Petitum harus singkron. Kalau trik saya, konsepkan dulu Petitum Gugatan
baru saya tulis Positanya, hal ini supaya tiap Petitum Gugatan ada dasar Positanya.

Hal-hal yang sifatnya umum untuk diperhatikan, untuk peningkatan kesempurnaan nilai :
 Tanggal dibuatnya Surat Kuasa dengan Surat Gugatan harus berselang hari, lebih bagus 3
hari, akan sangat fatal jika Surat Gugatan tertanggal lebih dulu daripada Surat Kuasa.
 Jika di Surat Kuasa, Kuasa Hukum ada 2 orang, di Surat Gugatan diwajib ada 2 orang
Kuasa Hukum yang tanda tangan. 1 boleh. Tapi ingat jangan terbalik di Surat Kuasa, Kuasa
hukumnya ada 1 orang, lha di Surat Gugatan ada 2 Orang, ini akan fatal sekali.
 Perhatikan betul-betul mengenai kompetensi relatifnya, ini sangat penting, karena salah
tempat maka surat kuasa dan gugatan yang telah dibuat tidak ada artinya, misal menggunakan kota
jakarta perhatikan betul-betul, karena jakarta terbagi 5 wilayah Jakarta Pusat, Jakbar, Jaksel, Jaktim
dan Jakut. Jangan asal cari selamat menggunakan Jakarta saja, nilai anda nol besar untuk itu,
perlu di ingat Ujian Advokat bukan ujian Sekolah, “asal diisi misal salah dapat nilai sebagai upah
nulis”, salah pada Ujian Advokat berarti NOL!! Terutama terkait Tanggal, identitas para pihak, dan
kompetensi relatif, serta untuk Surat Gugatan antara Posita dan Petitum harus singkron, jadi mohon
diperhatikan benar-benar. Karena Menurut pendapat Dosen saya waktu itu, bahwa Surat Kuasa dan
Surat Gugatan yang anda buat adalah simulasi mengajukan Gugatan ke Pengadilan. Jika hal
tersebut tidak terperhatikan, maka Majelis Hakim bisa menolak gugatan, jika demikian maka anda
harus mengajukan proses gugatan lagi dari awal atau mengulang gugatan. 
 Silahkan anda belajar menulis dengan tangan yang bagus, yang jelas, yang mudah dibaca
orang lain, supaya pihak korektor bisa memberi anda nilai yang sesuai, jika tulisan tangan anda
jelek, maka bisa jadi (sekali lagi bisa jadi, artinya belum tentu) korektor malas membaca tulisan anda
dan memberi nilai anda “NOL”, upayakan jangan banyak coretan, bawalah tipe ex.
 Selain belajar dan latihan, ada hal yang lebih penting yaitu DOA dan SEDEKAH. Cuma
Tuhan yang bisa menentukan nasib kita. Kita semua cuma bisa berusaha. Berdoalah. Mohonkanlah
kebaikan yang akan terjadi pada dirimu.  Dan Sedekah menjadikan jalanmu terasa lebih mudah.
Amiinnn..
www.maswaris.com

Anda mungkin juga menyukai