Anda di halaman 1dari 14

PERSEPSI

(Membentuk kesan terhadap orang lain)

Persepsi merupakan proses pemerolehan,


penafsiran, pemilihan dan pengaturan informasi
indrawi.
Persepsi sosial adalah proses (aktif) untuk
memahami orang lain, di mana mereka
sebelumnya sudah memiliki dan mendapatkan
skema-skema atau informasi tentang keadaan
sosial yg terekam dalam memori, yg kemudian
diolah atau dibayangkan kepada suatu obyek
Persepsi sosial merupakan proses yang
digunakan untuk mengetahui dan memahami
orang lain.
Pengetahuan akurat tentang orang lain akan
sangat berguna untuk mengatur hubungan
saling interaksi. Dalam hubungan sosial, persepsi
sosial dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir
untuk mempermudah dan mengatur hubungan
seseorang dengan orang lain. Meskipun
demikian persepsi sosial terkadang juga
menimbulkan masalah berkenaan dengan
kesalahan persepsi.
Kesalahan persepsi terutama karena terlalu
sempitnya sudut tinjauan individu dalam
mencoba memahami dan menilai orang lain.
Persepsi sosial dalam arti mengenali dan
mengerti orang lain merupakan aktivitas yg
sangat kompleks karena orang lain juga
merupakan sesuatu yang kompleks. Tidak
mudah mengenali orang lain karena selain
karakteristik yg dimiliki setiap orang sangat
banyak, orang juga tidak selalu menampilkan
diri apa adanya dan bisa jadi menyembunyikan
apa yg dipikirkan dan dirasakannya.
Namun meskipun persepsi sosial merupakan
tugas yg sangat kompleks kegiatan ini
merupakan hal yg perlu dan harus kita lakukan
karena peran orang lain sangat penting dalam
hidup kita. Di manapun kita berada, kita selalu
berada bersama orang lain. Dunia manusia
adalah dunia bersama dan untuk hidup kita
harus juga berhubungan erat serta mengerti
orang lain.
Lebih khusus, dengan persepsi sosial kita berusaha :

1. Mengetahui apa yg dipikirakan, dipercaya,


dirasakan, dikehendaki dan didambakan orang lain
2. Membaca apa yg ada di dalam diri orang lain
berdasarkan ekspresi wajah, tekanan suara, gerak-
gerik tubuh, kata-kata dan tingkah laku mereka
3. Menyesuaikan tindakan sendiri dengan
keberadaan orang lain berdasarkan pengetahuan
dan pembacaan terhadap orang tersebut
Faktor Yang Mempengaruhi persepsi Sosial :

1. Faktor penerima (perceiver)


Pemahaman suatu proses kognitif akan sangat
dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian seorang
pengamat. Diantaranya adalah konsep diri, nilai,
sikap, pengalaman masa lalu dan harapan-harapan yg
terdapat dalam dirinya.

2. Faktor situasi (situation)


dibagi menjadi tiga yaitu : seleksi, kesamaan dan
organisasi
Seleksi : secara alamiah seseorang akan lebih
memusatkan perhatian pada obyek-obyek yg lebih
disukai daripada yg tidak disukai

Kesamaan : kecenderungan dlm proses persepsi


sosial utk mengklasifikasikan orang-orang ke dalam
suatu kategori yg kurang lebih sama. Seringkali
individu mengelompokkan orang lain ke dalam
stereotype tertentu seperti berdasar pd latar
belakang jenis kelamin, status sosial dan etnik
Organisasi : individu cenderung untuk
memahami orang lain sebagai obyek persepsi ke
dalam sistem yg bersifat logis, teratur dan
runtut. Apabila seseorang menerima informasi
maka ia mencoba untuk menyesuaikan
informasi itu ke dalam pola-pola yg telah ada.
Faktor obyek sasaran (the target)
Ciri yg dapat menimbulkan kesan pada target
adalah :
1. Keunikan (novelty)
2. Kekontrasan
3. Ukuran dan intensitas dalam diri obyek
4. Kekompakan (proximity) obyek dg latar
belakang sosial orang lain
Komunikasi nonverbal adalah cara orang berkomunikasi
tanpa kata-kata, baik sengaja maupun tidak. Dalam
komunikasi nonverbal kita mencermati tekanan suara,
sentuhan, gesture (gerakan tubuh), ekspresi wajah dll.

Tingkah laku nonverbal dapat membantu kita untuk


mencapai beragam tujuan (Patterson, 1983), yaitu sbb :

1. Tingkah laku non verbal menyediakan informasi


tentang perasaan dan niat secara ajeg.
Contoh : emosi sedih yg dialami sesorang dapat dikenali
dari ekspresi wajahnya meskipun orang itu menyatakan
ia tidak sedang sedih
2. Tingkah laku nonverbal dapat digunakan utk
mengatur dan mengelola interaksi
contoh : seseorang yg mengangkat tangan dlm
diskusi dpt menjadi tanda bahwa orang itu
hendak ikut berbicara sehingga peserta lain
memberi kesempatan

3. Tingkah laku nonverbal dapat digunakan utk


menangkap keintiman
contoh : melalui sentuhan, rangkulan dan
tatapan mata
4. Tingkah laku nonverbal dapat digunakan utk
menegakkan dominasi atau kendali
contoh : ancaman nonverbal seperti mata
melotot

5. Tingkah laku nonverbal dapat digunakan


untuk memfasilitasi pencapaian tujuan
contoh : tanda pujian dg mengangkat jempol,
menampilkan senyum sambil mengangguk
sebagai tanda memberi dukungan positif
Berbagai macam bias perseptual dapat
mendistorsi penilaian kita tentang orang lain,
seperti :
1. Efek halo (halo effect)
2. Bias positivitas
3. Bias negativitas
Efek halo (hallo effect) : kesan positif atau negatif
yang kita dapat dari orang yang baru kita temui
berdasarkan karakteristik tertentu

Bias positivitas : kita cenderung menyukai


kebanyakan orang, bahkan menyukai beberapa orang
yang kelihatannya kurang menyenangkan

Bias negativitas : lebih menekankan pada informasi


negatif ketimbang positif

Ada juga yg membedakan bias perseptual dengan


sebutan hallo effect dan devil effect

Anda mungkin juga menyukai