KIKKIKINERJA
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2018
TAHUN
ANGGARAN 2019
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2018
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN ANGGARAN 2019
KATA PENGANTAR
SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah
SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun
2018 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan
ini merupakan bagian dari pelaksanaan
transparansi dan akuntabilitas kinerja dalam
rangka good governance dan bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi yang dilakukan guna
mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian
sasaran yang ditetapkan dalam dokumen
Penetapan Kinerja Tahun 2018.
Sekretariat Jenderal telah berupaya keras dalam mencapai sasaran sesuai dengan
indikator kinerja yang telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Tahun 2018.
Syukur alhamdulillah sebagian besar indikator kinerja telah dapat dicapai, namun
ada beberapa yang belum tercapai dengan demikian ke depan harus lebih bekerja
keras untuk mencapai indikator yang belum tercapai dan dapat mempertahankan
indikator yang sudah tercapai. Berbagai kendala dalam pelaksanaan kegiatan yang
terindentifikasi harus dapat kita sikapi agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
dengan baik.
Akhir kata, Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kontribusi. Semoga Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini
bermanfaat baik sebagai bahan evaluasi guna peningkatan kualitas kinerja
Sekretariat Jenderal dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian
Kesehatan untuk mensukseskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan mewujudkan
masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan kuat, maupun menjadi umpan balik bagi
satuan kerja dibawah Sekretariat Jenderal untuk mendorong peningkatan kinerja
yang lebih baik dan memberikan manfaat dalam perencanaan kedepan bagi para
pelaksana program kegiatan.
Jakarta, Januari 2019
Sekretaris Jenderal,
• Kerjasama di lingkup
perlindungan
informasi dan
transaksi elektronik
antara Kementerian
Kesehatan dan
Badan Siber dan
Sandi Negara
(BSSN).
Halaman
KATAPENGANTAR ..................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR ................................................. viii
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah wajib
mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan dalam
bentuk Laporan Kinerja (LKj). Dimana Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjwabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah
diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi
organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan
melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Hal ini
sejalan dengan upaya reformasi birokrasi yang sedang dilakukan oleh seluruh
Kementerian dan Lembaga, yaitu mewujudkan penyelenggaraan negara yang
bersih dan berwibawa serta memiliki kinerja yang balk (Good Governance).
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat Jenderal
mempunyai wewenang untuk meningkatkan koordinasi pelaksanaan tugas serta
pembinaan dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kementerian
Kesehatan. Sekretariat Jenderal berperan juga dalam meningkatkan kemampuan
manajemen dan informasi kesehatan, sinkronisasi perencanaan kebijakan,
program dan anggaran serta koordinasi dan integrasi lintas sektor dan berperan
pada optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Sebagai salah satu prioritas perubahan terhadap program reformasi
birokrasi, Sekretariat Jenderal berupaya mendukung pembangunan kesehatan
secara sistematis, berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab
serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga tercipta Good
Governance.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Sekretariat Jenderal setiap
tahun menyampaikan Laporan Kinerja kepada Menteri Kesehatan. Penyusunan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal tersebut merujuk pada Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 Revisi I - 2017, Rencana Aksi
Program Sekretariat Jenderal Revisi Tahun 2015-2019 dan Perjanjian Kinerja
Sekretariat Jenderal Tahun 2018.
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, maka struktur
organisasi Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut :
Sekretariat
Jenderal
Biro Perencanaan Biro Biro Keuangan Biro Hukum Biro Biro Kerjasama Biro
dan Anggaran Kepegawaian dan BMN dan Organisasi Umum Luar Negeri Komunikasi
dan Pelayanan
Masyarakat
Pusat Data dan Pusat Krisis Pusat Pembiayaan Pusat Analisis Pusat Sekretariat Konsil
Informasi Kesehatan dan Jaminan Determinan Kesehatan Kedokteran
Kesehatan Kesehatan Haji Indonesia
Tabel 1.1
Jumlah Pegawai Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan Tahun 2018
Pendidikan
No Unit Kerja
S3 S2 S1/DIV DIII SMA SMP SD JML
1 Biro Perencanaan
0 35 30 6 7 0 0 78
dan Anggaran
2 Biro Keuangan dan
0 23 44 9 29 1 0 106
BMN
3 Biro Hukum dan
0 15 36 9 3 1 0 64
Organisasi
4 Biro Kepegawaian 0 22 56 45 16 0 1 140
5 Biro Kerjasama Luar
0 23 15 2 1 0 0 41
Negeri
6 Biro Komunikasi
dan Pelayanan 0 11 32 9 7 1 0 60
Masyarakat
7 Biro Umum 1 24 52 28 86 14 10 215
8 Pusat Data dan
0 36 32 2 8 0 0 78
Informasi
9 Pusat Analisis
Determinan 3 19 24 1 1 0 0 48
Kesehatan
10 Pusat Pembiayaan
dan Jaminan 0 33 21 6 4 0 0 64
Kesehatan
11 Pusat Krisis
1 16 25 6 2 0 0 50
Kesehatan
12 Pusat Kesehatan
3 32 18 6 0 0 0 59
Haji
13 Sekretariat Konsil
Kedokteran 2 18 22 6 10 1 0 59
Indonesia
Total 10 307 407 135 174 18 11 1062
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini disajikan latar belakang, maksud dan tujuan, penjelasan umum
organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan (tugas pokok dan fungsi)
dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan
utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
BAB IV : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan atas pencapaian kinerja dan tindak lanjut ke depan.
Lampiran
A. Rencana Strategis
Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) adalah dokumen
perencanaan jangka menengah (5 tahun) Kementerian/Lembaga yang memuat
visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan program dan kegiatan pembangunan sesuai
dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun menyesuaikan
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang telah direvisi
dengan Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 Revisi I.
Perencanaan strategis merupakan serangkaian rencana tindakan dan
kegiatan yang bersifat mendasar dan dibuat secara integral, efisien dan
koordinatif dalam kurun waktu Tahun 2015-2019 dengan berorientasi kepada
hasil yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun dan memperhitungkan potensi,
peluang, serta kendala yang ada maupun tantangan yang mungkin terjadi.
Kementerian Kesehatan menetapkan dua belas sasaran strategis yang di
kelompokan menjadi tiga yaitu kelompok sasaran strategis pada aspek input
(organisasi, sumber daya manusia, dan manajemen); kelompok sasaran strategis
pada aspek penguatan kelembagaan; dan kelompok sasaran strategis pada
aspek upaya strategis. Sekretariat Jenderal berada di kelompok aspek input
(organisasi, sumber daya manusia, dan manajemen) dan aspek penguatan
kelembagaan yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan;
b. Meningkatkan Sistem Informasi Kesehatan Integrasi;
c. Meningkatkan Sinergitas Antar Kementerian/Lembaga;
d. Meningkatkan daya guna kemitraan (Dalam dan Luar Negeri);
e. Meningkatkan Integrasi Perencanaan, Bimbingan Teknis dan Pemantauan
Evaluasi.
Untuk dapat mencapai sasaran strategis di level input tersebut,
Sekretariat Jenderal mempunyai dua program yaitu Program Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan
serta Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Masing-
masing program mempunyai sasaran, indikator dan target yang telah ditetapkan
dalam Renstra Kementerian Kesehatan.
Tahun 2016
No Program Indikator Kinerja Utama Target
(1) (2) (3) (4)
Tertuang dalam Renstra Tahun 2015 - 2019
1. Dukungan manajemen Harmonisasi dukungan manajemen 92%
dan Program Teknis dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Lainnya Kementerian
Kesehatan
2. Penguatan Pelaksanaan Jumlah Penduduk yang menjadi 99,6 juta
Jaminan Kesehatan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Nasional (JKN)/Kartu melalui Jaminan Kesehatan Nasional
Indonesia Sehat (KIS) (JKN)/ Kartu Indonesia Sehat (KIS)
Tahun 2017
No Program Indikator Kinerja Program Target
(1) (2) (3) (4)
Tertuang dalam Renstra Tahun 2015 - 2019
1. Dukungan manajemen 1. Persentase Harmonisasi dukungan
dan Pelaksanaan Teknis manajemen dan pelaksanaan 94%
Lainnya Kementerian tugas teknis lainnya
Kesehatan
2. Penguatan pelaksanaan Jumlah Penduduk yang menjadi 105,5
Jaminan Kesehatan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Juta
Nasional (JKN)/ Kartu melalui Jaminan Kesehatan Nasional
Indonesia Sehat (KIS) (JKN)/ Kartu Indonesia Sehat (KIS)
2017 Revisi
Indikator Kinerja
No Program Target
Program
Penjelasan lebih detil untuk target dan capaian indicator pada masing-
masing kegiatan sebagai berikut:
A. CAPAIAN KINERJA
Dalam rangka mengetahui pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan,
dilakukan pengukuran terhadap indikator-indikator kinerja output kegiatan
yang tercantum dalam dokumen Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan.
Tabel 3.2
Target dan Realisasi Kinerja Biro Perencanaan dan Anggaran Tahun 2018
Target Realisasi
Sasaran Indikator Kinerja
2018 2018
Meningkatnya Jumlah Provinsi yang memiliki rencana
kualitas lima tahun dan anggaran kesehatan 30 30
perencanaan terintegrasi dari berbagai sumber
dan
Jumlah dokumen perencanaan,
penganggaran
anggaran, dan evaluasi pembangunan
program 26 26
kesehatan yang berkualitas
pembangunan
kesehatan
Jumlah rekomendasi monitoring dan
evaluasi terpadu 34 34
Tabel 3.4
Tabel Dokumen Perencanaan, Anggaran, Kebijakan, dan Evaluasi
Pembangunan Kesehatan
b. Permasalahan
Kendala yang dihadapi untuk mencapai target indikator
ketiga ialah hasil akhir laporan wilayah binaan dari unit utama
membutuhkan waktu dan koordinasi untuk menyampaikan ke Biro
Perencanaan dan Anggaran.
c. Pemecahan Masalah
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/221/2016 tentang Pembina,
Pendampingan dan Koordinator, serta Pendukung Pembina Wilayah
di Lingkungan Kementerian Kesehatan dalam Kepmenkes ketiga poin
8 menyampaikan laporan akhir untuk mendukung Laporan Kinerja
Kementerian Kesehatan. Biro Perencanaan dan Anggaran sudah
membuatkan surat dan telah mengingatkan ke unit utama melalui
surat Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Nomor:
PR.01/03/1/2222/2018 tanggal 18 Juli 2018 Perihal Laporan
Pembinaan Wilayah 2018 dan melalui whatsapp group evaluasi dan
pelaporan Kementerian Kesehatan sehingga indikator ketiga berhasil
tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan, yaitu 34 laporan
monev terpadu.
B. SUMBER DAYA
Dalam mencapai kinerjanya, Biro Perencanaan dan Anggaran
Sekretariat Jenderal didukung oleh beberapa sumber daya, antara lain
sumber daya manusia dan anggaran.
1. Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Biro Perencanaan dan Anggaran yang tercatat di
dalam database kepegawaian hingga 31 Desember 2018 adalah sebanyak
77 (tujuh puluh tujuh) orang dengan rincian sebagai berikut:
a. Kondisi Pegawai berdasarkan Jabatan
• Jabatan Struktural : 17orang,
• Jabatan Fungsional : 9 orang
• Jabatan Pelaksana : 53 orang
No Golongan Jumlah
1. Pengatur - II/c 3
2. Pengatur Tk. I - II/d 1
3. Penata Muda - III/a 9
4. Penata Muda Tk. I - III/b 16
5. Penata - III/c 15
6. Penata Tk. I - III/d 22
7. Pembina - IV/a 10
8. Pembina Utama Madya - IV/d 1
Total 77
c. Kondisi Pegawai berdasarkan Pendidikan:
KODE REALISASI
OUTPUT PAGU REVISI %
AKUN DIPA
2036.951 Layanan Internal/Overhead 11.263.548.000 9.987.641.773 88,67
(4 Layanan)
2036.952 Layanan Perencanaan Bidang 50.578.163.000 42.862.081.318 84,74
Kesehatan (26 Layanan)
2036.953 Layanan Pemantauan dan Evaluasi 16.881.239.000 13.503.668.620 79,99
Bidang Kesehatan (3 Layanan)
2036.994 Layanan Perkantoran (12 Bulan) 3.282.220.000 2.938.376.104 89,52
Tabel 3.6
Neraca BMN Satker Biro Perencanaan dan Anggaran
Per 31 Desember 2018
SALDO
NO AKUN NERACA
PER 31 DES 2018
1. Barang Konsumsi 87.361.445
2. Peralatan Dan Mesin 15.546.430.142
3. Aset Tetap Lainnya 32.450.000
4. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (10.235.901.787)
5. Software 3.440.918.926
Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi
6. 286.552.800
Pemerintah
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak
7. (286.552.800)
Digunakan dalam Operasi Pemerintah
8. Akumulasi Amortisasi Software (3.320.138.051)
9. BMN Ekstrakomptabel 81.957.775
10. Akumulasi Penyusutan Ekstrakomptabel (27.477.940)
TOTAL ASET 5.605.600.510
Sumber : Sumber :Hasil Rekonsiliasi Data BMN per 31 Desember 2018
Tabel 3.8
Pemenuhan Formasi CPNS Kementerian Kesehatan
Tahun 2017 - 2018
Formasi
Formasi Peserta Lulusan Persentase
Tahun Lulusan Total Total
CPNS Lulus STAN (%)
STAN
2017 1000 - 1000 849 - 849 84,9
2018 1.665 37 1.702 1.495 37 1.532 90,01%
Pada grafik 3.6 dapat dilihat pula bahwa dengan hasil capaian pada
tahun 2018 yang masih on track serta menunjukkan kecenderungan
meningkat. Diperkirakan target pada tahun 2019 sebesar 90% (target
akhir periode Renstra Kemenkes 2015-2019) dapatdicapai.
Seperti terlihat pada grafik 3.33 hasil capaian pada tahun 2018 yang
masih on track sertamenunjukkan kecenderungan meningkat.Bila tren
ini terus bertahan dapat diperkirakan target pada tahun 2019 sebesar
94% (target akhir periode Renstra Kemenkes 2015-2019) masih
mungkin tercapai. Meski hasilnya cukup baik, sejumlah hal masih perlu
ditindaklanjuti untuk memudahkan proses penilaian SKP, yaitu:
1) Sosialisasi penggunaan aplikasi SIPEKA (sistem pengukuran
kinerja pegawai) agar digunakan oleh seluruh pegawai Kementerian
Kesehatan sehingga pegawai dapat mencatat semua yang
dikerjakan setiap hari dan memudahkan pejabat penilai dalam
melakukan penilaian karena terintegrasi dengan aplikasi PPKPNS.
Tabel 3.9
Keberadaan Pegawai yang menduduki Jabatan Fungsional Tertentu
1. Analis Kepegawaian 16
2. Arsiparis 1
3. Pranata Komputer 5
Jumlah 22
Sumber: data SIMKA
Gambar 3.4.
Grafik Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan
60 55
50 45
40
30 22
20 16
10 1
0
SD SMA Diploma III Sarjana Magister
Dilihat dari grafik tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah pegawai
Biro Kepegawaian yang memiliki pendidikan SD 1 orang, SMA 16 orang,
Diploma III 45 orang, Sarjana 55 orang dan Magister 22 orang.
Gambar 3.5.
Grafik Jumlah Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3.10
Perubahan Anggaran Tahun 2018
Biro Kepegawaian
Gambar 3.6.
Grafik Realisasi Anggaran Tahun 2018
38.000.000.000
36.434.722.
36.000.000.000 000
34.000.000.000 32.979.327.
694
32.000.000.000
30.000.000.000
PAGU REALISASI
Series1
Tabel 3.11
Capaian Realisasi Anggaran Biro Kepegawaian
Berdasarkan Jenis BelanjaTA. 2018
No Jenis belanja Alokasi Realisasi %
1 belanja pegawai - - -
Tabel 3.12
Trend Alokasi Anggaran Biro Kepegawaian
Tahun 2016 – 2018
Tahun
Jenis
No 2016 2017 2018
Belanja
Alokasi Realisasi Alokasi Realisasi Alokasi Realisasi
% % %
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Belanja
1. - - - - - - - - -
Pegawai
Belanja
43.99 40.25 91,51 37.65 36.99 98,27 34.68 32.58 93,93
Barang
Belanja
1.02 1.00 98,31 4.48 4.24 94,63 1.75 1.70 97,03
Modal
Bantuan
4. - - - - - - -
Sosial
Jumlah 45.01 41.25 91.66 42.13 41.24 97,88 36.43 34,28 94,08
Dilihat dari tabel sebagaimana tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa nilai
Aset Lancar berupa barangPersediaan per 31 Desember 2018 sebesar
Rp.51.779.750,-merupakan barang habis pakai berupa ATK, Cetakan Kop
Surat, MAP dan Amplop Dinas serta hasil cetakan leaflettentang alur,
prosedur, mekanisme dan persyaratan proses pengelolaan administrasi
kepegawaian, yang didistribusikan di Unit Layanan Terpadu (ULT)
di lantai 5 dan para pelaksana program kegiatan.
Aset Tetap berupa peralatan dan mesin dengan nilai sebesar
Rp.9.609.490.005,- merupakan total nilai perolehan sarana dan prasarana
kerja yang masih berfungsi/layak pakai berupa kendaraan dinas roda
empat, kendaraan operasional roda empat, kendaraan operasional roda
dua dan peralatan kantor lainnya (meubelair, PC unit, server, dll).
Sebagai gambaran sumber daya sarana dan prasarana Biro Kepegawaian
per 31 Desember 2018 dapat disajikan pada Tabel berikut dibawah ini:
NO URAIAN JUMLAH
1 Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 4 unit
2 Kendaraan Bermotor Beroda Dua 11 unit
Kendaraan Tak Bermotor Angkutan Barang
3 3 unit
(Trolly)
4 Alat Pembersih 1 buah
Tabel 3.15
Daftar Inventaris Kendaraan Dinas dan Operasional Roda 4
Biro Kepegawaian Tahun 2018
Operasional Bagian
1. B 6418 SQA 2006 Yamaha Jupiter MX
Pengembangan
2. B 6417 SQA 2006 Yamaha Jupiter MX Operasional Bagian Mutasi
Operasional Biro
3. B 6419 SQA 2006 Yamaha Jupiter MX
Kepegawaian
Operasional Bagian
4. B 6416 SQA 2006 Yamaha Jupiter MX
Pengadaan
5. B 6969 SRQ 2006 Honda Supra X125 Operasional Bagian Mutasi
Operasional Bagian
6. B 6971 SRQ 2006 Honda Supra X125
Pengadaan
7. B 6970 SEQ 2006 Honda Supra X125 Operasional Bagian Umum
Operasional Bagian
8. B 6940 SQO 2008 Honda Supra X125
Pengadaan
Operasional Bagian
9. B 6942 SQO 2008 Honda Supra X125
Pengembangan
10. B 6943 SQO 2008 Honda Supra X125 Operasional Bagian Mutasi
11. B 6944 SQO 2008 Honda Supra X125 Operasional Bagian Mutasi
Gambar 3.7
Grafik Kuantitas PNS Biro KepegawaianTahun 2014 –2018
Adapun Aset Lainnya yang terdiri dari Aset Tak Terwujud berupa Aplikasi
Sistem Layanan Kepegawaian (SILK) dan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMKA) per 31 Desember 2018 sebesar Rp. 1.759.745.000,-.
Pada Tahun 2018 terjadi akumulasi penyusutan sebesar minus
Rp.1.601.170.209,- sehingga nilai netto aset tak berwujud setelah terjadinya
penyusutan menjadi sebesar Rp.158.574.791,-
A. CAPAIAN KINERJA
Target dan capaian indikator kegiatan Pembinaan pengelolaan
administrasi keuangan dan barang milik negara tahun 2016 sd 2018 dapat
dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 3.18.
Target dan Realisasi IKK Biro Keuangan dan BMN Tahun 2016, 2017
dan 2018
b. Permasalahan
Walaupun target kinerja Indikator Pertama tercapai namun masih ada
permasalahan yang muncul sebagai berikut:
1) Kurangnya kualitas SDM dalam bidang akuntansi
2) Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat
waktunya dengan jadwal rekon.
3) Rotasi pengelola keuangan yang terlalu sering
4) Kesalahan Penggunaan akun dalam perencanaan dan pelaksanaan
anggaran
5) Permasalahan revaluasi yang belum tuntas, dimana pada tahun
mendatang dapat menjadi hambatan dalam mencapai opini WTP
c. Pemecahan Masalah
1) Peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan/penyuluhan
kepada petugas penyusun laporan keungan
2) Meningkatkan koordinasi dengan KPPN dan DAPK Kementerian
Keuangan
3) Mengoptimalkan peranan APIP dalam melakukan review mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan
4) Membentuk SPIPK
5) Revisi Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
menyesuaikan dengan regulasi terbaru
6) Berkoordinasi dengan bagian BMN Ditjen Kekayaan Negara
Kemenkeu secara berkesinambungan untuk menyelesaikan
masalah revaluasi BMN
2. Indikator Kedua
Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase nilai aset tetap yang telah
mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan”
memiliki definisi operasional yaitu “Presentase Nilai aset tetap yang
berproses mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) yang
mencakup satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan Dekonsentrasi”.
X 100%
BMN yaitu :
Capaian kinerja Indikator ini tahun 2018 melampaui target yang
ditetapkan, dari total nilai aset yang harus ditetapkan status
penggunaannya yaitu Rp39.727.025.395.104,-, presentase nilai aset tetap
yang telah mendapatkan penetapan status penggunaan sesuai ketentuan
adalah sebesar Rp.41.480.294.294.183,- (104%), melampaui target di
tahun 2017 sebesar Rp.33.633.495.966.468,- (85%).
Gambar 3.9
Grafik Target dan Realisasi Indikator Kedua
120%
104%
100%
100%
85%
80%
80% 70%
66%
60% 54%
50%
40% 30%
20%
0%
2015 2016 2017 2018 2019
TARGET CAPAIAN
a. Permasalahan
Walaupun capaian kinerja Indikator Kedua melampaui target, masih
ada permasalahan yang terjadi, yaitu:
1) Pendelegasian wewenang yang memungkinkan Satker melakukan
Penetapan Status Penggunaan di KPKNL Setempat.
2) Petugas SIMAK BMN baru dan belum berpengalaman sehingga
terhambat dan atau salah kewenangan pengajuan usulan PSP
3) Data dukung yang tidak lengkap
4) Anggaran untuk monitoring terhadap Satker yang capaian PSP nya
rendah sangat terbatas sehingga tidak semua Satker terpapar
regulasi-regulasi baru mengenai PSP
b. Pemecahan Masalah
1) Melakukan koordinasi instensif dengan satker terutama yang
capaian PSP nya masih rendah dibawah 50% dan petugas simak
yang masih baru
3. Indikator Ketiga
Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-
procurement) sesuai ketentuan” memiliki definisi operasional yaitu
“Persentase Jumlah satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang
proses pengadaannya menggunakan SPSE”.
Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro
Keuangan dan BMN yaitu :
120%
98% 98%
100% 91%
100% 100%
80% 73% 90%
80%
60%
65%
40%
20%
0%
2015 2016 2017 2018 2019
26,112,082,000
24,467,891,455
14,403,473,000 14,280,127,000
2017 2018
ALOKASI REALISASI
1 21 – 30 9
2 31 – 40 27
3 41 – 50 24
4 51 - 60 46
Total 106
No Golongan Jumlah
1 Pengatur / IIc 3
2 Pengatur Muda Tk I / IId 1
3 Penata Muda / IIIa 14
4 Penata Muda Tk I / IIIb 51
5 Penata / IIIc 6
6 Penata Tk I / IIId 20
7 Pembina / IVa 8
8 Pembina Tk I / IVb 2
9 Pembina Utama Madya / IVc 1
Total 106
No Pendidikan Jumlah
1 SLTP 1
2 SLTA 29
3 DIPLOMA III 9
4 S1 44
5 S2 23
Total 106
Gambar 3.12
Sertifikat Reward kepada Pegawai dengan Kinerja Terbaik
Aset Lain-lain 0
100
0
2015 2016 2017 2018 2019
Jika melihat grafik diatas, maka nampak bahwa target akhir tahunan
Renstra hampir mendekati 2 (dua) kali lipat. Hal ini dapat dijadikan bahan
evaluasi dalam penentuan target periode Renstra 2020-2024.
Jika melihat grafik dibawah ini, maka terlihat bahwa tujuan dan
sasaran di tahun 2019 akan dapat tercapai, mengingat hasil disetiap
tahunnya sudah jauh melebihi jumlah target yang ditetapkan di akhir tahun
Renstra.
Grafik:5
Grafik:6
Realisasi Kinerja Kumulatif Indikator Jumlah produk layanan
organisasi dan tatalaksana Tahun 2015-2018dan Target Kumulatif sampai
dengan Tahun 2019.
120
101
100 95
86
80
80 71
65
60
50
37 37
40 34
27 27
23
20 15 15 15 15 15
0 0
0
TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 TA 2019
Target Pertahun Realisasi Pertahun Target kumulatif Realisasi kumulatif
Jika melihat kedua grafik di atas maka nampak bahwa target akhir
tahun Renstra dapat dicapai. Namun, untuk Indikator Jumlah produk
hukum, penanganan masalah hukum dan fasilitasi pengawasan dan
penyidikan yang diselesaikan deviasi antara target dan capaian cukup
tinggi hampir 2 (dua) kali lipat. Hal ini dapat dijadikan bahan evaluasi dalam
penyusunan Renstra periode selanjutnya.
c. Pemecahan Masalah
Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi adalah sebagai berikut :
1) Upaya Pemecahan Masalah dalam penyusunan peraturan
perundang-undangan :
1. Dalam menyusun usulan perencanaan program legislasi
kesehatan, sebaiknya unit teknis perlu kematangan konsep
a) Diagram 1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur
b) Diagram 2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
c) Diagram 3
Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Gambar 3.14.
Grafik Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran Biro Hukum
dan OrganisasiTahun 2015-2019
1 Pengelolaan Urusan Tata Meningkatnya kualitas administrasi Persentase 91% 92,5% 102% 92% 96,83% 105%
Usaha, Keprotokolan, Rumah korespondensi, pengaturan acara dan terselenggaranya
Tangga dan Gaji kegiatan pimpinan dengan baik dan administrasi
lancar sesuai aturan korespondensi, pengaturan
acara dan kegiatan
pimpinan dengan baik dan
lancar sesuai aturan
Meningkatnya kualitas pelayanan Persentase pelayanan 91% 91,45% 100% 92% 92,98% 101%
dokumen perjalanan dinas luar negeri, dokumen perjalanan dinas
tata naskah dinas dan pengelolaan luar negeri tepat waktu
kearsipan di lingkungan Kementerian
Kesehatan
Persentase pembinaan 80% 85,25% 107% 82% 92,65% 113%
kearsipan dan tata naskah
dinas
Meningkatnya pengelolaan kantor Persentase tersedianya 100% 96,55% 97% 100% 99,22% 99%
Kementerian Kesehatan sarana dan prasarana
kantor
Meningkatnya kualitas pengelolaan Persentase pembayaran 92% 98% 107% 93% 99,5% 107%
pembayaran gaji dan/atau insentif gaji dan/atau insentif
tenaga kesehatan strategis tepat tenaga kesehatan strategis
sasaran dalam rangka mendukung tepat sasaran
capaian indikator program
pembangunan kesehatan 2015-2019
Terlaksananya urusan tata usaha, Persentase 93% 95% 102% 94% 96% 102%
keprotokolan, rumah tangga dan gaji terselenggaranya
administrasi
korespondensi. pengaturan
acara dan kegiatan
pimpinan sesuai dengan
SOP
Persentase pengelolaan 20% 20,09% 100% 25% 25,11% 100%
kearsipan Kementerian
Kesehatan
Persentase pelayanan 93% 97,17% 104% 94% 98,42% 105%
dokumen perjalanan dinas
luar negeri tepat waktu
Persentase terpeliharanya 96% 96% 100% 97% 97% 100%
prasarana kantor
Gambar 3.15
Capaian Indikator Pembayaran Gaji dan /atau Insentif
Tenaga Kesehatan Strategis
2. Permasalahan
• Komunikasi yang dilakukan membutuhkan dukungan peralatan
komunikasi baik pengolah data maupun alat komunikasi yang
mobile seperti smart phone dan laptop yang mendukung kecepatan
dan ketepatan dalam penyampaian informasi, sedangkan sarana
yang ada masih kurang mendukung
• Jam kerja yang melebihi 8 jam dalam sehari bahkan sering kali
bekerja di hari libur, disesuaikan dengan kebutuhan penyiapan
kegiatan pimpinan
2. Permasalahan
• Belum optimalnya penguatan pengelolaan arsip di Lingkungan Unit
Utama sehingga masih banyak satker dan UPT yang melakukan
pengelolaan arsip belum sesuai pedoman kearsipan
• Masih kurangnya jumlah Fungsional Arsiparis dan belum optimal
pengetahuan pengelola arsip dalam melaksanakan pengelolaan
arsip di era industri 4.0
• Belum terencana dan terarah peta jalan kearsipan sehingga
pengelolaan arsip di Lingkungan Kementerian Kesehatan masih
belum terkoordinasi dengan baik.
• Masih terdapat waktu pengusulan dari unit yang terlalu mepet
waktunya
• Masih terdapat dokumen persyaratan PDLN yang belum lengkap
saat pengajuan
• Penggunaan aplikasi PDLN Online yang belum maksimal
• Masih terdapat kendala teknis di pihak eksternal Kemenkes
(Setneg, Kemenlu)
• SDM yang berlatar belakang Programming masih kurang
3. Pemecahan Masalah
• Penguatan pengelolaan arsip di Unit Utama dengan melakukan
koordinasi dan pendampingan pengelolaan arsip di Unit Utama, dan
diharapkan dapat diterapkan di satker dan UPT di Unit Utama
masing-masing.
• Untuk menambah jumlah arsiparis dengan melakukan inpassing
arsiparis, sedangkan untuk peningkatan pengetahuan bisa melalui
2. Permasalahan
• Masih terdapat permasalahan pembayaran insentif terhadap tenaga
kesehatan Nusantara Sehat yaitu :
1. Salah penulisan SK pada penentuan lokus tenaga Nusantara
Sehat daerah terpencil, padahal seharusnya tertulis sangat
terpencil sehingga mengakibatkan perbedaan besaran insentif.
Dalam penyelesaiannya dilakukan usulan pembayaran
kekurangan insentif (gaji/insentif susulan).
2. Terdapat permasalahan pembayaran insentif PTT :
3. Pemecahan Masalah
• Melakukan komunikasi intensif untuk saling korektif atas kekeliruan
dalam penulisan lokus/kriteria penugasan Nusantara Sehat
• Memperkuat komunikasi (melakukan absensi usulan gaji/insentif
dan mengingatkan kepada pengelola gaji PTT yang belum
mengirimkan usulan agar usulan gaji dan insentif PTT melewati
batas waktu)
• Melakukan bimbingan secara online terhadap pengelola PTT yang
baru
• Mengingatkan kepada pengelola WKDS Pusat Perencanaan dan
Pemberdayagunaan SDM Kesehatan untuk mengirimkan dokumen
yang belum lengkap
35%
PNS
Honorer
55%
Outsourcing
10%
Dengan rincian
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)/Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
adalah sebanyak 215 orang
b. Tenaga Honorer (Pramubakti, Pengemudi, Pengamanan) adalah
sebanyak 63 orang
Tenaga Outsourcing adalah sebanyak 333 orang
Tabel 3.22
Keadaan Pegawai Menurut Jabatan (Struktural dan Fungsional)
No Jabatan Jumlah
1 Jabatan Struktural 22
A. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) 6
2
B. Jabatan Fungsional Umum (JFU) 187
Jumlah Seluruh Pegawai 215
Gambar 3.16
Grafik Komposisi Pegawai Menurut Jenis Jabatan
Tabel 3.23
Keadaan Pegawai Menurut GolonganDi Biro Umum Tahun 2018
No Golongan Jumlah
1 Golongan I 7
2 Golongan II 71
3 Golongan III 126
4 Golongan IV 11
Jumlah Seluruh Pegawai 215
Gambar 3.17
Grafik Perbandingan keadaan pegawai menurut golongan
Tabel 3.24
Keadaan Pegawai Menurut PendidikanDi Biro Umum Tahun 2018
No Pendidikan Jumlah
1 Sekolah Dasar 10
2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 14
3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 86
4 Diploma III 28
5 Strata I 52
6 Strata II 24
7 Strata III 1
Jumlah 215
No Pendidikan Jumlah
1 Pramubakti 47
2 Pengemudi 7
3 Pengamanan 9
Jumlah 63
[] =[]
[] =[]
[] =[]
REVISI DIPA 4
REVISI DIPA 6 (DJA, 20 Agustus 2018)
(DJA, 28 November 2018) Perubahan Halaman IV DIPA
Realokasi angagran untuk (Belanja Modal) dan Realokasi
memenuhi kekurangan anggaran ke Sekretariat KKI
Belanja Operasional Satker
REVISI DIPA 5
(Kanwil, 12 Oktober 2018)
Pergeseran anggaran untuk
menambah alokasi WKDS dan
percepatan pelaksanaan anggaran
Biro Umum
Tabel 3.26
Alokasi dan Realisasi Anggaran TA 2018
NO URAIAN JENIS BELANJA ALOKASI ANGGARAN REALISASI ANGGARAN SISA ANGGARAN % REALISASI
Gambar 3.18.
Grafik Capaian 12 Indikator Pelaksanaan Anggaran Tahun 2018
RENCANA REALISASI
NO URAIAN KETERANGAN
PENGANGKATAN PENGANGKATAN
1 Juni 303 315 TMT per 01 Juni 2018 untuk 315 orang
2 September 303 0
TMT per 01 Oktober 2018 untuk 316
3 Oktober 0 316
orang
4 November 324 0
TMT per 01 Desember 2018 untuk 263
5 Desember 0 263
orang
RENCANA REALISASI
NO URAIAN KETERANGAN
PENGANGKATAN PENGANGKATAN
Rencana pengangkatan dimulai Februari
1 Januari 0 0
2018
Rencana T : 175 orang dan ST : 172
2 Februari 347 0 orang, tidak ada pengangkatan Nakes
bulan Februari 2018
Rencana T : 175 orang dan ST : 172
3 Maret 347 30 orang tetapi realisasi T : 18 orang dan
ST : 12 orang
Rencana T : 176 orang dan ST : 173
4 April 349 0 orang, tidak ada pengangkatan Nakes
bulan April 2018
Rencana T : 176 orang dan ST : 173
5 Mei 349 38 orang tetapi realisasi T : 10 orang dan
ST : 28 orang
Rencana T : 176 orang dan ST : 173
6 Juni 349 44 orang, tetapi realisasi T : 0 orang dan ST
: 44 orang
Rencana T : 176 orang dan ST : 173
7 Juli 349 778 orang, tetapi realisasi T : 433 orang dan
ST : 345 orang
Rencana T : 176 orang dan ST : 173
8 Agustus 349 0 orang, Belum ada pengangkatan Nakes
bulan Agustus 2018
9 September 349 0 Belum ada pengangkatan
Pengangkatan NSI ada dibulan Oktober
2018 dan TMT nya 01 Oktober 2018
10 Oktober 349 314
untuk 341 orang, baru akan dibayarkan
dawal bulan November
2. Peralatan Mesin
Prasarana gedung/kantor/rumah dinas yang dikelola dan menjadi
tanggung jawab Subbagian Pemeliharaan Bagian Rumah Tangga
diantaranya peralatan mesin Tata Udara (Chiller, AC Split, dan AC
Cassette), Lift, Escalator, Sistem Hidrant, Listrik, Genset, dan
prasarana penunjang pengamanan, diantaranya Handy Talky, CCTV,
dan X – Ray. Pada tahun 2018 pemeliharaan prasarana gedung
dilakukan melalui kontrak service dengan perusahaan pemilik
barang/peralatan atau agen tunggal yang diuraikan seperti
sebagaimana berikut :
a. Sistem Pendingin Tata Udara (Chiller, AC Split, dan AC Cassette)
b. Lift, Escalator, dan Instalasinya
c. Instalasi Listrik dan Genset
d. Instalasi PABX
e. Kendaraan Mobil, Bus dan Motor
Total kendaraan dinas dan operasional adalah 125 unit, yang terdiri
atas : Kendaraan Roda 2 sebanyak 42 unit (32 unit dalam keadaan
baik, sisanya 8 rusak berat, dan 2 hilang). Dari 8 unit yang rusak berat,
8 diantaranya proses lelang.
Tabel 3.28
Target dan Capaian Pusat Data dan Informasi Tahun 2018
Target Capaian
No. Indikator Persentase
Indikator Indikator
1. Jumlah Kab/Kota yang 412 359 87,14%
melaporkan data
kesehatan prioritas
2. Jumlah Kab/Kota yang 206 212 102,90%
tersedia jaringan
komunikasi data dan
melaksanakan e-
kesehatan
3. Jumlah Kab/Kota yang 514 479 93,19%
melaksanakaaan
pemetaan keluarga
4. Jumlah provinsi dan 386 425 110,10%
kab/kota yang
menyampaikan laporan
capaian SPM
Gambar 3.19
Tampilan Muka Aplikasi Komunikasi Data
Sumber : www.komdat.kemkes.go.id
Gambar 3.20
Tampilan Absensi Keterisian Data/Variabel Bulanan
pada Aplikasi Komunikasi Data
Gambar 3.21
Tampilan Laporan Data Bulanan pada Aplikasi Komunikasi Data
Sumber : www.komdat.kemkes.go.id
450
400
350
359
300
250
200 capaian
199
150
151
100
50
0 45
TW I TW II TW III TW IV
Adapun rencana tindak lanjut agar indikator ini dapat dicapai di tahun
berikutnya yaitu:
Gambar 3.23
Tampilan Muka Aplikasi SIKDA Akses Puskesmas
Gambar 3.24
Tampilan Muka Aplikasi SIKDA
Akses Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Gambar 3.25
Pojok Informasi Keluarga Sehat pada Website Kementerian
Kesehatan
Sumber: www.kemkes.go.id
Gambar 3.26
Website Informasi Program Keluarga Sehat dengan Pendekatan
Keluarga
Sumber: www.kemkes.go.id
Gambar 3.27
Tampilan salah SatuLaporan Capaian SPM Kabupaten/Kota
pada Aplikasi Komunikasi Data
Sumber : www.komdat.kemkes.go.id
Tabel 3.29.
Distribusi ASN Pusat Data dan Informasi
Menurut Golongan Kepangkatan Tahun 2018
Tabel 3.30
Distribusi ASN Pusat Data dan Informasi
Menurut Jenis JabatanTahun 2018
Gambar 3.28
Distribusi ASN Pusat Data dan Informasi
Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2018
SLTA
40%
Selain PNS, Pusat Data dan Informasi juga memiliki tenaga honorer sebanyak
14 orang yang terdiri dari 13 orang pramubakti dan 1 orangpengemudi,
dengan distribusi tingkat pendidikan 8 orang Diploma III, 2 orang sarjana
strata-1dan 4 orang SLTA.
SDM di Pusat Data dan Informasi cukup dapat diandalkan dan memadai
namun masih perlu peningkatan kualitas melalui pelatihan-pelatihan dan
diarahkan menjadi jabatan fungsional tertentu, sehingga diharapkan akan
lebih berdaya guna.
Sumber daya sarana dan prasarana yang ada dan digunakan di Pusat
Data dan Informasi tahun 2018cukup memadai dalam mendukung pencapaian
indikator kinerja.
A. CAPAIAN KINERJA
Tabel 3.33
Kegiatan Utama Pusat Krisis Kesehatan Tahun 2018
Tabel 3.35
Pencapaian Kegiatan Assesment Kapasitas Daerah Tahun 2018
Kegiatan Target Keberhasilan Pencapaian Persentase
Capaian
Assesment Kapasitas Dilaksanakan di 34 Berhasil dilaksanakan 118 %
Daerah Dalam Kabupaten/Kota di 40 Kabupaten/Kota
Penerapan Manajemen
Penanggulangan Krisis
Kesehatan di 9 Provinsi
dan 34 Kabupaten/Kota
Target RENSTRA Tahun
2018
Tabel 3.36
Pencapaian Kegiatan Peta Respon Tahun 2018
Tabel 3.37
Pencapaian Kegiatan Rencana Kontijensi Tahun 2018
Tabel 3.38
Pencapaian Kegiatan SIPKK Tahun 2018
Target Persentase
Kegiatan Pencapaian
Keberhasilan Pencapaian (%)
Pelatihan Sistem Dihadiri Peserta Dilaksanakan Di 100 %
Informasi Dari 34 34
Penanggulangan Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
Krisis Kesehatan
Tabel 3.39
Pencapaian Kegiatan Gladi Posko Tahun 2018
Tabel 3.41
Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan
Tahun 2018
Tabel 3.42
Data Kepegawain Pusat Krisis Kesehatan Tahun 2018
Tabel 3.43
Pelatihan, Pertemuan, Workshop dan Seminar di Luar Negeri
yang Diikuti Pegawai Pusat Krisis Kesehatan Tahun 2018
Gambar 3.31.
Grafik Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran Pusat Krisis
KesehatanTahun 2016, 2017 dan 2018
60.000.000.000
50.000.000.000
40.000.000.000
30.000.000.000
20.000.000.000
10.000.000.000
-
ALOKASI REALISASI PERSENTASE
2016 55.795.030.000 36.756.700.534 65,88
2017 28.204.081.000 28.011.901.578 99,32
2018 41.988.806.000 40.489.438.034 96,43
Tabel 3.45
Alokasi dan Realisasi Anggaran per Output Pusat Krisis Kesehatan
Tahun 2018
Jika data pada tabel di atas diamati, maka terlihat alokasi anggaran
terbesar terdapat pada output Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan.
Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam output ini adalah kegiatan-
kegiatan prabencana. Hal ini sesuai dengan kebijakan dan paradigma
SALDO PER 31
KODE AKUN NERACA
NOVEMBER 2018
117111 Barang Konsumsi 32.990.000
117126 Aset Tetap lainnya untuk diserahkan 522.000.000
kepada Masyarakat
117127 Aset Lain-lain untuk diserahkan masyarakat 151.116.200
117128 Barang Persediaan Lainnya untuk 224.049.664
dijual/diserahkan ke masyarakat
117191 Peralatan untuk tujuan strategis/berjaga- 4.242.972.172
jaga
131111 Tanah 607.755.546.000
132111 Peralatan dan Mesin 5.282.006.106
133111 Gedung dan Bangunan 28.972.649.642
134113 Jaringan 517.639.950
135121 Aset Tetap Lainnya 32.515.670
136111 Konstruksi dalam pekerjaan 49.500.000
166112 Aset Tetap Yang Tidak Digunakan dalam 90.701.000
operasi pemerintah
J U M L A H 647.873.686.404
SMA
Diploma
2% 4%
Sarjana (S1)
9%
36% Paska Sarjana (S2)
Doktor (S3)
49%
Grafik 3.33
Perbandingan Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pusat Krisis
KesehatanTahun 2016, 2017 dan 2018
54
53,5
53
52,5
52
51,5
51
50,5
50
49,5
2016 2017 2018
Jumlah ASN 54 51 53
Jika dilihat dari data pada tabel di atas, pada kurun waktu tiga tahun
terakhir Pusat Krisis Kesehatan mendapat alokasi anggaran terbesar pada
tahun 2016 yakni sebesar Rp. 63.965.411.000,- namun dari realisasinya
paling rendah yaitu sebesar 65,88%. Realisasi tertinggi terjadi pada tahun
2017 sebesar 99,32 % dengan alokasi anggaran Rp. 38.460.976.000,-
sementara tahun 2018 meskipun alokasi anggaran yang diperoleh lebih besar
daripada tahun 2017, yakni Rp. 41.988.806.000,-namun realisasinya
mencapai 96,43%.
Jika dilihat dari capaian fisik dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
secara fisik telah memenuhi target yakni 100%.
Perbedaan pada capaian realisasi anggaran dapat dijelaskan karena :
a. Pada tahun 2016 terjadi 7 kali revisi anggaran yang disebabkan oleh
adanya kebijakan terkait dengan efisiensi anggaran tahap I dan II,
perubahan nomenklatur organisasi, penghapusan output cadangan,
pergeseran anggaran antar kode akun dan pencatatan hibah luar negeri.
Revisi yang terjadi secara langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan
kegiatan, karena prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun
proses revisi tersebut tidak mengubah taget kinerja sehingga meskipun
serapan yang terjadi rendah , tetapi capaian fisik sesuai target yakni
mencapai 100%.
b. Untuk tahun 2017, alokasi anggaran Pusat Krisis Kesehatan lebih rendah
dibandingkan dengan tahun 2016, yakni sebesar Rp. 38.460.976.000,-
Dengan alokasi yang tersedia di fokuskan pada output pengurangan risiko
krisis kesehaan. Hal ini sesuai dengan kebijakan dan paradigma
penanggulangan krisis kesehatan bahwa upaya penanggulangan krisis
dititikberatkan pada upaya sebelum terjadinya krisis kesehatan dengan
tetap melaksanakan upaya saat dan pasca krisis kesehatan. Dan
implementasinya dilakukan dengan penambahan indikator target dari
sebelumnya 1 indikator , yakni Jumlah Provinsi,Kab/kota yang mendapat
dukungan untuk melaksanakan program pengurangan risiko krisis
kesehatan dengan target 84 lokasi , ditambah dengan 1 indikator, yaitu
jumlah dukungan yang diberikan untuk penguatan provinsi, kab/kota dalam
penanggulangan krisis kesehatan.
Dalam pelaksanaannya, anggaran Pusat Krisis Kesehatan mengalami
beberapa kali revisi DIPA, antara lain; revisi dalam rangka pergeseran
Tabel 3.49
Output Kegiatan Pusat Krisis Kesehatan Tahun 2018
Pada laporan ini, kegiatan penunjang tidak akan diuraikan satu persatu.
Namun, beberapa kegiatan penunjang unggulan dan kegiatan yang spesifik
terkait penanggulangan krisis kesehatan, akan diuraikan sebagai berikut :
a) Kegiatan-kegiatan Terkait Penetapan Pusat Krisis Kesehatan sebagai
World Health Organisation Collaborating Centre for Training and Research
on Disaster Risk Reduction
Pusat Krisis Kesehatan telah menyandang predikat sebagai World Health
Organization Collaborating Centre (WHO CC) untuk Pelatihan dan
Penelitian dalam Pengurangan Risiko Bencana pada bulan November
tahun 2012. Penunjukan sebagai WHO CC ini berlaku hingga bulan
November tahun 2016. Pada tahun 2016 Pusat Krisis Kesehatan berhasil
Pada tahun 2018 terdapat kegiatan rapat konsultasi dan kunjungan dari
luar negeri untuk belajar pengalaman Kementerian Kesehatan dalam
penanggulangan krisis kesehatan, yaitu :
1. Pertemuan konsultasi dan Perkuatan Pembentukan Emergency Medical
Teams (EMTs), 5-6 June 2018, in New Delhi, India.
2. Kunjungan Kementerian Kesehatan Republik Srilanka ke Pusat Krisis
Kesehatan difasilitasi oleh WHO Indonesia pada bulan November dan
Desember 2018.
3. Kunjungan Kementerian Kesehatan Republik Demokrasi Timor Leste ke
Pusat Krisis Kesehatan difasilitasi oleh WHO pada bulan September
2018.
Tabel 3.51
Rekapitulasi Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2018
PROGRAM/ INDIKATOR T R T R T R
NO SASARAN
KEGIATAN 2016 2016 2017 2017 2018 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatnya 1 Jumlah publikasi
pengelolaan kesehatan yang
komunikasi disebarluaskan
dan kepada 8744 9884
pelayanan masyarakat
masyarakat
2 Persentase
Pengelolaan pelayanan
Komunikasi permohonan
6 Publik dan 90% 97%
informasi dan
Pelayanan pengaduan yang
Masyarakat telah diselesaikan
1 Jumlah publikasi
program
pembangunan
kesehatan yang 9000 8794 9500 16881
disebarluaskan
kepada
masyarakat
2 Persentase
layanan
masyarakat
(permohonan
96% 98,25% 97% 97,52%
informasi dan
pengaduan
masyarakat) yang
diselesaikan
Meningkatnya 3 Presentase
jumlah Kementerian Lain
Kementerian yang Mendukung
Lain yang Pembangunan 30% 41,17% 40% 44.11%
mendukung Kesehatan
Pembangunan
Kesehatan
2. Talkshow di Radio
3. Talkshow di MNC
5. Advertorial Cetak
6. Running Text
c) Kompetisi Foto
Foto merupakansalah satu bahan publikasi dan
penyebarluasan informasi atas program dan kegiatan yang
dilakukan Kementerian Kesehatan kepada masyarakat dan dapat
disampaikan dalam bentuk kompetisi foto, sehubungan dengan hal
tersebut Biro Komunikasi pada tahun 2018 telah mengadakan 2 kali
kompetisi foto yaitu:
Kompetisi Foto Kemerdekaan dengan tema “Indonesia Sehat
Indonesia Juara”. Peserta adalah tenaga kesehatan seluruh
Indonesia dan peserta maksimal dapat mengirimkan 3 buah foto.
Pengumuman kompetisi foto maupun pengumuman pemenang
disebarluaskan melalui website sehatnegeriku maupun medsos.
Jumlah peserta yang mengikuti kompetisi foto sebanyak 170 foto.
d) Pameran
Pameran dilakukan dalam bentuk kegiatan Pameran Foto dan
Stan/gerai.
Foto dan Stan/gerai merupakansalah satu media publikasi dan
penyebarluasan informasi atas program dan kegiatan yang
dilakukan Kementerian Kesehatan kepada masyarakat dan dapat
disampaikan dalam bentuk pameran foto, sehubungan dengan hal
tersebut Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat pada tahun
2018 telah mengadakan Pameran foto dan Stan/gerai. Untuk
pameran foto yang diselenggarakan sepanjang selasar Ged.
Adyatma lantai 1 dan pada event Rakerkesnas dan HKN.
Selain itu Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat tampil juga
pada event Pameran Rapat Kerja Kesehatan Nasional
(Rakerkesnas) “Stan Sekretariat Jenderal” yang diselenggarakan
pada bulan Februari 2018 di Gedung ICE BSD Serpong Tangerang.
Tabel 3.53
Pelaksanaan media briefing dan jumpa pers periode 2018
Jumlah
Tahun Keterangan
Kegiatan
2018 62 Temu media dan konferensi pers, dengan
tema hari-hari besar kesehatan, kesehatan
haji, imunisasi MR, GHSA, gizi, Kebijakan
Kemenkes,dll.
h) Reportase
i) Temu Blogger
m) Majalah Mediakom
Mediakom merupakan majalah resmi Kementerian Kesehatan yang
dikelola oleh Tim Redaktur Biro Komunikasi dan Pelayanan
Masyarakat. Mediakom disebarluaskan ke seluruh Puskesmas dan
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, RS
Vertikal, RS di Jabodetabek, UPT Kemenkes, seluruh
Kementerian/Lembaga dan unit utama di Kemenkes RI. Setiap
tahunnya, jumlah produksi Mediakom sebanyak 12 edisi. Total
Mediakom yang sudah terbit sejak 2006 hingga 2018 adalah 101
edisi. Untuk tahun 2018, Mediakomterbit dalam versi cetak dan
online magazine. Terbit 12 edisi versi e-magazine, 5 edisi
diantaranyadicetak dan didistribusikandengan oplah 11.000
eksemplar per edisi.Mediakom versi cetak sudah
mendapatkanInternational Standard Series Number(ISSN).
Mediakom di-online-kan efektif per Januari 2015.
Tahun 2018 Mediakom mendapatkan 2 penghargaan dari ajang
Indonesia Inhouse Magazine Awards (InMa) 2018 yang
diselenggarakan oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS),antara
lainMediakom edisi82meraih penghargaan Silver Winnerthe Best
Government Inhouse Magazine Award (InMA) 2018 dan Mediakom
n) Media Sosial
b. Langganan e-journal
d. Alih Media
Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah Alih Media buku-buku
terbitan Kementerian Kesehatan dengan tujuan melestarikan
karya intelektual yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan,
Kegiatan ini terus menerus dilaksanakan pada tahun 2018 telah
mengalihmediakan sebanyak 516 judul buku sesuai dengan
diagram dibawah :
KOMPONEN JUMLAH
No KEGIATAN
KEGIATAN BUKU
A METADATA 1. Pembuatan Deskripsi 516
DESKRIPTIF Bibliografi
2. Penentuan titik akses
pengarang
3. Pengecekan Cover
4. Pengecekan daftar isi
5. Pengecekan isi buku
B META DATA 1. Kepemilikan
ADMINISTRATIF 2. Hak Akses
3. Tahun
C UPLOADING 1. Pemasukan data
2. Edit data
3. Validasi data
4. Uploading
j. Pameran Perpustakaan
Perpustakaan Kementerian Kesehatan melaksanakan promosi
bidang kesehatan melalui pameran perpustakaan sebanya 2 (dua)
kali pada tahun 2018 yaitu : Perpusnas Exspo tanggal 7 – 13 Mei
2018 di Perpustakaan Nasional Jalan Merdeka Selatan No 11 Jakarta
dan IIBF (Indonesia Internasional Book Fair) tanggal 12 – 15
September 2018 di JHCC Senayan
Gambar : Perpusnas Expo
Analisa Keberhasilan
Permasalahan dalam pencapaian Indikator Pertama
Dalam proses capaian kinerja, ada kendala/permasalahan yang dihadapi.
Kendala/permasalahan tersebut antara lain :
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Jumlah dan kemampuan SDM masih kurang khususnya dalam pembuatan
konten, dan dalam bidang dokumentasi dan penyediaan bahan berita, SDM
tersebut harus mempunyai kemampuan khusus dalam bidang tersebut. tugas
pendokumentasian harus dilakukan setiap hari, pimpinan dalam suatu
kegiatan lebih dari satu,dan unit lain yang minta diliput membuat bagian
dokumentasi kekurangan SDM. Akibatnya pembuatan laporan dan proses
uploading agak terhambat. Demikian pula dengan penulis berita.
Usulan :
- Penambahan tenaga SDM. Bila tidak memungkinkan, dapat meminta
Humas unit utama, untuk itu perlu komitmen tenaga dan pembiayaan dari
Humas Unit Utama.
- Pelatihan/Training seperti pelatihan pembuatan konten,fotografer.
2. Waktu Kerja
Penugasan di Sub Bagian Peliputan dan dokumentasi serta Sub bagian
Bidang Media Massa dan Media Sosial sangat berkaitan dengan kegiatan
pejabat. Pertemuan di luar jam kerja dan hari libur sering dilakukan, dimana
kegiatan ini perlu pendampingan dari kedua Sub Bagian Tersebut seperti
pendokumentasian, pembuatan berita, dan media handling.
3. Kerja sama/koordinasi dengan unit utama terkait permintaan bahan belum
maksimal/cepat.
4. Bagian produksi komunikasi
Penyesuaian waktu dengan nara sumber dapat menghambat
kegiatan.dikarenakan waktu narsum dengan pelaksanaan yang sudah
direncakan belum sesuai.
5. Rotasi pejabat/pimpinan yang cepat juga merupakan penghambat dalam
koordinasi dengan unit lain juga.
Target dan realisasi Persentase Indikator II dari tahun 2018 adalah sebagai
berikut:
Realisasi
No. Tahun Target %
dalam %
1 2018 97% 97,52%
Gambar 3.34.
Grafik permintaan informasi telepon Halo Kemenkes
Gambar 3.35.
Grafik Pengaduan Telepon Halo Kemenkes
Gambar 3.36.
Grafik Saran Telepon Halo Kemenkes
Gambar 3.37.
Grafik Permintaan informasi SMS Halo Kemenkes
Gambar 3.38.
Grafik Saran SMS Halo Kemenkes
LAPOR
Merupakan layanan aspirasi dan pengaduan yang dikelola oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi.
Selama 2018 tercatat Kementerian Kesehatan telah melakukan 345
layanan, dengan rincian seperti pada chart berikut ini:
Gambar 3.40.
Grafik Permintaan informasi pada Lapor
Gambar 3.42.
Grafik Saran Pada Lapor
Email (kontak@kemkes.go.id)
Email merupakan salah satu layanan yang telah diintegrasikan dalam
aplikasi SIAP, selama 2018 telah masuk sebanyak 3011 email dengan
rincian permintaan informasi sebanyak 2931 layanan, email
pengaduan sebanyak 44 layanan dan 36 email saran dari masyarakat.
Gambar 3.44.
Grafik Pengaduan melalui Email
Gambar 3.45.
Grafik Saran melalui Email
Gambar 3.46.
Praktik berkomunikasi efektif oleh salah satu peserta
Gambar 3.48.
Foto Bersama Juri Dan Panitia
PPID
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID) Kemenkes
1) Koordinasi PPID
2) Pelayanan Informasi
Salah satu dari sekian bentuk layanan masyarakat, adalah layanan
informasi. Upaya dari Kemenkes dalam rangka transparansi serta
keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan dan kebijakan pemerintah
untuk mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan sesuai
amanat UUD 1945 Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 F, dan Pasal 28 J
Tabel 3.54
Jenis Layanan Loket ULT
No Jenis Layanan Loket PJ
1 Perizinan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Loket 1 Direktorat Produksi
• Izin Pedagang Besar Farmasi (PBF) Loket 2 dan Distribusi
• Izin Prinsip Industri Farmasi Kefarmasian
• Izin Industri Farmasi (IF)
Pada tahun 2018 ULT telah melakukan pelayanan dengan total sebanyak
30.569 layanankepada pelanggan dengan rincian per bulan sebagaimana
ditampilkan pada grafik di bawah ini:
3. INDIKATOR KETIGA
Jumlah Kementerian lain yang mendukung pembangunan kesehatan
Indikator pertama untuk mencapai sasaran kinerja meningkatnya sinergitas
antar Kementerian/Lembaga adalah jumlah Kementerian lain yang
Tabel 3.55
Pelaksanaan Workshop Peningkatan Kapasitas Pejabat Kesehatan
dalam Penanganan Isu Publik di Media
Penyedia
Tanggal Peserta Narasumber
Jasa
28 Februari 2018 1. Kepala Biro Hukum dan Alvin Adam 1. Alvin Adam
Organisasi Communicat 2. Riko
2. Kepala Biro Kepegawaian ion School Anggara
3. Direktur Pelayanan
Kefarmasian
4. Kepala Biro Kerja Sama Luar
Negeri
5. Direktur Kesehatan
Lingkungan
30 Mei 2018 1. Ka. Biro Keuangan dan BMN Alvin Adam 1. Ayu Dyah
2. Direktur Promkes dan PM Communicat Pasha
3. Kepala Pusat Penelitian dan ion School 2. Yudi
Pengembangan Humaniora Yudawan
dan Manajemen Kesehatan
4. Direktur Pencegahan dan
Pengendalian PTM
5. Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
b. Proses
• Memantau dan menerima laporan pelanggaran iklan/publikasi
bidang kesehatan di media.
• Membuat dan mengirimkan surat teguran media kepada KPI/KPID.
• Mengadakan pertemuan pengawasan iklan dan publikasi kesehatan
di daerah.
• Melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke penyehat tradisional dan
panti sehat di daerah.
• Membuat rilis, pengumuman publik dan laporan hasil pengawasan.
• Waktu pelaksanaan: Januari-Desember 2018.
• Lokasi: Jakarta, Banten, Jawa Barat dan DI Yogyakarta.
c. Hasil/Keluaran
• 6 surat teguran, 2 siaran pers, dan 1 pengumuman publik melalui
situs resmi maupun media sosial Kemenkes.
• 6 kali sidak di Kota Tangerang Selatan, Kota Bandung, Kab Bantul
dan Kota Yogyakarta.
• 3 kali penyelenggaraan pertemuan pengawasan iklan dan publikasi
kesehatan yaitu
- Serang, Banten, 17-18 September 2018
- Bandung, Jawa Barat, 22-24 Oktober 2018
- Yogyakarta, DIY, 28-30 November 2018
a. Maksud/Tujuan
• Meningkatkan kapasitas komunikasi risiko program kesehatan.
• Memperkuat koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam
komunikasi risiko pada krisis kesehatan.
b. Proses
• Mengadakan pertemuan penyusunan draft pedoman komunikasi
risiko.
• Melakukan proses pengadaan jasa konsultan komunikasi risiko oleh
WHO Indonesia. Konsultan ini merupakan kegiatan dana hibah
yang dibiayai WHO Indonesia.
• Mengadakan Focus Group Discussion (FGD) draft pedoman
komunikasi risiko.
• Waktu pelaksanaan: Mei, November, dan Desember 2018.
• Lokasi: Jakarta dan Bogor.
c. Keluaran/Hasil
• 3 kali penyelenggaraan pertemuan penyusunan pedoman
komunikasi risiko di Bogor, Jawa Barat yaitu pada tanggal 8-9 Mei,
1-2 November, dan 10-11 Desember 2018 .
• 1 kali penyelenggaraan FGD penyusunan pedoman komuniikasi
risiko di Jakarta, yaitu pada tanggal 21-22 November 2018.
• 1 buku rancangan pedoman komunikasi risiko.
Workshop/In-house Training
Humas Kesehatan Pusat
2. Kesiapan personal
Pelaksanaan kegiatan opini publik memerlukan sumber daya (manusia dan
sarana/prasarana) yang menuntut kecermatan, kecepatan dan ketepatan.
Pengelolaan opini publik dan manajemen isu juga memerlukan
kemampuan analisis, berfikir strategis dan responsif terhadap isu dan opini
yang berkembang di masyarakat. Dalam hal pelaksanaan kegiatan opini
publik ini selain pegawai PNS juga non PNS/honorer sebanyak 1 orang.
Oleh karena itu perlu dipertimbangkan peningkatan kapasitas pegawai baik
kuantitas maupun kualitas sehingga pengelolaan opini publik dan
manajemen isu dapat berjalan lebih baik di masa datang.
Tabel 3.56
Alokasi dan Realisasi Anggaran tahun 2018
Self Realisasi
Pagu Awal Pagu Revisi
Blocking
(Rp.) (Rp.) Anggaran (Rp.) %
(Rp.)
50.488.535.000 50.338.535.000 0 45.374.006.263 90.14
Tabel 3.58
Rincian realisasi anggaran per output
Output Alokasi Dana Realisasi Realisasi
Komunikasi 33.947.229.000 31.060.557.208 9.500 Publikasi
Publik
Layanan Publik 8.159.938.000 6.969.871.341 10.800 Layanan
Dukungan 5.621.778.000 4.854.457.173 12 bulan
Layanan
Manajemen
Layanan 2.759.590.000 2.489.120.541 12 bulan
Perkantoran
Gambar 3.49.
Neraca BMN Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
TA. 2018
3 Televisi 1 buah
8 Televisi 3 buah
9 Televisi 5 buah
10 Televisi 2 buah
11 Printer 3 buah
12 Wireless 1 buah
Tabel 3.61
Pengadaan Barang/Jasa Melalui ULP dan E-Catalog
No. Jenis Pengadaan
Tabel 3.63
Penjabaran Hasil Kerja
Pusat Analisis Determinan Kesehatan
1 2 3 4 5 6 7
1. Peningkatan Sumberdaya Produk akhir Dokumen Manfaat Hasil Analsis
Analisis yang yang Hasil Analisis yang yang dapat
Determinan digunakan dihasilkan yang dapat diperoleh meningkatkan
Kesehatan dalam PADK adalah dimanfaatkan pada tahun atau
menghasilka berupa hasil dalam tahun 2018 untuk memperbaiki
n output Analisis berjalan LS/LP, kebijakan
berupa hasil Determinan (2018) bagi Pimpinan, strategis,
analisis Kesehatan , LS/LP, Pusat dan manajerial,
determinan dokumen Pimpinan, Daerah, teknis
kesehatan hasil analisis Pusat dan Organisasi
adalah : Kebijakan Daerah, Profesi,
Anggaran Pembanguna Organisasi LSM.
DIPA n Kesehatan, Profesi, LSM.
Satuan buku
Kerja PADK pedoman,
dan buku profil
dilaksanaka
n oleh
seluruh staf
PADK dan
jejaringnya
2016
No. IndikatorKinerja
Target Realisasi
(1) (2) (3) (4)
1 Jumlah Kebijakan Yang
Disusun Untuk Peningkatan 9 9
Pembangunan Kesehatan
Tabel 3.65
Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan
2017 2018
No. IndikatorKinerja
Target Realisasi Target Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Hasil analisis kebijakan
yang disusun untuk
9 9 10 10
peningkatan pembangunan
kesehatan
Gambar 3.51.
Analisis KebijakanPengembangan Wisata Kesehatan Indonesia
2018 – 2020
Gambar 3.52
AnalisisKebijakan Hilirisasi Inovasi Produk Dan Hasil Penelitian
Kesehatan Dalam Mendukung Germas Dan PIS-PK
JUMLAH
TARGET PROVINSI
NO INDIKATOR
SPM MENCAPAI
TARGET
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 100% 1
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 100% 2
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir 100% 0
Gambar 3.53
Analisis Kesiapan Daerah dalam Implementasi SPM Bidang
Kesehatan
Rekomendasi Teknis
• Usulan penyesuaian definisi operasional dan mekanisme
penghitungan sasaran dan target SPM yang terdapat dalam
Permenkes 43/ 2016 tentang:
Rekomendasi Pembiayaan
• Pengarusutamaan pemanfaatan DAK Fisik dan Non fisik untuk
membantu pemenuhan sumber daya pelaksanaan SPM pada tahun
2020.
• Perlunya regulasi yang mengatur akun khusus untuk SPM agar
memudahkan dalam pencantuman anggaran pembiayaan tahun 2019
agar pemda dapat menghitung besaran proporsional kebutuhan
anggaran untuk pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan.
Tujuan :
Merubah paradigma budaya korupsi menjadi budaya anti korupsi
dengan membangun integritas sektor kesehatan, dengan
mengidentifikasi permasalahan kebijakan baik konflik kebijakan maupun
kesenjangan kebijakan yang mengatur pembangunan integritas di sektor
kesehatan agar berjalan efektif dan efisien; serta membahas isu-isu
strategis dan faktor-faktor determinan perilaku yang berkembang dan
merumuskan relevansinya terhadap hambatan dan peluang keberhasian
pembangunan integritas di sektor kesehatan. Selain itu, kegiatan analisis
ini juga ditujukan untuk mengidentifikasi kebutuhan kebijakan dalam
solusi efektif dan efisien pembangunan intetgritas baik secara individual
maupun kolektif dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019.
Sasaran :
• Semua individu di Sektor Kesehatan Pusat dan Daerah yang
diharapkan mampu menjadi agen perubahan (AoC) serta peduli dan
tanggap terhadap permasalahan pembangunan kesehatan di unit
kerjanya.
• Pihak pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku
individu dan unit kerja atau dapat menciptakan iklim kondusif bagi
perubahan perilaku tersebut, seperti pejabat eselon IV, eselon III,
eselon II dan Eselon I, dan widyyaiswara.
• Pihak pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan,
peraturan, perundang-undangan, dana, tenaga, sarana dan lain lain.
Gambar 3.56
Analisis Pembangunan Integritas Sektor Kesehatan
Gambar 3.58
Analisis Perilaku Koordinasi Efektif dan Integrasi Strategis dalam
Pembangunan Kesehatan
Saat ini sedang disusun milestone dan National Action Plan untuk
bidang National Legislation, Policy, and Financing. Khusus untuk
indikator financing, sedang dikembangkan Health Security Financing
Assessment Tool (HSFAT) sebagai salah satu tools yang dapat
digunakan untuk melengkapi penilaian JEE bekerja sama dengan
World Bank. Tujuan dari implementasi Health Security Financing
Assessment Tool adalah mengembangkan sistem pembiayaan
nasional yang dapat berfungsi untuk kesiapsiagaan nasional dengan
memperkuat sistem pembiayaan dalam mendukung keamanan
kesehatan nasional, sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik
terutama jika terjadi kedaruratan.
A. Kesimpulan
1. Kasus difteri terbanyak terjadi pada golongan usia 5-9 tahun,
yang merupakan usia anak prasekolah dan sekolah dasar.
Berdasarkan data cakupan imunisasi anak sekolah kelas 1,
cakupannya telah mencapai di atas 90% dan telah mencapai
target yang ingin dicapai Kementerian Kesehatan dalam
Renstra Kemenkes 2015-2017. Hal ini menunjukkan
rendahnya kualitas vaksin yang masuk ke dalam tubuh
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya KLB.
2. Vaksinasi pada kasus penderita yang terdiagnosis difteri tidak
pernah mencapai 100%, hanya sekitar 50-60%.
3. Data besaran masalah penyakit difteri yang ada di Profil
Kesehatan Indonesia hanya mencantumkan jumlah kasus,
kelompok umur, dan status imunisasi difteri, bisa
menimbulkan potensi misleading interpretasi mengenai
besaran masalah penyakit difteri.
4. Berdasarkan Renstra Kemenkes 2010-2014, seharusnya
target UCI tahun 2014 telah mencapai 100%, namun rata-rata
UCI di Indonesia selama tahun 2010-2014 hanya 77,25%. UCI
merupakan pencapaian cakupan atas imunisasi secara
lengkap pada pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia
subur (WUS), dan anak sekolah tingkat dasar.
5. Efektifitas pelaksanaan imunisasi dalam penanggulangan KLB
PD3I, dipengaruhi oleh: a) cakupan imunisasi lengkap yang
tinggi, sehingga bisa menimbulkan herd immunity, dan b)
B. Rekomendasi:
1. Aspek Regulasi
a. Perlunya penguatan regulasi di daerah terkait upaya
pengendaliandan pencegahan difteri.
b. Perlunya peraturan atau regulasi turunan terkait standar
teknis dan tatalaksana implementasi SPM mengenai
penanggulangan KLB yang merupakan kewenangan
Provinsi.
c. Perlunya untuk memasukkan konten KLB dan imunisasi
dalam revisi Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang
SPM bidang kesehatan. Serta perlunya inisiasi perbaikan
UU Wabah dan inisiasi penyusunan UU KLB.
d. Perlu adanya regulasi tentang definisi penetapan KLB
apakah berdasarkan wilayah Provinsi/kabupaten/kota,
sehingga penetapan pelaksanaan ORI akan dapat
disesuaikan dengan penetapan daerah KLB.
e. Perlu adanya regulasi tentang penetapan masa berakhir
KLB. Selain itu perlu diatur mengenai mekanisme, syarat
dan kriteria pencabutan status KLB.
f. Perlunya menetapkan indikator, target, dan capaian
indikator RPJMN dan Renstra, RAP, RAK 2015-2019
program pengendalian dan pencegahan PD3I.
g. Perlunya revisi pedoman pelaksanaan ORI yang
menyatakan bahwa pelaksanaan ORI menggunakan buffer
2. Aspek Teknis
a. Perlunya penguatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat terutama dalam KIE mengenai
program PHBS, dan promosi pentingnya imunisasi.
b. Perlunya penguatan penyelidikan epidemiologi dan
surveilans difteri, tata laksana penderita (deteksi,
pengobatan, isolasi), menangani kesenjangan imunisasi di
bawah 18 tahun, pencapaian cakupan imunisasi rutin
hingga 100%, serta pemberian penyuluhan atau KIE,
dalam upaya penanggulangan KLB difteri.
c. Perlunya peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan .
d. Perlunya penguatan sistem dan mekanisme diagnosis
kasus, melalui pemeriksaan kultur maupun molekuler.
e. Perlunya melakukan upaya menutup kesenjangan imunitas
(immunity gap) pada sasaran usia 1-19 tahun.
f. Perlunya percepatan proses penyediaan kebutuhan logistik
dalam pelaksanaan imunisasi rutin dan pelaksanaan ORI.
g. Perlunya meningkatkan cakupan imunisasi tidak hanya
imunisasi dasar tetapi imunisasi lanjutan dan BIAS untuk
anak sekolah.
h. Perlunya perbaikan sistem dan jejaring untuk mendekatkan
layanan ke masyarakat.
i. Perlunya sosialisasi dan peningkatan kapasitas petugas
imunisasi.
j. Selain pelaksanaan ORI untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit, perlu adanya pemberian profilaksis
yang compliance-nya tinggi untuk kontak erat kasus.
k. Perlunya penelitian dan pengembangan dalam hal
penilaian penggunaan profilaksis apakah sudah terjadi
resistensi obat dan apakah efektif menekan penularan
penyakit.
l. Perlunya inisiasi untuk penyusunan road map
penanggulangan difteri, seperti program eliminasi difteri.
m. Perlunya penguatan komunikasi dan kerja sama antar
lembaga pemerintah dan non pemerintah (tokoh agama,
masyarakat, komunitas, media dan publik figur).
n. Perlunya layanan informasi dan pengaduan masyarakat
terkait KLB difteri.
5. Aspek Manajerial
a. Perlunya perbaikan visualisasi data mengenai laporan
difteri pada Profil Kesehatan Indonesia, yang mencakup
adanya informasi atau data tambahan mengenai population
at risk, attack rate, dan cakupan imunisasi, agar analisis
dan interpretasi besaran masalah penyakit difteri
berdasarkan evidence based menjadi lebih tepat.
b. Perlunya penguatan manajemen dalam melakukan
epidemiological preparedness, untuk daerah yang
berbatasan atau dekat dengan daerah endemis atau KLB.
c. Perlunya penguatan manajemen dalam penggunaan atau
pemanfaatan data yang ada dalam memprediksi potensi
KLB.
d. Perlunya penguatan manajemen dalam penyebarluasan
informasi atau komunikasi publik mengenai imunisasi.
e. Perlunya penguatan manajemen sistem dan mekanisme
koordinasi data dan laporan, baik faskes primer dan faskes
rujukan.
3) MANAGERIAL :
a. Perlu peningkatan dalam sarana dan prasarana yang
mendukung tumbuh kembang anak dengan
multitalenta/kecerdasan majemuk (MI).
b. Khusus untuk TPA di Rumah sakit, lokasi TPA harus terpisah
dengan gedung rumah sakit
c. Perlu ada syarat wajib terkait pemeriksaan kesehatan secara
rutin bagi SDM TPA sejak penerimaan dan pemeriksaan
kesehatan berkala minimal setiap 6 bulan sekali
Sumber Daya
Pusat Analisis Determinan Kesehatan didukung oleh beberapa sumber daya
dalam mencapai kinerjanya. Sumber daya tersebut, antara lain adalah
Sumber Daya Manusia, Anggaran, dan Sarana Prasarana.
1. Sumber Daya Manusia
Pegawai Pusat Analisis Determinan Kesehatan sampai dengan tanggal 31
Desember 2018 berjumlah 43 orang, dengan rincian sebagai berikut:
1) Menurut Jabatan
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 3.60.
Grafik Jumlah Pegawai Menurut JabatanTahun 2018
566 6 55 6
333 2 2 211 1 2 2 11 1 3 11 111 1 1
3
111 001 011 10 0 0 0 0 0
JFU Arsiparis…
Analis Pengelola…
JFU Analis…
JFT Analis…
JFU Penata…
Pustakawan
JFU Perencana
JFU Arsiparis
JFU Adminkes
Es. II
Es. 3
Es. 4
JFU Prakom
JFT Prakom
JFU Bendahara
JFU Sekretaris
IV/c
Menurut Golongan IV/d 0%
IV/e 2%
III/a 2% IV/b
10% III/b 6% IV/a
16% 14%
III/c III/d
25% 25%
Gambar 3.62.
Grafik Komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 3.66
Sumber daya anggaran (dalam ribuan)
Anggaran
No. Indikator Kinerja
2016 2018 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Hasil analisis
kebijakan yang
disusun untuk
27.758.578 12.168.738 19.037.692 23.400.000
peningkatan
pembangunan
kesehatan
B. Realisasi Anggaran
Tabel 3.68
Realisasi anggaran berdasarkan program/kegiatan
2016 2017 2018
Alokasi anggaran
sesuai DIPA
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
[5831.001]
Kebijakan
Pembangunan
Kesehatan Berdasarkan 22.577.836.000 19.640.942.202 6.603.352.000 6.304.527.940 10.948.660.000 9.280.518.705
Analisis Determinan
Kesehatan
[Hasil Analisis]
[5831.002]
RS Vertikal yang
melaksanakan Revolusi - - 1.636.373.000 1.501.137.963 2.066.560.000 1.677.379.738
Mental Bidang
Kesehatan
Perbandingan target dan capaian tahun 2016 dan 2018 dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.69
Target dan Capaian IKK Persentase Jemaah Haji
Yang Mendapatkan Pembinaan Istithaah Kesehatan Haji
Tahun 2016 -2018
Adapun target Indikator kinerja Pusat Kesehatan Haji dari tahun 2015
s.d 2018 serta capaian hasil pemeriksaan kesehatan haji tahap II dan
penilaian istithaah di masing-masing provinsi tahun 2018 dapat dilihat pada
grafik dan tabel berikut:
Tahun Target
No Realisasi
Anggaran Indikator
1 2015 60% 60%
2 2016 65% 65,68%
3 2017 70% 84,90%
4 2018 75% 102,29 %
5 2019 80%
Permasalahan
1. Pelaksanaan inspeksi sanitasi kesehatan lingkungan hanya dapat
dilakukan di 14 embarkasi/debarkasi dari 18 embarkasi/debarkasi yang
direncanakan (77,7%). Namun demikian kegiatan tersebut tetap
dilakukan disemua embarkasi/debarkasi oleh KKP.
2. Penetapan jadwal pelaksanaan inspeksi sanitasi kesehatan lingkungan
asrama haji embarkasi/debarkasi dipengaruhi oleh kesiapan Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebagai pelaksana teknis di lapangan.
Pemecahan Masalah
Koordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan lintas sektor
lainnya.
Permasalahan
1. Dokter PIHK belum melakukan pembinaan terhadah jemaah haji PIHK
2. Belum ada pelatihan untuk dokter PIHK
Permasalahan
Masalah yang sering ditemukan adalah kartu hilang atau rusak setelah
terdistribusi kepada jemaah haji.
Pemecahan Masalah
KKJH yang rusak atau hilang dapat segera digantikan dengan kartu yang
baru oleh petugas kesehatan di pusat maupun di daerah.
Pemecahan Masalah
Memperbaiki spesifikasi bahan material gelang risti.
Permasalahan
1) APD diterima di Arab Saudi secara bertahap, dan ada sebagian yang
mengalami keterlambatan.
2) Perlu ruang penyimpanan APD yang cukup besar.
3) Perlu sumber daya yang cukup banyak untuk mendistribusikan APD
ke hotel-hotel tempat jemaah haji tinggal.
4) APD hanya dialokasikan untuk jemaah haji saja, tetapi petugas kloter
juga perlu disediakan APD.
5) Kacamata tidak mendapat izin masuk dan ditahan oleh pihak bea
cukai Arab Saudi.
Pemecahan Masalah
1) Segera mendistribusikan APD setelah diterima oleh Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan (PPHP).
2) Meminta kepada pihak penyedia (Kimia Farma Daawa) untuk
menyediakan kacamata sebagai pengganti kacamata yang ditahan
oleh bea cukai.
3) Meminta kepada pihak penyedia (Kimia Farma Daawa) untuk
menyediakan gudang penyimpanan sementara di Madinah.
4) Meminta kepada pihak penyedia (Kimia Farma Daawa) untuk
membantu TPP mendistribusikan APD kepada jemaah haji.
5) Meminta kepada pihak penyedia (Kimia Farma Daawa) untuk
menyediakan APD bagi petugas kloter.
Pemecahan Masalah.
1) Workshop dan konsolidasi persiapan rekrutmen dan pelatihan TKHI.
2) Sosialisasi obat-obatan formularium kesehatan haji.
Gambar 3.63
Komposisi Pegawai Pusat Kesehatan Haji tahun 2017 – 2018
Tabel 3.72
Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2018
Jumlah Pegawai
No Jenjang Pendidikan
PNS Honorer
1 SMP-SMA - 9
2 D3 6 -
3 S1 23 2
4 S2 28 -
5 S3 3 -
Jumlah 60 11
Tabel 3.73
Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan tahun 2018
No Jenis Jabatan Jumlah
1 Struktural 10
2 Administrator Kesehatan (JFU) 28
3 Analisi Kepegawaian (Analis Manajemen Kepegawaian) 2
4 Penata Laporan Keuangan 3
5 Arsiparis (Pranata Arsiparis) 2
6 Perencana 2
7 Bendahara 1
8 Pranata Komputer (Analis Sistem Informasi dan Jaringan) 3
9 Analis data (analis data dan informasi) 1
10 Perawat pemula 1
11 Penyuluh kesehatan masyarakat 1
12 Sanitarian Ahli pertama 1
13 Analis LHP (analis penyelesaian LHP/TGR/TP) 1
14 Pranata komputer pemula (pengelola teknologi informasi) 2
15 Pengelola BMN 1
16 Pranata Hubungan Masyarakat pemula (penyiap bahan 1
publikasi dan sosialisasi informasi)
17 Pegawai Pemerintah Non PNS (Pengemudi) 3
18 Pegawai Pemerintah Non PNS (Pramubakti) 1
19 Pegawai Pemerintah Non PNS (Admnistrasi) 1
20 Pegawai Pemerintah Non PNS (Kesekretariatan di Arab 1
Saudi)
21 Pegawai Pemerintah Non PNS (Pengelola KKHI Makkah) 2
22 Pegawai Pemerintah Non PNS (Pengelola Wisma Jeddah) 2
23 Pegawai Pemerintah Non PNS (Pengelola KKHi Madinah) 1
Total 71
Gambar 3.65.
Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2018
Tabel 3.75
Komposisi Pegawai (PNS) Pusat Kesehatan Haji Berdasarkan Kategori Usia
No Kelompok Usia 2018
1 < 31 tahun 0
2 31 – 40 tahun 22
3 41 – 50 tahun 28
4 51 – 58 tahun 10
Total 60
Pendidikan Jabatan
Perawat Pemula
dan Informasi)
Administrator
Kepegawaian
LHP/TP/TGR)
penyelesaian
Masyarakat
Analis LHP
Kesehatan
Kesehatan
Penyuluh
Jenis
(analis
Analis
No
Pegawai SMA D3 S1 S2
1 PNS 0 0 8 3 6 1 1 1 1 1
PPNPNS 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2
(Honorer)
Total 3 0 8 3 6 1 1 1 1 1
Gambar 3.66.
Peta Jabatan Pusat Kesehatan Haji tahun 2018
Kepala Subbidang Pengendalian Kepala Subbidang Fasilitasi Pelayanan Kepala Subbagian Keuangan
Faktor Risiko Kesehatan Haji dan Barang Milik Negara
Kelas 9 Kelas 9 Kelas 9
Jabatan KLS B K +/- Jabatan KLS B K +/- Jabatan KLS B K +/-
Administrator Administrator
8 0 2 -2 8 0 5 -5 Analis Keuangan 7 3 4 -1
Kesehatan Pertama Kesehatan Pertama
Epidemiolog Administrator
8 0 2 -2 7 5 2 3 Bendahara 7 2 1 1
Kesehatan Pertama Kesehatan
Sanitarian Pertama 8 1 1 0 Analis Kebijakan BMN 7 0 2 -2
Administrator Pengadministrasi
7 5 2 3 6 0 5 -5
Kesehatan Keuangan
Pengelola BMN 6 2 3 -1
Tabel 3.77
Pelatihan/Workshop Kompetensi Pegawai Pusat Kesehatan Haji tahun 2018
Jumlah
No Jenis Pelatihan/Wokshop Waktu Kegiatan
peserta
1 Pelatihan JFT Epidemiologi 1 22 Oktober – 2 November
2018
2 Pelatihan pengolahan data 1 18 – 21 Desember 2018
besar dan analisa model
skoring
3 Pelatihan GIS & Stat Planet 7 14 – 16 Oktober 2018
4 Pelatihan Infografis 14 20 – 23 November 2018
5 Pelatihan Perencanaan 2 13 – 17 Agustus 2018
18 – 19 Oktober 2018
6 Pelatihan Basic Trauma 1 17 - 21 September 2018
Cardiac Life Support (BTCLS)
7 Workshop pengembangan 35 10 – 12 September 2018
media cetak
8 TOT Fasilitator TKHI 5 November – Desember
2018
9 Pelatihan Arsiparis 2 6 – 10 Agustus 2018
Tabel 3.78
Daftar Pegawai Tugas Belajar Tahun 2018
Tabel 3.80
Realisasi Pendapatan dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja
Pusat Kesehatan Haji Tahun 2018
Dari tabel di atas, realisasi pendapatan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) sebesar Rp.1.019.374.580,- terdiri dari :
1. Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah
sebesar Rp.423.909.649,-
2. Pendapatan dari Untung Selisih Kurs Uang Persediaan sebesar
Rp.118.438.584,-
3. Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran Yang Lalu yaitu
berupa temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang tertuang dalam
Laporan Hasil Pemeriksaan nomor 01/HP/XIX/01/2018 tanggal 10 Januari
Gambar 3.67
Penghargaan dari Ketua Komite Kantor Urusan Haji Makkah Al Mukarramah
Gambar 3.68
Penghargaan dari Direktur Jenderal Kesehatan Daerah Makkah
Gambar 3.69
Penghargaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Klinik Kementerian
Kesehatan Arab Saudi
Gambar 3.70
Penghargaan dari Menteri Kesehatan pada Hari Kesehatan Nasional ke 54
Tabel 3.81
Capaian Target Kinerja Tahun 2015 – 2019
Kegiatan Peningkatan Kerja Sama Luar Negeri
Berdasarkan tren kinerja sejak tahun 2015 sampai dengan 2019, dapat
disimpulkan bahwa pencapaian kinerja dalam periode jangka menengah tahun
2015-2019 dapat dicapai, sebagaiman disajikan pada grafik di bawah ini :
Gambar 3.71.
Grafik Target Kinerja dan Realisasi Kinerja sesuai Renstra
Kementerian Kesehatan 2015 – 2019
Tabel 3.82
Pengukuran Kinerja
Biro Kerja Sama Luar Negeri, Tahun 2018
Sasaran Strategis/
No Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
Kegiatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Berikut rincian capaian kinerja Biro Kerja Sama Luar Negeri Tahun 2018 :
B. REALISASI ANGGARAN
Anggaran Biro Kerja Sama Luar Negeri pada awal tahun 2018 sebesar Rp.
18.095.320.000,00 sesuai dengan DIPA Biro Kerja Sama Luar Negeri No.SP
DIPA-024.01.1.648428/2018 dengan rincian belanja barang sebesar Rp.
15.713.733,00 dan belanja modal sebesar Rp. 2.381.587,00.
Tabel 3.84
Perbandingan DIPA dan Realisasi Tahun 2015 - 2019
Kegiatan Peningkatan Kerja Sama Luar Negeri
(dalam rupiah)
Tahun Anggaran DIPA Realisasi Presentase
Tahun 2015 12.145.931.000 8.366.939.371 68.89 %
Tahun 2016 10.369.663.000 9.029.049.328 87.07 %
Tahun 2017 9.502.055.000 9.395.889.481 98.88 %
Tahun 2018 25.103.545.000 22.473.883.189 89.52 %
Tahun 2019 21.000.000.000 0 0%
Sumber : Aplikasi eMonev Anggaran Kementerian Keuangan dan Renstra Kemenkes
2015-2019
Gambar 3.73.
GrafikPerbandingan DIPA dan Realisasi Tahun 2015 – 2019
Kegiatan Peningkatan Kerja Sama Luar Negeri
30.000.000.000
25.000.000.000
20.000.000.000
DIPA
15.000.000.000
Realisasi
10.000.000.000
5.000.000.000
0
2015 2016 2017 2018 2019
Sesuai dengan Laporan Keuangan Biro Kerja Sama Luar Negeri Tahun
2018, realisasi anggaran Biro Kerja Sama Luar Negeri sampai dengan 31
Desember 2018 sebesar 89.52% dari pagu Rp. 25.103.545.000,00. Sisa
anggaran Biro Kerja Sama Luar Negeri pada tahun 2018 sebesar Rp.
2.629.661811,00 atau sebesar 10.48% dari total pagu Rp. 25.103.545.000,00.
Berdasarkan capaian kinerja yang ditetapkan pada awal tahun 2018, Biro
Kerja Sama Luar Negeri telah mencapai 100%. Pada monitoring evaluasi kinerja
penganggaran yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan dalam aplikasi e-monev anggaran PMK 248, dinyatakan
bahwa dari 3 output beserta keluarannya sesuai DIPA/POK Biro Kerja Sama
Luar Negeri Tahun Anggaran 2018, telah mencapai 100% dengan nilai kinerja
sebesar 92,47%.Ketiga output tersebut adalah :
Tabel 3.85
Evaluasi Capaian Kinerja dan Anggaran
Kegiatan Peningkatan Kerja Sama Luar Negeri, Tahun 2018
Nama
No. Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Target Capaian %
Output
C. Analisa Keberhasilan
Pencapaian kinerja tersebut di atas, terkait langsung dengan sumber daya
yang tersedia di Biro Kerja Sama Luar Negeri, khususnya pembiayaan
pelaksanaan kegiatan.
Seperti diuraikan sebelumnya, dibalik terpenuhinya target jumlah
kesepakatan kerja sama luar negeri di bidang kesehatan yang diimplementasikan
pada tahun 2018, terdapat sejumlah kegiatan atau upaya yang telah dilakukan
sebagai pendukung keberhasilan tersebut, yaitu :
a. Keberhasilan Indonesia atau Kementerian Kesehatan menyelenggarakan
pertemuan internasional.
b. Komitmen pimpinan nasional dan Kementerian Kesehatan untuk mengikuti
perkembangan isu-isu internasional, terutama terkait bidang kesehatan.
c. Tersedianya dukungan pembiayaan yang cukup.
Meskipun hasilnya cukup baik, sejumlah tantangan/permasalahan masih
perlu menjadi perhatian Kementerian Kesehatan. Tantangan tersebut adalah :
1) Dinamika internasional berlangsung dengan sangat cepat, khususnya
perkembangan isu-isu politik dan ekonomi. Kesehatan merupakan isu yang
tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh perkembangan isu-isu lainnya di
dunia internasional.
2) Sumber daya manusia di Kementerian Kesehatan yang memiliki kompetensi
untuk berkontribusi di forum internasional masih terbatas. Ini akan
berpengaruh pada mutu kesepakatan internasional yang dihasilkan.
3) Masih belum optimalnya koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait
kerja sama internasional di bidang kesehatan.
4) Pada saat proses penyusunan kertas posisi, khususnya terkait pengumpulan
bahan-bahan kertas posisi dimaksud masih sulit didapatkan. Hal ini
dikarenakan Biro Kerja Sama Luar Negeri memiliki akses yang terbatas
Tabel 3.86
Perbandingan Target dan Capaian Indikator Kinerja Utama KKI Tiga Tahun
Terakhir 2016, 2017 dan 2018
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Sasaran Indikator
Target Capaian % Target % % Target Capaian %
Terselenggara 1. Jumlah
nya registrasi penanganan
dr/drg, kasus
pendidikan pelanggaran 37 40 108.11 39 65 166.67 41 49 119.5
profesi, disiplin dr & drg
pembinaan yang
serta terselesaikan
Pencapaian kinerja Utama dari dua indikator tersebut pada tahun 2018,
digambarkan dengan tabel di bawah ini.
A. CAPAIAN KINERJA
Tabel 3.87.
Pencapaian Kinerja Utama Konsil Kedokteran Indonesia Tahun 2018
Tahun 2018
Sasaran Indikator
Target Capaian %
Jumlah penanganan
Terselenggaranya
kasus pelanggaran
registrasi dr/drg, 41 49 119.5
disiplin dr & drg yang
pendidikan,
terselesaikan
profesi, pembinaan
serta penanganan Jumlah Surat Tanda
kasus dugaan Registrasi (STR) dokter
pelanggaran dan dokter gigi yang
20.000 47.403 237.02
disiplin dokter dan teregristrasi dan
dokter gigi terselesaikan tepat
waktu
80.000 72.011
72.000
70.000
60.000 52.780
47.123
50.000
40.000 35.000
30.000 20.000
20.000
10.000
-
2016 Target
2017 Realisasi 2018
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa capaian Kinerja Lain (Pendukung) yang
telah ditetapkan keduanya mencapai target 100%.
Tabel 3.89
Capaian Kinerja Bagian Standardisasi Pendidikan Profesi Tahun 2018
Tabel 3.91
Rekapitulasi Permohonan Pengesahan Standar Pendidikan Dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi Dan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis
Tahun 2018
STANDAR
NO KOLEGIUM PENDIDIKAN/ KETERANGAN
KOMPETENSI
Bedah Anak Perkonsil 52 tahun 2018 tentang Standar
1 Indonesia Bedah Anak Pendidikan Profesi dan Standar Kompetensi
Dokter Spesialis Bedah Anak
Ilmu
Kedokteran
Kedokteran
2 Keluarga Layanan Perbaikan
Keluarga
Primer (KKLP)
Indonesia
Gizi Klinik
4 Gizi Klinik Proses pengesahan di Kemenhumkam
Indonesia
Kedokteran
Kedokteran
5 Kelautan Perbaikan
Kelautan
Emergensi Emergensi
6 Proses harmonisasi dengan Kemenhumkam
medisin medisin
Ilmu Penyakit Ilmu Penyakit
7 Jantung dan Jantung dan Proses harmonisasi dengan Kemenhumkam
Pembuluh Darah Pembuluh Darah
Standar spesialis
dan subspesialis
Ilmu Kesehatan
8 Ilmu Kesehatan Perbaikan
Anak Indonesia
Anak
PERMOHONAN PLACEMENT
NO KELULUSAN ADAPTASI
BARU TEST
1 Dr WNI LLN 14 14 53
TOTAL 74 74 113
Tabel 3.93
Surat Persetujuan Alih Iptek Tahun 2018
Berkas
Berkas Permohonan Surat Persetujuan Jumlah Surat
Ditolak
Permohonan Online (Hands dan Rekomendasi NonHands On
On)
Dokter 8
34 39 25 3
Spesialis
Dokter Gigi 0
2 2 0 0
Spesialis
8
TOTAL 36 41 25 3
Tabel 3.94
Tabel Kegiatan Bagian Registrasi
Uraian
No Tujuan Kegiatan Output
Kegiatan
Tabel 3.95
Capaian Kinerja Bagian Registrasi
Tabel 3.96
Rekapitulasi Capaian STR 2018
Registrasi
2 8.212 2.566 3.403 343 14.524
Ulang
Peningkatan
5 2.732 375 3.107
Kompetensi
Selesai
6 11.533 11.533
Internsip
Penurunan
7 1 1
Kompetensi
Total 49 Kali
Tabel 3.97
Capaian Kinerja Perancangan Peraturan 2018
Tabel 3.99
Kinerja Sub Bagian Bantuan Hukum Tahun 2018
7 Kali
Monitoring dan Evaluasi
(Surabaya, Jakarta, Pekanbaru,
1 Pelaksanaan Sanksi Disiplin 6 Kali
Kalimatan Timur, Medan,
Kedokteran
Jakarta, Padang)
7 Propinsi
Bimbingan Teknis Peningkatan
(Ternate, Bali, Labuan Bajo,
2 Pemahaman Profesionalisme 6 Provinsi
Bandung, Medan, Palembang dan
Dokter dan Dokter Gigi
Tangerang Selatan)
Gambar 3.76
GrafikSertifikat Kelaikan Praktik Kedokteran tahun 2018
C. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Pelaksanaan kegiatan dan program KKI 2018 tidak terlepas dari upaya-
upaya seluruh personel di KKI. Terdapat 3 (tiga) unsur dalam organisasi
KKI yaitu anggota Konsil Kedokteran Indonesia, anggota Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, dan staf Sekretariat Konsil
Kedokteran Indonesia Berikut sumber daya manusia yang ada di KKI
tahun 2018:
Gambar 3.77.
Gambar Struktur Organisasi Konsil Kedokteran Indonesia
Gambar 3.78.
Struktur Organisasi Majelis Kehormatan Disiplin Indonesia
NO TENAGA JUMLAH
I Menurut Jabatan
A. Struktural
• Eselon I
• Eselon II 1
• Eselon III 4
• Eselon IV 12
B. Fungsional 1
C. Staf 47
D. Tenaga Kontrak 28
Jumlah 93
II Menurut Golongan
• Golongan IV 10
• Golongan III 45
• Golongan II 10
• Golongan I -
III Menurut Pendidikan
• S3 1
• S2 18
• S1 25
• Sarjana Muda/D3 7
• SLTA 13
2 PNBP 6.398.019.000
TOTAL 34.565.651.000
Tabel 3.103
Perbandingan pencapaian Program/kegiatananggaran di
Tahun 2018
Tabel 3.104
Barang Milik Negara yang menjadi Aset Sekretariat
Konsil Kedokteran Indonesia
AKUN NERACA JUMLAH
KODE URAIAN
117111 Barang Konsumsi 2.332.449.400
117113 Bahan untuk Pemeliharaan 0
117128 Barang Persediaan Lainnya untuk 0
dijual/diserahkan ke masyarakat
117131 Bahan Baku 0
131111 Tanah 113.300.000.000
132111 Peralatan dan Mesin 13.395.464.676
133111 Gedung dan Bangunan 41.257.824.000
134113 Jaringan 0
135121 Aset Tetap Lainnya 69.761.780
136111 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0
137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (11.595.778.553)
137211 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan (458.378.444)
137313 Akumulasi Penyusutan Jaringan 0
162151 Software 4.372.489.520
162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 0
JUMLAH
159.491.979.869
2018
No Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi %
1 Perumusan pedoman penguatan Jumlah pedoman penguatan 2 Dok 2 Dok 100%
secondary prevention pelayanan secondary prevention
kesehatan dalam JKN yang pelayanan kesehatan dalam
ditetapkan JKN
2 Perumusan pedoman untuk Jumlah pedoman untuk - - -
optimalisasi pemanfaatan optimalisasi pemanfaatan
berbagai sumber dana untuk berbagai sumber dana untuk
mendukung upaya promotiF dan mendukung upaya promotif dan
preventif di puskesmas preventif di puskesmas
3 Skema pembiayaan melalui Jumlah skema pembiayaan - - -
kerjasama pemerintah dan swasta melalui ppp kerjasama
(KPS) di bidang kesehatan. pemerintah dan swasta (KPS)
di bidang kesehatan yang
dihasilkan
4 Dihasilkannya bahan kebijakan 1 Jumlah hasil kajian/monev 5 Dok 7 Dok >100%
teknis Pengembangan pengembangan pembiayaan
Pembiayaan Kesehatan dan kesehatan dan JKN/KIS
Jaminan Kesehatan Nasional
2 Jumlah dokumen hasil 2 Dok 2 Dok 100%
(JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)
Health Technology
Assessment (HTA) yang
disampaikan kepada
Menteri Kesehatan
T R
1 Jumlah pedoman • Jumlah Kebijakan 2 2 1. Pedoman Deteksi Dini Faktor
penguatan Teknis/Rancangan /Draft Resiko Penyakit Jantung dan
secondary yang disusun tentang Pembuluh Darah Program
prevention Pedoman Deteksi dini/ JKN
pelayanan Skrining Program JKN 2. Pedoman Deteksi Dini Faktor
kesehatan dalam • Cara Perhitungan, yaitu Resiko Penyakit Ginjal Kronik
JKN Jumlah Kebijakan (PGK) Dalam Program JKN
Teknis/Rancangan /Draft
tentang Pedoman Deteksi
dini/ Skrining Program JKN
yang dihasilkan selama 5
tahun dan dijabarkan pada
tiap tahunnya.
2 Jumlah bahan 1 • Jumlah rancangan /Draft 5 7 1. Draft Grouper INA CBGs
kebijakan teknis Peraturan Pemerintah, 2. Perhitungan Pembiayaan
Pengembangan Peraturan Presiden, Pelayanan Paliatif Pasien
Pembiayaan peraturan Menteri Kanker Stadium Terminal
Kesehatan dan Kesehatan, Keputusan Dalam JKN
Jaminan Menteri Kesehatan, 3. Perpres Nomor 82 Tahun
Kesehatan Kajian/studi, Draft 2018 tentang Jaminan
Nasional Kebijakan Teknis, Kesehatan
(JKN)/Kartu Dokumen monitoring- 4. Analisis Efisiensi
Indonesia Sehat evaluasi JKN yang Pembiayaan Kesehatan Pada
(KIS) disusun dalam rangka Program Kesehatan
pengembangan Bersumber BOK Puskesmas
pembiayaan kesehatan Tahun 2017
dan JKN/KIS 5. National Health Account
• Cara Perhitungan, yaitu (NHA)
jumlah rancangan /Draft 6. Permenkes Nomor 40 Tahun
peraturan pemerintah, 2018 tentang Pedoman
peraturan presiden, Pelaksanaan Kerjasama
peraturan Menteri Pemerintah Dengan Badan
Kesehatan, Keputusan Usaha Dalam Penyediaan
Menteri Kesehatan, Infrastruktur Daerah
Kajian/studi, Kebijakan 7. Evaluasi Nasioanal
Teknis, Dokumen Pelaksanaan Program JKN
monitoring-evaluasi JKN
yang dihasilkan dalam
Gambar 3.80.
Belanja Kesehatan Indonesia 2010-2016
Gambar 3.82
Distribusi Pegawai PPJK Berdasarkan Pendidikan dan Usia
Gambar 3.83
Realisasi Anggaran PPJK TA 2018
Gambar 3.84
Realisasi Anggaran PPJK TA 2016-2018
Alokasi Realisasi
Tabel 3.109
Realisasi Anggaran PPJK 2017-2018
Dalam Ribuan
2017 2018
No Indikator Kinerja
Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %
1 Jumlah penduduk yang 25.502.400.000 25.417.797.053 99,6 25.502.400.000 25.492.043.146 99.6
menjadi peserta
Penerima Bantuan
Iuran (PBI) melalui
Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/Kartu
indonesia Sehat (KIS)
2 Jumlah pedoman 234.965 233.181,1 99,2 500.000 221.669,1 44,3
penguatan secondary
prevention pelayanan
kesehatan dalam JKN
3 Jumlah skema 101.570 100.536 98,9 - -
pembiayaan melalui
ppp kerjasama
pemerintah dan swasta
(KPS) di bidang
kesehatan yang
dihasilkan
4 Jumlah pedoman untuk 772.515.000 770.134,4 99,6 - -
optimalisasi
pemanfaatan berbagai
sumber dana Kapitasi
JKN dan BOK untuk
mendukung upaya
promotif dan preventif di
Puskesmas
100%
95%
53.524.800.000 90,78% 88,48%
90%
23.097.060.000
85%
86,47% 29.734.111.000
80%
75%
2016 2017 2018
Pada tabel diatas tergambarkah bahwa jumlah PBI tahun 2018 tiap
bulannya mengalami fluktuatif (kenaikan/penurunan), hal ini disebabkan
adanya perubahan peserta yang meninggal, peserta ganda, perubahan
status, dan bayi baru lahir sehingga timbul perbedaan antara peserta PBI
yang ditetapkan dengan peserta yang terdaftar. Perbedaan tersebut
didapatkan dan didasari dari data PBI yang dibayarkan kapitasinya oleh
BPJS Kesehatan ke FKTP yang disampaikan kepada PPJK. Agar
diperoleh ketepatan/presisi terhadap realisasi capaian PBI dan
menghindari terjadinya kerugian negara yang disebabkan pembayaran
Iuran PBI JKN kepada peserta yang tidak tepat, maka dilakukan
rekonsiliasi data antara PPJK dan BPJS Kesehatan setiap triwulan
Tabel 3.111
Gambaran Realisasi PBI Per Bulan
Tabel 3.112a
Anggaran dan Realisasi Satker Lingkup Sekretariat Jenderal
Tahun 2016-2018
2016 2017 2018
PROGRAM KEGIATAN
PAGU REALISASI % PAGU REALISASI % PAGU REALISASI %
Program Dukungan Manajemen HUKOR 24.761.232.000 16.026.788.205 64,73 10.099.587.000 9.847.353.456 97,50 17.512.388.000 16.523.604.199 94,35
dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Kementerian Kesehatan ROPEG 79.121.860.000 40.909.236.708 51,70 42.132.278.000 41.033.108.005 97,39 36.434.722.000 33.920.171.325 93,10
ROKEU BMN 28.672.687.000 21.487.127.991 74,94 14.403.473.000 14.280.126.662 99,14 26.112.081.000 24.467.891.455 93,70
ROREN 54.465.370.000 46.562.405.480 85,49 32.363.441.000 31.784.509.539 98,21 82.005.170.000 69.291.767.815 84,50
ROUM 3.123.267.237.000 2.930.305.552.584 93,82 2.237.111.150.000 1.061.000.062.987 47,43 1.752.685.749.000 1.144.761.251.331 65,31
PUSDATIN 81.948.393.000 63.530.785.234 77,53 80.388.963.000 76.898.181.841 95,66 113.476.508.000 108.264.687.288 95,41
BKLN 14.107.888.000 9.029.049.328 64,00 9.502.055.000 9.395.889.481 98,88 25.103.545.000 22.236.807.314 88,58
HAJI 268.547.558.000 216.143.631.886 80,49 280.662.786.000 257.787.325.442 91,85 307.016.647.000 290.328.183.466 94,56
ROKOM 62.379.728.000 52.393.119.903 83,99 42.494.256.000 39.848.836.385 93,77 50.338.535.000 45.374.006.263 90,14
KRISIS 55.795.030.000 36.756.700.534 65,88 28.204.081.000 28.011.901.578 99,32 41.988.806.000 40.151.573.835 95,62
KKI 44.669.802.000 27.266.254.961 61,04 26.947.033.000 25.595.882.473 94,99 34.565.651.000 30.487.705.479 88,20
PADK 37.711.192.000 23.351.563.796 61,92 12.168.738.000 11.554.354.152 94,95 19.387.692.000 15.179.293.306 78,29
TOTAL DUKMAN 3.875.447.977.000 3.483.762.216.610 89,89 2.816.477.841.000 1.607.037.532.001 57,06 2.506.627.494.000 1.840.986.943.076 73,44
Program Penguatan PPJK 25.559.200.639.000 24.847.017.645.016 97,21 25.516.806.683.000 25.431.980.010.319 99,67 25.552.277.623.000 25.523.203.326.829 99,89
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional
TOTAL SETJEN 29.434.648.616.000 28.330.779.861.626 96,25 28.333.284.524.000 27.039.017.542.320 95,43 28.058.905.117.000 27.364.190.269.905 97,52
Tabel 3.113
Rincian Pagu Anggaran Awal Satuan Kerja Tahun 2018
Tabel 3.14
Pagu Anggaran pada Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Tabel 3.116
Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Berdasarkan IKP
Tahun Anggaran 2016
Indikator Kinerja
No Anggaran Realisasi %
Program
1. Harmonisasi Dukungan
Manajemen dan
4,001,944,000,000 3,584,169,000,000 89,60%
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
2. Penduduk yang menjadi
peserta Penerima luran
(PBI) melalu Jaminan
25,612,725,000,000 24,893,300,000,000 97,20%
Kesehatan Nasional
(JKN)/ Kartu Indonesia
Sehat (KIS) (dalam juta)
TOTAL 29,614,670,000,000 28,477,469,000,000 96,16%
Tabel 3.117
Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Berdasar IKP
Tahun Anggaran 2017
Indikator Kinerja
No Anggaran (Rp) Realisasi %
Program
1. Harmonisasi Dukungan
Manajemen dan 2,860,448,000,000
1,617,159,000,000 56,50%
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
2. Penduduk yang menjadi
peserta Penerima luran
(PBI) melalu Jaminan 25,539,904,000,000
25,452,947,000,000 99,70%
Kesehatan Nasional
(JKN)/Kartu Indonesia
Sehat (KIS) (Dalam juta)
TOTAL 28,400,352,000,000 27,070,106,000,000 95,32%
Indikator Kinerja
No Anggaran (Rp) Realisasi %
Program
1. Harmonisasi Dukungan 2,506,627,494,000 1,840,986,943,076 73,44
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
2. Penduduk yang menjadi 25,552,277,623,000 25,523,203,326,829 99,89
peserta Penerima luran
(PBI) melalu Jaminan
Kesehatan Nasional
(JKN)/Kartu Indonesia
Sehat (KIS) (Dalam juta)
TOTAL 28,058,905,117,000 27,364,190,269,905 97,52
Tabel 3.119
Target dan Capaian IKP Sekretariat Jenderal
Tahun 2016-2018 dan Tahun 2019
A. Kesimpulan
1. Pada tahun 2018, Sekretariat Jenderal dapat mencapai target 2
indikator kinerja program yaitu meningkatnya koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian
Kesehatan dengan capaian sebesar 114,90% dan terselenggaranya
penguatan Jaminan Kesehatan Nasional (JK)) / Kartu Indonesia Sehat
(KIS) dengan capaian 100,08%
2. Dari sisi anggaran, berdasarkan data OMSPAN dimana pagu akhir
alokasi anggaran Sekretariat Jenderal diluar dekon sebesar
Rp.28.058.905.117.000,- (dua puluh delapan trilyun lima puluh delapan
milyar sembilan ratus lima juta seratus tujuh belas ribu rupiah) dan
terealisasi sebesar Rp.27.364.190.269.905,- (dua puluh tujuh trilyun tiga
ratus enam puluh empat milyar seratus sembilan puluh juta dua ratus
enam puluh sembilan ribu sembilan ratus lima rupiah) atau dalam
presentase realisasi sebesar 97,52%, lebih tinggi dari realisasi tahun
2017 sebesar 95,32%. Keberhasilan Sekretariat Jenderal dalam
mencapai target kinerja pada tahun 2018 ini diharapkan dapat menjadi
parameter agar kegiatan-kegiatan di tahun mendatang dapat
dilaksanakan lebih efektif, efisien, dan akuntabel. Segala kekurangan
dan hal-hal lain yang menjadi hambatan dalam pencapaian target yang
sudah direncanakan dapat dicarikan solusi serta diselesaikan dengan
mengedepankan profesionalisme di lingkungan Sekretariat Jenderal.
B. Tindak Lanjut
1. Indikator Renstra dijabarkan dalam indikator Renja-K/L dan tuangkan
dalam RKA-K/L sesuai dengan kebutuhan anggarannya, sehingga
antara Renstra, Renja dan RKA-K/L dapat selaras dan sejalan.
2. Penetapan indikator kinerja harus dilakukan dengan cermat,
menggunakan indikator yang dapat diukur, sesuai tugas pokok dan
fungsinya, data dapat dipenuhi oleh unit pelaksana, serta memenuhi
kaidah SMART.
3. Sinergi antara perencana, pelaksana, dan pemantau (monev) sehingga
terjadi keterpaduan dalam menjangkau akuntabilitas kinerja, perlu
dipertahankan dan terus ditingkatkan.
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti
yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan
pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
terhadap capaian kinerja dari perjanjian dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam
rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Program Anggaran