Anda di halaman 1dari 8

Lex Crimen Vol. VIII/No.

6/Jun/2019

PENGAJUAN PERMOHONAN PENINJAUAN Upaya hukum merupakan sarana untuk


KEMBALI BERDASARKAN KUHAP DAN melaksanakan hukum, yang merupakan hak
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR : terpidana atau jaksa penuntut umum untuk
34/PUU-XI/20131 tidak menerima putusan hakim karena tidak
Oleh: Fensky Readel Sumandag2 merasa puas dengan penetapan atau putusan
hakim tersebut. Upaya hukum eksistensinya,
ABSTRAK tumbuh, berkembang dan terlaksana jika
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah terdakwa, penuntut umum menolak putusan
untuk mengetahui bagaimana syarat hakim.
pengajuan peninjauan kembali dalam perkara Putusan hakim merupakan akhir dari proses
pidana PK berdasarkan KUHAP dan bagaimana pemeriksaan suatu perkara pidana untuk
pengajuan permohonan peninjauan kembali tahap pemeriksaan di pengadilan negeri. Di
berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi lain pihak, putusan hakim merupakan muara
Nomor 34/PUU-XI/2013. Dengan dari semua upaya penegakan hukum pidana,
menggunakan metode penelitian yuridis oleh karena itu selain mencerminkan kepastian
normative, disimpulkan: 1. Syarat pengajuan hukum juga harus memberi keadilan serta
permohonan kembali perkara pidana membuahkan kemanfaatan hukum. Maka oleh
berdasarkan KUHAP adalah syarat formil. hukum diciptakan filter sedemikian rupa
Syarat formil yakni adanya putusan yang telah sehingga dapat menyaring kekeliruan dalam
berkekuatan hukum tetap yang menurut putusan hakim tersebut dengan adanya
pemidanaan yang diajukan oleh terpidana atau pengaturan perihal upaya hukum.3
ahli warisnya kepada panitera pengadilan yang Melalui upaya hukum kekeliruan, putusan
memutus perkara tersebut. Pengajuan hakim tingkat pertama (pengadilan negeri)
peninjauan kembali hanya dapat dilakukan dapat diperbaiki dalam pemeriksaan dan
satu kali saja. 2. Pengajuan permohonan keputusan hakim tingkat banding (pengadilan
kembali berdasarkan putusan Mahkamah tinggi), selanjutnya dapat diperbaiki lagi dalam
Konstitusi Nomor : 34/PUU-XI/2013, pemeriksaan dan keputusan tingkat kasasi
pengajuan permohonan kembali dapat maupun peninjauan kembali di Mahkamah
dilakukan lebih dari satu kali apabila terdapat Agung.4
atau ditemukan keadaan baru (novum) yang Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara
keadaan itu sudah diketahui pada waktu Pidana (KUHAP) dalam Pasal 1 angka 12
sidang masih berlangsung maka hasilnya akan menentukan, upaya hukum adalah hak
berupa putusan bebas atau dijatuhi pidana terdakwa atau penuntut umum untuk tidak
yang lebih ringan. menerima putusan pengadilan berupa
Kata kunci: Pengajuan Permohonan, perlawanan atau banding atau kasasi atau hak
Peninjauan Kembali, KUHAP dan Putusan terpidana untuk mengajukan permohonan
Mahkamah Konstitusi. peninjauan kembali dalam hal serta menurut
cara yang diatur dalam undang-undang ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Upaya hukum peninjauan kembali di
Putusan hakim dalam pemeriksaan suatu Indonesia diterapkan setelah adanya KUHAP.
perkara pidana belum tentu dipandang adil Hukum Acara Pidana sebelumnya yakni HET
oleh para pihak yang berperkara. Apabila para Herzien Inlandsh Reglement (HIR) atau
pihak yang tersangkut dalam suatu perkara regelmen Indonesia yang diperbaharui tidak
tidak dapat menerima atau keberatan mengenal peninjauan kembali. Tetapi Wetboek
terhadap putusan hakim, maka diperbolehkan van Strafvordering (Hukum Acara Pidana
untuk melakukan upaya hukum. Belanda) ada mengatur tentang herziening

1 3
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Said Aneke R., SH, Paingot Rambe Manalu, dkk., Hukum Acara Pidana Dari
MH; Carlo A. Gerungan, SH, MH Segi Pembelaan, CV Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta,
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. 2010, hlm. 202.
4
120711333 Ibid, hlm. 203.

29
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

atau peninjauan kembali yang dapat diajukan penelitian hukum normatif acapkali hukum
dalam hal terdapat dua atau lebih putusan diharapkan sebagai apa yang tertulis dalam
pengadilan yang saling bertentangan atau peraturan perundang-undangan (law in books)
terdapat novum. Novum adalah hal atau bukti atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau
baru yang belum pernah diperiksa atau norma yang merupakan patokan berperilaku
dipertimbangkan hakim atau pengadilan.5 manusia yang dianggap pantas. 8 Untuk
Peninjauan kembali merupakan suatu menghimpun data digunakan metode
jabatan untuk memperbaiki putusan hakim penelitian kepustakaan (library research), yaitu
yang mengandung pemidanaan yang telah dengan mempelajari kepustakaan hukum yang
menjadi tetap, dengan maksud memperbaiki berkaitan dengan pokok permasalahan,
kesalahan hakim yang merugikan terpidana. Di himpunan peraturan perundang-undangan,
Indonesia pada akhir tahun 1980 tepat pada artikel-artikel hukum dan berbagai sumber
saat perumusan KUHAP, terjadi kasus Sengkon tertulis lainnya.
dan Karta yang dipidana dan sedang menjalani
pidananya, kemudian pelaku tindak pidana PEMBAHASAN
yang sebenarnya terungkap secara nyata A. Syarat Pengajuan Permohonan Peninjauan
sehingga mengalami kesulitan untuk Kembali
membatalkan hukuman terhadap Sengkon dan Peninjauan kembali atau disingkat PK
Karta.6 adalah suatu upaya hukum yang dapat
Pasal 263 KUHAP mengatur tentang ditempuh oleh terpidana (orang yang likenai
peninjauan kembali terhadap putusan hukuman) dalam suatu kasus terhadap suatu
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap yang berupa pemidanaan, hukum tetap dalam sistem peradilan di
sehingga terpidana atau ahli warisnya dapat Indonesia. Putusan pengadilan yang disebut
mengajukan permintaan peninjauan kembali mempunyai kekuatan hukum tetap ialah
kepada Mahkamah Agung, yang merupakan putusan Pengadilan Negeri yang tidak diajukan
topik yang menarik untuk dibahas. Dari uraian upaya banding, putusan Pengadilan Tinggi
di atas telah mendorong penulis untuk menulis yang tidak diajukan kasasi upaya hukum di
skripsi ini dengan judul : Pengajuan tingkat Mahkamah Agung, atau putusan kasasi
Permohonan Peninjauan Kembali Berdasarkan Mahkamah Agung (MA). PK tidak dapat
KUHAP dan Putusan Mahkamah Konstitusi ditempuh terhadap putusan pengadilan yang
Nomor 34/PUU-XI/2013. telah berkekuatan hukum tetap apabila
putusan tersebut menyatakan bahwa
B. Perumusan Masalah terdakwa bebas.1
1. Bagaimana syarat pengajuan peninjauan Peninjauan Kembali merupakan salah satu
kembali dalam perkara pidana PK upaya hukum luar biasa dalam sistem
berdasarkan KUHAP? peradilan di Indonesia. Upaya hukum luar
2. Bagaimana pengajuan permohonan biasa merupakan pengecualian dari upaya
peninjauan kembali berdasarkan hukum biasa yaitu persidangan di Pengadilan
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor Negeri, sidang banding pada Pengadilan Tinggi,
34/PUU-XI/2013? dan kasasi di Mahkamah Agung. Dalam upaya
hukum biasa, kasasi Mahkamah Agung
C. Metode Penelitian merupakan upaya terakhir yang dapat
Penelitian ini merupakan penelitian hukum ditempuh untuk mendapatkan keadilan bagi
normatif. Penelitian hukum normatif disebut para pihak yang terlibat dalam suatu perkara.
juga penelitian hukum doktrinal. 7 Pada Putusan kasasi Mahkamah Agung bersifat
akhir, mengikat, dan berkekuatan hukum
5
Leden Marpaung, Perumusan Memori Kasasi dan tetap. Namun PK dapat diajukan terhadap
Peninjauan Kembali Perkara Pidana, Jakarta, 2004, hlm. putusan kasasi Mahkamah Agung apabila pada
71.
6
Ibid, hlm. 71.
7 8
Aminudin, dan H. Zainal Abidin, Pengantar Metode Loc-cit.
1
Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Leden Marpaung, Penanganan Perkara Pidana, Sinar
2008, hlm. 118. Grafika, Jakarta, 2005, hlm. 125.

30
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

putusan sebelumnya diketahui terdapat Peninjauan kembali adalah upaya hukum


kesalahan atau kekhilafan hakim dalam terhadap Putusan Pengadilan yang telah
memutus perkara ataupun terdapat bukti baru memperoleh kekuatan hukum tetap, baik
(novum) yang belum pernah diungkapkan putusan pengadilan tingkat pertama, tingkat
dalam persidangan. banding, maupun keputusan kasasi dari
PK di Indonesia diterapkan setelah adanya Mahkamah Agung.
KUHAP. Secara limitatif upaya hukum
Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan yang B. Pengajuan Permohonan Peninjauan
telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang Kembali Berdasarkan Putusan Mahkamah
lazim disebut dengan istilah herziening diatur Konstitusi Nomor 34/PUU-XI/2013
dalam Bab XVIII Bagian Kedua Pasal 263 Peninjauan kembali putusan pengadilan
sampai dengan Pasal 269 KUHAP. yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
Ketentuan Pasal 263 ayat (1) KUHAP, dapat dilakukan oleh terpidana atau ahli
menentukan terhadap putusan pengadilan warisnya, melalui tata cara PK adalah sebagai
yang telah memperoleh kekuatan hukum berikut :12
tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari - Permintaan PK diajukan kepada Panitera
segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli Pengadilan Negeri yang telah memutus
warisnya dapat mengajukan permintaan perkaranya dalam tingkat pertama.
peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung. - Permintaan PK disertai dengan
Melalui ketentuan Pasal 264 ayat (3) alasan-alasannya. Alasan-alasan tersebut
KUHAP dan Pasal 268 ayat (1) dan ayat (3) dapat diutarakan secara lisan, yang
KUHAP, maka dapatlah direkapitulasi bahwa dicatat oleh Panitera yang menerima PK
Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan yang tersebut.
Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap, - Permintaan PK oleh Panitera ditulis dalam
ruang lingkupnya meliputi :2 surat keterangan yang ditandatangani
1. Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan Panitera serta pemohon, dicatat dalam
yang Telah Memperoleh Kekuatan daftar dan dilampirkan pada berkas
Hukum Tetap dapat dilakukan oleh perkara.
terpidana atau ahli warisnya. - Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Hakim
2. Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan yang tidak memeriksa perkara semula
yang Telah Memperoleh Kekuatan yang dimintakan PK, untuk memeriksa
Hukum Tetap tersebut hanya dapat apakah permintaan PK itu memenuhi
dilakukan terhadap putusan alasan sebagai dimaksud dalam Pasal 263
pengadilan negeri, pengadilan tinggi, ayat (2).
dan Mahkamah Agung yang - Dalam pemeriksaan itu pemohon dan
menjatuhkan pidana dan telah Jaksa ikut hadir dan dapat menyampaikan
memperoleh kekuatan hukum tetap. pendapatnya.
3. Terhadap putusan bebas/vrijspraak dan - Atas pemeriksaan tersebut dibuat berita
putusan pelepasan dari segala tuntutan acara pemeriksaan yang ditandatangani
hukum/onslag van alle rechtsvervolging oleh Hakim, Jaksa, pemohon, dan Panitera
tidak dapat diajukan peninjauan dan berdasarkan berita acara itu dibuat
kembali. berita acara pendapat yang
4. Permintaan peninjauan kembali tidak ditandatangani Hakim dan Panitera.
dibatasi dengan suatu jangka waktu. - Ketua pengadilan melanjutkan
5. Permintaan peninjauan kembali atas permintaan PK yang dilampiri berkas
suatu putusan tidak menangguhkan perkara semula, berita acara
ataupun menghentikan pelaksanaan dari pemeriksaan, dan berita acara pendapat
putusan tersebut dan hanya dapat kepada Mahkamah Agung, yang
dilakukan satu kali. tembusan kata pengantarnya sampai
kepada pemohon dan Jaksa.
2
Lilik Mulyadi, Seraut Wajah Putusan Hakim Dalam
Hukum Acara Pidana Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
12
Bandung, 2014, hlm. 249-256. Leden Marpaung, Op-cit, hlm. 79.

31
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

Selain daripada itu, mengenai PK ini diatur 34/PUU-XI/2013 adalah bahwa Pasal 268 ayat
bahwa : (3) KUHAP tidak mempunyai kekuatan hukum
- Pengajuan PK tidak dibatasi suatu mengikat. Artinya PK yang hanya boleh
tenggang waktu. dilakukan satu kali yang diatur dalam Pasal 268
- Permintaan PK tidak meneguhkan atau ayat (3) KUHAP sudah tidak mengikat secara
menghentikan pelaksanaan dari putusan. hukum, sehingga PK dapat dilakukan beberapa
- Permintaan peninjauan kembali atas kali sepanjang ada keadaan baru (novum).15
suatu putusan hanya dapat dilakukan satu Dengan dalih keadilan, Mahkamah
kali saja. Konstitusi (MK) akhirnya membatalkan Pasal
Permintaan PK atas suatu putusan hanya 268 ayat (3) KUHAP yang membatasi
dapat dilakukan satu kali saja sebagaimana pengajuan PK hanya satu kali yang
diatur dalam Pasal 268 ayat (3) KUHAP, telah dimohonkan mantan ketua KPK Antasari Azhar
dimintakan permohonan pengujian materi beserta istri dan anaknya. Dengan begitu,
kepada Mahkamah Konstitusi oleh Antazari pintu buat Antasari mengajukan PK untuk
Azhar, untuk memutuskan 3 (tiga) hal, yaitu :13 kedua kalinya terbuka lebar. Ia ingin
1. Menyatakan Pasal 268 ayat (3) KUHAP mengajukan PK dalam kasus kasus
yang berbunyi, “permintaan peninjauan pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yang
kembali atas suatu putusan hanya dapat berakibat dirinya divonis 18 tahun penjara.
dilakukan satu kali saja”, bertentangan Putusan ini mensyiratkan PK boleh diajukan
dengan UUD 1945 jika dimaknai tidak berkali-kali sepanjang memenuhi syarat yang
dikecualikan terhadap alasan ditentukan Pasal 268 ayat (2) KUHAP.
ditemukannya keadaan baru (novum). Mahkamah Konstitusi mengabulkan
2. Menyatakan Pasal 268 ayat (3) KUHAP permohonan pemohon untuk seluruhnya.
yang berbunyi, “permintaan peninjauan Pasal 268 ayat (3) KUHAP bertentangan
kembali atas suatu putusan hanya dapat dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan
dilakukan satu kali saja”, tidak hukum mengikat, ucap Ketua MK Hamdan
mempunyai kekuatan hukum yang Zoelva saat membacakan putusan bernomor
mengikat jika dimaknai tidak 34/PUU-XI/2013 di ruang sidang MK.
dikecualikan terhadap alasan Mahkamah berpendapat upaya hukum luar
ditemukannya keadaan (novum). biasa PK secara historis-filosofis merupakan
3. Menyatakan Pasal 268 ayat (3) KUHAP, upaya hukum yang lahir demi melindungi
selengkapnya berbunyi, “permintaan kepentingan terpidana. Berbeda, upaya hukum
peninjauan kembali atas suatu putusan biasa banding atau kasasi yang harus dikaitkan
hanya dapat dilakukan satu kali saja, dengan prinsip kepastian hukum. Sebab, tanpa
kecuali terhadap alasan ditemukannya kepastian hukum ada penentuan limitasi
keadaan baru (novum) dapat diajukan waktu pengajuannya, justru akan
lebih dari sekali. menimbulkan ketidakpastian hukum yang
Terhadap permohonan tersebut, melahirkan ketidakadilan karena proses
Mahkamah Konstitusi melalui Putusan hukum tidak selesai.
Mahkamah Konstitusi Nomor 34/PUU-XI/2013 Upaya hukum luar biasa bertujuan untuk
menyebutkan permohonan pemohon dengan menemukan keadilan dan kebenaran materiil.
amar putusan sebagai berikut :14 Keadilan tidak dapat dibatasi oleh waktu atau
- Pasal 268 ayat (3) KUHAP bertentangan ketentuan formalitas yang membatasi upaya
dengan UUD 1945. hukum luar biasa (PK) hanya dapat diajukan
- Pasal 268 ayat (3) KUHAP tidak satu kali. Mungkin saja setelah diajukannya PK
mempunyai kekuatan hukum mengikat. dan diputus, ada keadaan baru (novum) yang
Salah satu amar putusan Mahkamah substansial baru ditemukan saat PK
Konstitusi dalam Putusan MK Nomor sebelumnya belum ditemukan, ujar Hakim
Konstitusi Anwar Usman.
13

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt53187f2d2
5845/mk-batalkan-aturan-pk- hanya-sekali, diakses 30
15
Maret 2019. https://dasar_dasar_pertimbangan_pantaukuhap.id,
14
Ibid. diakses 30 Maret 2019.

32
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

Adapun penilaian sesuatu itu novum atau enforcement), sehingga jika antara
bukan novum merupakan kewenangan majelis keduanya tidak sejalan maka
MA yang berwenang mengadili pada tingkat keadilanlah yang harus dimenangkan,
PK. Karena itu, syarat dapat ditempuhnya sebab hukum adalah alat untuk
upaya hukum luar biasa adalah sangat materiil menegakkan keadilan substansial
atau syarat yang sangat mendasar terkait (materiil) di dalam masyarakat,
kebenaran dan keadilan dalam proses bukan alat untuk mencari
peradilan pidana seperti ditentukan Pasal 263 kemenangan secara formal.
ayat (2) KUHAP. e. Bahwa perkara proses penegakan
Dasar-dasar pertimbangan hakim dalam hukum pidana belum memanfaatkan
melahirkan putusan Nomor : 34/PUU-XI/2013 secara maksimal ilmu pengetahuan
tentang Peninjauan Kembali (PK) adalah dan teknologi khususnya tes DNA,
sebagai berikut : ilmu balistik dan tes kebohongan
1. Bahwa para Pemohon mendalilkan Pasal sehingga memungkinkan ditemukan
268 ayat (3) KUHAP bcrtcntangan dengan kebenaran apabila betul-betul
Pasal 1 ayat (3), Pasal 24 ayat (1), Pasal memanfaatkan ilmu pengetahuan
28C ayat (1), dan Pasal 28D ayat (1) UUD dan teknologi di masa yang akan
1945, dengan alasan sebagai berikut : datang.
a. Bahwa dalam rangka mencari f. Bahwa persamaan di dalam hukum
kebenaran untuk menuju keadilan (equality before the law) dan prinsip
maka setiap warga negara berhak keadilan telah tereliminasi oleh
mendapat kemanfaatan ilmu ketentuan yang membatasi
pengetahuan dan teknologi misalnya pengajuan Peninjauan Kembali lebih
tes DNA, tes kebohongan termasuk di dari sekali sebagaimana diatur dalam
dalamnya teknologi dalam bidang ketentuan Undang-Undang yang
telekomunikasi, serta setiap warga dimohonkan untuk diuji, sehingga
negara berhak memajukan dirinya para Pemohon tidak dapat
untuk mendapatkan keadilan. menikmati keadilan di depan hukum
b. Bahwa Pasal 1 ayat (3), Pasal 24 ayat sebagai warga negara Indonesia (vide
(1), dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 Pasal 28D ayat (1) UUD 1945).
menyatakan Indonesia sebagai Ketentuan Pasal 268 ayat (3) UU KUHAP
negara hukum, memberikan pernah diajukan pengujiannya kepada
pengakuan, jaminan, perlindungan Mahkamah Konstitusi dan diputus dengan
dan kepastian hukum yang adil putusan Nomor 16/PUUVIII/2010, tanggal 15
terhadap setiap warga negara atas Desember 2010, namun Pemerintah tidak
hukum dan keadilan. Titik tekan dari melihat adanya alasan lain atau berbeda
norma dalam Pasal 1 ayat (3), Pasal antara permohonan dalam perkara Nomor
24 ayat (1), dan Pasal 28D ayat (1) 16/PUU-VIII/2010 dengan alasan yang diajukan
UUD 1945 adalah terwujudnya oleh para Pemohon dalam permohonan a quo.
kepastian hukum yang adil, bukan Terlebih pasal-pasal UUD 1945 yang diajukan
semata-mata kepastian hukum yang sebagai batu uji sama dengan permohonan
mengenyampingkan rasa keadilan. sebelumnya. yaitu Pasal 1 ayat (3), Pasal 27
c. Bahwa hak untuk mendapatkan ayat (1), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28H ayat (2),
keadilan adalah hak setiap warga dan Pasal 281 ayat (2) UUD 1945.
negara tanpa kecuali terutama warga Ketentuan Pasal 24 ayat (2)
negara yang sedang Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman, Pasal
memperjuangkan keadilan dan 66 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Agung,
siapapun tidak boleh menghalangi dan Pasal 268 ayat (3) KUHAP telah secara
warga negara atau pencari keadilan konsisten mengatur ketentuan mengenai
untuk mendapatkan keadilan. peninjauan kembali. Dengan demikian
d. Bahwa kepastian hukum haruslah ketentuan yang terdapat dalam beberapa
diletakkan dalam kerangka Undang-Undang tersebut di atas, khususnya
penegakan keadilan (justice yang mengatur tentang peninjauan kembali

33
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

telah memberikan jaminan, perlindungan dan keadilan, karena apabila dibuka peluang untuk
kepastian hukum yang adil sebagaimana pengajuan peninjauan kembali lebih dari saiu
dijamin dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945. kali selain hal ini melanggar Undang-Undang
Ketentuan a quo juga tidak membatasi atau juga mengakibatkan penyelesaian perkara
setidak-tidaknya menghalang-halangi hak menjadi panjang yang tidak berakhir tanpa
untuk memperoleh manfaat dari ilmu berujung, yang justru dapat menimbulkan
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya ketidakpastian hukum bagi para pencari
demi meningkatkan kualitas hidup keadilan.
sebagaimana di atur dalam Pasal 28C ayat (1) Pembatasan hak pencari keadilan dalam
UUD 1945. Jikalau pun terdapat pembatasan pengajuan permohonan peninjauan kembali
yang ditetapkan oleh Undang-Undang adalah sebagaimana diatur dalam Pasal
semata-mata dalam rangka penghormatan Undang-Undang a quo yang dimohonkan
terhadap pelaksanaan hak asasi manusia orang pengujian, secara konstitusional dapat
lain (vide Pasal 28J ayat (1) dan ayat (2) dibenarkan berdasarkan kcientuan Pasal 28 J
Undang-Undang Dasar Negara Republik ayat (2) UUD 1945. Pembatasan ini justru
Indonesia Tahun 1945). untuk memberikan kesamaan kedudukan
Apabila tidak diatur mengenai pembatasan dalam hukum dan kesamaan dalam
berapa kali upaya hukum (dalam hal ini memperoleh keadilan bagi semua warga
peninjauan kembali) dapat dilakukan maka negara untuk menjamin kepastian hukum yang
akan terjadi ketidakjelasan dan ketidakpastian adil dan perlindungan hukum berdasarkan
hukum sampai berapa kali peninjauan kembali pada peraturan perundang-undangan yang
dapat dilakukan yang mengakibatkan berlaku, karenanya sudah sesuai dengan Pasal
penanganan perkara tidak pernah selesai. 1 ayat (3), Pasal 24 ayat (1), dan Pasal 28D ayat
Selain itu juga dapat membuat menunda (1) UUD 1945.
tegaknya keadilan bagi pencari keadilan itu Terkait dengan pembatasan pengajuan
sendiri hingga jangka waktu yang tidak dapat pennohonan peninjauan kembali sebagaimana
ditentukan mengingat potensi akan timbulnya yang telah diuraikan oleh DPR di atas, sejalan
fakta hukum baru (novum) yang bisa dengan pendapat hukum Mahkamah
mengubah putusan Peninjauan Kembali yang Konstitusi dalam Pulusan Nomor
telah ada sebelumnya. Selain itu, sistem 16/PUU-VIII/2010.
peradilan pidana (criminal justice system) yang Pasal 268 ayat (3) KUHAP, pernah
fair akan menjadi sistem peradiian pidana yang dimohonkan pengujian konstitusionalitasnya
berkepanjangan, melelahkan, serta kepastian dan telah diputus dengan Pulusan Mahkamah
hukum dan keadilan hukum juga tidak akan Konstitusi Nomor 16/PUU-VIII/2010, tanggal
kunjung diperoleh. 15 Desember 2010.
Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk Dengan adanya putusan MK Nomor
memberikan kepastian hukum atas 34/PUU-2013, maka peninjauan kembali dapat
penyelesaian suatu perkara, sehingga dimintakan beberapa hal, peninjauan kembali
seseorang tidak dengan mudahnya melakukan sebagai upaya hukum luar biasa bertujuan
upaya hukum peninjauan kembali secara untuk menemukan keadilan dan kebenaran
berulang-ulang. Lagi pula, pembatasan materiil. Keadilan tidak dapat dibatasi oleh
tersebut scjalan dengan proses peradiian yang waktu atau ketentuan formalitas yang
menghendaki diterapkannya asas sederhana, membatasi bahwa upaya hukum luar biasa
cepat, dan biaya ringan. Dengan pembatasan (peninjauan kembali) hanya dapat diajukan
itu pula akan terhindarkan adanya proses satu kali, karena mungkin saja setelah
peradiian berkepanjangan dan mengakibatkan diajukannya PK dan diputus, ada keadaan baru
berlarut larutnya pula upaya memperoleh (novum) yang substansial baru ditemukan yang
keadilan yang pada akhirnya justru dapat pada saat PK sebelumnya belum ditemukan.
menimbulkan pengingkaran terhadap keadilan Adapun penilaian mengenai sesuatu itu novum
itu sendiri. atau bukan novum, merupakan kewenangan
Pengajuan peninjauan kembali yang tidak Mahkamah Agung yang memiliki kewenangan
dibatasi, justru dapat menimbulkan kerugian mengadili pada tingkat PK. Oleh karena itu,
bagi pencari keadilan dalam proses pencarian yang menjadi syarat dapat ditempuhnya upaya

34
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

hukum luar biasa adalah sangat materiil atau 2. Dengan adanya putusan Mahkamah
substansial dan syarat yang sangat mendasar Konstitusi Nomor 34/PU-XI/2013 yang
adalah terkait dengan kebenaran dan keadilan memungkinkan pengajuan permohonan
dalam proses peradilan pidana sebagaimana kembali lebih dari satu kali, diharapkan
ditentukan dalam Pasal 263 ayat (2) KUHAP, terpidana menggunakan sebaik-baiknya
yang menyatakan "Pennintaan peninjauan pengajuan permohonan peninjauan
kembali dilakukan atas dasar: apabila terdapat kembali ketika ditemukan keadaan baru
keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, (novum) agar terpidana mendapatkan
bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada keadilan.
waktu sidang masih berlangsung, hasilnya akan
berupa putusan bebas atau putusan lepas dari DAFTAR PUSTAKA
segala tuntutan hukum atau tuntutan Adji Oemar Seni, Hukum Pidana, Erlangga,
penuntut umum tidak dapat diterima atau Jakarta, 1981.
terhadap perkara itu diterapkan ketentuan Amin S.M., Hukum Acara Pengadilan Negeri,
pidana yang lebih ringan. Pradnya Paramita, Jakarta, 1981.
Aminudin, dan Abidin H. Zainal, Pengantar
PENUTUP Metode Penelitian Hukum, PT Raja
A. Kesimpulan Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
1. Syarat pengajuan permohonan kembali Hamzah A. dan Dahlan Irdan, Upaya Hukum
perkara pidana berdasarkan KUHAP Dalam Perkara Pidana, Bina Aksara,
adalah syarat formil. Syarat formil yakni Jakarta, 1987.
adanya putusan yang telah berkekuatan Hamzah Andi, Hukum Acara Pidana Indonesia,
hukum tetap yang menurut pemidanaan Sinar Grafika, Jakarta, 2010.
yang diajukan oleh terpidana atau ahli Husin Kadir dan Husin Budi Rizki, Sistem
warisnya kepada panitera pengadilan Peradilan Pidana Di Indonesia, Sinar
yang memutus perkara tersebut. Grafika, Jakarta, 2016.
Pengajuan peninjauan kembali hanya Manalu Paingot Rambe, dkk, Hukum Acara
dapat dilakukan satu kali saja. Pidana Dari Segi Pembelaan, CV
2. Pengajuan permohonan kembali Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta,
berdasarkan putusan Mahkamah 2010.
Konstitusi Nomor : 34/PUU-XI/2013, Marpaung Leden, Penanganan Perkara Pidana,
pengajuan permohonan kembali dapat Sinar Grafika, Jakarta, 2005.
dilakukan lebih dari satu kali apabila ____________, Perumusan Memori Kasasi dan
terdapat atau ditemukan keadaan baru Peninjauan Kembali Perkara Pidana,
(novum) yang menimbulkan dugaan Jakarta, 2004.
kuat, bahwa jika keadaan itu sudah Muhammad Rusli, Hukum Acara Pidana
diketahui pada waktu sidang masih Kontemporer, Citra Aditya Bakti,
berlangsung maka hasilnya akan berupa Bandung, 2007.
putusan bebas atau dijatuhi pidana yang Mulyadi Lilik, Putusan Hakim Dalam Hukum
lebih ringan. Acara Pidana, Citra Adiya Bakti,
Bandung, 2007.
B. Saran _____________, Seraut Wajah Putusan Hakim
1. Dalam pemeriksaan suatu perkara Dalam Hukum Acara Pidana Indonesia,
pidana di sidang pengadilan, diharapkan PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014.
terpidana maupun jaksa yang tidak puas Soedarjo, Jaksa dan Hakim dalam Proses
atau tidak menerima putusan hakim Pidana, Akademi Pressindo, 2005.
agar menggunakan upaya hukum baik Tirtaatmidjaja M.H., Kedudukan Hakim dan
upaya hukum biasa yakni banding dan Jaksa, Pradnya Paramita, Jakarta,
kasasi juga harus menggunakan upaya 2005.
hukum luar biasa yakni peninjauan
kembali dengan memenuhi syarat-syarat Peraturan dan Perundang-undangan :
yangn diatur dalam KUHAP. UU No. 4 Tahun 2004 Tentang Undang-Undang
Pokok Kehakiman.

35
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

Laman :
https://dasar_dasar_pertimbangan_pantauku
hap.id.
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt
53187f2d25845/mk-batalkan-aturan-p
k- hanya-sekali.

36

Anda mungkin juga menyukai