BALITA”
Disusun Oleh :
Nama: Anzeni
NIM: P05140119005
Prodi: D3 Kebidanan
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi adalah anak yang baru lahir sampai berumur 1 tahun dan mengalami proses tumbuh kembang.
Sedangkan, balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau biasa disebut dengan usia anak di
bawah lima tahun. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1 – 3 tahun (batita) dan anak prasekolah, yaitu 3 – 5
tahun (Soetomo. B & Anggraeni. DY, 2010). Pada masa bayi dan balita, hal yang penting diperhatikan adalah
tumbuh kembang. Tumbuh kembang merupakan dua proses yang berbeda, tetapi keduanya tidak dapat berdiri
sendiri, terjadi secara stimulan, saling berkaitan dan berkesinambungan. Tumbuh kembang bayi dan balita
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Untuk memantau tumbuh kembang anak, bisa dilakukan
dengan menggunakan fasilitas kesehatan.
Upaya kesehatan yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus
meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental, emosional
maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya (Depkes RI, 2007). Upaya
kesehatan anak adalah sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya, dimana untuk mempersiapkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas di masa yang akan datang. Oleh karena itu, anak perlu
dipersiapkan agar dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya (Narendra,
2008).
Tumbuh kembang dikatakan terlambat jika seorang anak tidak mencapai tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang diharapkan pada umur yang semestinya, dengan ketertinggalan dalam populasi yang normal
(Sacker, 2011). Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan,
maka masa balita disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window of
opportunity) dan “masa kritis” (critical period) (Depkes RI, 2006). Kebutuhan – kebutuhan dasar untuk tumbuh
kembang anak terutama dicukupi oleh ibu, ayah, anggota keluarga serta lingkungan sekitar. Upaya mencukupi
kebutuhan – kebutuhan dasar tersebut dilakukan melalui interaksi yang adekuat, terus – menerus dan sesuai dengan
tahapan umur.
B. Rumusan Masalah
3. Apa sajakah faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang bayi dan balita ?
6. Apa sajakah beberapa gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan pada bayi dan balita ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
c. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang bayi dan balita.
f. Mengetahui beberapa gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan pada bayi dan balita.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Sebagai referensi untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang proses tumbuh kembang bayi
dan balita, sehingga bisa diterapkan dalam praktik pelayanan kebidanan kepada masyarakat.
Sebagai informasi agar lebih paham dan mengerti tentang proses tumbuh kembang bayi dan balita,
sehingga masyarakat yang mempunyai bayi dan balita bisa mengamati tumbuh kembang bayi dan
balitanya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pertumbuhan
Stimulasi/rangsangan adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi/rangsangan rutin sedini mungkin
dan terus menerus pada setiap kesempatan. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya mendeteksi
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita.
Tujuan pengukuran ini adalah untuk menentukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau
gemuk. Jadwal pengukuran ini disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita.
a) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau selama anak masih bisa
berbaring/duduk tenang.
b) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.
g) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.
h) Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan
jarum ke kanan dan kekiri.
c) Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung,
dan tidak memegang sesuatu.
f) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.
g) Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan
jarum ke kanan dan ke kiri.
b. Pengukuran Panjang Badan Atau Tinggi Badan
d) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka 0 (pembatas
kepala).
e) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki.
2. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan :
a. Gerak kasar.
b. Gerak halus.
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan
yang melibatkan dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati
sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri,
membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya, dan sebagainya.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak
tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh,
seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri.
4. Perkembangan sesuai dengan pertumbuhan. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi
badannya serta bertambah kepandaiannya.
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju kea rah anggota tubuh.
b. Perkembangan teradi lebih dahulu gerak kasar (misalnya :tangan), kemudian berkembang ke bagian jari – jari
yang mempunyai kemampuan gerak halus.
6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur
dan berurutan.
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Bayi dan Balita.
1. Faktor Internal
c. Umur.
d. Jenis kelamin.
2. Faktor Eksternal
Beberapa hormon yang dapat mengganggu pertumbuhan, misalnya kekurangan hormon insulin yang
menyebabkan ibu pada saat hamil menderita diabetes (kencing manis), dan anak pada saat pertumbuhan
kekurangan hormon tiroid pada kelenjar gondok yang mengakibatkan pertumbuhan anak menjadi pendek.
4. Penyakit Infeksi .
Penyakit yang diderita ibu saat hamil, dan juga penyakit yang diderita anak saat sedang masa pertumbuhan
seperti TBC (tuberkulosis), anemia (kurang darah), kelainan jantung bawaan dll.
6. Lingkungan pengasuhan.
7. Stimulasi / rangsangan.
Masa tumbuh kembang anak dimulai sejak dalam kandungan dan berlanjut sesudah lahir yang dibagi :
Masa tumbuh kembang bayi dan balita tidak terlepas dari SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini
Tumbuh Kembang).
a. Stimulasi / rangsangan adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh
dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi / rangsangan rutin sedini mungkin dan terus
menerus pada setiap kesempatan. Prinsip dasar dalam melakukan stimulasi / rangsangan anak adalah
sebagai berikut :
2) Selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang
terdekat dengannya.
5) Melakukan stimulasi/rangsangan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4 faktor
kemampuan dasar anak.
6) Menggunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
b. Deteksi tumbuh kembang artinya mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita.
c. Intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita artinya melakukan tindakan koreksi dengan
memanfatkaan plastisitas otak anak untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang pada seorang anak agar
tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat.
c. Mengoceh spontan.
a. Mengangkat kepala.
Gerakkan sebuah mainan berwarna cerah atau buat suara-suara gembira di depan bayi sehingga ia akan belajar
mengangkat kepalanya.
b. Berguling-guling.
Letakkan mainan berwarna cerah di dekat bayi agar ia dapat melihat dan tertarik pada mainan tersebut.
Kemudian pindahkan benda tersebut ke sisi lain dengan perlahan.
Gendong bayi dalam posisi tegak agar ia dapat belajar menahan kepalanya tetap tegak.
Merangsang perkembangan anak umur 0 – 3 bulan :
Melihat, meraih dan menendang mainan gantung Berbicara dengan bayi sesering
mungkin.
Memegang benda. Semnda – benda akin bertambah umur bayi, maka ia Mengenali berbagai suara dengan
akan semakin mampu memegang benda – benda kecil dengan ujung mengajak bayi mendengarkan music,
jarinya (menjimpit). Jaga agar benda itu tidak melukai bayi atau tertelan radio, TV, orang berbicara, dsb.
dan membuatnya tersedak.
e. Tersenyum ketika melihat mainan / gambar yang menarik saat bermain sendiri.
Stimulasi perlu dilanjutkan, dengan cara Stimulasi yang perlu dilanjutkan, yaitu melihat, meraih, menendang
berguling – guling atau menahan kepala mainan gantung, memperhatikan benda bergerak dan melihat benda
tetap tegak. – benda kecil.
Stimulasi yang perlu dilanjutkan, yaitu berbicara, Stimulasi yang perlu dilanjutkan, yaitu memberi rasa aman,
meniru suara – suara dan mengenali berbagai kasih saying, mengajak bayi tersenyum, mengamati, mengayun
suara. dan menina bobokkan.
Mencari sumber suara dengan cara mengajari Bermain “ciluk ba”, yaitu dengan oegang sapu tangan / kain
bayi untuk memalingkan mukanya ketika untuk menutupi wajah dari pandangan bayi.
mendengar suara.
a. Duduk.
b. Merangkak.
h. Mengenal anggota keluarga dan takut pada orang yang tidak dikenal.
Stimulasi perlu dilanjutkan, dengan Stimulasi yang perlu dilanjutkan, yaitu memegang benda dengan kuat,
cara duduk. mengambil benda – benda kecil.
Berjalan berpegangan / dengan Bermain gendering untuk menunjukkan cara memukul gendang.
bantuan
Naik tangga dengan cara merangkak Memegang alat tulis, mncoret – coret kertas atau menggambar.
Berbicara dan meniru kata - kata Permainan bersosialisasi dengan melambaikan tangan kepada
orang lain, sambil berbicara, misalnya “da-daag”.
Menunjuk dan menyebut gambar – gambar Membantu bayi memegang cangkir dan minum dari cangkir
yang edukatif dan menarik tersebut
d. Memanggil ayah dengan kata papa, memanggil ibu dengan kata mama.
masukkan kubus ke kotak.
b. Berjalan.
e. Menggelindingkan bola.
Berjalan naik turun tangga Berbicara dan meniru kata – kata orang lain.
Bernyanyi sesring mungkin Bernyanyi bersama (nusantara) sesering mungkin agar tidak lupa dengan tanah air
kami.
Berjalan naik turun tangga Berbicara dan meniru kata – kata orang lain.
Bernyanyi sesring mungkin Bernyanyi bersama (nusantara) sesering mungkin agar tidak lupa dengan tanah air
kami.
f. Mendengarkan cerita.
Menyusun balok.
Menyebut nama lengkap Melatih buang air kecil dan buang air
besar di WC (toilet training).
a. Melompat-lompat.
b. Menari.
c. Menggambar orang.
Menangkap bola, berjalan mengikuti garis lurus, melemparkan Menggambar, mencocokkan dan menghitung,
benda – benda kecil ke atas, menirukan binatang berjalan, dan serta menggunting.
melompat tali
Belajar mengingat, mengenal huruf dan angka, bercerita dan Menggambar orang, bermain kreatif dengan
membantu pekerjaan dapur. teman – teman, bermain berjualan dan
berbelanja di took.
F. Beberapa Gangguan Tumbuh Kembang yang Sering Ditemukan pada Bayi dan Balita
2. Retardasi mental.
Anak dengan retardasi mental adalah anak yang mempunyai kecerdasan yang terbatas. Perkembangannya
lebih lambat dari anak yang normal. dan keterampilan untuk menolong diri sendiri juga kurang.
3. Perawakan Pendek.
Perawakan pendek, penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan sel/kromosom,
penyakit infeksi atau karena kelainan hormon.
4. Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan yang kurang meliputi seluruh faktor perkembangan yang mempengaruhi
anak mencakup bidang hubungan sosial, komunikasi dan perilaku.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN (ASKEB)
A. Kasus
Ibu T membawa anaknya C ke BPS Cahaya Hati Bantul dengan maksud untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan anaknya. Usia anak ibu T adalah 1 tahun. Sebelum melakukan pemeriksaan bidan melakukan
anamnesa dan dihasilkan bahwa anak C suka bermain ciluk baa, anak sudah mengenali orang-orang disekitarnya
dan bersikap takut dan ragu-ragu ketika melihat orang yang tidak dikenalnya. Anak suka dituntun untuk berjalan
dan dapat berpegangan pada tepi meja sebagai upaya berdiri, anak juga sudah dapat duduk tanpa bantuan. Anak
dapat mengenggam erat pensil dan sudah dapat mengambil kelereng dan benda-benda kecil lainnya, dan dapat
mendekatkan 2 buah kubus.. Ibu T mengatakan anaknya juga sudah bisa memanggilnya mama dan ayahnya
papa. Setelah diperiksa dihasilkan bahwa berat badan anak C adalah 9,5 kg, panjang 74 cm, lingkar kepala 45 cm
dan lingkar lengan atas 16 cm.
No. Registrasi : 615
A. Data Subjektif
1. Identitas Anak
Nama : An. D
Umur : 1 Tahun
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. F Tn. E
Agama : Islam Islam
Alamat : Bantul Bantul
3. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan bahwa dia ingin memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
4. Keluhan utama
5. Riwayat Obstetrik
No Tahun Jenis persalinan Penolong Tempat H/M JK BB Lahir Kom
6. Riwayat Imunisasi
1
20 November 2014 BPM Bidan
bulan
BCG
0 hari
I : 19 Oktober 2014
2
II : 21 Desember
Hepatitis B bulan BPM Bidan
2014
3
III : 23 Januari 2015
bulan
0 hari
I : 19 Oktober 2014
2
bulan II : 21 Desember
2014
Polio BPM Bidan
3
bulan III : 23 Januari 2015
4 IV : 22 Februari 2015
bulan
2
bulan I : 21 Desember
2014
3
DPT BPM Bidan
bulan II : 23 Januari 2015
Ibu mengatakan baik dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menurun, menular,
kronis, seperti DM, asma, TBC, hepatitis maupun jantung.
a. Nutrisi
Makan : 3x/hari
Minum : 4x/hari
b. Eliminasi
c. Istirahat
Malam : 11 jam
Siang : 4 jam
d. Riwayat menyusui
Ibu mengatakan sejak lahir bayinya minum ASI sampai sekarang dan di tambahkan makanan tambahan.
e. Personal hygine
Mandi : 2x/hari
Sikat gigi :2x/hari
Keramas : 4x/minggu
Ganti baju dan pakaian dalam setelah mandi atau sesuai kebutuhan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
vital sign
Nadi : 80x/menit Lila : 16 cm
Pernafasan : 40x/menit Suhu : 36,5 C 0
2. Pemeriksaan Fisik
Tulang belakang : tidak ada spina bripida, tidak lordosis, kiposis, dan scoliosis.
Kulit : warna kulit merah muda, tidak ada bercak hitam, tidak ada tanda-
tanda lahir.
3. Pemeriksaan Khusus
a. Pertumbuhan
Status gizi anak baik, pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan grafik KMS.
b. Perkembangan
Personal sosialdan kemandirian :
Suka bermain ciluk baa, anak sudah mengenali orang-orang disekitarnya dan bersikap takut dan ragu-ragu ketika
melihat orang yang tidak dikenalnya.
Motorik kasar :
Anak suka dituntun untuk berjalan dan dapat berpegangan pada tepi meja sebagai upaya berdiri.anak juga sudah
dapat duduk tanpa bantuan.
Motorik halus :
Anak dapat mengenggam eratpensil dan sudah dapat mengambil kelereng dan benda-benda kecil lainnya, dan
dapat mendekatkan 2 buah kubus.
Bahasa :
II. INTEPRETASI DATA
A. Diagnosa Kebidanan
Data dasar :
Kesadaran : composmentis
TB/BB : 74/ 9,5 Kg
Tidak ada
III. DIAGNOSIS POTENSIAL
Tidak ada
IV. ANTISIPASI MASALAH
Tidak ada
V. PERENCANAAN
6. Lakukan pendokumentasian
VI. PELAKSANAAN
1. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaana anaknya , yaitu nadi: 80x/menit , R:40X/menit, S : 36,5 C, BB : 9,5 Kg,
0
2. Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tumbuh kembang anak bahwa anak suka bermain ciluk baa, anak sudah
mengenali orang-orang disekitarnya dan bersikap takut dan ragu-ragu ketika melihat orang yang tidak
dikenalnya. Anak suka dituntun untuk berjalan dan dapat berpegangan pada tepi meja sebagai upaya berdiri, anak
juga sudah dapat duduk tanpa bantuan. Anak dapat mengenggam erat pensil dan sudah dapat mengambil kelereng
dan benda-benda kecil lainnya, dan dapat mendekatkan 2 buah kubus.. Ibu T mengatakan anaknya juga sudah bisa
memanggilnya mama dan ayahnya papa.
3. Menganjurkan ibu untuk memantau pertumbuhan (berat badan dan tinggi badan) dan perkembangan (motorik
halus, motorik kasar, bahasa, dan personal sosial) anaknya agar ibu mengetahui perubahan yang terjadi pada
anaknya.
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang cukup pada anaknya seperti ASI, karbohidrat seperti 1
mangkuk bubur kental atau nasi TIM , dan biskuit, sayuran hijau seperti bayam, kangkung, buah-buahan seperti
pisang.
5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau bila ada keluhan.
6. Melakukan pendokumentasian.
VII. EVALUASI
5. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 1 bulan kemudian danbila anaknya ada keluhan.
BAB 1V
PEMBAHASAN
anak C berumur 1 tahun. Telah melakukan anamnesa dan pemeriksaan oleh bidan I diperoleh hasil yaitu
anak C suka bermain ciluk baa, anak sudah mengenali orang-orang disekitarnya dan bersikap takut dan ragu-ragu
ketika melihat orang yang tidak dikenalnya. Anak suka dituntun untuk berjalan dan dapat berpegangan pada tepi
meja sebagai upaya berdiri, anak juga sudah dapat duduk tanpa bantuan. Anak dapat mengenggam erat pensil dan
sudah dapat mengambil kelereng dan benda-benda kecil lainnya, dan dapat mendekatkan 2 buah kubus. Ibu T
mengatakan anaknya juga sudah bisa memanggilnya mama dan ayahnya papa. Setelah diperiksa dihasilkan bahwa
berat badan anak C adalah 9,5 kg, panjang 74 cm, lingkar kepala 45 cm dan lingkar lengan atas 16 cm.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh bidan I memasukkan data tersebut kedala KPSP sebagai berikut:
Ya Tidak
1. Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, kemudian muncul dan Sosialisasi dan
menghilang secara berulang-ulang di hadapan anak, apakah ia mencari anda kemandirian √
atau berharap anda muncul kembali?
2. Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil tersebut dengan Gerak halus
√
perlahan-lahan. Sulitkan anda mendapatkan pensil itu kembali?
3. Apakah anak dapat berdiri 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada Gerak kasar
√
kursi/meja?
4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya ma-ma, Bicara dan
da-da, atau pa-pa. Jawaban Ya bila ia dapat mengeluarkan salah satu suara bahasa √
tadi.
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan Gerak kasar
√
anda?
6. Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? Sosialisasi dan
Ia akan menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan kemandirian √
bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.
7. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang atau kismis Gerak halus
√
dengan meremas diantara ibu jari dan jarinya?
9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata yang Bicara dan
√
lengkap). Apakah ia mencoba meniru mengatakan kata-kata tadi? bahasa
10 Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia Gerak halus
√
. pegang? Krincingan bertangkai dan tutup panci tidak ikut sinilai.
Berdasarkan hasil penilaian dari KPSP maka tumbuh kembang anak C dapat dikatakan normal karena dari 10 poin
di atas hasil yang diperoleh adalah 9 Ya. Hal tersebut menunjukkan bahwa perkembangan anak tersebut sesuai
dengan usianya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuh kembang adalah dua hal yang berbeda tetapi berkaitan satu sama lain. Pertumbuhan adalah
bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur, sedangkan
perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi (kemampuan) dari alat tubuh. Ciri-ciri perkembangan
yaitu perkembangan menimbulkan perubahan, pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya, pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda, perkembangan
sesuai dengan pertumbuhan. perkembangan mempunyai pola yang tetapserta perkembangan memiliki tahap yang
berurutan.
Tumbuh kembang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal yang berasal dari dalam tubuh balita
dan faktor eksternal yang berasal dari luar tubuh balita atau lingkungan.Sedangkan proses tumbuh kembang balita
terbagi menjadi tiga yaitu masa bayi umur 0-11 bulan, masa anak dibawah lima tahun (umur 12-59 bulan), dan
masa prasekolah (umur 60-72bulan).
Tumbuh kembang dikatakan normal apabila tahap pertumbuhan dan perkembangannya tercapai sesuai
dengan usiannya. Sedangkan tumbuh kembang dikatakan terlambat jika seorang anak tidak mencapai tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan pada umur yang semestinya.Gangguan tumbuh kembang yaitu
gangguan bicara dan bahasa, retardasi mental, perawakan pendek dan gangguan autisme
B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan, hendaknya dapat mempertahankan dan meningkatkan kegiatan – kegiatan yang
berhubungan dengan tumbuh kembang bayi dan balita, karena pada masa ini adalah masa keemasan dimana sangat
menentukan kelangsungan hidup dan kualitas hidup dari bayi dan balita tersebut. Selain itu, petugas kesehatan juga
harus selalu memberikan motivasi kepada para ibu untuk terus memperhatikan dan menstimulasi tumbuh kembang
bayi dan balitanya di rumah. Sehingga, para ibu paham, mengerti dan selalu peduli terhadap tumbuh kembang
anaknya.
2. Bagi masyarakat, khususnya para ibu hendaknya tetap menyadari akan pentingnya memperhatikan tumbuh
kembang anaknya dan selalu mengkonsultasikan permasalahan seputar tumbuh kembang bayi dan balita kepada
petugas kesehatan di puskesmas atau posyandu. Partisipasi dari pihak keluarga juga sangat penting untuk
mendukung seluruh kebutuhan – kebutuhan dasar bayi dan balita untuk tumbuh kembangnya yang baik dan
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta : Direktorat Kesehatan.
Depkes RI. 2007. Pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kmebang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar. Jakarta: Direktorat Kesehatan.
Insana, F.D., Chundrayetti, E., & Semiarty R. 2014. Hubungan Pemberian ASI Dengan Tumbuh Kembang Bayi
Umur 6 Bulan Di Puskesmas Nanggalo. Jurnal Kesehatan Andalas.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan
Anak Kementerian Kesehatan RI.
Kusuma, R. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Anak Dan
Perkembangan Motorik Halus Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Penumping
Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/18580/19/Naskah_publikasi.pdf. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul
21.19 WIB.
Maritalia, D. 2009. Analisis Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita Dan Anak Pra Sekolah Di Puskesmas Kota Semarang Tahun
2009. http://eprints.undip.ac.id/19681/1/Dewi_Maritalia.pdf. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2015 Pukul 21.17
WIB.
Narendra M., Titi S., & Soetjiningsih., 2008. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : CV
Sagung Seto pp. 1 – 60.
Nur, C.A. 2009. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak. Jurnal Pendidikan Khusus Vol. 5
No. 2 Nopember 2009.
Sacker A., Quigley, M., & Kelly Y., 2006. Breastfeeding and Developmental Delay: Findings From the
Millennium Cohort Study, Pediatric. 118(3):e682-e689.(26 Maret 2011) www.pediatrics.org.
Septiana, R., dkk (2010). Hubungan Antara Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP - ASI) Dan Status
Gizi Balita Usia 6 – 24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol. 4 No. 2, Juni 2010 : 76 – 143. No. ISSN : 1978 – 0575.
Soetjiningsih., & IG. N. Gde Ranuh. 2013. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.