1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 : PENDAHULUAN 3
BAB II : PEMBAHASAN 6
Latar Belakang Situasi 6
Penjelasan Tokoh dan pelayanannya 17
Praktek-Praktek ibadah 28
BAB III : REFLEKSI TEOLOGIS 52
BAB IV : KESIMPULAN 55
KEPUSTAKAAN 56
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
membangun sarana-sarana khusus untuk ibadah mereka untuk
lebih dari satu abad setelah Kristus. Ketika terjadi penganiayaan
terhadap orang Kristen, mereka harus beribadah di tempat-tempat
rahasia seperti katakomba-katakomba (kuburan-kuburan bawah
tanah) di Roma.
1
alkitabSABDA.org Ensiklopedi Fakta Alkitab - Bible Almanac > 41. Gereja yang
Mula-Mula >
4
para orang-orang ini mempunyai peran yang sangat penting dalam
gereja atau pertumbuhan jemaat mula-mula, jadi dapat dikatakan
bahwa mereka yang meneruskan apa yang menjadi pekerjaan dari
para murid-murid Yesus serta rasul Paulus.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
baik di Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di
dunia (ujung-ujung dunia).2
1. Politik
2
http://www.sarapanpagi.org/sejarah-gereja-mula-mula-vt1684.html
3
Sejarah Gereja. Dr. H. Berkhof. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal 7
7
Sedangkan wilayah Irak dan Iran yang sekarang, berada di bawah
kekuasaan Persia.4
4
Thomas van den End, Harta Dalam Bejana, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2012,
hal. 3
5
Thomas van den End, Harta Dalam Bejana, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2012,
hal. 16-17
8
dapat memuaskan banyak orang. Hal ini, membuat mereka mencari
jalan keselamatan dari aliran kepercayaan lain.
6
Thomas van den End, Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012,
hal. 18-20
9
3. Lingkungan Sosial
4. Budaya
10
ada juga yang berusaha mengawinkan budaya helenis dan agama
Yahudi (Philo dari Aleksandria).
1. Agama Negara
11
diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Tetapi setelah orang-
orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen (puncak
peristiwa penyalipan Kristus) barulah pemerintah Romawi melihat
kekristenan tidak lagi sebagai sekte Yudaisme tetapi agama baru.
Sejak saat itu keharusan menyembah kepada Kaisar pun akhirnya
diberlakukan untuk orang-orang Kristen. Kepada mereka yang
tidak patuh pada peraturan ini mendapat hukuman dan
penganiayaan yang sangat berat.
12
mengajarkan tentang kehancuran dunia, membiarkan perpecahan
keluarga, dll.
7
http://www.pesta.org/tbiblika/sejarah-gereja-mula-mula.html
13
Pada zaman gereja mula-mula mulai berkembang berbagai
macam-macam pokok ajaran mengenai teologi misi. Pokok-pokok
teologi itu di dalam Perjanjian Baru di antaranya sebagai berikut:
1. Partikularisme
2. Universalisme
14
juga dibebaskan dari Hukum Taurat. Jadi, menjadi Kristen tidak
perlu menjadi bangsa Yahudi.9
15
5. Para pemimpin terutama adalah hamba-hamba yang
melayani dengan anugerah dan urapan yang mereka terima,
bukan dengan otoritas karena suatu jabatan.
6. Masing-masing himpunan jemaat adalah otonom di bawah
pengawasan sejawat penatua yang bertanggung jawab
untuk menggembalakan dan melengkapi orang-orang
kudus.10
10
Tema-Tema Dalam Teologi Perjanjian LamaJudul Bagian:
PendahuluanPengarang: William Dyrness, Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1979
hal. 6-7
16
a. Rasul Paulus
11
Alkitab, Kisah Para rasul 9
17
Dalam Kisah Para Rasul, perjalanan misi Paulus di Asia
Kecil dan Yunani disajikan dalam tiga putaran. Perjalanan misi
pertama berlangsung dari tahun 46-49. Paulus dan Barnabas pergi
ke Siprus, Pafos, Perga, Antiokhia di Pisidia, Ikonium, Listra dan
Derbe. Masalah besar yang muncul yakni soal integrasi banyaknya
orang Kristen bukan Yahudi ke dalam jemaat Kristen Yahudi,
terutama masalah tentang sunat dan menaati hukum Taurat.
18
bukan Yahudi harus menjauhkan diri dari makanan persembahan
kafir, darah, daging binatang yang mati tercekik, dan percabulan.12
12
Harris, Stephen L. Understanding the Bible. Palo Alto: Mayfield. 1985. hal
19
mengadakan kunjungan, serta mengajak jemaat untuk
mengumpulkan dana bagi orang miskin di Yerusalem.13
b. Polykarpus ( 69-156 M )
20
rahasia salib, ia adalah jahat dan ia yang berpegang kepada firman
Tuhan menurut keinginannya sendiri; dan berkata bahwa tidak ada
kebangkitan dan penghakiman, ia adalah anak sulung iblis".Ia
sendiri melarang jemaatnya untuk memberi salam kepada para
penyesat.
21
dibakar dan sisa-sisa tubuhnya dibawa orang dan dikuburkan di
Smirna.Terdapat banyak dongeng yang diceritakan tentang mati
syahidnya Polikarpus. Cerita tentang mati syahidnya ditulis oleh
jemaat Smirna atas permintaan jemaat Philomenium diPhyrigia.
Kemudian tulisan ini beredar dalam jemaat jemaat di Asia Kecil.
Polikarpus mati syahid pada masa pemerintahan kaisar Antonius
Pius, tahun 155/156. Namun, ada juga dugaan bahwa ia mati
syahid pada masa pemerintahan kaisar Marcus Aurelius, tahun
167.14
14
Drs. F. D. Wellem, M.Th.Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah
Gereja.BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999. Hal.213-214
22
baginya, karena ia sangat merindukan kehormatan mati bagi
Tuhannya.
23
apostoliknya lebih cepat dilakukan, Teodoretus dari Cyrrhus
menyatakan bahwa Santo Petrus sendiri meninggalkan arahan agar
Ignatius diangkat ke takhta episkopal Antiokhia. Ignatius
menyebut dirinya Teoforus ("Pemanggul Allah"). Terdapat tradisi
yang mengatakan bahwa ia adalah salah seorang di antara anak-
anak yang Yesus peluk dan berkati. Tradisi juga mengidentifikasi
Ignatius, bersama dengan Polikarpus temannya, sebagai murid-
murid dari Rasul Yohanes.
d. Yustinus Martir
24
Yustinus Martir merupakan seorang apolog Kristen dan
dipandang sebagai penafsir terpenting teori Logos pada abad ke-2.
Ia wafat sebagai martir bersama dengan sejumlah muridnya, dan
dipandang sebagai seorang santo atau orang kudus oleh Gereja
Katolik, Komuni Anglikan, Gereja Ortodoks Timur, dan Gereja
Ortodoks Oriental.
25
sekitar tahun 100 M di Flavia Neapolis (sekarang Nablus) di
Samaria ke dalam suatu keluarga pagan, dan mendefinisikan diri
sebagai seorang Gentile. Kakeknya, Bacchius, mempunyai nama
Yunani, sedangkan ayahnya, Priscus, menyandang nama Latin,
yang membawa spekulasi bahwa leluhurnya mungkin telah
bermukim di Neapolis segera setelah kota itu didirikan atau
mereka adalah keturunan komunitas "diplomatik" Romawi yang
dikirimkan ke sana.16
16
F.D. Wellem. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.1993. Hal.149.
26
dari Kaisarea membahasnya dengan panjang lebar, dan
menyebutkan karya-karya tulisan berikut:
17
Wikipedia.org/martinus-martyr.html
27
menuangkan pikiran mereka untuk membuat suatu Liturgi yang
baru.
28
mempunyai bukti bahwa orang-orang Kristen membangun sarana-
sarana khusus untuk ibadah mereka untuk lebih dari satu abad
setelah Kristus. Ketika terjadi penganiayaan terhadap orang
Kristen, mereka harus beribadah di tempat-tempat rahasia seperti
katakomba-katakomba (kuburan-kuburan bawah tanah) di Roma.
29
Orang-orang yang menerima Kristus dibaptis, mengikuti teladan
Yesus sendiri. Jemaat bernyanyi bersama, bersaksi dan saling
menasihati untuk melengkapi ibadah mereka (I Kor. 14:26).18
3.1 liturgi.
18
alkitab.sabda.org Ensiklopedi Fakta Alkitab - Bible Almanac > 41. Gereja yang
Mula-Mula > IV. POLA-POLA IBADAH. >tata ibadah.
19
M.E. Manton, Kamus Istilah Teologi Inggris-Indonesia, (Malang: Gandum Mas,
1995), 92.
30
Pengertian liturgi di Atena, ada yang menyangkut kepada beberapa
tugas:
31
kebaktian tersebut yang disebut dengan kebaktian Imanen. Allah
yang dipercayai bersekutu dengan umat yag beribadah yang
disebut secara transparan. Bentuk liturgi dalam Alkitab
dalampekerjaan orang lewi yang berbakti untuk pekerjaan Allah,
berbakti dengan hikmat dan teratur untuk persembahan pada Allah
Kel 28:35. orang lewi yang melayani Allah dengan memakai baju
Efod terutama dalam kebaktian berbakti pada Allah. Istilah liturgi
itu dapat kita temukan dalam kitab :Kel 28-29, Bilangan, Tawarikh
1 dan 2, Hes 40-46. Dalam bentuk kata benda disebut dengan
Ministry-melayani berhikmat dalam pelayanan kultus atau
kebaktian. Kata-kata itu selalu berulang-ulang dalam pelayanan
jemaat. Dalam pengistilahan ditengah-tengah orang Yahudi dengan
memakai kata Ebed yang berasal dari kata Abodah. Ada kita dapati
40 kali dalam kultus pelayanan Yahweh dalam tugas keimamam
yang disebut dengan Ekeikal Liturgi yang bertugas dalam Mezbah,
melayani secara umum sehingga abodah yangdilakukan
perseorangan yang dapat dilakukan kaum Awam, bukan hanya
imam. Pelayanan kepada Yahweh secara hikmah juga kepada
dewa-dewa. Kata Ebed Yahweh atau abodah membuat Istilah
tugas untuk umum, membawakan kepada Allah.20
20
James F. White, Pengantar Ibadah Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2002), 6-11
32
Liturgi yang dipakai oleh jemaat mula-mula ialah sebagai
berikut :
2. Menyanyikan Mazmur
3. Berdoa
33
Liturgi Yustinus Martyr (100 – 165 )Unsur-unsurnya:
1. Pembacaan Injil-Injil
2. Pembacaan Surat-surat Rasuli
3. Pembacaan Kitab-kitab Nabi
4. Homilia/Penjelasan Kitab Suci yang dibaca oleh Uskup sambil
duduk
5. Ajakan untuk hidup sesuai dengan isi Kitab Suci yang telah
dijelaskan (ajakan penerapan)
6. Berdoa bersama-sama sambil berdiri
7. Pembagian roti dan anggur
8. Doa Bebas
9. Pengaminan
10. Ekaristi
11. Kolekte (pemberian untuk orang miskin)
34
7. Pengucapan syukur (Doa Ekaristi)
8. Diaken-diaken membagi roti dan anggur
9. Nyanyian ditengah setiap unsure21
3.2 Musik
21
https://yonasmuanley.wordpress.com/2011/06/03/pendidikan-agama-
kristen-liturgi-ibadah/
35
Prier mengatakan bahwa : “Istilah musik gereja secara
harafiah berarti musik yang dipakai dalam gereja atau musik
khusus dari umat sebagai suatu persekutuan gereja, namun secara
khusus yang dimaksudkan adalah musik ibadah.” Musik gereja
sebagai istilah umum dibagi antara musik liturgi yakni musik yang
diciptakan dan dipakai khusus dalam ibadah dan musik rohani
yakni musik yang diciptakan dan dipakai di luar ibadah.
Musik gereja dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda. Prier
(1998:15) mengatakan bahwa :
36
Dengan kata lain musik gereja sebagai istilah umum dibagi
menjadi dua yaitu:
37
musik yang dimainkan itu”. Irama dengan tekanan nada yang
beraturan cenderung mempengaruhi ritem psiko-fisik seseorang
sehingga menjadi beraturan pula.
38
Kristen mula-mula juga pergi ke bait suci dan mentaati doa-doa
harian. Perjanjian lama menjadi kitab suci pada saat itu.
22
Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000. Hal.
2-8
39
3.3 Paduan Suara
23
Dr. J.L.Ch. Abineno, Unsur-unsur Liturgia yang Dipakai Gereja-gereja di
Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), hal 109
24
Dr. Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 1 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998),
hal 123
40
Suatu paduan suara di dalam ibadah seharusnya memimpin
jemaat dalam nyanyian mereka, dan menambahkan musik tertentu
yang diperlukan oleh liturgi atau bentuk ibadahnya. Pandangan
serupa juga dinyatakan oleh Abineno: Dalam menjalankan
tugasnya, paduan suara harus takluk kepada peraturan-peraturan
yang telah ditetapkan oleh gereja. Tugasnya bukanlah untuk
membuat “konser” di dalam ibadah, melainkan untuk memuji
Tuhan bersama-sama dengan jemaat.25
41
satu bait dinyanyikan oleh jemaat, kemudian bersama-sama.
Nyanyian yang dinyanyikan sendiri, menurut Abineno, hanya
boleh diperdengarkan sebelum kebaktian dimulai dan sesudah
berkat.26
26
Dr. J.L.Ch. Abineno, Op.Cit., hal 111
42
Simbol berasal dari bahasa Yunani symbolon, kata kerja:
symbalein yang berarti tanda pengenal yang menjelaskan dan
mengaktualisasikan suatu perjumpaan dan kebersamaan yang
didasarkan oleh suatu kewajiban atau perjanjian. Dapat juga
dikatakan bahwa simbol adalah tanda indrawi, barang atau
tindakan, yang menyatakan realita lain di luar dirinya. Simbol
memiliki lingkup makna dan kandungan isi yang amat luas, karena
itu merupakan sarana ulung untuk mengungkapkan sesuatu tentang
Tuhan. Simbol berbeda dengan tanda. Simbol melibatkan emosi
individu, gairah, keterlibatan dan kebersamaan. Selain itu, simbol
juga terbuka terhadap berbagai arti, tergantung bagaimana setiap
individu memaknai simbol itu sendiri. Simbol liturgi biasanya
diberkati terlebih dahulu sebelum digunakan.
A. Altar
43
maupun sebagai tempat persembahan (kolekte) masih
mencerminkan makna ganda tersebut. Selain itu, altar biasanya
dihias dengan simbol-simbol lain seperti salib, alkitab, lilin,
bunga ; Dalam arsitektur gereja, altar sering ditempatkan langsung
di depan atau di bawah mimbar untuk menekankan kesatuan antara
sakramen (perjamuan kudus/altar) dan firman.
44
persembahan uang untuk orang miskin sesudah kebaktian selesai
(di kotak persembahan). Uang itu, beserta roti dan air anggur yang
tidak dipakai, dibagi-bagikan kepada orang miskin.27
C. Air
45
maut); “adam lama” ditenggelamkan dalam air baptisan, dan
“adam baru” dilahirkan. Air ini juga menjadi tanda penerimaan
Roh Kudus yang menyatukan kita dalam tubuh Kristus, dan tanda
anugerah Allah yang dikaruniakan kepada kita tanpa prasyarat. Air
disini adalah simbol yang membuat kita merasakan apa yang
dilakukan oleh Allah sendiri, dan tidak dipahami secara “magis”,
sehingga tidak tergantung pada cara atau kuantitas air (hanya tiga
tetes “dalam nama Bapa, anak dan Roh Kudus”, atau dengan
menenggelamkan seluruh tubuh seperti dipraktekkan dalam gereja
mula-mula dan oleh beberapa denominasi sampai sekarang).
Baptisan juga tidak berfokus pada formalitas atau pertobatan
manusia, tetapi pada karya keselamatan Allah sendiri. Air
menyimbolkan29
D. Cawan/Piala
46
Ia untuk pertama kalinya mempersembahkan Darah-Nya. Piala
melambangkan cawan Sengsara Kristus dan yang terakhir, piala
melambangkan Hati Yesus, dari mana mengalirlah Darah-Nya
demi penebusan kita.30
30
http://belajarliturgi.blogspot.co.id/2011/03/mengenal-peralatan-misa.
47
Mereka tidak saja belajar Firman Tuhan secara teori tapi juga
secara praktis atau pada tingkat pengalaman. Mereka belajar
kebenaran Firman Tuhan tentang Allah yang Maha Kuasa secara
pengalaman melalui mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda ajaib yang
terjadi di hadapan mereka. Mereka belajar tentang kasih Allah
dalam kehangatan kasih persekutuan jemaat. Mereka belajar
banyak kebenaran Firman Tuhan dari contoh kehidupan rasul-
31
rasul. Mereka belajar kebenaran Firman Tuhan tentang doa
secara pengalaman melalui doa-doa mereka yang telah
terjawab dalam kehidupan jemaat. Pemimpin jemaat harus orang
yang dipenuhi oleh Roh Kudus dan harus orang yang sungguh-
sungguh dipanggil oleh Allah dan setia akan panggilan itu.
31
I Ketut Enoh, Prinsip-prinsip Pertumbuhan Gereja Dalam Kisah Para Rasul
(Ujung Pandang: Tesis Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 1991), hal 63
48
untuk membagikan Injil ke seluruh dunia. Secara pribadi kita
adalah gereja yang memberitakan dan bersaksi tentang Yesus
Kristus. Keterlibatan kaum awam atau jemaat dalam penginjilan
menjadi faktor untuk pertumbuhan gereja dapat berjalan dengan
benar. 32
32
D. James Kennedy, Ledakan Penginjilan (Jakarta: E.E. Internasional III dan IFTK
Jaffray Jakarta, n.d), hal 8
49
menjadi pokok kesaksian kita ialah Yesus Kristus sendiri sebab
Dialah kebenaran itu”. 33
33
John Stott, Isu-isu Global Menentang Kepemimpinan Kristen (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1994), hal 97
50
BAB III
REFLEKSI TEOLOGIS
51
dapat dikatakan bahwa ibadah merupakan penyataan kasih /
pelayanan kasih Allah kepada dunia - termasuk manusia - dan
respons jawaban manusia atas pelayanan kasih Allah. Ibadah
adalah cara orang percaya menghidupi, mengalami dan merayakan
karya keselamatan. Apa yang telah Allah lakukan dalam sejarah
diperbaharui dan dihadirkan kembali untuk dialami jemaat dalam
situasi hidup mereka yang konkret sekarang ini. Ibadah
menekankan proses pembaharuan iman yang harus berefek pada
kehidupan real. Dalam kesadaran inilah hendaknya ibadah
digumuli ulang.34
34
Alceste Atella in “Hand Book for Liturgical Studies”, edited by Chupungco,
(1998), hal4-5.
52
orang lain maupun bagi Tuhan. Jemaat mula-mula dapat
bertumbuh oleh karena usaha dari para rasul yang dengan bantuan
dari roh kudus dapat menuntun para jemaat agar mengikuti sesuai
aturan, meskipun jika kita melihat pada konteks jemaat mula-mula
masih ada jemat-jemaat yang masih dihalangi oleh ajaran-ajaran
sesat, namun berkat pertolongan Tuhan, para rasul mampu
membuat jemaat dapat mengantisipasi ajaran-ajaran yang sesat itu.
Dan simbol-simbol liturgi yang dimaknai oleh jemaat.
53
BAB IV
KESIMPULAN
54
anggur, Altar, Cawan sekarang sudah bertambah. Ibadah-ibadah
yang dilakukan oleh jemaat mula-mula merupakan ibadah Kristen/
ibadah yang dilakukan hanya untuk memuliakan Tuhan, sebab
kehidupan jemaat mula-mula bergantung pada ajaran para rasul
mengenai hal-hal yang diajarkan Yesus kepada mereka.
Peribadatan yang mereka lakukan sebanyak 2 kali dan bukan
hanya pada hari minggu sore.
KEPUSTAKAAN
Alkitab
WIKIPEDIA
55
Dr. Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 1 (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1998),
56