UU Tata Ruang bagi arsitek digunkan sebagai dasar bagi penyusunan peraturan zonasi ruang dan
perangkat operasional rencanan umum tata ruang, seperti yang dicantumkan pada Bab VI pelaksanaan
tat ruang bagian satu perencanaan Tata ruang Paragraf 1 Umum pasal 14:
Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdiri atas :
a. rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan
strategis nasional;
b. rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
c. rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang
kawasan strategis kabupaten/kota.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang memberikan penmaparan bahwa
penyelenggaraan penataan raung bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan dengan berlandaskan wawasan nusantara dengan terwujudnya:
Oleh karena itu, dalam perencanaan dan perancangan arsitektur. Bentuk pengendalian banunan
meliputi empat jenis yaitu peraturan zonaso, perizinan, pemberian insentif dan disinsetif serta
pengenaan. Peraturan zonasi dalam ppengendalian merupakan bentuk aturan pada skala blok yang
digunakan untuk melegkapi RDTRK agar lebih operasional.
Pada negara maju biasanya pola ruang wilayah didasarkan pada pola pengembangan blok atau kita
kenal Zoning regulation mulai dari klasfikiasi zona, pemanfaat lahan, dan prosedur pelaksanaan
pembangunan. Hal ini juga kan berhubungan dengan (koefisien dasar ruuang hijau, koefisien dasar
bangunan, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan).
Sumber:
https://icculfakot.wordpress.com/2017/03/23/peraturan-tentang-arsitektur-dan-perencanaan/
https://docs.google.com/file/d/0B8IgLqxIru8eeUhHYzlaZV9ValU/edit