Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motor Induksi Tiga Fasa

Motor 3 fasa merupakan motor yang paling banyak digunakan di dunia

industri maupun di masyarakat secara umum, karena mempunyai kelebihan-

kelebihan yang tidak dimiliki oleh tipe motor yang lain. Kelebihannya antara

lain :

1. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama pada motor dan rotor

sangkar.

2. Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.

3. Efisiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi

gesekan kecil.

4. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak

diperlukan. 

Sedangkan kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa adalah :

1. Kecepatan tidak mudah dikontrol.

2. Power faktor rendah pada beban ringan. 

3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal.


(Luqman; 2009)

Motor Induksi atau motor listrik berfungsi untuk mengubah energi

listrik menjadi energi mekanik yang berupa tenaga putar. Bentuk gambaran

motor induksi 3 fasa diperlihatkan pada gambar 2.1, dan contoh penerapan motor

induksi ini di industri diperlihatkan pada gambar 2.2.

4
5

Gambar 2.1. Kontruksi Motor Induksi 3 Fasa

Gambar 2.2 Penerapan Motor Induksi di Dunia Industri

Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang

berhubungan dengan kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name

plate) motor induksi. Contoh data yang ditampilkan pada plat nama motor

induksi ini diperlihatkan pada gambar 2.3


6

Gambar 2.3 Contoh Data Yang Ada di Plat Nama Motor Induksi

Di dalam motor DC, energi listrik diambil langsung dari kumparan

armature dengan melalui sikat dan komutator, oleh karena itu motor DC

disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC, kumparan rotor tidak

menerima energi listrik langsung, tetapi secara induksi seperti terjadi pada

energi kumparan sekunder tranformator. Oleh karena itu, motor AC dikenal

dengan motor induksi. Sebenarnya motor induksi dapat diidentikkan dengan

tranformator yang kumparan primer sebagai kumparan stator atau armature,

sedangkan kumparan sekunder sebagai kumparan rotor. Menurut Sujoto

(1984. 107), motor induksi sering disebut motor tidak serempak. Disebut

demikian karena jumlah putaran rotor tidak sama dengan jumlah putaran

medan magnit stator. Pendapat lain Robert Rosenberg (1985. 91),

mengemukakan motor berfasa banyak adalah motor arus bolak balik ( AC )

yang direncanakan baik untuk tiga fasa maupun dua fasa. Kedua macam

motor ini konstruksinya dibuat sama, akan tetapi hubungan dalam kumparan

berbeda. Motor tiga fasa bermacam-macam ukurannya, dari yang bertenaga


7

kecil (<1HP) sampai beberapa ribu HP. Motor-motor ini mempunyai sifat

agak konstan kecepatannya, dan direncanakan dengan sifat-sifat momen

putar yang bermacam-macam. Belitan stator yang dihubungkan sumber

tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnit yang berputar dengan

kecepatan sinkron ns = (120. f )/P

Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-

konduktor pada rotor sehingga terinduksi arus. Rotor akan turut berputar

mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatip antara stator dan

rotor disebut slip. Bertambahnya beban akan memperkecil kopel motor, oleh

karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor. Sehingga slip

antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi

bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Penjelasan

tentang dasar teori perhitungan dari parameter motor induksi 3 fasa:

1. Perhitungan untuk mencari besarnya slip yaitu :

Mencari slip dalam pecahan yaitu :

S = (Ns - Nr)/60

Mencari besarnya slip dalam persen yaitu :

S = [(Ns - Nr)/60] x 100%

Besarnya Ns dapat dicari melalui rumus sebagai berikut :

Ns = (120 . f)/P

Dimana :

Ns : jumlah putaran stator

Ns : jumlah putaran rotor


8

f : besarnya nilai masukan dari keyboard yang biasanya besarnya nilai

frekuensi di Indonesia adalah 50Hz

P : Jumlah kutub dari Motor Induksi 3 fasa

120 : konstanta dari rumus perhitungan, apabila diketahui jumlah kutub

(simbul P besar). Jika pakai p (p kecil = jumlah pasang kutub), maka kita

menggunakan konstanta angka 60.

2. Perhitungan untuk mencari daya out put (daya keluaran motor) yaitu :

Mencari daya out put yaitu :

Poutput = Torsi motor.60/2.pi.Nr

Dimana :

a. Torsi motor adalah data masukan dari keyboard. Torsi motor adalah

besarnya efek pembebanan dari motor induksi 3 fasa.

b. Besarmya nilai 60 adalah nilai konstanta dari penggunaan rumus.

c. Besarnya nilai pi (dalam bentuk Radian) adalah : 3,14

d. Nr adalah jumlah pada putaran rotor. Besarnya putaran rotor dapat dicari

dengan menggunakan rumus :

Nr = (1 - s).Ns

Dimana : s adalah slip motor

e. Perhitungan untuk mencari besarnya effisiensi yaitu :

Effisiensi = Poutput/Pinput

Poutput dapat dicari dengan menggunakan rumus diatas, tetapi dapat

juga dicari dengan menggunakan rumus yang lain, yaitu dengan

menggunakan diagram alir daya. Pinput adalah daya masukan, disini


9

daya masukan adalah data masukan melalui keyboard. Besarnya Pinput

dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pinput = Pouput + Rugi-rugi daya

Untuk rugi-rugi daya disini penulis hanya menyebutkan untuk rugi

tembaga stator (P1Cu) dan rugi tembaga rotor (P2Cu). Sedangkan rugi

inti dan rugi gesek diabaikan, karena rugi inti dan rugi gesek nilainya

relatif kecil. Perhitungan besarnya nilai effisiensi dalam persen yaitu :

Effisiensi = Poutput/Pinput . 100%.

3. Perhitungan untuk mencari rugi-rugi daya yaitu :

Besarnya Rugi Tembaga Stator yaitu :

P1Cu = Is2 . Rs

Dimana :

Is : data masukan dari keyboard, dimana Is adalah Arus stator.

Rs : data masukan dari keyboard, dimana Rs adalah tahanan stator.

Besarnya nilai Stator dapat dicari dengan menggunakan rumus :

Rs = Rt (235 + 75)/(235 + t)

Dimana Rt = tahanan motor masih dalam tahanan DC (tahanan masih

dalam keadaan arus searah).

235 = nilai konstanta dari rumus.

75 = nilai konstanta dari rumus.

t = suhu ruangan

4. Perhitungan untuk mencari daya pada celah udara :

P12 = P2Cu/S
10

P2Cu = Ir2 . Rr

Ir = (S.Vf1) / ((Rr1)2+(S.X01)2)

Rr = S . Z1

Dimana

P2Cu = Rugi tembaga rotor.

S = slip motor

a. Besarnya P2Cu ada dua (2) yaitu pada saat hubung bintang dan hubung

segitiga.

b. Tegangan Untuk hubung Bintang, untuk tegangan per fasa yaitu:

Vphasa Bintang = Vline / 3

c. Tegangan Untuk hubung Segitiga, untuk tegangan per fasa yaitu:

Vphasa Segitiga = Vline = Vphasa.

d. Besarnya Arus untuk hubung bintang, untuk arus per fasa yaitu:

Iphasa hubung bintang = Iline

e. Besarnya Arus untuk hubung segitiga, untuk arus per fasa yaitu:

Iphasa hubung Segitiga = Iline / 3

5. Perhitungan untuk mencari daya pada rotor :

P2 = P2Cu . (1-s)/s

P2Cu = sqrIr . Rr

Rr = S Z1

Ir = (S.Vf1) / ((Rr1)2+(S.X01)2)

Dimana

P2Cu = Rugi tembaga rotor.

S = slip motor
11

a. Besarnya P2Cu ada dua (2) yaitu pada saat hubung bintang dan hubung

segitiga.

b. Tegangan Untuk hubung Bintang, untuk tegangan per fasa yaitu:

c. Vphasa Bintang = Vline/ 3

d. Tegangan Untuk hubung Segitiga, untuk tegangan per fasa yaitu:

e. Vphasa Segitiga = Vline = Vphasa.

f. Besarnya Arus untuk hubung bintang, untuk arus per fasa yaitu:

g. Iphasa hubung bintang = Iline

h. Besarnya Arus untuk hubung segitiga, untuk arus per fasa yaitu:

i. Iphasa hubung Segitiga = Iline/ 3

6. Perhitungan untuk mencari besarnya arus start :

Irsatart 1 = Vf1/ ((Rr1)2+(S.X01)2)

Rr = S . Z1

a. Tegangan Untuk hubung Bintang, untuk tegangan per fasa yaitu:

Vphasa Bintang = Vline / 3

b. Tegangan Untuk hubung Segitiga, untuk tegangan per fasa yaitu:

Vphasa Segitiga = Vline = Vphasa.

c. Besarnya Arus untuk hubung bintang, untuk arus per fasa yaitu:

Iphasa hubung bintang = Iline

d. Besarnya Arus untuk hubung segitiga, untuk arus per fasa yaitu:

Iphasa hubung Segitiga = Iline / 3

X01 = Impedansi satator dan rotor, dimana nilai X1 dan X2 adalah

nilai konstanta dari motor. Tinggal memilih menu dari kelas


12

motor. Sesuai prosedur peraturan IEEE (Teori of Alternaiting

Current Machinery, 1955 : 237 ).

7. Perhitungan untuk mencari torsi motor nominal yaitu :

TmNominal = (Pout . 60)/(2.pi.Nr)

8. Perhitungan untuk mencari arus saat jalan yaitu:

IrJalan = (S.Vf1)/ ((Rr1)2+ (S.X01)2)

Rr = S . Z1

a. Tegangan Untuk hubung Bintang, untuk tegangan per fasa yaitu:

Vphasa Bintang = Vline / 3

b. Tegangan Untuk hubung Segitiga, untuk tegangan per fasa yaitu:

Vphasa Segitiga = Vline = Vphasa.

c. Besarnya Arus untuk hubung bintang, untuk arus per fasa yaitu:

Iphasa hubung bintang = Iline

d. Besarnya Arus untuk hubung segitiga, untuk arus per fasa yaitu:

Iphasa hubung Segitiga = Iline / 3

X01 = Impedansi satator dan rotor, dimana nilai X1 dan X2 adalah

nilai konstanta dari motor. Tinggal memilih menu dari kelas

motor. Sesuaia dengan prosedur peraturan IEEE (Teori of

Alternaiting Current Machinery, 1955 : 237).

Rr adalah tahanan rotor

Rr = S . Z1

9. Perhitungan untuk mencari besarnya torsi maksimum yaitu :

Tmax = (P2Max.60)/(2.pi.Nr)

P2Max = (P2CuMax.((1-Smax)/(Smax)
13

P2CuMax = Irmax.Rr1.

IrMax = (Smax.Vf)/ ((Rr)2+((Smax.X01)2)

Smax = Rr/ ((Rs)2+((X01)2)

Motor yang sering kita temukan sehari-hari misalnya adalah kipas

angin, mesin pendingin, kereta api listrik gantung, dan lain sebagainya. Untuk

itu perlu diketahui kelas-kelas dari motor untuk mengetahui unjuk kerja dari

motor tersebut. Adapun kelas-kelas tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kelas A : Torsi start normal, arus start normal dan slip kecil

Tipe ini umumnya memiliki tahanan rotor sangkar yang rendah. Slip pada

beban penuh kecil atau rendah namun efesiansinya tinggi. Torsi maksimum

biasanya sekitar 21% dari torsi beban penuh dan slipnya kurang dari 20%

motor kelas ini berkisar hingga 20 Hp.

b. Kelas B : Torsi start normal, arus start kecil dan slip rendah

Torsi start kelas ini hamper sama dengan kelas A tetapi arus startnya

berkisar 75%. Slip dan efesiensi pada beban penuh juga baik. Kelas ini

umumnya berkisar antara 7,5 Hp sampai dengan 200 Hp. Penggunaan

motor ini antara lain : kipas angin, boiler, pompa dan lainya.

c. Kelas C : Torsi Start tinggi dan arus Start kecil

Kelas ini memiliki resistansi rotor sangkar yang ganda yang lebih besar

dibandingkan dengan kelas B. oleh sebab itu dihasilkan torsi start yang

lebih tinggi pada arus start yang rendah, namun bekerja pada efisiensi dan

slip yang rendah dibandingkan kelas A dan B.

d. Kelas D : torsi start tinggi,slip tinggi


14

Kelas ini biasanya memiliki resistansi rotor sangkar tunggal yang tinggi

sehingga dihasilkan torsi start yang tinggi pada arus start yang rendah.

(Zaenal Anbidin ; 2013)

B. Pengertian Pemrograman

Bahasa pemrograman atau sering diistilahkan juga dengan bahasa

komputer adalah teknik komando/instruksi standar untuk memerintah

komputer. Bahasa pemrograman ini merupakan suatu aturan sintaks dan

semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program komputer. Bahasa ini

memungkinkan seorang programmer dapat menentukan secara persis data

mana yang akan diolah oleh komputer, bagaimana data ini akan

disimpan/diteruskan, dan jenis langkah apa secara persis yang akan diambil

dalam berbagai situasi. (Wikimedia Foundation; 2015)

C. Pengenalan dan Pengertian Delphi

Delphi adalah suatu bahasa pemograman (development language) yang

digunakan untk merancang suatu aplikasi program. Delphi termasuk dalam

pemrograman bahasa tingkat tinggi (high level lenguage). Maksud dari

bahasa tingkat tinggi yaitu perintah-perintah programnya menggunakan bahasa

yang mudah dipahami oleh manusia. Bahasa pemrograman Delphi disebut

bahasa prosedural artinya mengikuti urutan tertentu. Dalam membuat

aplikasi perintah-perintah, Delphi menggunakan lingkungan pemrograman

visual. Delphi merupakan generasi penerus dari Turbo Pascal, pemrograman

Delphi dirancang untuk beroperasi dibawah sistem operasi Windows.


15

Program ini mempunyai beberapa keunggulan, yaitu produktivitas, kualitas,

pengembangan perangkat lunak, kecepatan kompiler, pola desain yang

menarik serta diperkuat dengan bahasa perograman yang terstruktur dalam

struktur bahasa perograman Object Pascal.

Sebagaian besar pengembang Delphi menuliskan dan mengkompilasi

kode program di dalam lingkungan pengembang aplikasi atau Integrated

Development Environment (IDE). Lingkungan kerja IDE ini menyediakan

sarana yang diperlukan untuk merancang, membangun, mencoba, mencari

atau melacak kesalahan, serta mendistribusikan aplikasi. Sarana-sarana inilah

yang memungkinkan pembuatan prototipe aplikasi menjadi lebih mudah dan

waktu yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi menjadi lebih singkat.

(Husni, 2004 : 20)

1. File - file Penyusun Project

Sepintas sebuah program aplikasi yang dapat dibuat dengan

menggunakan Delphi hanya terdiri dari file Project dan sebuah unit.

Namun kenyataannya terdapat beberapa file yang dibentuk pada saat

membangun sebuah program aplikasi. Berikut ini merupakan file-file

penyusun projek yang terdapat pada program Delphi, yaitu :

a. File Project (.Dpr ) dan file Unit (.Pas )

Sebuah program Delphi terbangun dari modul-modul source code yang

disebut unit. Delphi menggunakan sebuah file projek (.Dpr) untuk

menyimpan program utama. File sumber untuk unit biasanya berisi

sebagian besar kode di dalam aplikasi, file ini ditandai dengan ekstensi
16

(.Pas). Setiap aplikasi atau projek terdiri atas file projek tunggal atau lebih

dalam file unit.

b. File Form (. Dfm )

File form adalah file biner yang dibuat oleh Delphi untuk menyimpan

informasi yang berkaitan dengan form.

c. File Resource (. Res )

File resource merupakan file biner yang berisi sebuah ikon yang

digunakan oleh Project . File ini secara terus menerus di-update atau diubah

oleh Delphi sehingga file ini tidak bisa diubah oleh pemakai. Dengan

menambahkan file resource pada aplikasi dan menghubungkan dengan file

Project dapat menggunakan editor resource, misalnya editor untuk

membuat file resource.

d. File Project Options (.Dof ) dan File Desktop Settings (.Dsk)

File Project options merupakan file yang berisi options-options dari

suatu Project yang dinyatakan melalui perintah Options dari menu

Project . Sedang file desktop setting berisi option-option yang dinyatakan

melalui perintah Environment Options dari menu Tools. Perbedaan di

antara kedua jenis file tersebut adalah bahwa file Project options

dimiliki oleh setiap Project sedangkan file desktop setting dipakai untuk

lingkungan Delphi. Apabila ada kerusakan pada kedua jenis file tersebut

dapat mengganggu proses kompilasi. Prosedur yang dapat kita tempuh

untuk menangani gangguan tersebut adalah dengan menghapus kedua

jenis file tersebut yaitu .dof dan .dsk karena kedua file tersebut akan

terbentuk secara otomatis pada saat menyimpan Project .


17

e. File Backup (.~d p, . ~d f, . ~p a)

File-file dengan ekstensi di atas merupakan file backup dari suatu

Project , form dan unit. Ketiga jenis file tersebut akan terbentuk pada

saat proses penyimpanan untuk yang kedua kalinya. Kerena ketiga file

tersebut berjenis backup (cadangan) maka ketiga jenis file tersebut berisi

salinan terakhir dari file-file utama sebelum disimpan lebih lanjut.

f. File jenis lain

File-file dengan ekstensi lain yang dapat ditemukan dalam folder tempat

penyimpanan program aplikasi selain yang memiliki ekstensi yang telah

disebutkan pada umumnya adalah file-file yang dibentuk oleh compiler

dan beberapa file Windows yang digunakan Delphi. File-file tersebut

adalah:

1) File Executable (. Exe ).

File ini dibentuk oleh compiler dan merupakan file esekusi

(executable) dari program aplikasi. File ini berdiri sendiri dan hanya

memerlukan file library di D LL , VB X dan lain-lain

2) File unit Object (. Dcu).

File ini merupakan file unit (. Pas) yang telah dikompilasi oleh

compiler yang akan dihubungkan dengan file esekusi.

3) File Dinamic Link Library (.Dll).

File ini dibentuk oleh compiler apabila kita merancang .DLL sendiri.

4) File Help.

File ini merupakan file Windows dan merupakan file help standar

yang dapat dipakai diprogram aplikasi Delphi.


18

5) File Image (. Wm f. Bmp ,.Ico ).

File-file ini merupakan file Windows dari aplikasi selain Delphi yang

dapat digunakan untuk mendukung program aplikasi yang kita

rancang tampak lebih menarik. (Husni, 2004 : 41)

2. Tampilan Delphi

Berikut adalah gambar dari keseluruhan tampilan Delphi

Gambar 2.4 Tampilan Delphi

3. Integrated Development Environment (IDE)

Integrated Development Environment (IDE) merupakan

lingkungan/wilayah dimana seluruh tools atau komponen-komponen

yang dibutuhkan untuk merancang atau membangun aplikasi program.

Secara umum IDE Delphi di kelompokkan kepada 8 bagian yaitu :

a. Main Menu

Merupakan penunjuk ke seluruh fasilitas yang disediakan aplikasi Delphi.


19

Gambar 2.5 Menu Pemrograman Delphi

b. Toolbar / Speedbar

Merupakan icon (sortcut) yang dirancang untuk lebih memudahkan

menjangkau fasilitas yang ada pada Delphi.

Gambar 2.6 Toolbar Pemrograman Delphi

c. Component Palette

Merupakan komponen-komponen VCL(Visual Component Library) yang

dikelompokkan kedalam tab-tab, komponen komponen inilah yang akan

digunakan untuk merancang interface atau antar muka aplikasi.

Gambar 2.7 Component Palette Pemrograman Delphi

4. Form Designer

Merupakan interface (antar muka) apalikasi yang akan dibangun,

Form akan menampung seluruh komponen yang akan digunakan dalam

proses perancangan sebuah aplikasi dengan Delphi.


20

Gambar 2.8 Form Designer pemrograman Delphi

5. Code Editor

Code editor merupakan tempat untuk menuliskan kode program

menggunakan bahasa Object Pascal. Kode program tidak perlu di tulis

secara keseluruhan karena Delphi sudah menyediakan blok atau kerangka

untuk menulis kode program.

Gambar 2.9 Code Editor Pemrograman Delphi

6. Code Explorer

Digunakan untuk memudahkan berpindah antar file unit di dalam

jendela code editor. Code explorer berisi daftar yang menampilkan semua

tipe, class, properti, method, variabel global, rutin global yang telah

didefinisikan di dalam unit. Saat memilih sebuah item dalam code

explorer, kursor akan berpindah menuju implementasi dari item yang dipilih

di dalam code editor.


21

Gambar 2.10 Code Explorer Pemrograman Delphi

7. Object Inspector

Object inspector digunakan untuk mengubah properti atau karakteristik

dari suatu komponen. Terdiri dari 2 tab yaitu :

a. Properties

Digunakan untuk menentukan seting suatu objek. Satu objek memiliki

beberapa properti yang dapat diatur langsung dari object inspector

maupun melalui kode program. Seting ini mempengaruhi cara kerja

objek tersebut saat aplikasi dijalankan.

b. Event

Merupakan bagian yang dapat diisi dengan kode program tertentu

yang berfungsi untuk menangani event-event (berupa sebuah

procedure) yang dapat direspon oleh sebuah komponen. Event adalah

peristiwa atau kejadian yang diterima oleh suatu objek, misal: klik,

drag, dan lain-lain. Event yang diterima objek akan memicu Delphi

menjalankan kode program yang ada didalamnya. Misalnya ingin


22

sesuatu dikerjakan pada saat form ditutup, maka untuk menyatakan

tindakan tersebut (berupa sebuah procedure) menggunakan OnClose.

Gambar 2.11 Object Inspector Pemrograman Delphi

8. Object Tree View

Object tree view berisi daftar komponen yang sudah diletakkan di

form designer.

Gambar 2.12 Object Tree View Pemrograman Delphi


23

D. Flowchat

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap merancang suatu sistem

dan program adalah membuat usulan pemecahan masalah secara logikal. Alat

bantu yang digunakan dapat berupa flowchat.

Flowchart atau diagram alir merupakan sebuah diagram dengan

simbol-simbol grafis yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang

menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta

urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut

menggunakan tanda panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi

selangkah untuk penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau

algoritma tersebut

Tabel 2.1 Simbol Data Flowchart

Anda mungkin juga menyukai