Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam menempatkan akhlak pada tempat yang sangat strategis, hal ini
terwujud dalam bebrapa hal diantaranya; Rassulullah SAW diutus kepada
umatnya untuk membawa risalah yang telah diwahyukan Allah SWT
melalui Malaikat Jibril AS, diantaranya yaitu untuk menyempurnakan
Akhlak. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam salah satu hadisnya;
“Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan keluluran Akhlak.
(HR.Malik). mendefinisikan agama sebagai akhlak yang baik. Dalam sabda
Rasulullah SAW, ketika beliau ditanya tentang makna agama, Beliu
menjawab; “bahwa agama adalah akhlak yang baik”. Rasulullah SAW
juga bersabda “Timbangan yang berat pada hari perhitungannanti adalah
Takwa kepad Allah dan Akhlak yang mulia”.
A. Pengertian Akhlak
B. Macam-macam akhlak dan aktualisasinya dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ahlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti
tabeat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya,
akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa
mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu
pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau
kelakuan. Sedangkan menurut para ahli, pengertian akhlak adalah
sebagai berikut:
Menurut Abu Hamid Al Ghazali : Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam
jiwa manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan
dengan senang dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa
adanya renungan terlebih dahulu.
Menurut Ahmad bin Mushthafa : Akhlak merupakan sebuah ilmu yang
darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu
ialah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan
berpikir, marah dan syahwat atau
a. Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong. Seorang
muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, benar hati,
benar perkataan dan benar perbuatan. Rasulullah memerintahkan setiap
muslim untuk selalu shidiq, karena sikap shidiq membawa kepada kebaikan,
dan kebaikan akan mengantarkannya ke surga.Shidiq (benar) meliputi benar
perkataan, benar pergaulan, benar kemauan, benar janji dan benar kenyataan.
b. .Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah lahir
dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar
pula sifat amanah pada dirinya.Bentuk amanah dapat berupa tidak
menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan tertentu, menunaikan kewajiban
dengan baik dan memelihara semua nikmat yang diberikan Allah SWT.
c. Istiqamah
d. Iffah
Iffah yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri tersebut, dia harus dapat
mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari hal-hal yang haram, bahkan
kadang-kadang harus juga menjaga dirinya dari hal-hal yang halal karena
bertentangan dengan kehormatan dirinya..
e. Tawadhu’
Tawadhu’ artinya rendah hati, kebalikan dari sombong atau takabur. Orang
yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih hebat dari orang lain.
Rendah hati berbeda dengan rendah diri.Sikap tawadhu’ adalah sifat mulia
yang lahir dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah atas semua hamba-
Nya.
f. Malu
g. Sabar
Sabar bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena
mengharapkan ridho Allah. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan
mengekang diri dari mempertuhankan hawa nafsu.
h. Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa
harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf kepada, tetapi boleh jadi
karena hambatan psikologis menyebabkan seseorang tidak mau meminta
maaf,
Kebalikan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu menahan rasa permusuhan
di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas.
2. Memulai salam
7. Menutup Aib.
Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal
keturunan anak. Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua
menyayangi dan mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan
mencintai dirinya sendiri. Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari anak
atas semua pengorbanan yang diberikan kepada anak. Harapan orang tua
hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah, anak
yang memberi kebahagiaan orang di dunia dan mendo’akan mereka setelah
mereka meninggal dunia.Atas dasar itu, antara lain yang menyebabkan
ujseorang anak harus berbakti kepada orang tua.
Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak
mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang disampaikan anaknya. Hal ini
juga mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang
tuanya yang sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang
paling besar kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk
orang tuanya dan do’a oaring fakir untuk orang kaya.Kita sebagai anak,
meskipun orang tua kita sudah wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang
wajib dihormati, oleh sebab itu, kewajiban anak terhadap mereka berlanjut
sampai mereka wafat.
Alam adalah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta isinya,
selain Allah. Allah melalui Al-Qur’an mewajibkan kepada manusia untuk
mengenal alam semesta beserta isinya. Manusia sebagai khalifah diberi
kemampuan oleh Allah untuk mengelola bumi dan mengelola alam semesta
ini. Manusia diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih
kepada alam seisinya. Oleh karena itu, manusia mempunyai tugas dan
kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni memakmurkan, mengelola, dan
melestarikan alam, sebagaimana firman-Nya: “Dia menciptakan kalian dari
bumi dan menjadikan kalian sebagai pemakmurnya.” (QS. Al-Anbiya’
21:107)
Dalam Islam ada aturan untuk mengendalikan diri dalam berinteraksi dengan
alam, yaitu ketika sedang melakukan ihram, seseorang dilarang mencabuti
tumbuhan dan berburu binatang.Pada intinya, etika Islam terhadap alam
semesta hanya mengajarkan satu hal saja yaitu perintah untuk tidak
melakukan kerusakan di muka bumi.Akhlak manusia terhadap alam bukan
semata-mata untuk kepentingan alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara,
melestarikan dan memakmurkan alam ini. Dengan memenuhi kebutuhannya
sehingga kemakmuran, kesejahteraan, dan keharmonisan hidup dapat terjaga.
Berakhlak dengan alam sekitar dapat kita lakukan dengan cara melestarikan
alam sekitar sebagai berikut :
Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan terjadi akibat manusia
tidak sadar, sombong, egois, rakus dan angkuh dan hal itu merupakan bentuk
akhlak yang buruk dan sangat tidak terpuji.Musibah yang menimpa manusia
pada hakekatnya adalah natijah (peringatan) dari perbuatannya sendiri. Ini
sesuai dengan hukum kausal karena manusia merusak lingkungannya sendiri,
maka timbullah berbagai kesulitan hidup dan malapetaka. Jadi, sebagai
konsekuensi dari perbuatan melakukan kerusakan itu, manusia harus
bertanggungjawab. Tanggungjawab di dunia berupa :
Dengan demikian manusia bukan saja dituntut agar tidak alpa dan tidak
angkuh terhadap sumber daya yang dimiliknya, melainkan juga dituntut
untuk memperhatikan apa yang sebenarnya dikehendaki oleh pemilik (Tuhan)
menyangkut apa yang berada di sekitar manusia.firman Allah: “Kami tidak
menciptakan langit dan bumi serta yang berada di antara keduanya, kecuali
dengan (tujuan) yang hak dan pada waktu yang ditentukan.” (QS. Al-Ahqaf
46:3)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran