Anda di halaman 1dari 109

HAND OUT

EKONOMI TEKNIK
MATERI KULIAH
PERTEMUAN 1

Peranan Ekonomi Teknik


dalam Perencanaan
Kegiatan Usaha
MANAJEMEN KETEKNIKAN

Merupakan seni dan ilmu tentang :


„ Perencanaan
„ Pengorganisasian
„ Alokasi sumberdaya
„ Pedoman
„ Pengendalian aktivitas
„ Terkait dengan karakteristik teknik/industri
KARAKTERISTIK

Masalah terdefinisi jelas Masalah tidak terdefinisi

Subsistem material Subsistem manusia

Seluruhnya dapat dipastikan Tidak pasti

Asumsi kontinyu Diskontinyu

Didukung Data base Dukungan Data base kurang

Keputusan Analitik Keputusan Intuitif


KONSEP EKONOMI TEKNIK
„ Merupakan suatu perangkat analisis
ekonomi
„ Terdiri dari beberapa teknik (matematik,
analisa keputusan)
„ Untuk menjalankan suatu sistem usaha
„ Memberikan dukungan bagi pemilihan
dan justifikasi alternatif rancangan,
operasi kebijakan dan belanja kapital
PERBEDAAN SUDUT PANDANG
MANAJER AKUNTANSI,
EKONOMI TEKNIK & TEKNIK
HAL PENTING DALAM INVESTASI
„ Menganalisis keuntungan / kerugian yang
mungkin terjadi dalam investasi
„ Perencanaan yang efektif sebelum
implementasi investasi
„ Acuan pada data lampau, sekarang dan yang
akan datang
„ Memperhitungkan nilai dari uang (time value
of money)
Materi Kuliah :
Ekonomi Teknik
Definisi Ekonomi Teknik

Adalah ilmu yang mempelajari


tentang analisis ekonomi untuk
pekerjaan teknik dengan kriteria
efisiensi ekonomi agar
diperoleh suatu keputusan yang
baik secara ekonomi.
Course Outline
• Pengantar Ekonomi Teknik
• Cash flow analysis (konsep ekivalensi, dll.)
– Bunga Diskrit
– Bunga kontinyu
• Proses pengambilan keputusan (dalam pemilihan alternatif)
– Metode NPV, AW, dll.
– Metode paybac period
– Metode ROR
• Analisis BEP
• Analisis risiko dan ketidakpastian dalam studi ekonomi teknik
• Depresiasi dan Pengaruh pajak
• Analisis penggantian
• Analisis B/C dan CE
• Pertimbangan Inflasi
• Penganggaran modal (capital budgeting)
• Pengantar Estimasi
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu:
 Menjelaskan tentang konsep dasar, teori, rumus, dan teknik-
teknik analisis ekonomi yang terkait dengan aspek teknik
dari suatu sistem produksi (pengoperasian
sistem/peralatan/mesin), produk, dan jasa
 Mampu melakukan evaluasi kelayakan dari beberapa
proposal teknik dalam kaitannya dengan dimensi nilai
(worth) dan biaya/ongkos (cost)
 Mampu membuat suatu keputusan ekonomik dan memahami
resiko/dampak ekonomik dari suatu permasalahan aplikasi
teknik (engineering application) di suatu industri
Tujuan Instruksional Khusus
1. Memahami konsep dimensi fisik dan ekonomi dari suatu sistem
keteknikan
2. Memahami konsep ekonomi dan biaya
3. Mengerti rumus bunga
4. Mengerti konsep ekuivalensi ekonomi
5. Mengerti hubungan ekuivalensi ekonomi dengan faktor inflasi
6. Mengerti beberapa model dasar untuk melakukan perbandingan alternatif
7. Mampu membuat keputusan ekonomi dari beberapa alternatif
8. Mempu mengevaluasi alternatif penggantian
9. Mampu mengevaluasi aktivitas layanan publik
10. Mampu melakukan analisis ekonomi yang terkait dengan faktor
depresiasi
11. Mampu melakukan analisis ekonomi yang terkait dengan faktor pajak
12. Mampu melakukan analisis ekonomi yang terkait dengan faktor resiko
dan kondisi yang tidak pasti (uncertainty)
Referensi
1. Thuesen, G.J., Fabrycky, W.J. (2003),
Engineering Economy, 9th edition, Prentice
Hall
2. Pujawan, I N. (2009). Ekonomi Teknik, Ed. 2,
Guna Widya
3. Park, Chan S. (2004), Fundamentals of
Engineering Economy, Prentice Hall
(http://www.eng.auburn.edu/~park/fee/)
4. Park, Chan S. (2002), Contemporary
Engineering Economics, 3rd edition,
Prentice Hall
(http://www.eng.auburn.edu/~park/cee/index.htm)
PENDAHULUAN
Engineering
Profesi dimana pengetahuan matematika dan
science yang diperoleh dari studi, pengalaman,
dan praktek diaplikasikan dengan pertimbangan
nalar untuk mengembangkan berbagai cara
penggunaan bahan dan kekuatan alam secara
ekonomi agar bermanfaat bagi manusia.
Sukses seorang engineer akan tergantung pada
kemampuannya untuk menguasai hal-hal yang
berkaitan dengan hukum-hukum yang berlaku di
alam fisik, tetapi berharga tidaknya apa yang dia
hasilkan dalam penguasaan fisik ini akan diukur
dalam analisis ekonomis
Lingkungan Engineering
The Total Environment
Physical Economic
Environment Environment
ENGINEERING PRODUCTION WANT
OR
PROPOSAL CONSTRUCTION
SATISFACTION

Effieciency OUTPUT Effieciency WORTH


=
(physical) = (economic) COSTS
INPUT

Tujuan pokok dari pengajaran Engineering Economy adalah


menyiapkan engineers agar mampu menguasai dua
lingkungan (fisik dan ekonomi) yang merupakan alam
aplikasi disiplin engineering yang ada
Proses Engineering
Alternatif 1
DESIGN ANALISA ALTERNATIF
TEKNIS Alternatif 2 EKONOMI YG PALING
EKONOMIS
Alternatif n
Proses Engineering

Identifikasi Evaluasi Pembuatan


Penentuan Penentuan
Faktor-faktor
Cara Proposal Keputusan
Tujuan Strategis Teknik
Engineering Economy
 Aplikasi prinsip-prinsip ekonomi untuk
permasalahan engineering
 Disiplin ilmu yang digunakan untuk
menganalisis aspek-aspek ekonomis dari
usulan investasi yang bersifat teknis
 Pengambilan keputusan dibuat berdasarkan
analisis ekonomis jauh ke depan
Karena engineers yang
membuat keputusan ini dan
membuat rekomendasinya

“ECONOMI TEKNIK”
Pioner dalam Engineering Economy
1. Arthur M. Wellington
Seorang Civil Engineer pada abad 19 secara khusus menyebut
peran analisis ekonomi dalam engineering project dengan
menulis buku berjudul “The Economic Theory of Railway
Location” pada tahun 1887

2. Eugene Grant
Mempublikasikan buku “Principles of Engineering Economy”
pada tahun 1930 yang merupakan sebuah tonggak dalam
pengembangan ekonomi teknik

3. Woods dan DeGarmo


Menulis edisi pertama buku berjudul “Engineering Economy”
pada tahun 1942
Konsep Dasar Ekonomi (1)
 Konsep Utilitas
 Utility  “the power to satisfy human wants”
 Utilitas ditentukan oleh individu yang akan memanfaatkan objek itu
sendiri (sama seperti dalam konsep “value”)
 Tingkat utilitas suatu objek adalah sebesar kepuasan yang diperoleh
dari objek tersebut
 Konsep Biaya
 Batasan tujuan dari aplikasi engineering adalah untuk memuaskan
keinginan manusia, tapi keinginan ini tidak bisa terpuaskan tanpa
adanya cost
 Alternatif proposal engineering dibedakan menurut cost masing-
masing alternatif. Analisis ekonomis mengasumsikan aspek teknis
dari masing-masing alternatif tersebut relatif sama. Alternatif
proposal engineering yang memberikan cost terendah akan dinilai
yang terbaik.
Konsep Dasar Ekonomi (2)
Terminologi biaya
 Life cycle cost  Direct cost
 First cost  Indirect cost
 Operational &  Overhead cost
maintenance cost  Fixed cost
 Disposal cost  Variable cost
 Past cost (history cost)  Average cost
 Sunk cost (history cost)  Incremental cost
 Future cost  Marginal cost
 Opportunity cost
Konsep Dasar Ekonomi (3)
 Bunga (interest)
Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari
menanam modal. Bunga dalam hal ini disebut
sebagai keuntungan (profit). Sejumlah uang yang
dibayarkan sebagai kewajiban karena meminjam
modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai biaya
(cost).
 Tingkat Bunga (Interest rate)
• Tingkat keuntungan yang diperoleh dari
penanaman modal dalam periode waktu tertentu
• Cara Pandang tingkat bunga : Dari Sisi Peminjam
atau Sisi yang Dipinjami
• Tingkat bunga dalam hitungan per tahun
Konsep Dasar Ekonomi (4)
 Time value of money (Nilai Uang atas Waktu)

$ 1 di tangan sekarang lebih berharga daripada $ 1


jika diterima 2 tahun lagi mulai dari sekarang
Uang mempunyai nilai waktu sebab uang memiliki
kekuatan memberikan penghasilan dan mempunyai
kekuatan untuk membeli

$1 $1+Interest

Now 1 2 3 n-1 n
Principles of Engineering Economy (1)
PRINCIPLE 1 – DEVELOP THE ALTERNATIVES
The choice (decision) is among alternatives. The alternatives
need to be identified and then defined for subsequent analysis
PRINCIPLE 2 – FOCUS ON THE DIFFERENCES
Only the differences in expected future outcomes among the
alternatives are relevant to their comparison and should be
considered in the decision
PRINCIPLE 3 – USE A CONSISTENT VIEWPOINT
The prospective outcomes of the alternatives, economic and
others, should be consistently developed from a defined viewpoint
(perspective)
PRINCIPLE 4 – USE A COMMON UNIT OF MEASURE
Using a common unit of measurement to enumerate as many of
the prospective outcomes as possible will simplify the analysis
and comparison of the alternatives
Principles Engineering Economy (2)
PRINCIPLE 5 – CONSIDER ALL RELEVANT CRITERIA
Selection of a preferred alternative (decision making) requires the
use of a criterion (or several criteria). The decision process should
consider both the outcomes enumerated in the monetary unit and
those expressed in some other unit of measurement or made
explicit in a descriptive manner
PRINCIPLE 6 – MAKE UNCERTAINTY EXPLICIT
Uncertainty is inherent in projecting (or estimating) the future
outcomes of the alternatives and should be recognized in their
analysis and comparison

PRINCIPLE 7 – REVISIT YOUR DECISION


Improved decision making result from an adaptive process; to the
extent practicable, the initial projected outcomes of the selected
alternative should be subsequently compared with actual result
achieved
What is Engineering
Economy?
 Engineering Economy is about
making decisions

• Ekonomi teknik didasarkan atas


evaluasi secara sistematis mengenai
biaya maupun keuntungan atas
proyek / investasi teknis yang
diusulkan
Mana yang menurut anda lebih ekonomis?
Kenapa?
Ciri Engineering Projects
• Membutuhkan analisis kelayakan teknis
• Membutuhkan biaya investasi yang besar
• Nantinya akan beroperasi dalam waktu yang
lama
– Butuh konsep ekivalensi
– Ketidakpastian bisa tinggi  perlu kajian risiko
• Alternatif yang tersedia lebih dari satu
– Membutuhkan proses pemilihan
• Kompleksitas tinggi, elemen-elemen banyak
– Membutuhkan teknik estimasi
Ilustrasi
• Sebuah industri manufaktur melakukan proses
produksinya dengan sistem job shop, yakni memproduksi
berbagai produk dan/atau komponen sesuai dengan
pesanan pelanggan. Perusahaan membatasi bahwa
minimum pesanan yang bisa dilayani adalah 10 unit dan
maksimum 400 unit produk. Dalam perjalanan bisnisnya,
perusahaan ini menerima pesanan komponen A101
berulang-ulang dari PT. XYZ yang memproduksi kipas
angin. Komponen A101 ini harus diproduksi dengan
urutan proses yang terdiri dari 4 tahapan yaitu (1)
pemotongan batangan baja untuk mendapatkan panjang
yang sesuai, (2) pembubutan, (3) pengerjaan pada mesin
tekan drill, dan (4) pengepakan. Ongkos per unit untuk
memproduksi komponen A101 adalah Rp. 5000. Ongkos
per unit ini diperoleh berdasarkan ongkos tenaga kerja
langsung, ongkos bahan langsung, dan ongkos lain-lain
(seperti asuransi, pajak, energi, pemasaran, dan
sebagainya).
Ilustrasi (lanjutan)
• Saat ini perusahaan sedang bernegoisasi dengan PT.
XYZ untuk suatu kontrak produksi komponen A101
sejumlah 10000 unit selama 4 tahun, atau rata-rata 2500
unit per tahun. Bagi perusahaan, kontrak sebesar ini
sangat menguntungkan, namun dengan adanya kontrak
berarti harus ada penambahan mesin-mesin produksi
dan usaha-usaha penurunan ongkos produksi per unit.
Seorang insinyur yang telah lama bekerja pada
perusahaan ini ditugasi mengembangkan metode
produksi yang lebih efisien. Setelah melakukan studi ia
mengusulkan pembelian mesin bubut kecil sehingga
urutan proses pembuatan komponen A101 akan menjadi
lebih sederhana yaitu melakukan permesinan bahan
baku pada mesin bubut dan selanjuntnya dipak. Estimasi
ongkos per unit untuk memproduksi komponen ini
menjadi Rp. 3500. Disamping itu tingkat produksi dengan
metode baru ini akan meningkat karena proses
pemotongan, pembubutan dan permesinan pada mesin25
drill tekan akan diganti dengan proses pembubutan saja.
Ilustrasi (Lanjutan)
• Apabila mesin bubut kecil ini diputuskan untuk dibeli
maka mesin-mesin lama tidak akan dijual, melainkan
tetap dipakai untuk melayani pesanan-pesanan selain
dari PT. XYZ. Mesin bubut kecil hanya akan dipakai
sekitar 75% kapasitasnya untuk memenuhi permintaan
PT. XYZ sehingga sisa kapasitasnya yang 25% bisa
digunakan untuk pembuatan produk-produk lain.
Investasi tambahan yang diperlukan untuk pengadaan
mesin bubut kecil dan alat-alat bantu yang
diperlukannya diperkirakan sekitar Rp. 100 juta. Masa
pakai ekonomis dari mesin ini adalah 25 tahun. Akan
tetapi dinas pajak mengharuskan mesin ini didepresiasi
selama 5 tahun dengan estimasi nilai sisa pada akhir
tahun ke-5 adalah Rp. 60 juta. Apabila PT. XYZ hanya
mau membayar Rp. 45 per unit komponen A101 apakah
perusahaan akan menandatangani kontrak 10000 unit
komponen tersebut dan membeli mesin bubut kecil
seperti yang diusulkan oleh insinyur tadi.
• Permasalahan diatas membutuhkan analisis
ekonomi teknik (analisis ekonomi suatu investasi
teknik)
• Pengambil keputusan harus melakukan kajian
mana alternatif (teknis) yang dianggap paling
menguntungkan perusahaan (membutuhkan
pengetahuan aspek teknik, dalam kasus diatas
teknik produksi komponen A101) serta aspek
kinerja ekonomi.
Dalam evaluasi ekonomi teknik
diperlukan evaluasi kinerja ekonomi
• Estimasi biaya investasi yang harus
dikeluarkan
• Estimasi biaya-biaya operasional dan
perawatan di tahun-tahun mendatang
• Estimasi nilai sisa pada saat sistem atau
investasi tadi tidak beroperasi lagi
• Estimasi umur ekonomis
• Estimasi tingkat suku bunga (termasuk
inflasi)
• Perhitungan depresiasi, pajak, dll.
Hal Penting dalam Pemilihan
Alternatif
• Proses ekivalensi nilai mata uang harus
dilakukan sehingga perbandingan
alternatif menjadikan nilainya
terbandingkan (comparable).
• Karena estimasi aliran kas dengan
variabel-variabel : umur teknis, tingkat
bunga masih mengandung ketidakpastian
maka keputusan dalam ekonomi teknik
juga harus memperhitungkan unsur resiko
Pengambilan Keputusan pada
Ekonomi teknik
• Penentuan alternatif terbaik dari alternatif-
alternatif yang tersedia
• Biasanya investasi teknis ataupun proyek
teknis bisa dikerjakan lebih dari satu cara
• Sumber daya yang tersedia terbatas
sehingga tidak semua alternatif akan
dikerjakan, harus ada proses pemilihan
Dua Sudut Pandang Berbeda dalam
hal Pengambilan Keputusan pada
Ekonomi Teknik
ahli
akuntan
ekotek

manajer teknik
Sudut Pandang Pengambilan
Keputusan dalam Ekonomi Teknik
• Akuntan
Menyajikan, menganalisis kinerja ekonomi yang
telah terjadi beberapa periode yang telah lewat
• Ahli Ekonomi Teknik
Melakukan proses estimasi aliran kas masa
mendatang. Memberikan gambaran-gambaran
kemungkinan yang akan dihadapi seandainya
terjadi perubahan variabel keputusan
• Manajer Teknik
Mengambil keputusan dengan melihat kedepan
maupun ke belakang berdasar informasi dari
akuntan maupun ahli ekonomi teknik
Konsep Ongkos dalam EkoTek
• Analisis ekonomi teknik terutama ditujukan untuk
mengevaluasi kinerja ekonomi dari masing-
masing alternatif proyek investasi teknik
• Perbandingan alternatif akan melibatkan konsep
dan terminologi ongkos.
• Beberapa konsep ongkos: ongkos siklus hidup,
ongkos langsung & tak langsung, ongkos tetap
& ongkos variabel, ongkos rata-rata & ongkos
marjinal
Pengambilan Keputusan
dalam Ekonomi Teknik
Pokok Bahasan
• Proses Pengambilan Keputusan yang
Rasional
• Prediksi ke Depan
• Peran Engineering dalam Bisnis
• Tipe-tipe pengambilan keputusan
strategis dalam ekonomi teknik
Proses Pengambilan Keputusan yang
Rasional
1. Mengenal problem yang
dihadapi
2. Mendefinisikan tujuan atau
sasaran yang hendak
dicapai
3. Mengumpulkan informasi-
informasi yang relevan
4. Mengidentifikasi berbagai
alternatif keputusan yang
layak
5. Memilih kriteria keputusan
yang akan digunakan untuk
memilih alternatif
6. Memilih alternatif yang
terbaik
Memilih merk mobil ?
Toyota vs. Honda
1. Mengenal problem yang  Membutuhkan sebuah
dihadapi mobil
2. Mendefinisikan tujuan atau
sasaran yang hendak dicapai  Ingin mobil yang biaya
3. Mengumpulkan informasi- operasionalnya murah
informasi yang relevan dan purna harga jual
4. Mengidentifikasi berbagai tinggi
alternatif keputusan yang  Mengumpulkan informasi-
layak infromasi yang relevan
5. Memilih kriteria keputusan  Memilih antara Toyota
yang akan digunakan untuk and Honda
memilih alternatif  perawatannya murah,
6. Memilih kriteria keputusan purna harga jual lebih
yang akan digunakan untuk tinggi, konsumsi bahan
memilih alternatif bakar lebih irit
7. Memilih alternatif yang terbaik  Memilih yang terbaik
antara Toyota atau
Honda sesuai kriteria
yang digunakan
Pengambilan Keputusan Ekonomi Teknik

Manufacturing Profit

Planning Investment
Marketing
Memprediksi Ke Depan

 Mengestimasi jumlah
investasi yang
diperlukan
 Memprediksi jumlah
permintaan produk
 Mngestimasi harga jual
produk
 Mengestimasi biaya
pembuatan produk
 Mengestimasi masa
hidup dari produk
Peran of Engineering dalam Bisnis

Membuat & Mendesain


Proyek Teknik

Analisa Evaluasi Evaluasi

• Metode produksi • Profitability yang • Dampak pada


• Keamanan Teknik diharapkan Laporan Keuangan
• Dampak Lingkungan • Timing of Perusahaan
• Penilaian Pasar Cash Flows •Nilai pasar
• Tingkat Resiko perusahaan
Keuangan • Harga saham
Accounting Vs. Engineering Economy

Evaluasi kinerja periode lalu Evaluasi dan prediksi kinerja kedepan

Accounting Engineering Economy


Past Future
Present
Dua Faktor dalam Pengambilan
Keputusan Ekonomi Teknik

Faktor waktu dan ketidakpastian


adalah aspek yang didefinisikan
dalam pengambilan keputusan
Tipe-tipe Pengambilan Keputusan
Strategis dalam Ekonomi Teknik di
Industri Manufakturing

Perbaikan pelayanan
Pemilihan Proses dan Peralatannya
Penggatian peralatan
Produk Baru dan Ekspansi Produk
Pengurangan biaya
Tipe Pengambilan Keputusan Strategis
Ekonomi Teknik di Sektor Industri Jasa

 Transportasi komersial
 Logistik dan Distribusi
 Industri Kesehatan
 Financial Engineering
 Retail
 Industri Hiburan
 Customer Service and Maintenance
Pemilihan Proses dan
Peralatannya
 Bagaimana pemilihan untuk suatu produk
panel dasboard mobil, antara bahan dari
plastik ataukah bahan dari lembaran baja ?

 Pemilihan jenis material akan menentukan


proses produksi pembuatan produk serta
biaya pembuatannya.
Problem Penggantian Peralatan

 Apakah sekarang
waktunya untuk
mengganti mesin yang
sudah tua ?
 Jika tidak, kapan waktu
yang tepat untuk
mengganti
peralatan/mesin yang
sudah tua?
Produk Baru dan Ekspansi Produk

 Apakah perlu
membangun atau
menambah fasilitas
baru untuk memenuhi
permintaan yang
meningkat ?
 Apakah lebih berharga
mengalokasikan
sejumlah uang untuk
ekspansi pasar produk
baru ?
Pengurangan Biaya
 Apa sebaiknya
perusahaan membeli
peralatan baru untuk
meningkatkan kinerja
operasional yang
sekarang ini dilakukan
secara manual ?
 Apa sebaiknya
mengalokasikan sejumlah
uang sekarang untuk
menghemat lebih banyak
uang di masa depan ?
Prinsip Dasar dalam Ekonomi
Teknik
 Principle 1: 100 ribu rupiah sekarang lebih
berharga daripada 100 ribu rupiah pada satu
tahun kemudian.
 Principle 2: Seluruh alternatif dihitung
perbedaannya diantara alternatif yang ada.
 Principle 3: Pendapatan marginal harus melebihi
biaya marginal
 Principle 4: Tingkat resiko dihitung berdasarkan
tingkat keuntungan yang diharapkan
Principle 1: 100 ribu rupiah sekarang lebih
berharga daripada 100 ribu rupiah pada satu
tahun kemudian.

Hari ini 1 tahun kemudian


Principle 2: Seluruh alternatif dihitung perbedaannya
diantara alternatif yang ada

Opsi Biaya Biaya Pembayara Nilai akhir


pilihan bahan perawatan n bulanan alat setelah
bakar per bulanan 3 tahun
bulan

Membeli $960 $550 $350 $9,000

Menyewa $960 $550 $550 0

Item yang tidak relevan dalam keptusan


Principle 3: Pendapatan marginal
harus melebihi biaya marginal

biaya
marginal

Biaya manufakturing 1 unit

Pendapatan
Pendapatan penjualan 1 unit marginal
Principle 4: Tingkat resiko dihitung
berdasarkan tingkat keuntungan yang
diharapkan
Jenis Investasi Potensi Keuntungan
Risiko yang diharapkan

Menabung rendah/resiko 1.5%


(cash) 0%

Obligasi (debt) Sedang 4.8%


Saham (equity) High 11.5%
EKIVALENSI
dan
RUMUS BUNGA
Pertemuan ke-2
dan 3

1
Bunga & Nilai Waktu dari Uang
• Bunga (Interest)
– Biaya ataupun penambahan nilai uang atas
penggunaan sejumlah uang.
• Nilai Waktu dari Uang (Time Value of
Money)
– Nilai ekonomis atas penggunaan sejumlah
uang tergantung dari berapa jumlah uang
yang digunakan atau diterima.
Prinsip Ekivalensi
1 Menggunakan basis waktu yang umum :
– Ekivalensi aliran kas (cash flows) menggunakan titik
waktu yang umum
– Gunakan titik waktu sekarang = present worth
– Gunakan titik waktu kedepan = future worth
2 Ekivalensi tergantung pada tingkat bunga yang
berlaku
3 Memerlukan konversi dari aliran kas
pembayaran jamak ke aliran kas tunggal
ataupun aliran kas seragam
Ekivalensi Nilai Uang
Mana yang anda lebih sukai ?

•Rp 20,000 diterima sekarang


•Rp 50,000 akan diterima 10 tahun mendatang
mulai dari sekarang
•Rp 8,000 diterima tiap tahun selama
10 tahun ke depan
Kita perlu membandingkan mana yang lebih bernilai?
Konversikan aliran kas (cash flows) kedalam
aliaran kas yang ekivalen pada tiap titik waktu
Jenis-jenis Aliran Kas
• Single cash flow (aliran kas tunggal
• Uniform series (aliran kas seragam)
• Linear gradient series
• Geometric gradient series
• Irregular series
Definisi
(menurut American Standard for Industrial Engineering Terminology
for Engineering Economy)

“Rasio dari bunga yang dibayarkan terhadap pokok dalam


suatu periode waktu dan biasanya dinyatakan dalam
persentase dari induk”

Bunga yang dinyatakan per unit waktu


Tingkat bunga = x 100%
Pokok
Macam-macam Bunga dalam
Ekonomi Teknik

 Bunga sederhana (simple interest)


 Bunga majemuk (compound interest)
 Bunga nominal (nominal interest)
 Bunga efektif (effective interest)
Bunga Sederhana
Dihitung hanya dari induk tanpa memperhitungkan bunga yang
telah diakumulasikan pada periode sebelumnya

I=P.i.N

I = bunga
P = induk yang dipinjam/diinvestasikan
i = tingkat bunga per periode
N = jumlah periode
Bunga Sederhana

Jumlah Bunga yang Jumlah yang harus


Jumlah hutang
hutang harus dibayar dibayar oleh
Tahun pada akhir
pada awal pada akhir peminjam pada akhir
tahun
tahun tahun tahun
1 1,000.00 160.00 1.160,00 0

2 160.00 1.320,00 0

3 160.00 1.480,00 0

4 160.00 1.640,00 1,640.00


Bunga Majemuk
Bunga Berbunga
Jumlah
yang
T harus
Jumlah Bunga yang
a dibayar
hutang ditambahkan ke Jumlah yang harus dibayar
h oleh
pada awal pinjaman pada akhir pada akhir tahun
u peminja
tahun tahun
n m pada
akhir
tahun
1 1,000.00 1,000.00x0.16=160.00 1,000.00(1+0.16)1=1,160.00 0

2 1,160.00 1,160.00x0.16=185.60 1,000.00(1+0.16)2=1.345.60 0

3 1,345.60 1,345.60x0.16=215.30 1,000.00(1+0.16)3=1,560.90 0

4 1,560.90 1,560.90x0.16=249.75 1,000.00(1+0.16)4=1,810.64 1,810.64


Cash Flow
 Ilustrasi grafis transaksi-transaksi ekonomi yang digambarkan
pada garis skala waktu terdiri dari penerimaan/inflow (+) dan
pengeluaran/outflow (-)

Inflow (+)
Periode 2 dan
Periode 1 akhir periode
2

0 1 2 n-1 n
Awal periode
1
Outflow (-)

 Asumsi : cash flow senantiasa terjadi pada akhir periode bunga


 Net cash flow = jumlah dari inflow dan ouflow yang terjadi pada
waktu yang sama
Cash Flow
$1,000

1 2 3 4
Borrower 0
(Peminjam) $160 $160 $160

$1,160

$1,160

$160 $160 $160


Lender 0
1 2 3 4
(yang meminjami)

$1,000
Notasi
i : Tingkat bunga efektif per periode
r : Tingkat bunga nominal per periode
n : Jumlah periode pemajemukan
P : Nilai sekarang (present worth)
A : Cash flow pada akhir periode yang besarnya sama untuk
beberapa periode yang berurutan (annual worth)
F : Nilai mendatang (future worth)
G : Tingkat perubahan konstan (dalam jumlah tertentu) dari
satu periode ke periode berikutnya untuk
pembayaran/penerimaan yang meningkat/menurun
g : Tingkat perubahan konstan (dalam persentase tertentu)
dari satu periode ke periodeberikutnya untuk
pembayaran/penerimaan annual yang meningkat/menurun
Four Important Points
1. The end of one year is the beginning of the next year
2. P is at beginning of a year at a time regarded as being present
3. F is at the end of the nth year from a time regarded as being
the present
4. An A occurs at the end of each year of the period under
consideration

When P and A are involved, the first A of the series occurs


one year after P. When F and A are involved, the last A of
the series occurs simultaneously with P
Pemajemukan

1. Pemajemukan diskrit
 Discrete Compounding, Discrete Payments

2. Pemajemukan kontinyu
 Continuous Compounding, Discrete Payments
 Continuous Compounding, Continuous
Payments
Single-Payment Compound-Amount Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

Amount at Interest Compound Amount


Year Beginning Earned
of Year During Year at End of Year

1 P(1+i)0 P(1+i)0 i P(1+i)0 + P(1+i)0 i = P(1+i)1

2 P(1+i)1 P(1+i)1 i P(1+i)1 + P(1+i)1 i = P(1+i)2

3 P(1+i)2 P(1+i)2 i P(1+i)2 + P(1+i)2 i = P(1+i)3

n P(1+i)n-1 P(1+i)n-1 i P(1+i)3 + P(1+i)3 i = P(1+i)4

F = P (1 + i)n atau F = P (F/P,i,n)


Single-Payment Present-Worth Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

 1 
P  F n  atau P = F (
P/F, i, n )
 1  i  
F
Single-Payment
Present-Worth Factor

0
1 2 3 n-1 n
Single-Payment
Compound-Amount Factor

P
Case
Equal-Payment-Series Compound-Amount Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

 1  i n  1
F  A  atau F = A ( F/A, i, n )
 i 
F

Equal-Payment-Series
Compound-Amount Factor
0 1 2 3 n-1 n

A A A A A
FA
F = A + A(1+i) + A(1+i)2 + A(1+i)3 + . . . + A(1+i)n-1 (1)

x(1+i)

F(1+i) = A(1+i) + A(1+i)2 + A(1+i)3 + . . . + A(1+i)n (2)

With (2) – (1), then :

F(1+i) - F= A(1+i)n – A

 (1  i ) n  1
F  A 
 i 
Equal-Payment-Series Sinking-Fund Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

 i 
A  F  atau A = F ( A/F, i, n )
 1  i   1
n

F
Equal-Payment-Series
Sinking-Fund Factor

0 1 2 3 n-1 n

A A A A A
Equal-Payment-Series Capital-Recovery Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

 i 1  i n 
A  P  atau A = P ( A/P, i, n )
 1  i   1
n

A A A A A
0
Equal-Payment-Series 1 2 3 n-1 n
Capital Recovery Factor

P
Equal-Payment-Series Present Worth Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

 1  i n  1
P  A n 
atau P = A ( P/A, i, n )
 i 1  i  

A A A A A
0
Equal-Payment-Series 1 2 3 n-1 n
Present Worth Factor

P
Diagram hubungan P, F dan A
P

(A/F, i%, N)
F A
F/A, i%, N)
Aliran Kas Tidak Teratur

5.000
9.000
8.500
10.000 10.000
14.000
Uniform-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

G  (1  i ) n  1 n 
P    atau P = G ( P/G, i, n )
i  i (1  i ) n 1  i  
n

(n-1)G
(n-2)G

2G A A A A A
G Uniform-Gradient-
Series Factor

0 1 2 3 n-1 n 0 1 2 3 n-1 n
GP

P = G(P/F,i,2) + 2G(P/F,i,3) + . . . + (n-1)G (P/F,i,n)


P = G [(P/F,i,2) + 2(P/F,i,3) + . . . + (n-1) (P/F,i,n)]

 1 2 3 n 1 
P  G    ...  n 
(1)
 (1  i ) 2
(1  i ) 3
(1  i ) 4
(1  i ) 
x ( 1+i )
 1 2 3 n 1 
P(1  i)  G     ...  n 1  (2)
 (1  i ) (1  i ) 2
(1  i ) 3
(1  i ) 

(2) – (1)
Uniform-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

1 n 
A  G   atau A = G ( A/G, i, n )
 i 1  i   1
n

(n-1)G
(n-2)G

2G A A A A A
G Uniform-Gradient-
Series Factor

0 1 2 3 n-1 n 0 1 2 3 n-1 n
Hubungan A, P, F dan G
A

(A/G, i, n) (G/A, i, n)

G
(F/G, i, n)
(P/G, i, n)
(G/F, i, n)
(G/P, i, n)

P F
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

Year Cash Flow

1 100.00 = 100.00 = 100.00


(1+0.1)0
2 100.00 + = 100.00 = 110.00
10%(100.00) (1+0.1)1
3 110.00 + = 100.00 = 121.00
10%(110.00) (1+0.1)2
4 121.00 + = 100.00 = 133.10
10%(121.00) (1+0.1)3
5 133.10 + = 100.00 = 146.41
10%(133.10) (1+0.1)4
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

Ft  F1 1  g 
t 1
, t = 1,2,…,n

F1(1+g)n-1

F1(1+g)n-2

F1(1+g)2
F1 F1(1+g)1

0 1 2 3 n-1 n
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

 1 
P  F n 
F
substitusi F dengan t  F 1  g t 1

 1  i  
1

Sehingga diperoleh,

 1  g 0   1  g 1   1  g 2   1  g n 1 
P  F1  1 
 F2  2 
 F3  3 
   Fn  n 
 1  i    1  i    1  i    1  i  

Kalikan setiap suku dari persamaan di atas dengan


(1+g)/(1+g) sehingga diperoleh:
F1  1  g  1  g  1 g  1 g  
1 2 3 n
P     n 
1  g  1  i 1
1  i  1  i 
2 3
1  i  
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

Dengan:
1 1  g  1 i
 g  1
1  g  1  i  1 g

dimana g’ adalah growth-free rate, dan subtitusi dari setiap


suku adalah:
F1  1 1 1 1 
P    
1  g  1  g  1  g 
1 2
1  g 3
1  g n 

F1  1  g   1
n
  (P/A,g’,n) 
P   atau P  F1  
1  g  g 1  g n   1  g  
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

 g’ > 0
 jika i > g, maka g’ adalah positif dan ( P/A,g’,n ) dihitung
dengan menggunakan persamaan yang sesuai
Contoh :
Penerimaan dari suatu unit bisnis diestimasikan akan
mengalami peningkatan 7% per tahun dari penerimaan
awal tahun pertama sebesar $360. Tentukan nilai
sekarang dari penerimaan tersebut selama 10 tahun
bila digunakan tingkat suku bunga sebesar 15%
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

Diketahui : F1=$360,000, g=0.07, i=15%

1  0.15
g   1  0.0748  7.48%
1  0.07
(P/A,7.48,10)
( 6.8704 ) 
1  0.0748  1
10

0.07481  0.07 
10

(P/A,7.48,10)

P  $360,000
 6.8704 
 $2,311,536
1.07
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

 g’ = 0
 jika i = g, maka g’ sama dengan nol dan nilai ( P/A,g’,n )
akan sama dengan n, sehingga persamaan geometric-
gradient-series factor menjadi:

 n 
P  F1  
 1  g  
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

Contoh
Suatu penerimaan diestimasikan meningkat 10% per
tahun dari pokok sebesar $10,000 pada awal tahun
pertama. Tentukan PW dari n tahun penerimaan tersebut
dengan tingkat bunga 10%

 n 
P  $10,000   $9,091 n
1  g 
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

 g’ < 0
 jika i < g, maka g’ akan negatif dan nilai tabel tidak
dapat digunakan untuk mengevaluasi faktor P/A
Contoh :
Gaji seorang Industrial Engineer baru diperkirakan
meningkat 12% per tahun dari pokok sebesar $32,000
selama 5 tahun yang akan datang. Jika tingkat suku
bunga 10%, tentukan PW nya
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

Diketahui : F1=$32,000, g=0.12, i=10%

1  0.10
g   1  0.0179  1.79%
1  0.12
(P/A,-1.79,5)
( 5.2801) 
1  0.0179  1
5

 0.01791  0.0179
5

(P/A,-1.79,5)

P  $32,000
 5.2801 
 $150,860
1.12
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

 g<0
 menghasilkan g’ positif untuk semua nilai positif dari i

Contoh :
Sebuah sumur minyak diperkirakan menghasilkan
12.000 barel pada tahun pertama dengan harga
minyak $21/barel. Jika hasil eksplorasi diperkirakan
menurun 10% per tahun, tentukan PW pendapatan
kotor 7 tahun ke depan dengan tingkat suku bunga
17%
Geometric-Gradient-Series Factor
(Discrete Compounding, Discrete Payments)

Diketahui : F1=12,000 x $21=$252,000, g= – 0.1, i=17%

1  0.17
g   1  0.30  30%
1  0.10
(P/A,30,8)

P  $252,000
 2.9247 
 $818,916
1  0.10
Frekuensi Pemajemukan
 Frekuensi pemajemukan dapat terjadi lebih dari
satu kali dalam 1 tahun
 Bunga nominal adalah tingkat suku bunga per
tahun yang mengabaikan frekuensi
pemajemukan (mengabaikan time value of
money)
 Bunga efektif adalah tingkat suku bunga tahunan
termasuk efek pemajemukan dari setiap periode
yang kurang dari satu tahun
 Apabila frekuensi pemajemukan hanya satu kali
dalam 1 tahun, maka tingkat suku bunga efektif
sama dengan tingkat suku bunga nominal.
Bunga Nominal dan Bunga Efektif
r : tingkat bunga nominal (tahunan)
i : tingkat bunga efektif dalam interval waktu
l : panjang interval waktu (dalam tahun)
m : jumlah periode pemajemukan (dalam tahun)
c : jumlah periode pemajemukan dalam interval waktu
Secara matematis, hubungan bunga efektif dan nominal
dapat dituliskan dengan persamaan:

l .m c
 r  r
i  1   1 atau i  1    1
 m  m
Bunga Nominal dan Bunga Efektif
Jika pemajemukan hanya dilakukan sekali dalam
interval waktu, maka l.m = 1 dan
r
i
m

Misalkan tingkat bunga nominal 9% dimajemukkan


setiap bulan, maka tingkat bunga efektif per bulan
adalah:
0.09
i  0.0075  0.75%
12
Bunga Nominal dan Bunga Efektif
3. Bunga nominal 14% dimajemukkan bulanan dengan
interval waktu 6 bulan:
r = 0.14, l = 0.5, m = 12
0.512
 0.14 
i  1    1  0.0721  7.21% per 6 bulan
 12 
4. Bunga nominal 10% dimajemukkan mingguan dengan
interval waktu 6 bulan:
r = 0.10, l = 0.5, m = 52
0.552
 0.10 
i  1    1  0.0512  5.12% per 6 bulan
 52 
Bunga Nominal dan Bunga Efektif
5. Bunga nominal 13% dimajemukkan bulanan dengan
interval waktu 2 tahun:

r = 0.13, l = 2, m = 12
212
 0.13 
i  1    1  0.2951  29.51% per 2 tahun
 12 
6. Bunga nominal 9% dimajemukkan semiannually dengan
interval waktu 2 tahun:
r = 0.09, l = 2, m = 2
22
 0.09 
i  1    1  0.1925  19.25% per 2 tahun
 2 
Membandingkan Tingkat Suku Bunga

Compounding Number of Effective Effective Annual


Frequency Periods per Interest Rate Interest Rate
Year per Period
Annually 1 18.0000% 18.0000%
Semiannually 2 9.0000 18.8100%
Quarterly 4 4.5000 19.2517
Monthly 12 1.5000 19.5618
Weekly 52 0.3642 19.6843
Daily 365 0.0493 19.7142
Bunga Nominal dan Bunga Efektif
1. Bunga nominal 12% dimajemukkan bulanan dengan
interval waktu 1 tahun:
r = 0.12, l = 1, m = 12
112
 0.12 
i  1    1  0.1268  12.68% per year
 12 
2. Bunga nominal 18% dimajemukkan mingguan dengan
interval waktu 1 tahun:
r = 0.18, l = 1, m = 52
152
 0.18 
i  1    1  0.1968  19.68% per year
 52 

Anda mungkin juga menyukai