Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sabrina Kaneishia

Kelas : XII MIPA 3


No. Absen : 32

Keluh Kesah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)


Sejak pandemi Covid-19 melanda pada awal tahun 2020 disebagian besar Negara di
dunia, termasuk salah satunya Indonesia. Terdapat banyak dampak yang ditimbulkan dari
merebaknya virus tersebut. Dampak virus corona pada mulanya sangat berpengaruh pada
sektor perekonomian, tetapi saat ini juga dirasakan oleh dunia pendidikan.
Dunia pendidikan terpaksa memindahkan proses belajar mengajar dari sekolah ke
rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Kegiatan belajar dari rumah
tersebut mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi atau universitas sebagian
besar mengambil alternatif pembelajaran jarak jauh secara online. Selain melakukan
pembelajaran jarak jauh secara daring, ada beberapa lembaga pendidikan yang melakukan
kegiatan pembelajaran secara luring (luar jaringan/offline) dengan tetap menerapkan protocol
kesehatan.
Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa
tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang
menggunakan jaringan internet. Dalam kegiatannya guru harus memastikan kegiatan belajar
mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah.
Selain menerapkan sistem pembelajaran secara daring, beberapa daerah ada yang
menerapkan sistem pembelajaran luring (luar jaringan/offline) dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan. Pembelajaran luring dapat dilakukan melalui media cetak seperti modul
belajar mandiri, lembar kerja siswa, bahan ajar cetak, alat peraga dan media belajar dari
benda di lingkungan sekitar.
Dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara daring dengan berbagai
keterbatasan kemampuan maupun sarana dan prasarana. Sarana dan prasana tersebut adalah
berupa handphone, laptop dan jaringan bagi guru dan peserta didik serta kemampuan yang
masih terbatas dalam pemanfaatan teknologi membuat pelaksanaan pembelajaran daring
harus tetap diupayakan berjalan. Hal ini dilakukan agar proses transformasi ilmu pengetahuan
kepada peserta didik tidak terganggu dan bias berjalan dengan lancar.
Media sosial yang dapat digunakan dalam menunjang PJJ ini sangat beragam
bentuknya. Kegiatan tersebut dapat melalui media group Whatsapp, Google Classroom,
Email, Telegram, dan aplikasi belajar online lainnya. Selain itu untuk pembelajaran secara
sinkronus guru juga memanfaatkan media Google Meet, Zoom Cloud Meeting, Cisco Webex
dan lain sebagainya.
Pemanfaatan media belajar online tersebut diperlukan koneksi jaringan yang stabil.
Dalam hal ini dibutuhkan ketersediaan kuota supaya koneksi internet dapat digunakan dalam
kegiatan PJJ ini. Harga kuota internet yang tidak murah membuat banyak siswa maupun
orang tua yang mengeluh dan yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan
jaringan internet.
Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka
harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka
yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga
akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap
mengikuti pembelajaran daring.
Kendala tersebut bisa menjadi hambatan dalam proses pembelajaran. Namun guru
tentu memaklumi keadaan tersebut dan memberikan solusi dan jalan keluar terhadap
permasalahan yang dihadapi kepada peserta didik agar peserta didik tetap bisa mengikuti
proses pembelajaran. Tugas dapat diambil dan dikumpulkan disekolah saat kondisi aman dan
tetap mematuhi protokol kesehatan. Gangguan jaringan atau sinyal dengan memberikan
rentang waktu pengerjaan yang lebih lama sehingga pengerjaan tugas tidak menjadi beban
berat.
Dari beberapa permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena
beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang
disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa. Berdasarkan pengalaman
mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan
hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk, sehingga kemungkinan
akan menumpuk.
Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan
membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan ketersediaan internet dan
aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk
melakukan bimbingan teknik online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi
kepada orangtua dan siswa melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara
pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai