PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada zaman sekarang masalah yang dihadapi manusia semakin sulit untuk
diselesaikan, hal itu menyebabkan seseorang mengambil jalan pintas untuk
menyelesaikan masalah itu. Akhir – akhir ini penyelesaian masalah dengan cara
bunuh diri sedang “trend” dikalangan remaja maupun orang dewasa. Hal itu
sangat disayangkan, karena penyelesaian masalah dengan cara seperti itu tidak
benar. Maka dari itu, sangat penting untuk mempelajari mekanisme koping agar
penyelesaian masalah yang tidak baik itu tidak dipilih.
Menurut kamus psikologi koping adalah (tingkah laku atau tindakan
penanggulangan) sembarang perbuatan, dalam mana individu melakukan
interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dengan tujuan menyelsaikan sesuatu
(Chaplin, 2009). Strategi coping juga diartikan sebagai upaya baik mental
maupun prilaku, untuk menguasai, mentoleransi, Koping adalah cara yang
dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan
perubahan, respon terhadap situasi yang mengancam. Upaya individu dapat
berupa perubahan cara berfikir (kognitif), perubahan perilaku atau perubahan
lingkungan yang bertujuan untuk meyelesaikan stres yang dihadapi. Koping yang
efektif akan menghasilkan adaptasi. Koping dapat diidentifikasi melalui respon,
manifestasi (tanda dan gejala) dan pertanyaan klien dalam wawancara (Keliat,
1999).
Oleh karena itu, didalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang
mekanisme koping. Penulis berharap agar makalah ini dapat dimengerti oleh
pembaca dan dapat berguna bagi penulis. Penulis juga berharap setelah membaca
makalah ini pembaca dapat meningkatkan mekanisme koping, sehingga tindakan
penyelesaian masalah seperti bunuh diri itu tidak menjadi suatu pilihan.
2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan mekanisme koping ?
2) Apa saja faktor yang mempengaruhi strategi koping ?
3) Apa saja macam – macam mekanisme koping ?
4) Apa saja jenis dari mekanisme koping ?
5) Apa yang di maksud dengan EBN (Evidence Based Nursing) ?
6) Apa tujuan EBN (Evidence Based Nursing) ?
7) Bagaimana mekanisme koping berdasarkan EBN ?
3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1) Untuk memberitahu pembaca pengertian dari mekanisme koping
2) Untuk memberitahu pembaca faktor apa saja yang mempengaruhi
strategi koping
3) Untuk memberitahu mengenai macam – macam mekanisme koping
4) Untuk memberitahu pembaca tentang jenis dari mekanisme koping
5) Untuk memberitahu pembaca pengertian EBN (Evidence Based
Nursing)
6) Untuk memberitahu pembaca tujuan EBN (Evidence Based Nursing)
7) Untuk memberitahu pembaca mekanisme koping berdasarkan EBN
4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan penulis dalam makalah ini adalah :
1) Agar pembaca dapat menggunakan mekanisme koping yang baik saat
menghadapi suatu masalah
2) Untuk menekan tindakan yang tidak benar saat terjadi suatu masalah
3) Untuk menerapkan Mekanisme koping berdasarkan EBN yang telah ada
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Mekanisme Koping
1. Pengertian
Koping didefinisikan sebagai strategi untuk memanajemen tingkah laku
kepada pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis, berfungsi untuk
membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata, dan koping
merupakan semua usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi,
mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan (Lazarus, 1984 dalam Safaria,
Triantoro, 2009). Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon
terhadap situasi yang mengancam (Keliat,1999). Jadi menurut kedua pengertian
diatas, dapat disimpulkan bahwa mekanisme koping adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah
h) Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu
dapat bersifat sementara atau jangka panjang. Contoh : seseorang
punya masalah tetapi tidak mau memikirkan masalah itu
i) Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang
lain terutama keinginan, perassaan emosional, dan motivasi yang
tidak dapat ditoleransi. Contoh : seseorang menyangkal bahwa ia
menyukai temannya, berbalik menuduh bahwa temannya itu
berusaha merayunya.
j) Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima
masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan,
perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima. Contoh : seorang
murid yang mendapat nilai buruk ketika ditanya orang tuanya
justrumenyalahkan cara mengajar gurunya.
k) Reaksi formasi
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang
bertentangan dengan apa yangsebenarnya ia rasakan atau ingin
lakukan. Contoh : eseorang yang menyukai teman suaminya akan
memperlakukan teman suaminya dengan kasar.
l) Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas
dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini. Contoh : seseorang
yang sudah dewasa, karena ada masalah, justru menjadi seperti anak
kecil kembali.
m) Pemisahan
Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya
baik atau semuanya buruk;kegagalan untuk memadukan nilai-nilai
positif dan negatif di dalam diri sendiri. Contoh : seseorang
memandang kelompok A buruk, dan kelompok B baik,
selamanyamenganggap seperti itu, padahal tidak selamanya yang
buruk tetap buruk dan sebaliknya.
n) Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu doronganyang mengalami halangan dalam
penyalurannya secara normal. Contoh : penyaluran impuls agresif
ke olah raga atau kegiatan yang bermanfaat
o) Supremaasi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan
tetapi sebetulnya merupakananalog represi yang disadari;
pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari
kesadaranseseorang; kadang-kadang dapat mengarah pada represi
yang berikutnya.
p) Undoning
Tindakan/ perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian
dari tindakan/ perilaku ataukomunikasi sebelumnya; merupakan
mekanisme pertahanan primitive
q) Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau
ingatan yang menyakitkan ataubertentangan, dari kesadaran
seseorang; merupakan pertahanan ego yang primer yang
cenderungdiperkuat oleh mekanisme lain.
4. Jenis mekanisme koping
Koping yang efektif menghasilkan adaptasi yang menetap yang merupakan
kebiasaan baru dan perbaikan dari situasi yang lama, sedangkan koping yang
tidak efektif berakhir dengan maladaptif yaitu prilaku yang menyimpang dari
keinginan normatif dan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain dan
lingkungan.
Menurut Suryani & Widyasih (2008) secara garis besar mekanisme
koping terdiri dari mekanisme koping adaptif dan maladaptif:
a. Mekanisme koping adaptif
Adaptasi individu yang baik muncul reaksi untuk menyelesaikan
masalah dengan melibatkan proses kognitif, efektif dan psikomotor
(bicara dengan orang lain untuk mencari jalan keluar suatu masalah,
membuat berbagai tindakan dalam menangani situasi dan belajar dari
pengalaman masa lalu). Kegunaan koping adaptif membuat individu
akan mencapai keadaan yang seimbang antara tingkat fungsi dalam
memelihara dan memperkuat kesehatan fisik dan psikologi. Kompromi
merupakan tindakan adaptif yang dilakukan oleh individu untuk
menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara
bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi, secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan
dan masalah dapat diselesaikan.
b. Mekanisme maladaptive
Penggunaan koping yang maladaptif dapat menimbulkan respon negatif
dengan munculnya reaksi mekanisme pertahanan tubuh dan respon
verbal. Perilaku mekanisme koping maladaptif antara lain perilaku
agresi dan menarik diri. Perilaku agresi dimana individu menyerang
obyek, apabila dengan ini individu mendapat kepuasan, maka individu
akan menggunakan agresi. Perilaku agresi (menyerang) terhadap sasaran
atau obyek dapat merupakan benda, barang atau orang atau bahkan
terhadap dirinya sendiri. Adapun perilaku menarik diri dimana perilaku
yang menunjukan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi
secara fisik dan psikologis individu secara sadar pergi meninggalkan
lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya: individu melarikan
diri dari sumber stress. Sedangkan reaksi psikologis individu
menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak
berminat yang menetap pada individu. Perilaku yang dapat dilakukan
adalah menggunakan alkohol atau obat-obatan, melamun dan fantasi,
banyak tidur, menangis, beralih pada aktifitas lain agar dapat melupakan
masalah.
2. Saran
Penulis berharap agar setiap pembaca dapat memilih dan menggunakan
mekanisme koping yang baik dalam menyelesaikan masalahnya. Selain itu,
pembaca juga dapat meningkatkan mekanisme koping yang baik serta bisa
memberikan dampak yang baik bagi orang sekitarnya. Dan penulis berharap
kepada perawat untuk dapat menerapkan EBN Mekanisme koping untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Niman Susanti, dkk. 2014. Efek Logoterapi Dan Psikoedukasi Kelarga Terhadap
Ketidakberdayaan Klien Penyakit Kronis Di Rumah Sakit Umum. Jurnal
Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 2, November 2014; 118-12
Hidayati Eni dan Riwayati. 2015. Efektifitas Terapi Thought Stopping Terhadap
Ansietas Klien Dengan Hiv / Aids Di Wilayah Kota Semarang. Jurnal
Keperawatan Jiwa . Volume 3, No. 1, Mei 2015; 51-5
Utami Tantri Widyarti dan Ariani Ni Putu. 2014. Pengaruh Terapi Reminiscence
Terhadap Harga Diri Lansia Dengan Penyakit Kronik Di Kelurahan
Bubulak Tahun 2012. Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 2,
November 2014; 166-17
https://www.scribd.com/doc/107501565/MEKANISME-KOPING
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31792/4/Chapter20II.pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/6987/5439