Anda di halaman 1dari 10

Bab 8

1. Transpirasi I
Laju transpirasi disebabkan oleh factor, yaitu factor internal dan eksternal. Faktor internal dari
laju transpirasi, adalah banyaknya jumlah stomata, dan luas permukaan daun. Semakin banyak
jumlah stomata pada daun, maka laju transpirasi semakin cepat. Semakin banyak daun dan luas
permukaan daun maka laju semakin cepat. Faktor eksternal dari laju transpirasi adalah suhu,
kecepatan angin, dan intensitas cahaya matahari. Semakin tinggi suhu maka semakin mudah air
menguap dan juga semakin cepat laju transpirasinya. Pengaruh angina terhadap laju transpirasi
membawa lebuh banyak karbondioksida, hal ini menyebabkan penguapan dan adanya
penyerapan karbondioksida yang meningkat. Pengaruh angin terhadap laju transpirasi
membawa lebih banyak karbondioksida, hal ini menyebabkan penguapan dan adanya
penyerapan karbondioksida yang meningkat. Dengan hal ini temperatur udara akan
mempengaruhi kelembapan disekitar daun, maka tinggi suhu, biasanya akan menyebabkan
relative udara menjadi semakin rendah sehingga akan mengakibatkan perbedaan tekanan uap
air di dalam rongga daun dengan diudara menjadi semakin besar yang dapat meningkatkan laju
transpirasi
2. Transpirasi II
Fungsi safranin pada transpirasi 2 adalah untuk menentukan ada tidaknya tinggi pergerakan
safranin. Banyaknya jumlah stomata akan meningkatkan laju transpirasi yang berfungsi untuk
menjaga stabilitas suhu daun, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal
dan mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem. Berdasarkan
banyaknya air yang diuapkan, transpirasi melalui lentisel ini paling sedikit menguapkan air
dibanding dengan transpirasi yang terjadi melalui stomata dan kutikula.
3. Transpirasi III
Fungsi kertas kobalt pada transpirasi 3 adalah untuk menenttukan keluarnya uap air pada daun.
Perbandingan laju kecepatan daun muda dengan daun tua diperoleh hasil lebih cepat laju
transpirasi pada dau tua. Hal tersebut dapat terjadi karena luas permukaan daun tua lebih lebar,
jumlah stomata yang sudah terbentuk lebih banyak serta stomata lebih lebar dan lebih banyak.
Proses transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor internal maupun external. Faktor
internal meliputi besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan
daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan
letak
stomata sedangkan faktor external meliputi suhu, cahaya, temperatur dan angin.
4. Fermentasi
Proses fermentasi bertujuan untuk merubah senyawa yang kompleks menjadi sederhana. untuk
mengkonversi gula menjadi etanol (alkohol) dengan bantuan mikroorganisme berupa yeast, ragi
atau khamir (Muin et al., 2015). Perlakuan A (Ragi+Aquades) yang menyebabkan baunya
menyengat adalah karena ragi terdapat mikroorganisme dan ragi juga memiliki kandungan
karbohidrat seperti glukosa. Fungsi mikroorganisme pada ragi adalah membantu dalam
pemecahan glukosa menjadi alcohol atau asam cuka. Sehingga hal tersebut menyebabkan bau
pada perlakuan A menyengat. Pada perlakuan B pemberian (sukrosa + aquades) tidak
menghasilkan bau dan tidak mengalami perubahan kejernihan pada air kapur dan kondisi balon
sedikit mengembang. Hal ini terjadi karena sukrosa menghasilkan gas karbondioksida yang
sedikit, serta pada perlakuan B tidak menghasilkan bau dikarenakan tidak menghasilkan alkohol.
Perlakuan C (ragi + sukrosa) yang menyebabkan baunya lebih menyengat A dan B adalah
penambahan ragi yang memiliki kandungan glukosa dan terdpat mikroorganisme yang dapat
membantu pemecahan glukosa menjadi alkoho. Ketika ragi dicampur dengan sukrosa (glukosa +
fruktosa) maka kandungan glukosa yang mengalami semakin tinggi. Maka hal tersebut yang
menyebabkan bau pada perlakuan C lebih menyengat.

Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol)
serta juga karbondioksida. organisme yang berperan ialah Saccharomyces cerevisiae (fermen)
untuk produksi tape, roti atau juga minuman keras. reaksi kimia: C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
+ 2 ATP
Fermentasi asam laktat
fermentasi asam laktat merupakan respirasi yang berlangsung pada sel hewan atau juga orang,
saat keperluan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat Di dalam sel otot asam laktat
ini dapat menyebabkan indikasi kejang otot serta juga keletihan. Laktat yang terhimpun ialah
sebagai produk kotoran dapat menyebabkan otot lelah serta juga sakit, akan tetapi secara
perlahan-lahan dibawa oleh darah ke hati untuk diganti kembali menjadi piruvat.
Fermentasi asam cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang terjadi dalam kondisi aerob.
Fermentasi ini dilaksanakan oleh bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan substrat etanol.
Daya yang dihasilkan juga 5 kali lebih besar dari daya yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol
secara anaerob.

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi yakni :


1. Jenis bahan atau substrat
2. Suhu (temperature)
3. pH (keasaman)
4. Konsentrasi

Bab 7

1. Fotosintesis 1 (Sach)
Berdasarkan hasil data yang didapatkan, bahwa pada perlakuan daun yang terdapat bercak
amilum yang paling banyak, ditemukan pada daun C tanpa perlakuan (tidak ditutup). Hal ini
dikarenakan daun tersebut melakukan fotosintetis optimal sehingga hasil amilumnya juga
banyak yang ditandai dengan ditemukannya bercak coklat yang banyak pada daun. Menurut
Afiyatusyifa et al., (2020), menyatakan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen, Percobaan
Sach, dengan daun yang ditutup dan terbuka, fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan
amilum. Pada daun D yang tidak ditutup ditemukan amilum yang sedang dan terlihat bercak
yang tidak terlalu banyak, hal ini dikarenakan daun tersebut masih melakukan fotosintetis
walupun tidak secara optimal. Pada daun B yang ditutup saat jam 12 siang jumlah amilumnya
sangat sedikit dan juga terdapat bercak kecoklatan yang sedikit. Hal ini terjadi karena pada daun
mengalami hambatan yang dikarenakan pada saat matahari terbit sampai terbenam tidak
mendapatkan cahaya, sehingga mempengharuhi hasil pada amilumnya. Amilum yang sedikit
merupakan hasil atau sisa dari fotosintetis dan respirasi. Adapun faktor yang mempengaruhi
fotosintetis yaitu intesitas cahaya matahari dan lama pencahayaan nya, semakin tinggi intesitas
cahaya maka semakin tinggi aktivitas fotosintetis dan ketersedian CO2 serta H2O, dan juga
kondisi temperatur.
2. Fotosintesis 2 (Ingenhouse)
Pada percoboaan Ingenhousz hasil yang dapat diamati berupa gelembung yang dihasilkan pada
ujung tabung dengan adanya gelembung udara menandakan adanya oksigen. Banyaknya
oksigen yang dihasilkan dalam fotosisntetis dipengaruhi oleh beberapa hal yakni tinggi
rendahnya itensitas cahaya, suhu dan CO2. Analisis gelembung terbanyak pada perlakuan
Na(HCO)3. Hal ini menurut Nasution et al., (2018) menyatakan bahwa pada natrium bikarbonat
mengandung CO2 gas yang dibutuhkan dan proses bikabonasi merupakan pelarut CO2 sehingga
dapat memaksimalkan proses fotosintesis (Nasution et al., 2018). Pada perlakuan cahaya
matahari dihasilkan banyak gelembung karena mengandung O2 hal tersebut terjadi disebabkan
adanya intensitas cahaya yang cukup untuk proses fotosintetis agar berjalan efisien dan baik
untuk mengahasilkan gelembung. Sedangkan untuk perlakuan air panas dihasilkan gelembung
yang dibandingkan dengan perlakuan Na(HCO)3 dan cahaya matahari, hal ini terjadi karena pada
saat
perlakuan air sudah mencapai batas optimal sehingga pada 15 menit jumlah gelembung yang
dihasilkan sedikit. Menurut Wasis (2008), mengatakan suhu dapat mengahambat metabolisme
dengan suhu yang optimal akan menghambat proses fotosintetis untuk bekerja secara
maksimal. Sehingga hal tersebut yang menyebabkan gelembung pada air dingin dan pada ruang
gelap hanya sedikit, pada ruang gelap cahaya yang masuk tidak optimal sehingga tidak
menghasilkan gelembung dengan baik dikarenkan adanya proses fotosintetis yang tidak berkerja
secara maksimal , serta disebabkan oleh tidak adanya cahaya.
3. Respirasi 1

4. Respirasi 2

Bab 6

1. Difusi
Difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi tinggi (hipertonis) ke konsentrasi rendah
(hipotenis) (Pratiwi,2019). Berdasarkan pengamatan melalui video terhadap difusi terdapat 3
perlakuan yaitu pada suhu rendah menggunakan air dingin, suhu ruang menggunakan air suhu
ruangan, serta suhu tinggi menggunakan air hangat. Hasil yang didapatkan bahwa penyebaran
methylen blue tertinggi pada suhu panas, kemudian penyebaran methylen blue terendah pada
suhu dingin. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh faktor antara lain suhu, semakin tinggi suhu,
maka partikel akan mendapatkan energi semakin banyak dan bergerak semakin cepat sehingga
penyebaran methylen blue semakin luas seperti pada perlakuan penyebaran methylene blue
menyebar banyak atau luas pada suhu panas (Suhu tinggi). Semakin kecil ukuran partikel,
semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. Semakin
tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat, maka semakin
cepat pula kecepatan difusinya.

2. Osmosis
Faktor – faktor yang mempengaruhi perpindahan massa selama proses dehidrasi osmosis yaitu
konsentrasi larutan, suhu serta lama perendaman. Perbedaan massa kentang sebelum direndam
dengan larutan garam dan setalah direndam larutan garam juga dipengaruhi oleh tekstur
kentang saat perendaman
3. Plasmolisis
Plasmolisis merupakan suatu respon sel tumbuhan terhadap lingkungan yang hipertonis.
Hilangnya tekanan turgor akan menyebabkan lepasnya protoplasma dari dinding sel. Sel
epidermis daun pada tumbuhan mengalami proses plasmolysis ketika konsentrasi pelarut di luar
sel lebih rendah dibandingkan didalam sel epidermis tumbuhan. Sebagai akibatnya air terdapat
didlama sel akan keluar dari sel. Selanjutnya, sel mengalami proses dehidrasi dan terjadi
pelepasan membrane sel dari dinding sel. Dengan meningkatnya jumlah konsentrasi sukrosa,
maka peristiwa plasmolysis akan meningkat. Hal ini disebabkan karena potensial air yang
berbanding lurus dengan potensial osmotic. Dengan demikian plasmolysis akan terjadi jika
pelarut didalam sel lebih tinggi dibandingkan diluar sel. Beberapa factor yang mempengaruhi
kecepatan plasmolysis adalah perbedaan konsentrasi dan suhu.

Bab 5

1. Pertmbuhan
Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman kacang merah (Phaseolus vulgaris), pada polybag
A morfologi tanamannya sempurna dengan ciri tumbuh tinggi dengan batang yang kokoh, daun
yang lebar dan panjang, serta warna daun dan batang yang hijau. Sedangkan tanaman pada
polybag B dan C sama-sama memiliki pertumbuhan batang yang tinggi, namun ukuran
batangnya kecil, tidak kokoh, batang dan daun berwarna kekuningan, dan pertumbuhan daun
yang kriting serta layu. Hal ini menunjukkan bahwa pada tanaman polybag B dan C mengalami
peristiwa etiolasi. Etiolasi merupakan peristiwa dimana tanaman/tumbuhan mengalami
pertumbuhan yang cepat, namun morfologi tanaman/tumbuhan tersebut tidak normal yang
disebabkan oleh kurangnya cahaya matahari atau tanaman yang diletakkan pada tempat yang
tertutup (Abrianingsih, 2018). Menurut Buntoro (2014), peristiwa etiolasi dipengaruhi oleh
hormone auksin, dimana pada tempat yang rendah cahaya hormon auksin memacu batang
tumbuh lebih tinggi, namun tanaman menjadi tidak kokoh, daun kecil, dan tanaman berwarna
pucat. Etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari.
Sedangkan dalam keadaan banyak cahaya hormon auksin akan mengalami kerusakan sehingga
pertumbuhan tanaman dapat terhambat. Menurut Maghfiroh, (2017) intensitas cahaya yang
tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada hormone auksin sehingga terdispersi ke sisi gelap.
Hal ini mengakibatkan laju pertumbuhan pada tanaman akan berkurang sehingga batang akan
tumbuh lebih pendek namun kokoh, dan daun berkembang sempurna, serta berwarna hijau.
Oleh karena itu, tanaman yang diletakkan di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat daripada
tanaman
yang diletakkan di tempat terang.
2. Dormansi
Berdasarkan hasil praktikum mandiri bahwa biji salak (Salacca zalacca) yang diberikan perlakuan
berbeda menunjukkan hasil yang berbada. Dimana biji salak yang diberi perlakuan digosok
dengan kertas amplas menunjukkan hasil bahwa biji tumbuh dengan baik dan pematahan
dormansinya lebih cepat.berbeda dengan biji yang tidak diamplas lebih lama dalam memecah
masa dormansinya. Ketika diamplas kulit biji yang keras dan tebal menjadi tipis, sehingga
mempermudah proses pemecahan masa dormansinya. Hal tersebut didukung dengan
pernyataan (Widhiatyarini,2011), dimana pengamplasan kulit biji salak (Salacca zalacca)
bertujuan untuk menghilangkan biji yang bersifat keras sehingga nantinya lebih permeable
terhadap air dan gas, serta biji dapat melakukan imbibisi dan terjadi proses perkecambahan,
kemudian terjadi proses
pertumbuha yang mana epikotil dan radikula tumbuh menjadi akar dan daun.
3. Fototropisme
Hal ini dapat dibuktikan dari adanya sudut kebengkokan pada batang tanaman. Menurut
(Advinda, 2018), apabila gerak tumbuhan tersebut mendekati arah datangnya cahaya
merupakan ciri dari gerak fototropisme yang positif (+) sedangkan apabila gerak tumbuhan
menjauhi arah datangnya cahaya disebut fototropisme negatif (-).
4. Tigmonasti
Berdasarkan hasil yang didapat dari gerak tigmonasti oleh tumbuhan putri malu (Mimosa
pudica). Daun yang disentuh oleh tangan akan lebih cepat menutup dan membuka dibandingkan
dengan yang disentuh oleh lidi. Gerak Tigmonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh
rangsangan yaitu berupa sentuhan atau goncangan (Wiraatmaja, 2017). Dengan hal ini diketahui
bahwa daun putri malu yang disentuh tangan memerlukan waktu 01.95 detik untuk menutup.
Sedangkan, daun putri malu yang disentuh dengan lidi memerlukan waktu 03.20 detik untuk
menutup. Hal tersebut terjadi karena luas permukaan jari tangan yang lebih lebar dan memiliki
tekanan yang lebih besar dibandingkan dengan lidi yang memilki permukaan lebih kecil. Secara
mekanisme daun putri malu menutup dikarenakan pada saat rangsangan sentuh datang, aliran
air akan menjauhi bagian yang disentuh. Aliran air tersebutlah yang mengakibatkan kadar air
pada sel-sel rangsangan di daerah sentuhan berkurang dan tekanan turgor mengecil
5. Niktinasti
Berdasarkan video yang telah dilihat gerakan niktinasi terjadi adanya perubahan tekanan turgor
yag terjadi pada daun-daun tumbuhan Leguminaceae sehingga membuat daun menutup. Gerak
niktinasi juga terjadi karena perubahan rotasi siang dan malam hari. Di video tersebut terlihat
pada daun akan menutup pada saat hari menjelang malam dan akan kembali membuka saat
menjelang pagi. Menurut Wiraatmaja (2015) gerak niktinasti meupakan gerak nasti yang
disebabkan oleh suasana gelap, gerak tidur daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan
tekanan turgor didalam persendian daun.

Bab 4

Bab 3

Bab 2

Bab 1
PUNYA KAKAK PUPUT XIXIXIXI

Bab.5 Pertumbuhan, Gerak tanaman dan Dormansi

Point point yang harus dimasukan atau dibedakan apa saja?

Pertumbuhan:

1. Secara morfologi batang dan daunnya, ternyata tumbuhan dipolibeg terang, gelap dan
diubangi
2. Dihubungkan dengan proses fotosintesis dan pengaruh hormone auksin. Apasih fungsi
hormone auksin dengan ada tidaknya cahaya?. Hormon auksin jika terkena cahaya akan
terhambat/akan terurai.
3. Kenapa struktuk daun pada polybag B dan C lebih kuning, karna tidak terkena cahaya
matahari sebab produk klorofil tidak banyak (pigmen dau
4. Pada pertumbuhan juga terjadi faktor eksternal (zat hara, air dll) dan internal (hormone)

Di UAP waktu terbatas, dan terdapat data yg harus dianalisis langsung di narasikan terus di baca/
analisis datanya dan dikaitkan dengan literature.

Gerak Pada Tumbuhan

Tigmonasti dan nigtinasti, faktor apa yang mempengaruhi? Kaitkan dengan faktor eksternal dan
internalnya

Membiasakan nama-nama ilmiah dan bagian-bagiannya

Dormansi

Terdapat perlakuan mekanik. Kenapa yg digosok itu lebih cepat tumbuhnya disbanding biji yg
tidak digosok. Kaitkan dengan faktor eksternal dan internal.

BAB.6 DIFUSI, OSMOSIS DAN PLASMOLISIS

Difusi menggunkan perlakuan metilen blue, penyebaran metilen blue. Semakin tinggi suhu
partikel akan lebih cepat melakukan proses difusi ( Tinggi ke rendah)/ perpindahan zat dari zat
terlarut ke zat pelart tinggi: metilen blue, rendah: agar
Osmosis, kenapa pada perlakuan aquades semakin tinggi, dan pada larutan garam semakin
rendah??. Kentang direndam ke aquades maka masa kentang bertambah sebab larutan aquades
akan masuk ke dalam kentang. Saat kentang dimasukan ke larutan garam maka masa kentang
akan semakin kecil dan tekstur kentang berubah. Karna sel didalam akan keluar sehingga
kentang akan semakin lunak/ kentang tersebut mengalami pengerutan (konsentrasi luar lebih
tinggi disbanding larutan dalam kentang). Mana yg memiliki larutan hipotonik(rendah) dan
hipertonik (tinggi).

Mungkinkan terjadi difusi osmosis dan plasmoisis? Mungkin/bisa

Osmosis adalah perpindahan dari larutan rendah ke tinggi/ dari pelarut ke zat terlarut. Kalau
tekanan osmotic pada tekanan osmotic tinggi berbanding lurus dengan kondisi larutannya.
Memindahkan larutan dari larutan hipotonik ke hipertonik melalui membrane selnya. Apabila
ingin mengembalikan, maka dikembalikan ke larutan hipotonik. Osmosis yang bergerak adalah
zat pelarutnya ke zat terlarut.

Pada plasmolisis, yang menggambarkan pada membrane sel akan bewarna ungu.

BAB.7 FOTOSISNTESIS DAN RESPIRASI

Fotosistesis perlakuan pada Sars dan ingen hous

 Bagimana pada fotosisntesisi bisa membentuk glukosa ?

RESPIRASI perlakuan pada Tabung respirometer dan membandingkan aspek umur tumbuhan
atau jumlah organisme pada satu ruangan

 Bagaimana pada Resprasi bisa memecah glukosa?

Respirasi 1: dibandingakan dari faktor umur kecambah dengan bawang merah. Dimana lebih
muda kecambah. Membandingkan faktor umur.

Respirasi rumus kimianya apa?

 Kenapa pada kecambah mengeluarkan H2O atau uap airs sedangkan pada bawang merah
tidak?
Kecambah memiliki umur yang lebih muda (tumbuhan yang meristematik/ aktif membelah)

Hasil Respirasi adalah ATP. Tumbuhan untuk bertahan hidup membutuhkan ATP. Pada
tananaman yg lebih muda akan lebih banyak membutuhkan ATP untuk proses pertumbuhan
perkembangan dan mempertahankan hidupnya. Semakin muda tumbuhan maka tinggi laju
respirasinya. Cepat lambatnya respirasi juga bergantung pada substrat dan cepat lambatnya
respirasi tersebut.

Apakah bawang merahnya itu memiliki stomata? Tidak ada, jadi pada respirasi 1 tidak perlu
dihubungkan dengan ada tidaknya stomata.

PP diatas 8 atau basa bewarna ungu, bila asam bewarna putih.

Cantumkan, bahwa larutan PP akan menjadi indicator untuk menentukan apakah lingungannya
basa atau asam (dimana air kan dicampur air kapur). Apabila terdapat CO2 maka bersifat asam
yang mengakibatkan bewarna putih.

 36 atp itu dari mana?

Glikolisis terletak dimana

Siklus krab terjadi dimana

Fotosistem 1 dan 2

Tilakoid itu apa?

Grana?

 Tabel C dan D. Apakah keterkaitan adanya kandungan amilum pada terjadinya


fotosisntesis dan respirasi?
 Kaitkan dengan waktu penutupan dan pengambilan daun?

Daun A tidak ditutup diambil pada sore jm 4, sdangkan daun B tidak ditutup dan diambil pada
keesokan harinya pada pagi hari? Hasil bercak amilum yang lebih banyak pada daun A, semakin
tinggi fotosisntesis maka akan tinggi amilum. Apabila terjadi respirasi maka akan terjadi
pembogkaran amilum menjadi uap hari. Pada malam hari akan terus melakukan fotosisntesis
serta akan langsung terjadi pembongkaran (resiprasi), sehingga amilumnya sedikit.
BAB.8 TRANSPIRASI DAN FERMENTASI

Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:

1. Jenis substrat, dimana terjadinya fermentasi alcohol dan asam laktat (an-aerob) di mana
suplay oksigen dalm proses fermentasi sangat sedikit. C6H12O6 yang tinggi akan
mempercepat laju fermentasi alcphol
2. Mikroba, semakin banyak mikroba Saccaromices maka laju fermentasi juga akan
semakin tinggi.
3. Metabolisme mikroba
4. Kondisi lingkungan seperti suhu dan Ph, sedikit membutuhkan oksigen maka laju
fermentasi. Terdapat batas optimum suhu untuk laju fermentasi, berkisar 40 derajat untuk
optimum agar laju fermentasi semakin cepat.

Mengapa bau menyengat menandakan terjadinya fermentasi? Bau menyengat memang tidak
ada substrat, bau itu dari organisme yg mati akibat tidak ada nutrisinya atau tidak adanya
substrat.

Etanol itu cairan apa? Dimana hasil akhir dari fermentasi adalah etanol. Etanol adalah

Fermentasi aerob itu ada, dimana membutuhkan oksigen

Fungsi oksigen dalam proses fermentasi adalah?? Kegunaan dari mikroba dalam melaksakan
segala jenis kegiatan membutuhkan oksigen, dimana mikroba akan membantu proses fermentasi
pada suatu substrat.kususnya pada bakteri aerob.

TEKNICAL MEETING UAP

Waktu: Didiskusikan oleh ketua tingkat secara serentak (hari senin)

Pakaian: Bebas rapi dan sopan

Soal: pilihan ganda dan esay (dengan form yg berbeda)

Sesi:
1. Sesi pertama soal pilihan ganda selama 20 menit (20 soal)
2. Sesi kedua berupa esay selama 25 menit (5 soal)

Tidak boleh membuka laporan atau wab (kejujuran)

Anda mungkin juga menyukai