Sadarkah kita sebagai masyarakat Indonesia, kehidupan sekarang tidak bisa lepas dari yang Namanya
Usaha Mikro, Kecil & Menengah (UMKM)? Contohnya, di pagi hari saat anda sedang bersiap-siap
untuk bekerja dan anda memutuskan untuk membuat secangkir kopi, namun ternyata anda kehabisan
stok kopi di dapur. Sehingga anda membelinya di suatu warung atau toko sembako dekat rumah.
Sebelum kita melanjutkan ke pembahasan yang lebih jauh, mari cari tahu dulu apa yang dimaksud
dari UMKM.
Apa itu UMKM? Pengertian tentang UMKM sebenarnya sudah dijelaskan secara jelas dalam UU No.
20/2008. Pada undang-undang tersebut, disebutkan bahwa UMKM adalah perusahaan kecil yang
dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah
kekayaan dan pendapatan tertentu. Namun jangan salah, UMKM telah mendominasi perekonomian di
Indonesia. UMKM juga merupakan salah satu penyokong perekonomian di Indonesia khususnya pada
masyarakat golongan bawah dan menengah.
Kalau menurut data Kementerian Koperasi dan UMKM, sekitar 98,7% usaha di Indonesia merupakan
usaha mikro. Tidak mengherankan apabila UMKM berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) Indonesia hingga mencapai 36,82%. Walaupun begitu, sampai sekarang masih banyak yang
belum mengetahui dengan jelas tentang UMKM dan apa saja kriteria usaha yang bisa dikatakan
UMKM.
Namun diawal tahun 2020, serangan pandemi COVID-19 menyebar ke seluruh dunia dan penularan
virus corona yang demikian cepat dan masif telah memaksa pemerintah menerapkan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB), yang mana berdampak mematikan berbagai aktivitas bisnis pelaku
UMKM.
Di lansir dari situs investor.id, Nasib UMKM di Tengah Pandemi Covid-19 menyebutkan bahwa
sebelum PSBB tahap pertama dilaksanakan mulai 10 April 2020, Pemprov DKI sudah lebih dulu
mengimbau perusahaan untuk menerapkan work from home hingga belajar di rumah para pengajar
dan pelajar. Data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tertanggal 13 April 2020
mencatat sudah hampir 1.642 hotel dan 6.800 restoran yang tutup di seluruh Indonesia dan berpotensi
akan bertambah jika wabah Covid-19 berkepanjangan. Angka itu belum termasuk sektor usaha
hiburan yang jumlahnya ribuan unit. Usaha skala hotel yang sudah memiliki infrastruktur yang kuat
saja, bisa dibayangkan bagaimana dengan nasib pelaku UMKM. Kondisi UMKM saat ini sangat
rentan pada aspek produksi, pendapatan, juga jumlah tenaga kerjanya yang harus dikurangi dan lain-
lain. Sudah dipastikan sudah jutaan UMKM yang sekarat bahkan sudah menutup usahanya juga.
Salah satu faktor banyaknya UMKM maupun usaha lainnya yang bangkrut ditengah pandemi selain
karena mobilitas masyarakat yang dibatasi, semakin sempit dan terbatasnya ruang gerak warga
sebagai konsumen, yang mengakibatkan aktivitas usaha dan bisnis terbatas adalah seperti apa yang
dilansir dari situs reserachgate, Peluang, Tantangan dan Strategi Pengembangan UMKM di Indonesia
Pada Masa Pandemi Covid-19 menuliskan bahwa hal itu dikarenakan oleh beberapa faktor yang salah
satunya seperti tingkat digitalisasi yang masih rendah, kesulitan dalam mengakses teknologi dan
kurangnya pemahaman tentang strategi bertahan dalam bisnis.
Apakah ada tips untuk UMKM agar bisa tetap bertahan ditengah pandemi ?
Tentu ada! Berikut tips UMKM bertahan di masa pandemi.
2. Inovasi
Inovasi sangat penting bagi setiap usaha. Tidak hanya inovasi dalam produk, tapi inovasi
dalam promosi dan pemasaran juga harus diperhatikan. Para pengusaha UMKM bisa
memaksimalkan promosi usahanya bisa secara offline dari mulut ke mulut atau yang lebih
efektif dengan menggunakan media digital melalui sosial media, seperti Facebook, Instagram,
bahkan Youtube dengan konten yang menarik. Dengan inovasi, konsumen tidak akan bosan
dengan produk atau jasa yang kita jual atau bahkan sampai membelinya secara berkali-kali.
4. Efektivitas Anggaran
Bisa dengan cara menyusun biaya kebutuhan secara efisien dan memangkas biaya yang
kurang penting.
5. Going digital
Dilansir dari situs dana.id, yang menyatakan bahwa beradaptasi dan bertransformasi dari
operasional bisnis offline ke online wajib untuk dilakukan saat ini. Dengan beralih ke digital,
akan banyak banget keuntungan yang bisa kita dapat. Karena dengan bantuan teknologi,
bisnis kita akan bisa menjangkau pasar lebih luas lagi bahkan tanpa batas. Bekerja sama
dengan berbagai e-commerce dan transportasi online atau ekspedisi yang dapat sangat
membantu para pengusaha UMKM dalam berjual beli tanpa merasakan keterbatasan
mobilitas antar masyarakat.
Jangan jadikan pandemi sebagai penghalang produktifitas usaha karena zaman sekarang
sudah sangat banyak media yang memudahkan kita dalam usaha. Ayo kembangkan sayap
bisnis kita lebih luas lagi!
Daftar Pustaka
• https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/apa-itu-umkm/
https://www.researchgate.net/publication/347832423_Peluang_Tantangan_dan_Strategi_Pengembang
an_UMKM_di_Indonesia_Pada_Masa_Pandemi_COVID-19
• https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-analisis-swot/
• https://investor.id/opinion/nasib-umkm-di-tengah-pandemi-covid19
• https://www.dana.id/en/blog/5-tips-umkm-bertahan-di-masa-pandemi