Anda di halaman 1dari 4

PANCASILA MENJADI LANDASAN YANG KUAT BAGI IMPLEMENTASI PRINSIP

KEBEBASAN BERAGAMA ATAU BERKEYAKINAN UNTUK SELURUH RAKYAT


INDONESIA

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang di dalam nya terkandung nilai-nilai di
setiap sila nya. Pada laporan kelompok ini akan membahas tentang sejarah awal
pembentukan sila pertama Pancasila dan juga membahas tentang bagaimana Pancasila
menjadi landasan yang kuat bagi implementasi prinsip kebebasan beragama atau
berkeyakinan untuk seluruh rakyat Indonesia.
1. Sejarah Pembentukan Sila Pertama Pancasila
Pada zaman dahulu, walaupun kepercayaan yang dianut nenek moyang kita
masih berupa kepercayaan animisme dan dinamisme, namun Indonesia sudah percaya
dan meyakini suatu hal yang dianggap suci dan diagungkan. Oleh karena hal tersebut,
masyarakat Indonesia percaya bahwa ketuhanan adalah salah satu pedoman hidup
yang kemudian dijadikan dasar negara dalam sila pertama Pancasila. Adanya sila
pertama Pancasila ini sebagai pemersatu serta menjadi peredam konflik antar agama
di Indonesia karena Negara Indonesia memiliki masyarakat yang menganut agama
atau keyakikan yang berbeda.
Gagasan dasar negara dalam Piagam Jakarta 22 Juni 1945 yang sila
pertamanya berbunyi : ”Ketuhanan, dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya”. Rumusan sila pertama itu kemudian diubah melalui
sidang BPUPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menjadi rumusan Pancasila seperti
yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu “Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Pada saat itu, sila tersebut dianggap sebagai diskriminasi karena hanya
mengikat bagi pemeluk agama Islam. Namun yang dipikirkan oleh anggota BPUPKI
tersebut tidak sama dengan yang pikirkan oleh kalangan masyarakat yang bergama
lain.
Seorang perwira Angkatan Laut Jepang yang bertemu Bung Hatta pada sore
hari tanggal 17 Agustus 1945, menyampaikan bahwa wakil-wakil umat Protestan dan
Katolik yang berada dalam wilayah kekuasaan Angkatan Laut Jepang sangat
berkeberatan dengan bagian kalimat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar, yang
berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”. Mereka sadar bahwa bagian kalimat itu tidak mengikat mereka, namun
dengan mencantumkan ketetapan seperti itu dalam pembukaan dan dasar berdirinya
suatu negara merupakan “diskriminasi” terhadap mereka golongan minoritas. Tidak
memakan waktu yang lama untuk memahami kekhawatiran, Bung Hatta pun
memutuskan untuk membahas masalah tersebut pada sidang PPKI keesokan harinya
pada tanggal 18 Agustus 1945. Pertemuan itu menyepakati untuk mengganti kalimat
“Ketuhanan dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” dengan kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

2. Pancasila menjadi landasan yang kuat bagi implementasi kebebasan beragama


atau berkeyakinan untuk seluruh rakyat Indonesia
Menurut pandangan kami sila pertama Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan
Yang Maha Esa" adalah bukti kuat bahwa Indonesia itu menjunjung tinggi ketuhanan,
mengakui dan mempercayai adanya Tuhan. Sila pertama Pancasila ini menjadi
landasan yang sangat penting untuk kita tanamkan dalam diri sebagai warga
Indonesia. Sebagaimana yang kita tahu bahwa Indonesia terdiri dari banyak ragam
agama, tetapi yang diakui negara Indonesia hanya ada 5 agama diantaranya yaitu,
agama Islam, agama Kristen, agama Hindu, agama Buddha, dan agama Konghuchu.
Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi ”Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Pada pasal tersebut menjelaskan bahwa
semua warga negara Indonesia dapat menganut agamanya masing-masing tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun. Sebagai umat beragama seharusnya agama ini di
jadikan benteng kehidupan dari hal-hal yg buruk seperti bekerja dengan jujur,
membantu sesama, menghormati pemeluk agama lain, dll. Ada juga beberapa
pandangan dari setiap agama terhadap sila pertama Pancasila, yaitu :
1. Agama Islam
Pada awal rapat BPUPKI pada sila pertama Pancasila terdapat tujuh kata yang
dihapus atau di hilangkan tetapi dengan dihapusnya kata-kata tersebut tidak membuat
nilai-nilai Islam menjauhi lima sila Pancasila tersebut. Menurut Prof. Syukron Islam
ini hadir bukan sebatas sila pertama Pancasila tetapi Islam juga mengajarkan
demokrasi bagi keadilan sosial dan juga mengajarkan tentang kemanusiaan.
2. Agama Kristen
Pada Piagam Jakarta 22 Juni 1945, sila petama Pancasila ditentang karena
menyatakan bahawa sila pertama Pancasila tersebut tidak semua agama bisa masuk
kedalamnya. Pancasila merupakan dasar negara yang harus bertahan ratusan atau
bahkan ribuan tahun kedepan dan jika adanya sila tersebut maka semakin rentan untuk
menimbulkan perpecahan antar manusia. Maka dari itu orang-orang non-Islam tetap
memperjuangkan agamanya agar tidak diasingkan dari lingkungan sekitar.
3. Agama Buddha
Dalam pandangan agama Buddha, konsep Tuhan Yang Maha Esa dipandang
dengan sesuatu yang impersonal, mutlak dan memiliki sifat yang tidak dapat
dijangkau oleh manusia awam, seperti tidak dilahirkan, tidak menyerupai, tidak
tercipta, dan tidak terkondisikan, terbebas dari situasi, kondisi, pandangan, dan
jangkauan. Konsep ketuhanan pada agama Buddha ini bersifat universal yang
hukumnya berdasarkan hukum alam sebagaimana seiring dengan ilmu pengetahuan
alam dan proses waktu yang dimana ajaran ini sangat sesuai dengan sila pertama
Pancasila.
4. Agama Hindu
Dalam kitab Upanisad tersirat “isavasyam idam sarvam yat kinca jagatyam”
yang artinya Tuhan Yang Maha Esa mengendalikan segala yang ada di bumi ini,
dapat di jelaskan secara singkat bahwa tatanan umat Hindu ialah tatanan yang
meyakini Tuhan Yang Maha Esa yang sejalan anatar ideologi Pancasila dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam tatanan umat Hindu.

5. Agama Konghuchu
Manusia itu seperti Yin dan Yang, yang dimana jika di dominasi dengan Yin
maka akan tampil lebih lembut dan juga sebaliknya juga di dominasi dengan Yang
maka akan tampil lebih maskulin dan lebih jantan. Konsep ketuhanan seperti ini tidak
menandakan bahwa adanya dua Tuhan tetapi lebih menandakan bahwa memiliki sifat
dan karakter yang berbeda. Tetapi dari perbedaan itu lah yang membuat suatu hal
menjadi seimbang dan saling melengkapi.
Bagaimana jika Pancasila tidak menjadi landasan yang kuat bagi implementasi
kebebasan beragama atau berkeyakinan untuk seluruh rakyat Indonesia? Jika terdapat
sebagian orang atau golongan yang tidak menerapkan nilai-nilai dari sila pertama
Pancasila, maka tidak akan terciptanya kebebasan beragama atau berkeyakinan yang
damai di Indonesia. Maka dari itu kita sebagai warga Indonesia harus meyakini
Pancasila sebagai pedoman bagi prinsip kebebasan beragama agar dapat hidup damai
antar umat beragama.

3. Simpulan
Sila pertama Pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” artinya
Ketuhanan menjadi hal yang paling penting di Indonesia, menjadikan konsep
Ketuhanan menjadi urutan yang pertama pada Pancasila. Hal tersebut membuktikan
bahwa negara kita, Indonesia, menjunjung tinggi tidak hanya satu agama tetapi
keberagaman semua agama yang ada di Indonesia secara universal dan membebaskan
rakyatnya untuk menjalani hak dan kewajiban agama nya masing-masing dengan
aman dan nyaman tanpa ada paksaan atau diskriminasi dari kelompok tertentu,
sebagaimana tertulis dalam UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2.
Dengan adanya keberagaman agama itu sendiri, Pancasila pertama menjadi
landasan moral yang sangat penting bagi kita semua sebagai warna negara Indonesia,
bahwa kita harus bertanggung jawab atas perilaku masing-masing karena Tuhan
selalu menyertai tindakan apapun yang kita perbuat. Pancasila juga sebagai alat
pemersatu bangsa sebagaimana menjadi landasan karakter integritas bangsa yang
saling menghormati dan menghargai satu umat dengan umat beragama lainnya,
karakter tersebut harus diterapkan dalam diri masing-masing setiap warga Indonesia.

4. Daftar Pustaka
Asal Mula Sila Ketuhanan Yang Maha ESA. (2017, June 1).
kumparan. https://kumparan.com/kumparannews/asal-mula-sila-ketuhanan-yang-maha-
esa/full
Sejarah Pembentukan Sila 1 Pancasila, Sempat Ditentang Tokoh Kalangan Minoritas. (2020,
February 13). Warta Kota. https://wartakota.tribunnews.com/2020/02/13/sejarah-
pembentukan-sila-1-pancasila-sempat-ditentang-tokoh-kalangan-minoritas?page=3

Ajaran agama Buddha Sesuai dengan Sila Ketuhanan Yang Maha ESA | Berita Buddhis.
(2017, 14). Berita Bhagavant. https://berita.bhagavant.com/2017/10/14/ajaran-agama-
buddha-sesuai-dengan-sila-ketuhanan-yang-maha-esa.html

Pancasila Di Ajaran agama Hindu. (2017, August 29). Jakarta


45. https://jakarta45.wordpress.com/2017/08/29/pancasila-di-ajaran-agama-hindu/

Beltsazar, D. (2019, November 25). Iman Kristen Dan Pancasila (“Ketuhanan Yang Maha
ESA”). Medium. https://medium.com/@beltsazar59/iman-kristen-dan-pancasila-ketuhanan-
yang-maha-esa-cdfa34d8a16d

265731. (2020, February 21). Islam Kuatkan Pancasila | Republika ID. republika.id.

Mendalami Ketuhanan YME: Perspektif agama Khonghucu. (2017, September 12).


Rmol.id. https://rmol.id/read/2017/09/12/306710/mendalami-ketuhanan-yme-perspektif-
agama-khonghucu

Kelompok :
1. Choirunnisa Purwaning Putri – 2440118402
2. Dinda Tara Nitia – 2440117734
3. Dara Vijjani – 2440114474
4. Intan Aulia Agustina – 2440113383
5. Keiza Putri Romauli – 2440113370
6. Salsabila Dawamah Mardhiyanti – 2440114285

Anda mungkin juga menyukai