1182040021/5A
Instructional Planning
1. Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama
halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran
filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan
rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada
aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan
implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran
Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-
masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
2. Landasan Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua
bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi
perkembangan dan (2) psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan
ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan
perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat
perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-
tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan
perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar
merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks
belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar,
serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan
kurikulum.
motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau
keinginan untuk melakukan suatu aksi.
bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten
berbagai situasi atau informasi.
konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang;
pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan
keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun
mental.
Kelima kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan
sumber daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung
lebih tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan
dan motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat
kepribadian seseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan)
lebih mudah dikembangkan. Pelatihan merupakan hal tepat untuk menjamin
kemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk
dikenali dan dikembangkan.
3. Landasan Pedagogis
Merupakan suatu landasan yang digunakan oleh pendidik untuk dapat
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan mencapai tujuannya, yaitu
membimbing peserta didik ke arah tujuan tertentu, yaitu agar peserta didik dapat
menyelesaikan masalah dengan mandiri.
4. Landasan Sosiologis
Pengembangan pembelajaran harus memperhatikan nilai-nilai, norma,
pengetahuan, kepercayaan dan keyakinan yang ada di dalam masyarakat;
Pengembangan pembelajaran disusun dengan memanfaatkan media pembelajaran
yang modern; Pengembangan pembelajaran harus disusun secara terpadi,
sistematik, komprehensif dan holistik untuk melakukan reorientasi dan
reorganisasi pembelajaran; Pengembangan pembelajaran harus memperhatikan
unsur-unsur pendidikan informal seperti peran orang tua dan anggota keluarga.
5. Landasan Yuridis
Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan
di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR
dan Presiden pada tanggal 11 Juni 2003 telah mensahkan Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional yang baru, sebagai pengganti Undang-undang Sisdiknas
Nomor 2 Tahun 1989.
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang terdiri dari 22 Bab dan 77
pasal tersebut juga merupakan pengejawantahan dari salah satu tuntutan reformasi
yang marak sejak tahun 1998. Perubahan mendasar yang dicanangkan dalam
Undang-undang Sisdiknas yang baru tersebut antara lain adalah demokratisasi dan
desentralisasi pendidikan, peran serta masyarakat, tantangan globalisasi,
kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan peserta didik.
6. Teknologi Pendidikan:
Perencanaan pembelajaran seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi
laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat
mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk kepentingan bersama, kepentingan sendiri dan kelangsungan hidup
manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung
berimplikasi terhadap rancangan pembelajaran yang di dalamnya mencakup
pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media
pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut
dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.