Anda di halaman 1dari 3

Menghindari Sanksi Pidana dengan Menerapkan Tujuan Bangunan Gedung

Pada dasarnya, pembangunan gedung harus memperhatikan aspek mulai dari keamanan, keselamatan,
hingga kenyamanan pengguna bangunan. Hal ini juga sudah diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Bab II pasal 2 tentang Asas, Tujuan, dan Lingkup bangunan
gedung harus diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta
keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.

Dalam menjamin keberlangsungan pembanunan nasional, maka diwperlukan suatu hukum untuk
mewujudkan bangunan yang fungsional, Hal ini sesuai dengan menurut UU no 28 Tahun 2002 pasal 3
juga mnejelaskan bahwa bangunan gedung harus mewujudkan fungsional dan sesuai dengan tata
banggunan gedung serta menjamin keandalan bangunan gedung dari segi keselmatan, kesehatan,
kenyamanan, dna kemudahan.

Tidak hanya itu, terdapat pula pengaturan yang menjelaskan tujuan bangunan gedung yang diatur dalam
Undang-Undang RI nomor 28 tahin 2002 harus memenuhi hal sebagai berikut:

1. Dapat mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata gedung yang
serasi dan selaras dengan lingkungannya.
2. Mampu mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan
teknis bangunan baik dari segi keselamatan, kesehatan, kenyaman, dan juga kemudahan.
3. Mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.

Bedasrkan tujuan tersebut, UU tentang Bangunan Gedung juga harus sesuai dengan Peraturan Menteri
PUPR Nomor 29/PRT/2006 tentang pedoman persyaratan Teknis Abngunan Gedungyang menyatakan
terdapat empat persyaratan keadalan banguna gedung diantranya adlaah keselamtan, kesehatan,
kenyamanan dna kemudahan.

Kondisi sekarang yang masih banyak bnagunan gedung rutuh sebagian atau total baik akibat gempa
bumi, perubahan fungsi, kebakaran dan lainnya membuat UU bangunan gedung menjadi pedoman
dalam merancang bangunan, namun masih seidkit pemilik gedung yang mau melakukan renovasi
terhadap kerusakan, baik akibat minimnya dana ataupun dengan alasan kerusakn yang terjadi hanya
kerusakan kecil. Biasanya bangunan gedung yang tidak memenuhi kelayakan akan dikenakan sanksi
pidana. Bahkan kemungkinan terburuk akan dilakukan penghancuran bangunan gedung sesuai dengan
UU nomor UU nomor 28 Tahun 2002 Pasal 45.

Tujuan Bangunan Gedung

Persyaratan mulai dari kemanfaatan, keselamtan dan kenyamanan bangunan gedung perlu diperhatikan
sebelum melakukan proses pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan gedung tersebut.
Berikut beberpa tujuan bangunan gedung:

Persyaratan Kesehatan

Persayratan keselamtan dalam bangunan gedung ini harus dapat mendukung bebabn baik muatan
gedung atapun darir gedung itu sendiri. Selain itu, bangunan juga harus memiliki kemampuan lainnya
dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya mulai dari kebakaran, kebocoran pipa ataupu
sambaran petir. Berikut beberapa persyaratan keselamatan yang menjadi syarat uji kelayakn bangunan
gedung diantaranya:

A. Ketahanan Struktur
Negara Indonesia sebagai negara yang rawan terjadi gempa baik dari pergerakan lempeng bumi
ataupun efek gunung meletus. Untuk itu struktur bangunan yang dirancang harus memiliki
kemampuan adaptasi dengan lingkungan tanah Indonesia yang rawan gempa. Persayratan
kelayakan bangunan dapat dilihat dari fungsi bangunan, lokasi, keawtan, dna kemungkinan
pelaksanaan konstruksi. Selain itu, juga perlu memperhatikan pengaruh gaya dan beban yang
bekerja selama umur struktur bangunan gedung tersebut.
B. Proteksi dari Kebakaran
Bangunan gedung harus memiliki roteksi kebakaran yang dapat terjadi sewaktu-waktu baik itu
sistem proteksi kebakaran pasif ataupun proteksi aktif. Penerapan sistem proteksi pasif dapat
berupa peninjauan dari fungsi ruangan, bahan banguna yang terpsang, jumlah penghuni
ruangan biasanya berupa pengaturan penggunaan bahan atau struktur bangunan dengan
ketahanan terhadap api dna perlindungan terhadap bukkan atau jendela. Sedangkan proteksi
aktif bisa dilihat dari fungsi, klasifikasi, luas, ketinggian, volume bangunan, dan juga dalam
bangunan gedung dna biasnaya berupa sistem berbasis air seperti sprinkler, seang kebakaran,
Hydrant, alat pemadam khusus dan lainnya.
C. Adanya Penangkal Petir
Bangunan harus difasilitasi penangkal petir untuk melindungi keamanan baik dari bangunan itu
sendiri dan penghuni atau manusia dan peraltan yang terdapat di dalamnya. Sistem ini
dirancang untuk mengurangi resiko kerussakan yang disebabkan sambaran petir terhadap
bangunan gedung da perlatan yang di proteksinya, serta melindungi manusia yang ada di
dalamnya. Terdapat dua persyaratan komponen sistem proteksi petir, diantaranya sistem
proteksi perti eksternal yang berupa sistem penyalur dan sistem terminasi bumi dan sistem
proteksi petir internal berupa sistem bonding ekipotensial untuk pemisahan jarak dengan cara
membuat zona-zona proteksi.
D. Instalsi Listrik
Sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 tahun 2008 bahwa setiap
bangunan gedung harus memiliki intalasi, control, distribusi , pengkhawatan peralatan listrik
yang sesuai dengan SNI dan Persayratan Umum Instalasi Listrik. Selain itu sumber daya listrik
darurat harus juga direncanakandan sekurang-kurangnya memiliki dua sumber tenaga listrik
yaitu dari PLN dan sumber ddaya listik darurat dari Generator atau Baterai.
E. Bahan Peledak
Setiap bangunan gedung yanga akan dirancang harus dilengkap dengan pendektesi bahan
peledak. Hal ini untuk menghindari kemungkinan terburuk ledakan yang dapat terjadi sewaktu-
waktu.

Persyaratan Kesehatan

Persyratan kesehatan pada bangunan gedung dapatt ditinjau dari beberpa aspek berikut:

A. Penghawaan
Bangunan gedung harus memiliki sistem penghawaan baik itu ventilasi alami seperti jendela
ataupun penghawaan AC berupa buatan.
B. Pencahayaan
Pencahaayn termasuk persyaratan kesehtan karna harus diseuaikan dengan penghuni bangunan
nantinya.
C. Sanitasi
Bangunan gedung harus memiliki saluran aatau sistem sanitasi yang dilengkapi mulai dari sistem
air bersih, sistem air kotor, dan sistem penyaluran air hujan.
D. Penggunaan Bahan
Material dan bahan bangunan juga memberikan dampak terhadap kesehatan, peastian material
untuk bangunan perlu diperhatikan agar terhindar dari hal-hal yang tidka diinginkan.

Persyaratan Kenyamanan

Beberapa persyaratan keamanan bangunan gedung melipuuti:

A. Kenyamanan hubungan ruang


Dimana kenyamanan akan didaptkan dari dimensi ruang dan juga tat letak ruang. Selain itu
kenyamanan daoat dirasakan bedasarkan hubungan antar ruang dan sirkulasinya.
B. Penghawaan dalam Ruangan
Perlu memperhatikan temperature ruangan, hal ini dapat menggunakan penghawaan baik alami
ataupun buatan.
C. Pandangan
D. Memberikan batasan pandangan terhadap ruangan yang dianggap memerlukan privasi lebih
sehingga tidak merasa terganggu
E. Tingkat getaran dan kebisingan
Berbagai peraltan, fasilitas atau lingkungan sekitar harus diperhastikan baik kebisingan ataupun
getarannya. Hal ini bertujuan untuk mmeberikan kenyamanan pada penghuni atau pengunjuung
ruang gedung.

Bedasarkan pertimbangan beberpa hal di atas, maka perlu dilakukan pemeriksaan kelaikan bnagunan
gedung yang dilakukan secara langsung. Mulai dari mengamati kondisi fisik bangunan, struktur, sistem
listrik, dan sebagainya. Pemeriksaan ini digunakan untuk menjadi syarat pemilik gedung dalam
menerbitkan Sertifikasi Laik Fungsi atau SLF.

Selain itu, juga berlaku sanksi bagi pemilik bangunan gedung yang tidak memenuhi ketentuan,
sebagaimana dalam pasal 44 Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002, setiap pemilik atau dan
pengguna yang tidak memenuhi keajiban pemenuhan fungsi dan aatau persyaratan dan atau
penyelenggaraan bangunan gedung akan dikenakan sanksi administrative atau pidana.

Oleh karena itu, pentingnya pembangunan gedung harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan UU
Bangunan Gedung, jika tidak akan dikenakan sanksi sesuai UU nomor 28 Tahun 2002 Pasal 45 dimana
sanksi yang diberikan mulai dari peringatan tertulis, pembatasan kegiatan bangunan hingga perintah
pembongkaran bangunan gedung.

Anda mungkin juga menyukai