Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Oleh :
MAMAN ARIF
AWAB
SUSIHAH
SUSILAWATI
FAKULTAS TARBIYAH
(I A I B)
INSTITUT AGAMA ISLAM BANTEN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang "Metode Mempelajari Islam Tentang Sosial dan Budaya" ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas pendidikan
agama islam dengan judul " Metode Mempelajari Islam Tentang Sosial dan Budaya ".
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah
ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa
ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
Penulis.
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Latar belakang
Rumusan masalah
Pembahasan
Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan social
Hubungan agama tentang sosial dan budaya
Pandangan islam tentang sosial dan budaya
Strata sosial dalam islam
Islam dan perubahan social
Penutup
Daftar pustaka
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang mempunyai akal untuk berfikir dan nafsu untuk
bertindakdan diberi keperccayaan untuk menjadi khalifah di atas permukaan bumiseiring
perkembangan waktu.manusia mulai melakukan adaptasi disekitar lingkungan mereka dan mulai
berkembang biak,dan mulai menyebar keseluruh permukaan bumi.
Islam adalah agama yanjg paling sempurna dibandingkan agama yang lain yang diturunkan
mmelalui hambanya yang mulia.nabi muhammad SAW di bangsa arab yang berada pada masa
jahiliyah.seiring perkembangan waktu,islam mengalami perkembangan di seluruh dunia,di
sebarkan oleh para khafilah bari bangsa arab.persia dan gurajat(india sekarang)dan melakukan
perbauran denga kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan,dan mulai mengalami perubahan
dalam budaya dan lingkungan masyarakat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang di atas tadi, maka rumusan masalah dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1.Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2.Hubungan agama dengan budaya dan masyarakat
3.Pandangan islam tentang sosial dan budaya
4.Strata sosial dalam islam
5.Islam dan perubahan sosial.
PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. yang pada hakikatnya mereka sebagai
makhluk individu. Adapun yang dimaksud individu menurut (Effendi, 2010: 37) adalah berasal
dari kata in dan divided. Dalam bahasa Inggris in mengandung pengertian tidak, sedangkan
divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini,
artinya bahwa manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani
atau fisik dan psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing, tidak ada
manusia yang persis sama meskipun terlahir kembar. Secara fisik mungkin manusia akan
memiliki banyak persamaan namun secara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri
khas dan perbedaan tersebut sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian seseorang akan
sangan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.
ِ َْصيبَكَ ِمنَ ال ُّد ْنيَا َوأَحْ ِس ْن َك َما أَحْ َسنَ هَّللا ُ إِلَ ْيكَ َواَل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِي اأْل َر
ض إِ َّن هَّللا َ اَل َ َوا ْبت َِغ فِي َما َءاتَاكَ هَّللا ُ ال َّدا َر اآْل ِخ َرةَ َواَل تَ ْن
ِ سن
)77( َيُ ِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدين
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.(Q.S.28: 77).
Hadis: “Bekerjalan untuk keduniaanmu, seolah-olah engkau akan hidup selama-lamanya dan
bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok hari”
Motivasi yang diberikan Alquran dan hadis nabi dalam hal pengembangan budaya dalam sejarah
Islam terbukti telah menghasilkan pretasi budaya yang luar biasa. Puncaknya sebagaimana
terlihat pada masa Abbasiah yang kemudian dikenal dengan kebudayaan Islam. Prestasi
demikian didukung oleh peran penguasa Islam (khalifah), yang memberikan perhatian terhadap
pengembangan budaya. Para ilmuwan sangat dilindungi, diberikan perhatian yang istimewa oleh
para penguasa tanpa memandang latar belakang ilmuwan tersebut: apakah beragama Islam atau
tidak, bangsa Arab atau tidak.
Tidak hanya itu, orang-orang yang kaya yang memiliki harta berlimpah juga umumnya sangat
menaruh perhatian yang cukup besar dalam hal pengembangan budaya. Sebagian harta mereka
digunakan untuk pengembangan budaya Dengan kata lain segenap elemen masyarakat terlibat
dan mendukung dalam hal pengembangan ilmu dan budaya. Kondisi demikianlah yang
menyebabkan umat Islam berhasil menjadi bangsa yang besar bangsa yang memiliki prestasi luar
biasa dalam melahirkan budaya, yang dikenal dengan kebudayaan Islam. Kebudayaan ini
sesungguhnya lahir dari kemampuan umat Islam dalam mengembangkan berbagai budaya yang
telah berkembang dan mapan pada masa sebelumnya, terutama kebudayaan Romawi, dan Persia.
Kebudayaan yang dikembangkan oleh umat Islam tersebut meliputi berbagai bidang keilmuwan,
seperti Medis, Astronomi, Fisika, Matematika, arsitektur, dan ilmu-ilmu lain di samping ilmu
agama. Ilmuwan-ilmuwan yang sangat berjasa dalam pengembangan ilmu tersebut di antaranya
adalah Ibn Rusyd, Al-Farabi, Al-Kindi (Filosof), Ibn Sina (kedokteran), Al-Mawardi (tata
negara), Al-Biruni (Fisika), Al-Khawarizmi, Umar Khayyam (matematika), dan lain-lain.
Dalam pandangan Islam, semua manusia adalah ciptaan Allah. Semua mempunyai kedudukan
yang sama di hadapan-Nya. Yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.
"... Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertaqwa di antara
kamu. ..." (QS Al Hujurat:15).
Lantas bagaimana kita bersikap terhadap orang yang mempunyai kelebihan di antara kita?
Islam sangat memperhatikan akhlak atau perilaku yang baik terhadap orang lain.
Umat Islam diperintahkan untuk menghormati orang yang mempunyai keutamaan, apakah itu
kekuasaan, ilmu, kekayaan, dan kehormatan, bila semua itu dalam konteks ketaqwaan.
Penguasa yang adil sangat dimuliakan dalam Islam. Kita harus taat padanya.
Orang yang berilmu ('alim) sangat dimuliakan dalam Islam. Kita harus menghormatinya.
Orang kaya yang dermawan, mempunyai kedudukan yang mulia dalam Islam. Kita harus
menghormatinya.
Orang yang berjasa kepada masyarakat, mempunyai kedudukan yang mulia dalam Islam. Kita
harus menghormatinya.
Itu artinya, adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat merupakan hal yang wajar. Karena
anggota masyarakat mempunyai perbedaan kelebihan. Penghormatan kepada orang yang
mempunyai kelebihan, dalam konteks ketaqwaan, juga diperintahkan dalam Islam.
Namun, ada tapinya. Bila strata itu dalam konteks kasta, seperti kasta di India, yang menetapkan
kasta tertentu lebih tinggi kedudukannya dan ada beberapa aturan yang membeda-bedakan antar
kasta, hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Stratifikasi umat Islam berdasarkan ketaqwaan digambarkan Allah sebagai berikut:
I. Golongan Nabi
1.Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat
3.Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau
tidak direncanakan
2.Penemuan-penemuan baru
3.Pertentangan
5.Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia
6.Peperangan
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini.tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena keterbatasannya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap pada pembaca yang budiman sudi memberikan kritik atau saran yang
membangun pada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulis makalah di masa yang
akan datang semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya pada pembaca pada umumnya.
Https://hapidzcs.wprdpress.com/2012/10/02/hakikat manusia//