Anda di halaman 1dari 10

PAPER

UAS TEKNIK PENGEBORAN DAN PENGGALIAN

OLEH :

KAMAL
R1D117010

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu
operasi  peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah lubang
ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk diledakkan.
Bukan hanya untuk pembuatan lubang ledak tetapi pemboran memiliki fungsi lain
seperti pengumupulan data sebaran cadangan. Karena pentingnya kegiatan
pemboran maka perlu adanya materi yang menjelaskan tetang  pemboran serta
segala sesuatu yang ada di dalam kegiatan pemboran secara terperinci sebagai
bahan pembantu atau penuntun dalam melakukan kegiatan pemboran.
Demi kelancaran proses penggalian tanah maupun batuan dengan
mempergunakan alat gali mekanis, maka harus dipelajari berbagai macam kriteria
penggalian yang telah dikenal luas. Dengan memahami kriteria penggalian tersebut
dapat diharapkan akan mampu memilih alat gali mekanis yang sesuai dengan kondisi
lapangan dimana penggalian dilakukan.
Proses pembongkaran batuan dilakukan dengan sistem pengeboran serta
peledakan. Operasi pengeboran dan peledakan dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti kecepatan pengeboran, efisiensi pemboran, geometri peledakan,
fragmentasi batuan, dan lainnya. Beberapa parameter yang dapat menghambat
operasi pengeboran dan peledakan harus diminimalisir semaksimal mungkin.
Kegiatan pengeboran dikatakan baik apabila sesuai dengan geometri yang
direncanakan serta menghasilkan fragmentasi hasil peledakan dapat sesuai dengan
yang diharapkan. Apabila distribusi fragmentasi yang dihasilkan telah maksimal
maka produktivitas excavator akan semakin besar dikarenakan pada saat melakukan
penggalian dan pemuatan ke dalam dump truck tidak mengalami kesulitan.
Faktor yang mempengaruhi peledakan batuan yaitu kontak jenis batuan, patahan
(faults), kekar (joint), lapisan berbantal (bedding planes) serta dip dan strike dari
formasi batuan. Kendala dan hambatan yang mempengaruhi ketidaktercapaian
produksi alat bor saat ini adalah kerusakan alat bor (breakdown) dan stand by alat
bor. Salah satu indikator peledakan yang baik adalah adalah persentase fragmentasi
boulder tidak melebihi 15%. Ukuran fragmentasi batuan yang dianggap boulder
adalah ≥ 80 cm.
Penggalian serta pemuatan material yang digunakan oleh alat gali muat dan
pengangkutan material oleh alat angkut merupakan suatu hal yang sangat
mempengaruhi operasi penambangan. Untung rugi suatu perusahaan tambang
terletak juga pada lancar tidaknya penggalian, pemuatan dan pengangkutan yang
tersedia. Penggunaan alat angkut baik dari segi kapasitas maupun jumlahnya harus
disesuaikan dengan alat gali muat yang digunakan pada setiap lokasi tambang.

B. Rumusan Masalah
1) Faktor yang mempengaruhi penggalian ?

C. Manfaat
Manfaat dari pembuatan paper ini adalah mengetahui factor yang
mempengaruhi penggalian

BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Yang mempengaruhi penggalian
1. Karakteristik material untuk mempengaruhi kinerja galian
Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan terhadap
abrasi. Kekrasan dipakai untuk mengukur sifat – sifat teknis dari batuan dan
dapat juga dipakai untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang
diperlukan untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan
untuk menyebabkan kerusakan pada batuan. Kekerasan batuan merupakan
fungsi dari komposisi butiran mineral, porositas dan derajat kejenuhan.
Kekerasan batuan diklarifikasikan dengan skala frederich Van Mohs (1882)
sebagai berikut :
Tabel 2 Skala Mohs

Tabel 3. Kekerasan Batuan dan Kekuatan Batuan (Dalam Tamrock Surface


Drilling and Blasting, 1989)

Kekuatan Meru pakan sifat fisik mekanika batuan yang sangat


berpengaruh terhadap proses pemecahan batuan. Kekuatan mekanik suatu
batuan adalah suatu sifat dari kekuatan terhadap gaya luar, baik kekuatan
statik maupun dinamik. Pada prinsipnya kekuatan batuan tergantung pada
komposisi mineralnya. Di antara mineral-mineral yang terkandung di dalam
batuan, kuarsa adalah mineral terkompak dengan kuat tekan mencapai lebih
dari 500 MPa, sehingga semakin tinggi kandungan kuarsa maka batuan
tersebut juga semakin tinggi kekuatannya. Beberapa klasifikasi kuat tekan
batuan utuh menurut berbagai peneliti dan institusi ditunjukkan pada
gambar 2.2. dari klarifikasi tersebut, bahwa batuan mulai dikatakan kuat
pada kuat tekan sekitar 10 MPa.

Gambar 3. Klasifikasi kuat tekan batuan (dalam Diktat pengeboran dan


penggalian, Kramadibrata, 2000)

2. Karakteristik massa batuan yang mempengaruhi penggalian


Karakteristik massa batuan yang mempengaruhi pemecahan batuan
adalah RQD, bidang diskontinuiti, dan jarak antar bidang diskontinuiti.
Rock Quality Designation (RQD) RQD merupakan parameter yang dapat
menunjukkan kualitas massa batuan. RQD dikembangkan oleh Deere (1964)
yang mana datanya diperoleh dari pengeboran inti (lihat Gambar 3.7). RQD
dihitung dari persentase bor inti yang diperoleh dengan panjang minimum 10
cm. Dengan persamaan sebagai berikut :
RQD = (𝑷𝑨𝑵𝑱𝑨𝑵𝑮 𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑰𝑵𝑻𝑰 𝑩𝑶𝑹 > 𝟏𝟎 𝒄𝒎)/(𝑷𝑨𝑵𝑱𝑨𝑵𝑮 𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳
𝑩𝑶𝑹) X 100%

Gambar 4. Skematik Perhitungan RQD (Deere, 1964)


Sifat Gabungan Mekanik Batuan dan Massa Batuan Sistem Rrock Mass
Rating (RMR) atau sering juga dikenal sebagai Geomechanics Classification di
buat oleh Bieniawski (1973). Klasifikasi ini merupakan sifat gabungan
mekanik batuan dan massa batuan, yang terdiri dari enam parameter utama,
yaitu : Kuat tekan batuan utuh (UCS), Rock Quality Designation (RQD), Jarak
diskontinu/kekar. Tiap parameter memberikan pembobotan dan
penjumlahan bobot tiap parameter sehingga mendapat nilai RMR. Semakin
tinggi nilai RMR berarti batuan semakin masif. Pemberian nilai RMR
ditunjukkan pada gambar.
Gambar 5. Pembobotan Parameter untuk Penentuan Nilai RMR
(Bieniawski, 1973)

Pada dasarnya pembuatan klasifikasi massa batuan bertujuan;


 Mengidentifikasi parameter-parameter penting yang mempengaruhi
perilaku massa batuan.
 Membagi formasi massa batuan kedalam grup yang mempunyai perilaku
sama menjadi kelas massa batuan.
 Memberikan dasar-dasar untuk pengertian karakteristik dari setiap kelas
massa batuan.
 Menghubungkan pengalaman dari kondisi massa batuan di satu lokasi
dengan lokasi lainnya.
 Mengambil data kuantitatif dan pedoman untuk rancangan rekayasa
(engineering)
 Memberikan dasar umum untuk kemudahan komunikasi diantara para
insinyur dan geologiwan.
(http://www.slideshare.net/Muntazarcliff/laporan-kp-pengeboran)
Agar dapat dipergunakan dengan baik dan cepat maka klasifikasi massa
batuan harus mempunyai beberapa sifat seperti berikut;
 Sederhana, mudah diingat dan dimengerti.
 Sifat-sifat massa batuan yang penting harus disertakan
 Parameter dapat diukur dengan mudah dan murah
 Pembobotan dilakukan secara relatif
 Menyediakan data-data kuantitatif
Dengan menggunakan klasifikasi massa batuan akan diperoleh paling
tidak tiga keuntungan bagi perancangan kemantapan lereng yaitu;
 Meningkatkan kualitas hasil penyelidikan lapangan dengan data masukan
minimum sebagai parameter klasifikasi.
 Memberikan informasi/data kuantitatif untuk tujuan rancangan
 Penilaian rekayasa dapat lebih baik dan komunikasi lebih efektif pada
suatu prooyek
Beberapa klasifikasi massa batuan yang banyak dipakai atau modifikasi
untuk kepentingan kemantapan lereng antara lain;
 Rock Mass Rating (RMR, Bieniawski, 1973 & 1989)
 Rock Mass Strength (RMS, Selby, 1980)
 Slope Mass Rating (SMR, Romana, 1985 & 1991)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu
operasi  peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah
lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk
diledakkan. Bukan hanya untuk pembuatan lubang ledak tetapi pemboran
memiliki fungsi lain seperti pengumupulan data sebaran cadangan. Karena
pentingnya kegiatan pemboran maka perlu adanya materi yang menjelaskan
tetang  pemboran serta segala sesuatu yang ada di dalam kegiatan
pemboran secara terperinci sebagai  bahan pembantu atau penuntun dalam
melakukan kegiatan pemboran.
2) Penggalian serta pemuatan material yang digunakan oleh alat gali muat dan
pengangkutan material oleh alat angkut merupakan suatu hal yang sangat
mempengaruhi operasi penambangan. Untung rugi suatu perusahaan
tambang terletak juga pada lancar tidaknya penggalian, pemuatan dan
pengangkutan yang tersedia. Penggunaan alat angkut baik dari segi kapasitas
maupun jumlahnya harus disesuaikan dengan alat gali muat yang digunakan
pada setiap lokasi tambang.
DAFTAR PUSTAKA

Koesnaryo S., (2001), Pemboran untuk Penyediaan Lubang Ledak, Jurusan


Teknik Pertambangan UPN “VETERAN” Yogyakarta.
Martin, J. A., et.al., “Surface Mining Equipment”, Martin Consultant
Inc.,Golden, Colo, 1982
Suseno Kramadibrata, 1997, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik
Pertambangan, FTM-ITB.
Winarno, A,2008, Pengantar Teknologi Mineral,Jurusan tenik pertambangan
Universitas Mulawarman.
http://www.slideshare.net/Muntazarcliff/laporan-kp-pengeboran
Metode pemboran/pengeboran (http://www.jayatirta.com/blog/metoda-
pengeboran)
(http://rachmatrisejet.blogspot.co.id/2013/08/drilling-pemboran.html)
(http://jendelapertambangan.blogspot.co.id/)
https://www.scribd.com/doc/135267435/Modul-Kriteria-Analisis-Penggalian

Anda mungkin juga menyukai