Anda di halaman 1dari 11

Tugas Bahasa Indonesia 

Teks Ceramah
XI MIPA

Disusun Oleh Kelompok 3:

Nama Anggota:

● Muhammad Bintang Hidayatullah


● Atasya Nanda Asriana
● Wenny Ayu Shestia
● Natasia
● Muhammad Daffa

SMAN 24 BATAM

Tahun Ajaran 2020/2021


SEMANGAT DALAM MENUNTUT ILMU DENGAN AKHLAK MULIA

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kita atas kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia, serta memberikan kita nikmat yang begitu luar biasa,
sehingga kita dapat berkumpul di kesempatan kali ini.

Sholawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad
SAW. Dengan mengucap, 'Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad'. Semoga
kita semua mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir kelak. Amin.

Para hadirin sekalian, pada kesempatan ceramah kali ini, saya akan membahas seberapa
penting dalam menuntut ilmu dan memiliki akhlak mulia. Allah SWT menyukai umat yang
semangat dalam menuntut Ilmu serta diiringi dengan akhlak yang mulia.

Para hadirin yang berbahagia, perlu kita ketahui bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi
muslim laki-laki maupun perempuan. Ilmu pengetahuan adalah sebuah jalan yang dapat
membimbing kita kearah kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Sebab ilmu, bagaikan
sebuah cahaya yang akan menerangi kita di saat kita dalam kegelapan. Seperti dalam surah
Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi 'Yarfa’illaahulladziina aamanuu mingkum walladziina uutul
‘ilma darojaat'. Yang artinya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Ayat ini mengisyaratkan kepada kita
tentang keutamaan ilmu. Ilmu dapat mengangkat derajat seseorang yang mempunyai ilmu
pengetahuan.

Salah satu contoh dari umat Islam yang sangat ditinggikan derajatnya oleh Allah ‘Azza wa
Jalla karena keteladanan ilmunya adalah Imam Syafi’i. Mengapa Imam Syafi’i dapat ditinggikan
derajatnya oleh Allah? Karena Imam Syafi’i adalah pribadi yang salaf, yang alim, adib (beradab),
zahid (zuhud), seorang muhaddits, faqih, dan ahli ibadah.

Tanpa ilmu pengetahuan seseorang akan buta dengan apa yang ada disekitarnya. Oleh sebab
itu, jangan letih untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.

Namun, seberapa penting kita menutut ilmu, dan sebanyak apapun ilmu yang kita peroleh,
tidak akan berarti jika kita tidak memiliki akhlak dan perilaku yang baik. Kedudukan akhlak di
dalam Islam sangatlah penting, dan wajib bagi setiap muslim untuk berusaha semaksimal
mungkin memiliki akhlak yang mulia. Islam itu adalah agama yang baik. Agama yang
mengajarkan tentang tata krama, adab, dan yang lainnya.

Para hadirin yang berbahagia, seperti apa akhlak mulia itu?. Definisi akhlak mulia cukup
sederhana, sebagaimana Ulama menerangkan. Akhlak mulia ialah: 1) Berbuat baik kepada
orang lain; 2) Menghindari sesuatu yang menyakitinya; 3) Menahan diri ketika di sakiti.

Mari kita wujudkan akhlak yang mulia, mempelajari bagaimana akhlak mulia dan dalam
Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Balasan akhlak mulia sangat besar
yaitu masuk surga dan merupakan sebab terbanyak orang masuk surga.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang paling banyak memasukkan ke surga
adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.” Orang baik akan di tempatkan bersama
orang baik pula. Seseorang yang senantiasa berada di jalan Allah.

Adapun akhlak mulia yang menjadi amalan penduduk surga diantaranya ucapan lembut
yang diikuti dengan perbuatan mulia, dan membalas orang yang berbuat baik lebih dari
kebaikan yang dilakukannya. Orang yang selalu merasa tenang dan pantang menyerah.

Hadirin yang dimuliakan, tak lupa orang tua kita selalu menjadi sosok utama yang
mengajarkan dan memberikan nasihat kepada anak-anaknya untuk melakukan perbuatan yang
dirahmati oleh Allah SWT. Menanamkan kesadaran kepada anak akan pentingnya belajar,
olahraga, ibadah, dan segenap hal positif lainnya. Mengajak anak dalam beribadah bersama
dan mengamalkan perbuatan terpuji ke lingkungan keluarga. Menyiapkan masa depan anak
yang mengerti akan ilmu agama. Persiapan yang matang akan menyalurkan hasil yang terbaik.

Demikian ceramah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dan
kurangnya mohon dimaafkan, wabillahi taufiq wal hidayah, Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Struktur Teks Ceramah
Struktur Teks
Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji


dan syukur kita atas kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia, serta
memberikan kita nikmat yang begitu luar
biasa, sehingga kita dapat berkumpul di
kesempatan kali ini.
(Pembukaan)
Sholawat serta salam tak lupa pula kita
haturkan kepada junjungan Nabi kita
Muhammad SAW. Dengan mengucap,
'Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala ali
Muhammad'. Semoga kita semua
mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir kelak.
Amin.

Para hadirin sekalian, pada kesempatan


ceramah kali ini, saya akan membahas
seberapa penting dalam menuntut ilmu dan
memiliki akhlak mulia. Allah SWT menyukai
umat yang semangat dalam menuntut Ilmu
serta diiringi dengan akhlak yang mulia.

Para hadirin yang berbahagia, perlu kita


ketahui bahwa menuntut ilmu hukumnya
wajib bagi muslim laki-laki maupun
(Isi)
perempuan. Ilmu pengetahuan adalah sebuah
jalan yang dapat membimbing kita kearah
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sebab ilmu, bagaikan sebuah cahaya yang
akan menerangi kita di saat kita dalam
kegelapan. Seperti dalam surah Al-Mujadalah
ayat 11 yang berbunyi 'Yarfa’illaahulladziina
aamanuu mingkum walladziina uutul ‘ilma
darojaat'. Yang artinya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antara kalian dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Ayat ini mengisyaratkan kepada kita
tentang keutamaan ilmu. Ilmu dapat
mengangkat derajat seseorang yang
mempunyai ilmu pengetahuan.

Salah satu contoh dari umat Islam yang


sangat ditinggikan derajatnya oleh Allah ‘Azza
wa Jalla karena keteladanan ilmunya adalah
Imam Syafi’i. Mengapa Imam Syafi’i dapat
ditinggikan derajatnya oleh Allah? Karena
Imam Syafi’i adalah pribadi yang salaf, yang
alim, adib (beradab), zahid (zuhud), seorang
muhaddits, faqih, dan ahli ibadah.

Tanpa ilmu pengetahuan seseorang akan


buta dengan apa yang ada disekitarnya. Oleh
sebab itu, jangan letih untuk menuntut ilmu
setinggi-tingginya.

Namun, seberapa penting kita menutut


ilmu, dan sebanyak apapun ilmu yang kita
peroleh, tidak akan berarti jika kita tidak
memiliki akhlak dan perilaku yang baik.
Kedudukan akhlak di dalam Islam sangatlah
penting, dan wajib bagi setiap muslim untuk
berusaha semaksimal mungkin memiliki akhlak
yang mulia. Islam itu adalah agama yang baik.
Agama yang mengajarkan tentang tata krama,
adab, dan yang lainnya.

Para hadirin yang berbahagia, seperti apa


akhlak mulia itu?. Definisi akhlak mulia cukup
sederhana, sebagaimana Ulama menerangkan.
Akhlak mulia ialah: 1) Berbuat baik kepada
orang lain; 2) Menghindari sesuatu yang
menyakitinya; 3) Menahan diri ketika di sakiti.
Mari kita wujudkan akhlak yang mulia,
mempelajari bagaimana akhlak mulia dan
dalam Islam dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Balasan akhlak mulia
sangat besar yaitu masuk surga dan
merupakan sebab terbanyak orang masuk
surga.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Yang paling banyak memasukkan ke surga
adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang
mulia.” Orang baik akan di tempatkan
bersama orang baik pula. Seseorang yang
senantiasa berada di jalan Allah.

Adapun akhlak mulia yang menjadi amalan


penduduk surga diantaranya ucapan lembut
yang diikuti dengan perbuatan mulia, dan
membalas orang yang berbuat baik lebih dari
kebaikan yang dilakukannya. Orang yang
selalu merasa tenang dan pantang menyerah.

Hadirin yang dimuliakan, tak lupa orang tua


kita selalu menjadi sosok utama yang
mengajarkan dan memberikan nasihat kepada
anak-anaknya untuk melakukan perbuatan
yang dirahmati oleh Allah SWT. Menanamkan
kesadaran kepada anak akan pentingnya
belajar, olahraga, ibadah, dan segenap hal
positif lainnya. Mengajak anak dalam
beribadah bersama dan mengamalkan
perbuatan terpuji ke lingkungan keluarga.
Menyiapkan masa depan anak yang mengerti
akan ilmu agama. Persiapan yang matang akan
menyalurkan hasil yang terbaik.

(Penutup) Demikian ceramah yang dapat saya


sampaikan pada kesempatan ini, semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan,
wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah
NO Kalimat Majemuk Bertingkat) Contoh
1 Kalimat majemuk hubungan akibat Pada paragraf ke 1. Pada
kalimat: ​sehingga​ kita dapat
berkumpul di kesempatan
kali ini.
2 Kalimat majemuk hubungan cara. Pada paragraf ke 2. Pada
kalimat: ​Dengan​ mengucap,
'Allahumma sholli 'ala
Muhammad wa 'ala ali
Muhammad'.
3 Kalimat majemuk hubungan atributif. Pada paragraf ke 4. Pada
kalimat: Sebuah cahaya ​yang
akan menerangi kita di saat
kita dalam kegelapan.

No Kata Ganti (Protomina) ​Contoh


1 Menggunakan kata ganti orang kedua. Pada paragraf ke 3. Pada
kalimat: ​saya​ akan
membahas seberapa penting
dalam menuntut ilmu dan
memiliki akhlak mulia.
2 Menggunakan kata ganti orang kedua. Pada paragraf ke 3. Pada
kalimat: Para ​hadirin​ yang
berbahagia.
3 Kata yang menunjukkan hubungan argumentasi. Pada paragraf ke 6. Pada
kalimat: ​Oleh sebab itu​,
jangan letih untuk menuntut
ilmu setinggi-tingginya.

4 Kalimat persuasif. Pada paragraf ke 9. Pada


kalimat: ​Mari​ kita wujudkan
akhlak yang mulia.
Bukti Screenshot Diskusi Kelompok 

Anda mungkin juga menyukai