>Stephen P. Robbins adalah bidang studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok,
dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan tujuan mengaplikasikan pengetahuan
semacam itu untuk memperbaiki efektivitas organisasi.
Individu
DIMENSI INDIVIDU
Persepsi
Pentingnya mempelajari persepsi :
Tingkah laku individu = fungsi and cara kita memandang sesuatu.
Penting dalam kajian OB, karna akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan,pemecahan
masalah.
>>>>>>>>Penyebab perbedaan persepsi:
Frame of preference
Frame of experience
Definisi Persepsi
Proses yang digunakan orang untuk dapat mengerti lingkungan dengan cara
menyeleksi,mengorganisasi, & meninterpretasikan informasi di lingkungannya.
>>>>>>>>Identifikasi elemen persepsi
1) Karakteristik yang mempersepsikan (Character of the perceiver) / orangnya
- Keinginan -value -experience -personality -attitude
2) Karakteristik yang dipersepsikan (character of the perceived) / objek
-appearance -behavior
3) Konteks situasi
- Physical setting
- Organizational setting
- Cultural / social setting
>>>>>>>Faktor yang mempengaruhi persepsi
MATERI SETELAH UTS
SEMESTER 3 2019/2020
PERILAKU & PENGEMBANGAN ORGANISASI
ENDAH SETYOWATI, Dr., S.Sos, M.Si
Dasar Motivasi
1. Pendekatan Tradisional
Dimulai dari penelitian FW Taylor “Time and Motion Study”. Penelitian ini menghitung
perilaku & aktifitas, bahwa tingginya kinerja sebanding dengan kompensasi/penghargaan
yang diberikan. Maka munculah pemikiran “Economic People”.
Contohnya : Produksi 10 = Kompensasi 100
Produksi 20 = Kompensasi 200
Namun, kekurangan dari pendekatan ini yaitu, tidak semua apa yang dikerjakan dalam
organisasi akan mendapat penghargaan berupa finansial. Sedangkan dalam teori ini
adalah Motivasinya : Kompensasi/penghargaan finansial.
2. Pendekatan Hubungan Manusia
Meminimalisir economic people,dan bergeser ke “Social People”.
Latar Belakangnya dari Study Hawthrone, Elton mayo melakukan pembembangan riset :
(Case 1) Seorang pegawai diberikan kondisi ruang yang memuaskan
(penerangan,suhu,dan fasilitas yang sangat baik, namun pegawai tersebut hanya dibiarkan
bekerja tanpa adanya perhatian/motivasi dari manajernya.
(Case 2) Seorang pegawai tidak diberikan fasilitas ruang kerja yang baik, namun pegawai
ini mendapat perhatian/motivasi kerja dari manajernya.
Hasilnya adalah kinerja yang baik dihasilkan oleh pegawai pada Case 2, karena tidak
dapat dipungkiri bahwa hubungan sosial antara pegawai dan manajernya itu hal yang
penting dan dapat mempengaruhi kinerja.
3. Pendekatan Sumber Daya Manusia (Gabungan dari 2 pendekatan sebelumnya)
Mcgreror (Teori X dan Y)
Konsep manusia seutuhnya : penghargaan finansial, juga kedekatan emosionalnya
4. Pendekatan kontemporer
Disini ada 3 teori : Teori Muatan,Teori Proses,dan Teori Penguatan
KOHESIFITAS (ketertarikan)
Hubungan kohesif, norma kerja, dan produktifitas)
Norma kerja dan kohesifan berbanding lurus.
Norma kerja > meminimalisir suatu kelompok yang tidak kohesif
Organisasi formal ada aturan main sehingga jika norma kerja yang di push, maka walaupun
kohesifitasnya rendah (sudah tidak tertarik) maka produktivitasnya sedang ke rendah. Karena
dalam organisasi formal ada aturan main sehingga tidak bisa seenaknya keluar dr organisasi.
Kompetensi benar-benar dibutuhkan sehingga akomodasi dari pimpinan itu enak karena
kemampuan dan kemauan yang tinggi,
MANAJEMEN KONFLIK (dimensi kelompok)
Penyebab : (bisa menimbulkan konflik)
1. setiap individu itu berbeda
2. motivasi tiap orang berbeda-beda / kepentingan sama tapi eksekusinya berbeda
Konflik terjadi apabila satu pihak memaksakan pihak lain, dan pihak lain ini keberatan.
Paradigma MANAJEMEN KONFLIK :
1. Tradisional
Semua konflik itu merugikan / disfungsional
2. Hubungan Manusia (alamiah)
Konflik adalah hasil wajar dan tidak terelakkan dari setiap kelompok
Konflik akan terjadi apabila terjadi hubungan manusia dan sulit dihindari.
3. Interaksionis (konflik dibuat)
Konflik tidak hanya suatu kekuatan positif dari suatu kelompok, tapi juga mutklak diperlukan
bagi kelompok agar dapat meningkatkan kinerja yang efektif.
Ct: pemimpin tahu kalau progress kerja di kelompok tertentu belum baik, lalu pemipin sengaja
memunculkan konlik dengan membandingan dengan kelompok lainnya agar dapat memperbaiki
kinerja untuk lebih efektif.
TIPE KONFLIK Fungsional dan Disfungsional (berangkat dari pandangan interaksionis)
SUMBER KONFLIK
1.Intrapersonal Konflik (dalam individu)
- Frustasi (Timbul bila dorongan/motivasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dihalangi
oleh sesuatu.) menyebabkan perilaku yang sensitif
- Konflik tujuan (disonasi kognitif)
- Konflik peranan (dikaitkan dengan harapan yang tidak terpenuhi baik untuk atasan/teman
sejawat)
DINAMIKA KONFLIK
The Johari Window
1. Open minded
Tau dan mengerti keadaan > minimalis potensi konflik
2. Hidden Self
Takut akan reaksi orang lain, menajga perasaan orang lain > berhati-hati > potensi konflik ke 3
3. Blind self > potensi konflik lebih besar dari no 2
Terkadang tidak tau kalau perilakunya salah
4. Undiscovery Self > potensi konflik tinggi
PEMECAHAN KONFLIK ANTAR INDIVIDU
1. Hindari > keduanya lose karena tidak ada upaya untuk menyelesaikan
2. Kompetisi > ada yang win ada yang lose
3. Akomodasi > ada yang lose ada yang win
4. Kompromi > sebagian menang dan sebagian kalah
Karena menyangkut sebagian sumber daya (bebagi sumber yang terbatas) jadi anat
Jika melihat paparan diatas mengenai intervensi berfokus pada manusia, maka intervensi
tersebut cocok digunakan oleh organisasi yang mengidap patologi lomba tikus. Organisasi yang
mengidap patologi ini identifikasinya adalah iklim sosial dalam organisasi yang tidak
mendukung seperti kurangnya minat pimpinan terhadap kepentingan anggota. perilaku para
anggota yang bersifat disfungsional atau negatif, seperti: bertindak sewenang-wenang;
diskriminasi; sikap tidak peduli pada orang lain; tidak peduli tindak; melampaui wewenang;
utamakan kepentingan sendiri tanpa memperdulikan yang lain sama sekali.
(7) Setiap kelompok menyusun barisan kembali dengan urutan tetap untuk mengulangi lagi
membuat gambar di papan tulis, namun mereka diberi kesempatan untuk mendiskusikan rencana
yang akan mereka hasilkan.
(8) Setelah anggota dari setiap kelompok menyepakati gambar yang akan dihasilkan oleh
masing-masing kelompok (tentu saja tidak boleh diinformasikan kepada kelompok lain), mereka
dipersilahkan menyusun barisan dan mulai satu per satu menggoreskan sebuah garis lurus,
lengkung atau lingkaran di papan tulis terbalik.
(9) Setengah perjalanan, satu atau dua orang dari setiap barisan dipindahkan atau dimutasi,
sehingga masing-masing menjadi orang baru dalam kelompok tersebut, dan dalam kondisi
seperti ini barisan dipersilahkan meneruskan tugas menggambarnya sampai anggota terakhir,
yang kemudian memberi judul gambar.
(10)Setelah semua selesai, fasilitator membalik papan tulis, bersama seluruh peserta melihat
gambar yang dihasilkan (perhatikan kontribusi atau sumbangan apa yang diberikan oleh anggota
pindahan terhadap gambar kelompok barunya masing-masing).
Fasilitator memimpin diskusi kelas mengenai: (a) mengapa pada gambar pertama menjadi tidak
jelas, apa yang dihasilkan, sedangkan pada gambar kedua lebih jelas yang dihasilkan? (b) apakah
anggota pindahan memberikan sumbangan seperti yang direncanakan oleh kelompok yang
dimasukinya. Kalau kontribusinya tidak seperti yang direncanakan oleh kelompok, mengapa hal
ini bisa terjadi?
Pengembangan organisasi merupakan suatu pembaharuan,penyempurnaan, dan
perubahan organisasi dengan mempergunakan pendekatan ilmu pengetahuan perilaku
(psikologi,sosiologi,administrasi,manajemen dan lain-lain). Pengembangan organisasi
bertujuan melakukan “Change” / perubahan, Perubahan organisasi memerlukan proses
pengubahan sistem berpikir dari pola-pola lama yang sudah terinternalisasi melalui pembelajaran
nilai-nilai baru kepada semua anggotanya secara konsisten. Anggota organisasi perlu iklim yang
kondusif untuk merevitalisasi nilai, pengetahuan maupun ketrampilannya. Optimalisasi sumber
daya manusia (SDM) sebagai modal dasar harus diikuti dengan pengembangan dan pembaruan
kemampuan agar setiap anggota organisasi mampu merespon dan peka terhadap arah perubahan
yang terjadi serta mendukung terjadinya pembaruan organisasi (Harvey dan Brown 2006). Untuk
itu, learning organization merupakan sarana efektif untuk melakukan perubahan sistem berpikir
maupun pola perilaku anggota organisasi (Shih dan Ching 2012) serta melakukan perubahan
organisasi secara keseluruhan (Daft 2006).