Anda di halaman 1dari 9

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

Tanggal : 19 Oktober 2020

Jam : ________________________________

Penguji : ________________________________

CHECK LIST TINDAKAN PERSALINAN (KASUS)

N NILAI
KEGIATAN
O YA TIDAK
A. FASE ORIENTASI (10)
1 Menyambut dan memberi salam pasien     
2 Memperkenalkan diri
3 Menutup sampiran
4 Menayakan tujuan kedatangan / keluhan    
5 Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan    
NILAI FASE ORIENTASI = ∑/5 X 10
B. FASE KERJA (80)
1 Cuci tangan  
2 Apersepsi
Menjelaskan Pengertian (kasus) kala III
merupakan kelanjutan proses kala persalinan
3  
sebelmnya, dimulai setelah lahirnya bayi sampai
dengan lahirnya plasenta. Sekitar 30 menit.
Menjelaskan Gejala klinis (kasus)
 Uterus globuler
 
4  Tali pusat bertambah Panjang
 Adanya semburan darah dari jalan lahir  
 Plasenta muncul di introitus vagina
TINDAKAN
Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10
5
cm dari vulva
Letakkan satu tangan di atas kain pada perut
bawah ibu (di atas simfisis) untuk mendeteksi  
6  
kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk
menegangkan tali pusat.
Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat
ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah
inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah
7 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
ulangi kembali prosedur di atas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi,
minta ibu, suami atau anggota keluarga
untuk melakukan stimulasi puting susu.
MENGELUARKAN PLASENTA

8 Bila pada penekanan bagian bawah dinding


depan uterus ke arah dorsal ternyata diikuti
dengan pergeseran tali pusat ke arah distal maka
lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga
plasenta dapat dilahirkan.
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya
ditegangkan (jangan ditarik secara kuat
terutama jika uetrus tak berkontraksi)
sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah
bawah-sejajar lantai-atas).
 Jika tali pusat bertambah panjang,
pindahkan klem hingga berjarak sekitar
5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
1. Ulangi pemberian oksitosin 10 unit
IM
2. Lakukan katerisasi (gunakan teknik
aseptik) jika kandung kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan
rujukan
4. Ulangi tekanan dorso-kranial dan
penengangan tali pusat 15 menit
berikutnya
Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit
sejak bayi lahir atau terjadi
perdarahan maka segera lakukan
tindakan plasenta manual.

Saat plasenta muncul di introitus vagina,


lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan.
9  Jika selaput ketuban robek, pakai sarung
tangan DTT atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan
jari-jari tangan atau klem ovum
DTT/Steril untuk mengeluarkan selaput
yang tertinggal.
RANGSANGAN TAKTIL (MASASE)
UTERUS
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak
tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
10  Lakukan tindakan yang diperlukan
(Kompresi Bimanual Internal, Kompresi
Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-
Kateter) jika uterus tidak berkontraksi
dalam 15 detik setelah rangsangan
taktil/masase
MENILAI PERDARAHAN
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi
11 laserasi yang luas dan menimbulkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal)
pastikan plasenta telah dilahirkan lengkap.
12
Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik
atau tempat khusus.
ASUHAN PASCA PERSALINAN
Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
13
tidak terjadi perdarahan pervaginam.
14 Pastikan kandung kemih kosong.
EVALUASI
15 Celupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan
noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara
terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering.
Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase
16
uterus dan menilai kontraksi.
17 Rapikan klien ke posisi semula    
18 Beritahu bahwa tindakan telah selesai  
19 Bereskan alat-alat     
20 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
DOKUMENTASI
NILAI FASE KERJA = ∑/Nomor X 80%
C. FASE TERMINASI DAN PENAMPILAN SLAMA TINDAKAN (10)
1 Melakukan prosedur secara sistematis    
2 Menerapkan tekhnik pencegahan infeksi  
Komunikatif, menggunakan bahasa yang mudah
3  
dimengerti  
4 Tenang dan percaya diri    
Mendokumentasikan hasil tindakan dengan
5
benar
NILAI FASE TERMINASI DAN PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN = ∑/5 X 10
TOTAL NILAI = ∑ NILAI FASE ORIENTASI+ NILAI FASE KERJA + NILAI FASE TER
MINASI DAN PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN

Kriteria nilai :
Nilai 0 : jika tidak dilakukan/dilakukan kurang tepat
Nilai 1 : jika dilakukan dg benar
PENGUJI
(……………………………………)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

CHECK LIST TINDAKAN PERSALINAN (KASUS)

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


OPERASIONAL
PROSEDUR ………………………………
kala III merupakan kelanjutan proses kala persalinan
PENGERTIAN sebelmnya, dimulai setelah lahirnya bayi sampai dengan
lahirnya plasenta. Sekitar 30 menit.
Melaksanakan asuhan persalinan kala III
TUJUAN
Persalinan kala III
INDIKASI
Bidan
PETUGAS
Informed consent dengan ibu dan keluarga tentang Asuhan
PERSIAPAN PASIEN Kebidanan Kala III

PERALATAN Alat dan Bahan :


Alat dan Bahan :
1. Partus Set
a. Klem tali pusat (arteri klem) 2 buah
b. Gunting tali pusat 1 buah
c. ½ kocher 1 buah
d. Umbulikal klem plastik steril 1 buah
e. Kateter nelaton 1 buah
f. Penghisap lendir (Bola karet) 1 buah
g. Handscoon steril 2 pasang
h. Kassa steril 4 buah atau secukupnya
2. Hecting set
a. Kassa steril 4 buah atau secukupnya
b. Naldfoelder 1 buah
c. Pinset anatomi 1 buah
d. Jarum jahit 2 macam (bulat dan segitiga)
e. Benang catgut
3. Obat-obatan (oksitosin, lodokain, vit K, salep mata
tetrasiklin 1%)
4. APD (apron, masker)
5. Perlengkapan bayi dan ibu
6. Larutan klorin 0,5% dalam wadah
7. Betadin
8. Bengkok
9. Air DTT dalam wadah
10. Ember tempat sampah infeksius
11. Ember linen kotor
12. Tempat plasenta
13. Safety box

PROSEDUR A. SIKAP
PELAKSANAAN 1. Menyambut dan memberi salam pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menutup sampiran
4. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
5. Menayakan tujuan kedatangan / keluhan pasien

B. ISI
1. Cuci tangan
2. Apersepsi
3. Menjelaskan Pengertian (kasus) kala III merupakan
kelanjutan proses kala persalinan sebelmnya,
dimulai setelah lahirnya bayi sampai dengan
lahirnya plasenta. Sekitar 30 menit.
4. Menjelaskan Gejala Klinis (kasus)
 Uterus globuler
 Tali pusat bertambah Panjang
 Adanya semburan darah dari jalan lahir
 Plasenta muncul di introitus vagina
5. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva
6. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah
ibu (di atas simfisis) untuk mendeteksi kontraksi.
Tangan lain memegang klem untuk menegangkan
tali pusat.
7. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke
arah bawah sambil tangan yang lain mendorong
uterus ke arah belakang-atas (dorsokranial) secara
hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi kembali prosedur
di atas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta
ibu, suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.
MENGELUARKAN PLASENTA
8. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan
uterus ke arah dorsal ternyata diikuti dengan
pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan
dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat
dilahirkan.
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya
ditegangkan (jangan ditarik secara kuat
terutama jika uetrus tak berkontraksi) sesuai
dengan sumbu jalan lahir (ke arah bawah-sejajar
lantai-atas).
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan
klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva
dan lahirkan plasenta.
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
1. Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan katerisasi (gunakan teknik aseptik)
jika kandung kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi tekanan dorso-kranial dan
penengangan tali pusat 15 menit berikutnya
Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak
bayi lahir atau terjadi perdarahan maka segera
lakukan tindakan plasenta manual.
9. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung
tangan DTT atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan
jari-jari tangan atau klem ovum DTT/Steril
untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal.
RANGSANGAN TAKTIL (MASASE) UTERUS
10. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan
(Kompresi Bimanual Internal, Kompresi
Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-
Kateter) jika uterus tidak berkontraksi
dalam 15 detik setelah rangsangan
taktil/masase
MENILAI PERDARAHAN
11. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi
yang luas dan menimbulkan perdarahan. Bila ada
robekan yang menimbulkan perdarahan aktif,
segera lakukan penjahitan.
12. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan
plasenta telah dilahirkan lengkap. Masukkan
plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat
khusus.
ASUHAN PASCA PERSALINAN
13. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam.
14. Pastikan kandung kemih kosong.
EVALUASI
15. Celupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan
noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara
terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
16. Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi.
17. Rapikan klien ke posisi semula
18. Beritahu bahwa tindakan telah selesai
19. Bereskan alat-alat
20. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
21. Melakukan prosedur secara sistematis
22. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
23. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
24. Dokumentasi hasil tindakan

C. TEKNIK
1. Menjelaskan secara sistematis
2. Menerapkan tekhnik pencegahan infeksi
3. Komunikatif, menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti
4. Tenang dan percaya diri
5. Mendokumentasikan hasil tindakan dengan benar
DAFTAR PUSTAKA 1. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. Buku acuan
midwifery update 2016. Jakarta: Ikatan Bidan Indonesia;
2016. h.174-80.
2. K Sukarni, Margareth ZH. Kehamilan persalinan dan nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2013. h. 66-9
3. Indrayani, Djami M. Asuhan persalinan dan bayi baru
lahir. Jakarta: CV.
Trans Info Media; 2016. h. 47-9, 60-9

Anda mungkin juga menyukai