Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“KEIMANAN DAN ASPEK-ASPEKNYA”

DISUSU

N OLEH:

1. ANNISA RAHMA JUWITA (P05120320005)


2. ERVINA TRI WAHYUNI (P05120320013)
3. FITRI YULIANI (P05120320017)
4. RAY ZONA YUDA NEGARA (P05120320032)
5. SRI INDAH MENTARI (P05120320041)

Dosen Pembimbing

NUR HIDAYAT,M.Ag

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN + NERS

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PROVINSI BENGKULU

2020/2021

Kelompok 3---Keimanan & aspek-aspeknya---STr Kep & Ners TK.1


|1
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segalah limpahan
rahmat,taupiq,dan hidayah – Nya sehingga kami dapat meyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
pembelajaran,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca untuk sarjana terapan keperawatan +
ners.

Dalam penulisan makalah ini penulis masih memiliki banyak kekurangan baik dalam
bentuk teknis penulisan maupun dalam bentuk materi,mengingat kemampuan yang di miliki
oleh penulis masih banyak kekurangan.Untuk itu kritik,saran,dan masukan dari semua pihak
sangat penulis harapkan agar dapat menyempurnakan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak – banyaknya kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah swt.Memberikan imbalan yang setimpal pada
pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini,dan
semoga bantuan ini menjadi amal ibadah. Aamiin Yaa Robbal „Alamiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................1

DAFTAR ISI................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keimanan.......................................................................................................4
B. Aspek – Aspek Keimanan dalam kehidupan sehari – hari...............................................4
C. Kiat – Kiat menanamkan iman.........................................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Daftar Pustaka.................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang ini manusia terkadang tidak banyak mengetahui pengertian,
hakikat, maupun hubungan antara iman, ilmu serta amal. Era globalisasi yang tidak dapat
dihindarkan lagi. Seakan membawa masyarakat kita terlena sehingga mengkesampingkan
prihal keagamaan. Padahal apabila dikaji dan dipertimbangkan lebih matang serta jauh,
ketika kita mengetahui tentang keimanan dan hubungan antara keimanan dengan berbagai
aspek dalam kehidupan kita maka, akan ada dua atau bahkan lebih keuntungan yang kita
dapat. Yang pertama adalah jelas bahwa kita insyallah diberi keselamatan dunia dan akhirat,
yang kedua adalah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari maka perasaan damai dan
tentram selalu berada dalam diri kita. Dalam kehidupan, kita tidak hanya dituntut baik dalam
beretika, namun secara spiritual pun kita juga butuh akan hal itu. Karena apabila kita
memiliki sisi spiritual yang baik, maka dapat dipastikan kita akan menjadi orang yang baik
pula.
Sebagian umat islam pada masa sekarang ini sudah banyak yang berfikiran bahwa Dunia
dengan segala isinya seperti harta, tahta dan wanita sudah sedemikian kuatnya memperbudak
sebagian umat Islam sehingga mereka menjadi budak nafsu duniawi. Dan pada saat mereka
begitu kuatnya mencintai dunia dan diperbudak oleh dunia, maka pada saat yang sama
mereka takut mati. Takut mati karena takut berpisah dengan dunia dan takut mati karena
banyak dosa.
Disinilah iman itu mengambil peranyya sebagai jalan keluar atau solusi untuk
menyelesaikan masalah kehidupan tersebut. Ketika seseorang telah bias memahami dan
menerapkan konsep dari iman tersebut kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatsi
permasalahan hidupnya ,dan mendapat manfaat dari keimananya tersebut. Jadi iman itu
sangat penting bagi manusia khususnya bagi pemeluk agama islam agar mendekatkan kita
diri kepada Allah SWT Dan menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan iman?


2. Apa saja yang temasuk ruang lingkup keimanan?
3. Bagaimanakah Hubungan Iman, aqidah dan tauhid?
4. Apa hubungan aqidah didalam rukun iman?
5. Bagaimana cara kita untuk dapat meningkatkan kadar keimanan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman

Kata iman menurut bahasa berarti membenarkan ‫ ﺍﻟﺘﺼﺪﻳﻖ‬, sedangkan menurut syara‟
adalah membenarkan dengan hati ‫ ﺍﻟﺘﺼﺪﻳﻖ ﺑﺎﻟﻘﻠﺐ‬dalam arti menerima dan tunduk pada apa
yang diketahui bahwa hal tersebut dari agama Nabi Muhammad. Dan ada yang menyatakan
lebih tegas lagi bahwa, di samping membenarkan dalam hati juga menuturkan dengan lisan
dan mengerjakan dengan anggota badan. Kemudian sebagian ulama menyebutkan pula
bahwa iman ialah membenarkan rasul tentang apa yang beliau datangkan dari TuhanNya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa iman, mempunyai dua pengertian dalam Al-Qur'an
dan sunah Rasulullah saw., mempunyai dua pengertian :
a. Membenarkan berita yang datang dari Allah dan Rasul-Nya.
b. Meneguhkan pendirian terhadap ketentuan yang telah ditetapkan (diberitakan) Allah
SWT.
Ruang lingkup Iman mencakup tiga aspek kehidupan manusia, yaitu meliputi
seluruh isi hati, seluruh ucapan dan segenap laku perbuatan. Ketiga aspek tersebut yaitu isi
atau ketetapan hati, seluruh ucapan dan segenap laku perbuatan adalah satu kebulatan hidup
manusia dalam arti kebudayaan dan peradaban. Untuk lebih ringkas dan tajam maka masalah
bagian isi hati dan ucapan yang memberi dan menyatakan pernilaian dan pandangan,
misalnya “Matahari berputar tetap pada sumbunya – Surat 036 Yasin ayat 38 - Wasy syamsu
tajri li mustaqarril lahaa dzaalika taqdiirul’aziizil aliim dsb.
Dengan demikian maka hadits diatas, untuk lebih singkat dan mendekati hakikinya,
kita terjemahkan menjadi Iman ialah Pandangan dan Sikap Hidup. Ruang lingkup itu meliputi
seluruh tempat dan waktu, artinya di manapun dan kapan pun berada serta dalam kondisi
apapun seorang hamba berkewajiban untuk bertaqwa.
Seseorang akan disebut bertaqwa jika melaksanakan kewajiban sebagai seorang
hamba tersebut dan itu merupakan ciri dari manusia yang bertaqwa. Manusia bisa dikatakan
bertaqwa jika melakukan rukun Iman dan Islam, menepati janji, jujur kepada Allah, dirinya
dan manusia dan menjaga amanah. Dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya
sendiri.

B. Aspek – Aspek keimanan dalam kehidupan sehari – hari

Ruang lingkup iman di dalam ajaran islam meliputi satu bidang yaitu Aqidah. Pengertian
aqidah secara etimologis aqidah berakar dari kata „aqida-ya‟qidu‟aqdan- aqidatan. Kaitan
antara arti kata “aqdan dan “aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati,
bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.Jadi aqidah adalah sesuatu yang diyakini oleh
seseorang. Makna aqidah secara bahasa akan lebih jelas jika dikaitkan dengan pengertian secara
terminologis.
Secara terminologis terdapat beberapa defenisi aqidah, antara lain :
1. Menurut Hasan Al-banna
Aqaid (Bentuk plural dari aqidah )adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa ,menjadi keyakinan
yang bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
2. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy
Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam
hati serta diyakinini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

 Dari kedua definisi tersebut dapat dijelaskan point penting berikut :


1. Sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia.
Ilmu (kebenaran) dibagi menjadi dua yaitu ilmu dlarury dan
ilmu nazhariy. Ilmu yang dihasilkan oleh indera dan tidak memerlukan dalil disebut
ilmu zlarury. Sedangkan ilmu yang memerlukan dalil atau pembuktian disebut ilmu nazhariy.
2. Setiap manusia memiliki fitrah untuk mengakui kebenaran.
Indera untuk mencari kebenaran, akal untuk menguji kebenaran dan wahyu untuk
menjadi pedoman dalam menentukan mana yang benar dan mana yang tidak.
3. Keyakinan tidak boleh bercampur sedikit pun dengan keraguan.
Sebelum seseorang sampai ke tingkat yakin (ilmu) ia akan mengalami terlebih dahulu
4 tingkatan sebelumnya, yaitu :
- Syak (ragu), yaitu sama kuat antara membenarkan sesuatu atau menolaknya.
- Zhan, yaitu salah satu lebih kuat sedikit dari yang lainnya karena ada dalil yang
menguatkannya.
- Ghalabatuzh Zhan, yaitu cenderung lebih menguatkan salah satu karena suda meyakini
dalil kebenarannya.
- Yakin/Ilmu, yaitu keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan.
Keyakinan yang sudah sampai pada tingkat ilmu inilah yang disebut dengan aqidah.
4. Aqidah harus mendatangkan ketentraman jiwa.
Artinya sesuatu keyakinan yang belum dapat menentramkan jiwa berarti bukanlah
aqidah.
5. Menolak segala sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran itu.
Artinya seseorang tidak akan bisa meyakini sekaligus dua hal yang bertentangan.
6. Keyakinan (aqidah) seseorang tergantung kepada tingkat
pemahamannya terhadap dalil.
Didalam Al-Qur’an tidak ada satu ayat pun yang secara literal menunjuk pada kata
aqidah, namun demikian terdapat beberapa istilah dengan akar kata yang sama dengan
aqidah, yaitu (Aqada) , istilah tersebut antara lain :
a. Aqadat kata ini digunakan untuk menyebut sumpah setia.
b. Aqadtum kata ini digunakan untuk menyebut sumpah.
c.Uqud yang berarti perjanjian
d.Uqdah yang berati akad (ikatan)
e.Uqad yang berati simpul
 Ada istilah lain yang semakna atau hampir semakna dengan istilah aqidah, yaitu iman
dan tauhid.
a) Iman
Iman dan aqidah merupakan dua kata yang saling berhubungan. Ada yang menyebut
bahwa pengertian iman dan aqidah itu sama dan ada yang menyebut berbeda. Jika dilihat
definisi iman menurut Asy‟ ariah yang mengatakan iman hanyalah “membenarkan dalam
hati”, maka iman dan aqidah ada dua istilah yang sama. Sebaliknya jika kita mengikuti
definisi iman menurut ulama salaf (seperti Imam Ahmad, Malik, Syafi‟i) yang mengatakan
bahwa iman adalah sesuatu yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan dan
diamalkan dengan perbuatan, maka iman dan aqidah tidak persis sama maknanya.
b) Tauhid
Tauhid artinya mengesakan Allah. Ajaran tauhid adalah tema sentral dalam aqidah
Islam. Oleh karena itu, aqidah dan iman diidentikkan juga dengan istilah tauhid.
Menurut Hasan Al-Banna maka ruang lingkup Aqidah Islam meliputi :
1. Ilahiyyat,
yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang berhubungan
dengan Allah, sepertiwujud Allah, sifat Allah, nama dan Perbuatan Allah dan sebagainya.
2. Nubuwat,
yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan
Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah yang dibawa para Rasul ,mu‟jizat rasul dan
lain sebagainya.
3. Ruhaniyat,
yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti jin,
iblis, syaitan , roh ,malaikat dan lain sebagainya.
4. Sam'iyyat,
yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'i,
yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam barzkah, akhirat dan Azab
Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dsb.

Adapun penjelasan ruang lingkup pembahasan aqidah yang termasuk dalam Rukun Iman,
yaitu:
1. Iman kepada Allah
Pengertian iman kepada Allah ialah:
Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah. Membenarkan dengan yakin keesaan-Nya,
baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam, makhluk seluruhnya, maupun dalam
menerimah ibadah segenap makhluknya. Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat
dengan segala sifat sempurna, suci dari sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala
yang baru (makhluk).
Dengan demikian setelah kita mengimani Allah, maka kita membenarkan segala
perbuatan dengan beribadah kepadanya, melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya, mengakui bahwa Allah swt.bersifat dari segala sifat, dengan ciptaan-Nya
dimuka bumi sebagai bukti keberadaan, kekuasaan, dan kesempurnaan Allah.
2. Iman Kepada Malaikat
Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah mempunyai makhluk yang dinamai
“malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada Allah, yang senantiasa melaksanakan tugasnya
dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya. Lebih tegas, iman akan malaikat ialah beritikad
adanya malaikat yang menjadi perantara antara Allah dengan rasul-rasul-Nya.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah


Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga. Kitab-kitab suci itu
memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab Allah ialah beritikad bahwa Allah ada
menurunkan beberapa kitab kepada Rasulnya, baik yang berhubungan itikad maupun yang
berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk menjadi pedoman hidup manusia. Baik
untuk akhirat, maupun untuk dunia, baik secara induvidu maupun masyarakat.
Jadi, yang dimaksud dengan mengimani kitab Allah ialah mengimani sebagaimana
yang diterangkan oleh Al-Qur‟an dengan tidak menambah dan mengurangi. Kitab-kitab yang
diturunkan Allah telah turun berjumlah banyak, sebanyak rasulnya. Akan tetapi, yang masih
ada sampai sekarang nama dan hakikatnya hanya Al-Qur‟an. Sedangkan yang masih ada
namanya saja ialah Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Injil kepada Nabi Isa, dan
Zabur kepada Daud, serta penyempurna kitab-kitab sebelumnya yakni Al-Qur’an yang
diturunkan kepada Muhammad saw.

4. Iman kepada Nabi dan Rasul


Yakin pada para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat. Perbedaan antara
Nabi dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi menerima tuntunan berupa wahyu, akan
tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia.
Rasul adalah utusan Allah yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada
umat manusia.
Di Al-Qur‟an disebut nama 25 orang Nabi, beberapa diantaranya berfungsi juga sebagai
rasul ialah (Daud, Musa, Isa, Muhammad) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang
diterima kepada manusia dan menunjukkan cara pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-
hari.

5. Iman kepada hari Akhir


Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari akhir. Keyakinan ini sangat
penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai hari akhirat
sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama Islam, itu merupakan hari yang
tidak diragukan lagi. Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah menghitung
(hisab) amal perbuatan setiap orang yang sudahdibebani tanggung jawab dan memberikan
putusan ganjaran sesuai dengan hasil perbuatan selama di dunia.

6. Iman kepada Qada dan Qadar


Dalam menciptakan sesuatu, Allah selalu berbuat menurut Sunnahnya, yaitu hukum
sebab akibat. Sunnahnya ini adalah tetap tidak berubah-ubah, kecuali dalam hal-hal khusus
yang sangat jarang terjadi. Sunnah Allah ini mencakup dalam ciptaannya, baik yang jasmani
maupun yang bersifat rohani.
Makna qada dan qadar ialah aturan umum berlakunya hukum sebab akibat, yang
ditetapkan olehnya sendiri. Definisi segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan hukum
yang ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT, untuk segala yang ada.
C. Kiat -Kiat untuk menaikkan kadar keimanan :
1. PELAJARILAH BERBAGAI ILMU AGAMA ISLAM YANG BERSUMBER PADA AL-
QURAN DAN HADITS
A. Perbanyaklah membaca Al-Qur'an dan renungkan maknanya
Ayat-ayat Al-Qur'an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan
masing- masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian
ayat Al-Qur'an mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari
kemuliaan Allah, dilain pihak Al-Qur'an mampu membuat menangis seorang
pendosa, atau membuat tenang seorang pencari ketenangan.
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai pikiran." (QS, Shaad 38:29)
"Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang lalim selain kerugian." (QS, al-Israa' 17:82)
B. Pelajarilah ilmu mengenai Asma'ul Husna, Sifat-sifat Yang Maha Agung.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan
Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan
hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah. Bila seseorang memahami sifat Allah
yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah
keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat
memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya
yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).
C. Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW.
Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan
menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan
untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku
utusan Allah.
Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, "Wahai Rasul Allah,
kapan tibanya hari akhirat?". Rasulullah saw balik bertanya : "Apakah yang telah
engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?". Si sahabat menjawab ,
"Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja
rasanya semua itu belum cukup. Namun di dalam hati, aku sangat mencintai dirimu,
ya Rasulullah". Rasulullah saw menjawab, "Insya Allah, di akhirat kelak engkau
akan bersama orang yang engkau cintai". (HR Muslim)
Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa
mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat
hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai
Rasulullah SAW.
2. RENUNGKANLAH TANDA-TANDA KEBESARAN ALLAH YANG ADA DI
ALAM (MA'RIFATULLAH)
Renungkan pula rahasia dan mukjizat Qur'an. Salah satu keajaiban Al Qur'an
adalah struktur matematis Al Qur'an. Walau wahyu Allah diturunkan bertahap
namun ketika seluruh wahyu lengkap maka ditemukan bahwa kata tunggal "hari"
disebut sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada satu tahun syamsiyyah
masehi). Kata jamak hari disebut sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari
dalam satu bulan. Sedang kata Syahrun (bulan) dalam Al Quran disebut sebanyak
12 kali sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Kata Saa'ah (jam)
disebutkan sebanyak 24 kali sama dengan jumlah jam sehari semalam. Dan
semua kata-kata itu tersebar di 114 surat dan 6666 ayat dan ratusan ribu kata
yang tersusun indah. Dan masih banyak lagi keajaiban dan mukjizat Al Quran
dari sisi pandang lainnya yang membuktikan bahwa itu bukan karya manusia

3. CARILAH LINGKUNGAN / TEMAN YANG BAIK


Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa kita harus menjauhi
lingkungan/teman yang membawa pengaruh buruk. Karena lingkungan sangat
berperan dalam membangun karakter manusia. Seperti dalam surah:
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah
Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas”. (Qs. Al-Kahfi 18:28)
Seorang teman yang sholeh selalu memperhatikan perintah dan larangan
Allah, karenanya ia selalu mengajak siapa saja orang disekitarnya untuk menuju
kepada kebaikan dan mengingatkan mereka bila mendekati kemungkaran. Teman
dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini dimana
pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan nilai-nilai
agama Islam. Berada diantara teman-teman yang sholeh akan membuat seorang
wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab. Demikian pula seorang pria
bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita diantara orang-orang
sholeh.
4. BERUSAHA KERAS MELAKUKAN AMAL PERBUATAN YANG BAIK
SECARA IKHLAS
Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui
lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha dan
keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini.
a. Amalan Hati
Dilakukan melalui pembersihan hati kita dari sifat-sifat buruk, selalu menjaga
kesucian hati. Ciptakan sifat-sifat sabar dan tawakal, penuh takut dan harap akan
Allah. Jauhi sifat tamak, kikir, prasangka buruk dan sebagainya.
b. Amalan Lidah
Perbanyak membaca Al-Qur'an, zikir, bertasbih, tahlil, takbir, istighfar,
mengirim salam dan sholawat kepada Rasulullah dan mengajak orang lain
kepada kebaikan, melarang kemungkaran.
c. Amalan Anggota Tubuh
Dilakukan melalui kepatuhan dalam sholat, pengorbanan untuk
bersedekah, perjuangan untuk berhaji hingga disiplin untuk sholat
berjamaah di mesjid (khususnya bagi pria).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Iman adalah percaya atau yakin dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan
dengan perbuatan. Menaikkan kadar iman bukanlah suatu pekerjaan mudah, karena begitu
banyak usaha(menuntut ilmu, amalan-amalan) yang harus kita lakukan disamping godaan
(syaitan, duniawi) yang akan kita hadapi. Paling tidak kita termasuk orang-orang yang lebih
beruntung dibanding orang lain yang belum sempat mengetahui "sebab-sebab naik-turunnya
iman"

DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/DI/article/viewFile/426/398.,
http://syariah.uin-malang.ac.id/index.php/komunitas/blog-fakultas/entry/konsep-iman-
dan-taqwa.,
http://makalahpendidikanku.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-islam-dan-
iman.html’,.
https://dokumenkuliah.wordpress.com/tag/aspek-aspek-ajaran-islam/

Anda mungkin juga menyukai